4.3.3. Pengetahuan Responden kelompok perlakuan Sebelum dan sesudah Intervensi Booklet
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Kelompok Perlakuan Sebelum dan Sesudah Intervensi Booklet pada Responden di Pesantren Darul
Hikmah Medan Tahun 2010
Pengetahuan Pre-test
Post-test
n n
Baik 9
23,7 35
92,1
Sedang
29 76,3
3 7,9
Kurang baik Total
38 100
38 100
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, diketahui bahwa mayoritas responden yang mempunyai pengetahuan baik sebelum diberikan intervensi sebanyak 9 orang
23,7. Sedangkan mayoritas responden yang mempunyai pengetahuan baik setelah diberikan intervensi booklet meningkat menjadi 35 orang 92,1.
4.4. Gambaran Sikap Responden 4.4.1. Distribusi Frekuensi Sikap Responden kelompok perlakuan Sebelum
Intervensi Booklet Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Kelompok Perlakuan Sebelum
Intervensi Booklet pada Responden di Pesantren Darul Hikmah Medan Tahun 2010.
No Pernyataan
Jawaban Total
Setuju Tidak
setuju n
n n
1. Mengetahui letak dan fungsi organ reproduksi sangat
bermanfaat bagi remaja. 35
92,1 3
7,9 38
100
Universitas Sumatera Utara
2. Mempelajari alat organ reproduksi bukan hal yang
penting bagi remaja. 6
15,8 32
84,2 38
100
3. Menstruasi terjadi pada setiap wanita karena adanya
perdarahan akibat luka. 5
13,2 33
86,8 38
100
4. Hubungan seksual yang dilakukan remaja hanya akan
berpengaruh pada remaja perempuan saja. 22
57,9 16
42,1 38
100
5. Tindakan ingin mencoba melakukan hubungan
seksual, memberikan akibat buruk dan merugikan masa depan.
33 86,8
5 13,2
38 100
6. Jika remaja ingin tahu tentang kesehatan reproduksi,
ia harus bertanya kepada orang tua atau guru di sekolah.
33 86,8
5 13,2
38 100
7. Remaja tidak harus menghindari perilaku seksual
bebas. 15
39,5 23
60,5 38
100
8.
Menjaga keadaan kesehatan reproduksi merupakan tanggungjawab remaja putri.
23 60,5
15 39,5
38 100
9.
Membicarakanmendiskusikan tentang kesehatan reproduksi, akan membuat remaja ingin mencoba
melakukan hubungan seksual. 9
23,7 29
76,3 38
100
10. Pendidikan kesehatan reproduksi membuat remaja
bertanggungjawab terhadap kesehatan reproduksi mereka.
36 94,7
2 5,3
38 100
11. Informasi tentang kesehatan reproduksi tidak perlu
diterangkan dalam media cetak. 18
47,4 20
52,6 38
100
12.
Bila remaja mendapat masalah tentang kesehatan reproduksi, tidak perlu dibicarakan dengan siapapun.
10 26,3
28 73,7
38 100
13.
Pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja akan menjadi pengetahuan dasar yang kuat dalam
mengambil keputusan penting yang menyangkut kesehatan reproduksinya
33 86,8
5 13,2
38 100
14.
Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja merupakan suatu kebutuhan bagi remaja
35 92,1
3 7,9
38 100
15.
Tindakan ingin mencoba melakukan hubungan seksual, memberikan akibat buruk dan merugikan
masa depan. 32
84,2 6
15,8 38
100
Berdasarkan tabel 4.8. di atas, diketahui berdasarkan pendapat tentang mengetahui letak dan fungsi organ reproduksi yang menyatakan setuju sebanyak 35 orang
92,1, selanjutnya mempelajari alatorgan reproduksi yang menyatakan setuju sebanyak 6 orang 15,8. Sebanyak 5 orang responden 13,2 setuju tentang
menstruasi terjadi pada setiap wanita karena adanya pedarahan akibat luka. Selain itu sebanyak 22 orang 57,9 responden setuju jika hubungan seksual yang
dilakukan remaja akan berpengaruh pada remaja perempuan saja. Sebanyak 33 86,8 responden setuju jika tindakan ingin mencoba melakukan hubungan seksual
Universitas Sumatera Utara
memberikan akibat buruk dan merugikan masa depan, 33 86,8 responden setuju jika remaja ingin tahu tentang kesehatan reproduksi harus bertanya kepada orang tua
atau guru di sekolah. Selain itu pada item remaja tidak harus menghindari perilaku seksual bebas responden menyatakan setuju sebanyak 15 orang 39,5, pada item
menjaga keadaan kesehatan reproduksi merupakan tanggungjawab remaja putri 23 menyatakan setuju 60,5, untuk item membicarakan mendiskusikan tentang
kesehatan reproduksi, akan membuat remaja ingin mencoba melakukan hubungan seksual sebanyak 9 orang menyatakan setuju 23,7 untuk pendidikan kesehatan
reproduksi membuat remaja bertanggungjawab terhadap kesehatan reproduksi mereka sebanyak 36 orang 94,7 menyatakan setuju. Informasi tentang kesehatan
reproduksi tidak perlu diterangkan dalam media cetak sebanyak 18 orang47,4 menyatakan setuju. Bila remaja mendapat masalah tentang kesehatan reproduksi,
tidak perlu dibicarakan dengan siapapun sebanyak 10 orang 26,3 menyatakan setuju. Pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja akan menjadi pengetahuan dasar
yang kuat dalam mengambil keputusan penting yang menyangkut kesehatan reproduksinya sebanyak 33 orang 86,8 menyatakan setuju. Pengetahuan
kesehatan reproduksi remaja merupakan suatu kebutuhan bagi remaja sebanyak 35 orang 92,1 menyatakan setuju. Tindakan ingin mencoba melakukan hubungan
seksual, memberikan akibat buruk dan merugikan masa depan sebanyak 32 orang 84,2 menyatakan setuju.
4.4.2. Distribusi Frekuensi Sikap Responden kelompok perlakuan Sesudah Intervensi Booklet