8
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti membuat perumusan masalah sebagai berikut “Apakah laba bersih akuntansi, arus
kas operasi, rasio keuangan Current Ratio, Price Earning Ratio, Price to Book Value berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap
harga saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 – 2011?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah “untuk menguji dan memberikan bukti empiris
pengaruh laba bersih akuntansi, arus kas operasi, Current Ratio CR, Price Earning Ratio PER, Price to Book Value PBV secara parsial dan simultan
berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan dalam kategori LQ45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011”
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, untuk menambah dan mengembangkan wawasan pengetahuan peneliti khususnya mengenai pengaruh informasi laba
bersih, arus kas, dan rasio keuangan terhadap harga saham. 2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.
9
3. Bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dan informasi mengenai pengaruh kinerja perusahaan terhadap harga saham,
khususnya mengenai laba akuntansi, arus kas operasi, dan beberapa rasio keuangan.
4. Bagi kalangan akademisi dan praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemahaman kinerja keuangan dan
pengaruhnya terhadap harga saham. 5. Bagi calon peneliti, sebagai bahan referensi dan sumber informasi
dalam melakukan penelitian selanjutnya.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1. Saham
Saham merupakan efek yang paling popular dan paling sering diperdagangkan di pasar modal. Menurut Anoraga, Pakarti 2006:54 saham
dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Artinya, jika
seseorang membeli saham suatu perusahaan, berarti orang tersebut telah menyertakan modal sebesar jumlah saham yang dibeli. Dividen adalah bagian
dari keuntungan atau laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham, sedangkan capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih
harga jual dengan harga beli saham, dimana harga jual saham lebih tinggi daripada harga pembeliannya.
Saham terdiri dari beberapa jenis, antara lain saham biasa common stock, saham preferen preferred stock, dan saham harta treasury stock.
Pemegang saham biasa memiliki hak untuk menentukan arah dan tujuan perusahaan, dapat memilih dewan komisaris, memiliki hak terdahulu bila
organisasiperusahaan tersebut menerbitkan saham baru, dan merupakan pihak terakhir yang mendapatkan pembagian hasil usaha. Saham preferen merupakan
saham yang memiliki karakteristik gabungan antara saham biasa dan obligasi,
11
yaitu preferen terhadap dividen dan preferen terhadap likuidasi. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu
dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Selain itu, pemegang saham preferen juga memiliki prioritas untuk memperoleh aktiva perusahaan terlebih
dahulu pada saat terjadinya likuidasi perusahaan. Saham preferen dapat ditukar menjadi saham biasa jika terdapat kesepakatan antara pemegang saham dan
perusahaan penerbit. Saham yang biasa dijual di Bursa efek adalah saham biasa, sedangkan saham preferen tidak dijual di bursa efek. Saham harta atau
saham treasuri merupakan saham perusahaan penerbit yang diperoleh kembali. Saham harta yang sudah diperoleh dapat dilepas kembali.
Ditinjau dari kinerja perdagangannya, maka saham dapat dikelompokkan menjadi :
a. Blue Chip Stock
Merupakan saham suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi dan sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang
stabil dan konsisten dalam membayar dividen. b.
Income Stock Merupakan saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan
membayar dividen lebih tinggi daripada rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
c. Growth Stock
12
Merupakan saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang
mempunyai reputasi tinggi. d.
Speculative Stock Merupakan saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara
konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa
mendatang meskipun belum pasti. e.
Counter Cyclical Stock Merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi
makro maupun situasi bisnis secara umum. Berdasarkan cara peralihannya, saham dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Saham atas Nama Registered Stock
Saham atas nama merupakan saham dimana nama pemilik saham tertera di atas saham tersebut dan cara peralihan saham ini harus
melalui pencatatan dokumen peralihan. b.
Saham atas Unjuk Bearer Stock Saham atas unjuk adalah saham dimana nama pemilik saham tidak
tertera di atas saham, sehingga otomatis pemegang saham dianggap sebagai pemilik saham. Oleh karena itu, orang yang dapat
menunjukkan sertifikat saham merupakan pemilik saham tersebut.
13
2.1.2. Harga Saham
Harga saham pada dasarnya menunjukkan nilai dari suatu perusahaan yang menggambarkan kekayaan para pemegang saham tersebut. Harga saham
mengalami fluktuasi naik dan turun yang terbentuk dari permintaan dan penawaran demand and supply dari saham tersebut di pasar sekunder.
Harga saham dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari internal perusahaan faktor fundamental, kinerja keuangan, dan kinerja
manajemennya maupun eksternal perusahaan faktor makro. Beberapa faktor yang berasal dari eksternal perusahaan antara lain tingkat suku bunga, inflasi,
nilai tukar mata uang, kebijakan pemerintah, sentimen pasar, penggabungan usaha, kondisi politik maupun sosial suatu negara.
Menurut Weston dan Bringham 2001:26, faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham antara lain adalah :
a. Laba per Lembar Saham Earning Per Share
Laba per saham yang lebih tinggi menunjukkan bahwa investor akan menerima laba yang lebih tinggi atas saham yang dimilikinya,
sehingga dapat memperoleh tingkat pengembalian yang cukup baik. Dengan demikian, investor lebih tertarik dan terdorong untuk
berinvestasi lebih besar pada saham tersebut, sehingga harga saham perusahaan tersebut akan meningkat.
b. Tingkat Bunga
Apabila suku bunga naik, maka investor lebih tertarik untuk berinvestasi pada obligasi dibandingkan saham karena dapat
14
memperoleh bunga yang tinggi dengan risiko yang lebih kecil. Hal ini dapat menurunkan harga saham. Demikian juga sebaliknya, jika
suku bunga turun, maka investor lebih tertarik untuk berinvestasi dalam saham karena menguntungkan sehingga harga saham akan
naik. c.
Jumlah Kas Dividen yang Dibagikan Peningkatan dalam jumlah kas dividen yang dibagikan dapat
meningkatkan kepercayaan pemegang saham karena pada dasarnya, investor menginginkan jumlah kas dividen yang lebih
besar, sehingga harga saham akan naik. d.
Jumlah Laba yang Didapat Perusahaan Pada dasarnya, investor lebih tertarik untuk berinvestasi pada
perusahaan yang menunjukkan kinerja yang baik. Jumlah laba yang diperoleh perusahaan merupakan salah satu indikator apakah
perusahaan tersebut berkinerja baik. Jadi, investor lebih tertarik untuk membeli saham perusahaan yang labanya tinggi karena
menunjukkan prospek lebih cerah, sehingga harga sahamnya pun lebih tinggi.
e. Tingkat Risiko dan Pengembalian
Tingkat risiko yang tinggi biasanya akan menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi juga. Dengan demikian, jika
tingkat risiko dan proyeksi laba yang diharapkan meningkat, maka akan berpengaruh pada harga saham perusahaan tersebut.
15
Menurut Rusdin 2006:74, nilai saham dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain :
a. Nilai Nominal nilai pari Nilai pari merupakan nilai yang tercantum dalam sertifikat saham
yang bersangkutan. b. Nilai Dasar
Pada dasarnya, harga dasar saham ditentukan dari harga perdana saham, yaitu harga saham pada saat pertama kali diterbitkan. Harga
dasar ini akan berubah karena adanya tindakan dari para emiten yang berkaitan dengan saham tersebut, seperti stock split, waran,
right issue, dan sebagainya. c. Nilai Pasar
Nilai pasar saham menunjukkan harga jual beli saham yang sedang terjadi pada pasar sekunder. Harga ini pada dasarnya terbentuk oleh
permintaan dan penawaran di pasar modal. Jika bursa sudah tutup, maka nilai pasar saham yang berlaku adalah harga penutupan
terakhirnya. Dalam melakukan investasi terhadap saham-saham yang beredar di pasar
modal, pada umumnya para investor menggunakan berbagai macam analisis untuk meminimalisasi kerugian yang timbul akibat kesalahan dalam memilih
suatu saham tertentu. Berbagai analisis juga diperlukan untuk memperhitungkan tingkat pengembalian return yang diharapkan. Analisis
16
atau penilaian terhadap surat berharga dalam pasar modal pada umumnya dibedakan menjadi analisis fundamental dan analisis teknikal.
Analisis fundamental pada dasarnya mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi keuangan perusahaan, karena nilai suatu saham sangat
dipengaruhi oleh kinerja perusahaan tersebut. Investor menggunakan analisis ini untuk memastikan bahwa saham suatu perusahaan yang dibeli adalah saham
dari perusahaan yang berkinerja baik atau setidaknya tidak berkinerja buruk, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan bahwa saham yang dibeli
berpotensi untuk di-delisting dari bursa. Analisis fundamental dapat juga dipakai untuk menganalisis tingkat kewajaran dari harga pasar suatu saham.
Analisis fundamental mencakup analisis terhadap keuangan perusahaan dengan menggunakan data-data historis, menganalisis rasio keuangannya, analisis
terhadap kondisi makro yang berpengaruh terhadap perusahaan, dan sebagainya.
Analisis teknikal sering dipakai oleh investor yang cukup aktif di pasar saham dan yang sering melakukan jual beli saham. Analisis teknikal
dilakukan dengan mengamati pergerakan harga saham sesuai dengan kemungkinan teknis dari historikal data statistik pada jangka waktu tertentu.
Data historis yang digunakan diproyeksikan ke dalam grafik yang biasanya menunjukkan kecenderungan pasar terhadap suatu saham tertentu. Biasanya
analisis teknikal digunakan untuk analisis jangka pendek dan menengah, sedangkan analisis fundamental cenderung digunakan untuk analisis jangka
panjang.
17
2.1.3. Metode Penilaian Harga Saham
Dengan menggunakan beberapa metode penilaian saham, investor dapat mengetahui apakah harga suatu saham yang ditawarkan di Bursa Efek terlalu
mahal over valued atau terlalu murah undervalued. Jika harga saham dinilai terlalu mahal, maka investor disarankan untuk menghindari investasi pada
saham tersebut. Jika investor telah memiliki saham yang overvalued maka secara teoritis, investor sebaiknya menjual kembali saham tersebut. Sebaliknya,
jika saham dinilai undervalued maka investor disarankan untuk segera membelinya untuk dijual kembali jika harga saham mengalami kenaikan.
Metode-metode yang sudah umum digunakan untuk analisis pasar modal antara lain :
a. Metode Price Earning Ratio Metode PER Metode ini digunakan untuk menentukan nilai intrinsik saham
dengan cara menghitung besar perkiraan return yang akan diperoleh atas suatu saham. Metode PER dihitung dengan membandingkan harga
saham terhadap laba per saham EPS. PER menggambarkan jangka waktu pengembalian atas saham yang diinvestasikan. Semakin tinggi
PER suatu saham, berarti semakin lama waktu pengembalian investasi pada saham tersebut. Oleh karena itu, investor sebaiknya memilih
saham-saham dengan PER yang kecil, karena waktu pengembalian ats investasi saham tersebut semakin cepat.
18
b. Metode Perkiraan Pendapatan metode Using Earnings Forecast Metode ini dihitung didasarkan bahwa manajemen perusahaan
menahan sebagian dari pendapatannya, karena pada umumnya, setiap perusahaan go-public tidak akan membagikan seluruh laba yang
diperoleh pada periode tersebut kepada pemegang saham sebagai dividen sehubungan adanya kebijakan bahwa sebagian laba akan masuk
sebagai tambahan modal laba ditahan atau digunakan untuk pengembangan usahanya. Metode ini juga digunakan untuk
menentukan nilai intrinsik saham. Penilaian harga saham dengan menggunakan model perkiraan pendapatan ini memasukkan adanya
unsur berapa besar pendapatan yang dibagikan perusahaan kepada masing-masing investor serta adanya unsur tingkat bunga yang berlaku
umum. c. Metode Price to Book Value metode PBV
Metode PBV menggambarkan seberapa besar para investor menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Metode ini dihitung
dengan membandingkan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham. Semakin tinggi rasio PBV, maka semakin tinggi
apresiasi pasar terhadap prospek perusahaan. Dengan rasio ini, maka investor dapat mengetahui sudah berapa kali harga pasar saham
dihargai lebih dari nilai bukunya. Dengan demikian, investor akan mendapatkan gambaran mengenai harga suatu saham, apakah harga
pasarnya sudah relatif mahal atau ternyata masih murah. Jika suatu
19
saham berkinerja baik ternyata masih memiliki PBV yang rendah dibandingkan rata-rata PBV saham di sektornya, artinya harga saham
tersebut masih berpotensi untuk naik. Rasio PBV ini lebih efektif jika digunakan untuk membandingkan saham-saham pada sektor ekonomi
yang sama, karena kewajaran rasio PBV dapat berbeda diantara berbagai sektor.
2.1.4. Konsep Laba
Pada umumnya, laba merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Laba
adalah sebuah indikator profitabilitas perusahaan, sehingga laba dapat menunjukkan kekayaan pemegang saham dari satu ke periode ke periode
berikutnya. Konsep laba ekonomi berbeda dengan konsep laba akuntansi. Laba
dalam ilmu ekonomi murni adalah peningkatan dalam kekayaan investor setelah dikurangi dengan biaya-biaya. Laba ekonomi mencakup baik
komponen yang sudah direalisasikan maupun yang belum. Penekanan laba ekonomi adalah untuk mengukur perubahan nilai dari pemegang saham, yang
mengukur seluruh kejadian pada suatu periode secara komprehensif. Sementara itu, laba akuntansi didefinisikan sebagai selisih pendapatan dengan biaya-biaya
yang dikeluarkan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut. Pengakuan pendapatan merupakan titik awal dari pengakuan laba. Suatu
pendapatan dapat diakui apabila telah memenuhi dua kondisi yaitu telah atau dapat direalisasikan perusahaan harus telah mendapatkan kas atau komitmen
20
andal untuk mendapatkan kas dan telah dihasilkan perusahaan telah menyelesaikan seluruh kewajibannya dan proses perolehan labanya telah
selesai. Ahmed Belkaoui 2000:332 menyatakan bahwa laba akuntansi
didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis.
Laba akuntansi atau laba yang dilaporkan ditentukan berdasarkan konsep akuntansi akrual.
Menurut Suwardjono 2005:456, laba akuntansi dengan berbagai interpretasi diharapkan dapat digunakan antara lain :
a. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan dalam tingkat pengembalian atas investasi.
b. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen. c. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.
d. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara. e. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan
publik. f.
Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang. g. Dasar kompensasi dan pembagian bonus.
h. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. i.
Dasar pembagian dividen. Laba merupakan unsur yang paling diminati di pasar uang, karena laba
secara langsung menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laba yang besar dari suatu perusahaan akan menarik investor untuk menanamkan dananya dan
juga meningkatkan kepercayaan kreditor untuk meminjamkan dana apabila dibutuhkan oleh perusahaan tersebut. Dengan laba yang tinggi, kekayaan
perusahaan juga meningkat dan pada akhirnya juga meningkatkan kekayaan
21
para pemegang saham. oleh karena itu, laba bersih suatu perusahaan biasanya menjadi perhatian utama dalam usaha meningkatkan kinerjanya.
2.1.5. Arus Kas
Laporan arus kas adalah salah satu unsur dari laporan keuangan yang berisi informasi mengenai aliran kas perusahaan, baik yang digunakan untuk
aktivitas operasional, untuk investasi, dan sumber pendanaan. Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang utama dari suatu
perusahaan selama satu periode, sehingga merupakan ringkasan penerimaan dan pengeluaran perusahaan selama periode tersebut.
Menurut PSAK No.2 2004, “laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan.” Arus kas aktivitas operasi merupakan arus kas yang mempengaruhi laba
bersih perusahaan. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk pelaporan arus kas dari aktivitas operasi :
a. Metode Langsung
Metode ini melaporkan sumber kas operasi yang berasal dari penerimaan pelanggan dan penggunaan kas operasi yang meliputi
pembayaran kepada pemasok atas barang dagangan serta kas yang digunakan untuk beban operasi dan membayar gaji pegawai.
b. Metode tidak langsung
22
Metode ini melaporkan arus kas operasi yang dimulai dengan cara menyesuaikan laba atau rugi bersih dengan beban dan pendapatan
yang tidak melibatkan penerimaan dan pembayaran kas. Aktivitas investasi merupakan aktivitas perusahaan yang melibatkan
pembelian atau pelepasan aktiva tetap perusahaan, aktiva tidak berwujud, maupun jenis investasi lainnya. Arus kas masuk dari aktivitas investasi
umumnya berasal dari penjualan, sedangkan arus kas keluar berasal dari pembeli atas aktiva dan investasi jangka panjang tersebut. Arus kas aktivitas
investasi merupakan pencerminan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan
pendapatan dan arus kas masa depan dan melibatkan aktiva jangka panjang. Aktivitas pendanaan merupakan aktivitas perusahaan yang melibatkan
perubahan dalam komposisi ekuitas perusahaan. Arus kas masuk dari aktivitas ini pada umumnya berasal dari penerbitan sekuritas utang maupun ekuitas,
seperti penerbitan saham, obligasi, wesel. Arus kas keluar dari aktivitas pendanaan umumnya berasal dari pelunasan pinjaman, penarikan saham
perusahaan saham treasuri, dan pembayaran dividen kepada para pemegang saham.
Menurut PSAK No.2 paragraf 3 dan 4, laporan arus kas memiliki beberapa informasi yang bermanfaat bagi pemakainya :
1. Dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan,
struktur keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah
23
serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
2. Informasi dalam arus kas dapat bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta
memungkinkan para pemakai laporan keuangan untuk mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai
sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan.
3. Informasi arus kas juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan
pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
4. Informasi arus kas sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan.
5. Informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan
dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan laporan keuangan.
Dengan menganalisis laporan arus kas, pemakai laporan keuangan dapat mengetahui apakah perusahaan telah menggunakan aktiva lancar kas dan setara
kasnya secara efektif dan efisien. Penggunaan aktiva secara efektif dan efisien akan menghasilkan kinerja yang lebih memuaskan sehingga pada akhirnya
akan meningkatkan laba perusahaan.
2.1.6. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah output dari suatu proses akuntansi yang menggambarkan aktivitas dan kinerja keuangan perusahaan
secara keseluruhan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2004:13, laporan keuangan yang lengkap terdiri dari :
a. Neraca b. Laporan Laba Rugi
c. Laporan Perubahan Ekuitas
24
d. Laporan Arus Kas e. Catatan atas Laporan Keuangan
Data-data yang terkandung dalam laporan keuangan apabila dianalisis dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan.
Analisis laporan keuangan pada dasarnya adalah menganalisis posisi keuangan perusahaan untuk menentukan kinerjanya di masa depan dengan
menggunakan laporan keuangan. Analisis tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, terutama keputusan investasi dan
keputusan pendanaan. Bagi investor, analisis laporan keuangan dapat membantu untuk memahami apakah investasi pada suatu perusahaan tertentu
merupakan keputusan yang tepat atau dapat menimbulkan risiko yang merugikan investor tersebut. Bagi kreditor dan bank, analisis terhadap laporan
keuangan dapat membantu untuk memahami apakah keputusan untuk memberikan pinjaman dana kepada perusahaan tersebut adalah keputusan yang
tepat, yang dapat dilihat dari rasio likuiditasnya. Bagi pemegang saham, analisis dapat membantu untuk memahami kinerja perusahaan, sehingga dapat
digunakan untuk membuat perencanaan ke depan. Menurut Harahap 2008:190, analisis laporan keuangan adalah :
Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan
atau yang mempunyai makna antara satu dengan lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk
mengentahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
25
Menurut Subramanyam dan John Wild 2010:34, alat-alat penting yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan terdiri dari :
a. Analisis laporan keuangan komparatif
Analisis ini dilakukan dengan menelaah neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode
lainnya, yaitu dengan membandingkan perubahan dari tahun ke tahun atau dengan analisis terhadap tren angka indeks.
b. Analisis laporan keuangan common-size
Laporan common-size terutama berguna untuk perbandingan antar perusahaan karena laporan keuangan perusahaan yang berbeda
dibuat dalam format common-size. Analisis ini berguna untuk memahami pembentukan internal laporan keuangan suatu
perusahaan. c.
Analisis rasio Analis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi
dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen
yang membentuk rasio. Rasio bermanfaat bila diinterpretasikan dalam perbandingan dengan rasio tahun sebelumnya atau standar
yang telah ditentukan sebelumnya, maupun rasio pesaing. d.
Analisis arus kas Analisis arus kas terutama digunakan sebagai alat untuk
mengevaluasi sumber dan penggunaan dana, yang biasanya
26
digunakan dalam peramalan arus kas dan bagian dari analisis likuiditas.
e. Valuasi
Valuasi adalah menentukan estimasi nilai intrinsik sebuah perusahaan atau sahamnya. Dasarnya adalah teori nilai sekarang
present value theory yang menyatakan bahwa nilai uang atau efek ekuitas sam dengan jumlah seluruh hasil yang diharapkan dari efek
di masa depan yang didiskontokan ke saat ini dengan menggunakan tingkat diskonto yang tepat.
2.1.7. Rasio Keuangan
Menurut Siegel,dkk 1999 : 45, rasio merupakan hubungan antara satu jumlah dan jumlah yang lainnya. Secara sederhana, rasio merupakan
perbandingan jumlah. Rasio keuangan merupakan sebuah alat analisis yang digunakan untuk
menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu dengan membandingkan data-data keuangan yang terdapat pada laporan keuangan. Munawir 2002:31
menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan ada empat, yaitu mengetahui tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas, tingkat
rentabilitas, dan tingkat stabilitas. Analisis terhadap rasio keuangan akan membantu pengguna laporan keuangan untuk membuat keputusan, baik
keputusan pendanaan, investasi, dan sebagainya. Dengan demikian, para pengguna laporan keuangan dapat memprediksi prospek dan pencapaian
27
perusahaan di masa mendatang. Analisis rasio keuangan merupakan salah satu cara menginterpretasi informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.
Menurut Subramanyam, dkk 2010:44, rasio keuangan yang secara umum digunakan antara lain :
1. Likuiditas
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya, yang terdiri dari Rasio Lancar
Current ratio, Rasio Cepat Quick Ratio, Waktu Penagihan Collection Period, Jumlah hari untuk menjual persediaan days to
sell inventory. 2.
Struktur Modal atau Solvabilitas Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka panjangnya, terdiri dari Total Utang terhadap Ekuitas total debt to equity, Utang Jangka Panjang
terhadap Ekuitas long term debt to equity, Kelipatan bunga dihasilkan times interest earned.
3. Tingkat Pengembalian Investasi
Rasio ini digunakan untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang. Rasio ini terdiri dari Return
on Assets ROA dan Return on Equity ROE. 4.
Kinerja Operasi atau Rasio Rentabilitas Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan, yang terdiri dari
28
Margin Laba Kotor Gross Profit Margin, Margin Laba Operasi Operating Profit Margin, Margin Laba Bersih Net Profit
Margin. 5.
Pemanfaatan Aset Rasio ini digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aset
dalam menghasilkan penjualan, mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aset-asetnya sehingga memberikan aliran kas
masuk bagi perusahaan. Rasio keuangan ini terdiri dari rasio perputaran kas cash turnover, perputaran piutang usaha account
receivable turnover, perputaran persediaan inventory turnover, perputaran modal kerja working capital turnover, perputaran aset
tetap, dan perputaran total aset total asset turnover. 6.
Ukuran Pasar Rasio ukuran pasar menilai dan mengukur harga pasar relatif
terhadap nilai buku perusahaan, yang terdiri dari rasio harga terhadap laba price earning ratio, hasil dividen dividend yield,
tingkat pembayaran dividen dividend payout ratio, harga terhadap nilai buku price to book value.
Menurut Harahap 2008:298, analisis rasio mempunyai keunggulan sebagai berikut :
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan. b.
Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
29
d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi. e.
Menstandarisir ukuran perusahaan. f.
Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time
series.
g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di
masa yang akan datang. Dari banyaknya rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai
kinerja suatu perusahaan, peneliti memilih beberapa rasio yang dinilai memiliki pengaruh terhadap harga saham suatu perusahaan. Rasio keuangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
2.1.7.1. Current Ratio CR
Menurut Munawir 2002 : 71, “rasio lancar digunakan untuk menganalisa dan
menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, juga sangat membantu manajemen untuk mengecek efisiensi
modal kerja yang digunakan dalam perusahaan, dan juga penting bagi kreditor dan pemegang saham yang setidaknya
ingin mengetahui prospek dari dividen dan pembayaran bunga di masa yang akan datang.”
Rasio lancar current ratio merupakan rasio yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya menggunakan aktiva lancar. Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan aktiva lancar
perusahaan dengan kewajiban lancar. Nilai rasio yang semakin tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut semakin likuid karena memiliki
aset yang cukup dan lebih banyak dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Namun, rasio lancar yang terlalu tinggi juga menujukkan
manajemen yang buruk atas sumber likuiditasnya. Kelebihan dalam
30
aktiva lancar yang terlalu banyak seharusnya dapat digunakan perusahaan untuk membayar utang jangka panjangnya atau melakukan
investasi yang dapat menghasilkan tingkat pengembalian dan keuntungan bagi perusahaan.
Rumus untuk menghitung rasio lancar :
������� ����� = ������� ������
������� �����������
2.1.7.2. Price Earning Ratio PER
Rasio PER merupakan sebuah alat analisis yang penting bagi investor pada saat melakukan investasi pada saham. Rasio ini dihitung
dengan membandingkan nilai pasar dengan laba per sahamnya EPS. Tujuan dari analisis terhadap PER adalah memprediksi kapan atau berapa
kali laba yang dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan harga sahamnya pada periode tertentu. Dengan demikian, investor dapat
mengetahui jangka waktu pengembalian investasi pada saham tersebut, sehingga investor dapat membandingkannya dengan tingkat
pengembalian saham lainnya. Jika PER dari suatu saham adalah enam kali, berarti harga pasar suatu saham adalah enam kali dari EPS. Artinya,
modal investasi saham itu akan kembali dalam waktu enam tahun karena EPS pada umumnya dibagikan tiap tahun.
31
PER pada umumnya digunakan dalam perbandingannya antara saham-saham yang berada dalam industri sejenis. Semakin kecil PER
akan semakin baik karena pengembalian investasi saham tersebut semakin cepat, sehingga saham dengan PER yang kecil akan lebih
menarik dibandingkan saham dengan PER yang besar. PER tinggi juga dapat berarti bahwa apresiasi atau penilaian investor yang tinggi akan
saham tersebut sehingga permintaan terhadap saham tersebut sangat tinggi yang pada akhirnya menaikkan harga saham.
Rumus untuk menghitung Price Earning Ratio PER : ����� ������� ����� =
������ ����� ���
2.1.7.3. Price to Book Value PBV
Rasio PBV dapat menunjukkan seberapa besar para investor menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Rasio ini
menggambarkan sudah berapa kali market value suatu saham dihargai dari book value. Dengan demikian, investor dapat mengetahui apakah
harga pasar saham tersebut sudah relatif mahal atau ternyata masih murah. Rasio PBV dapat memberikan gambaran potensi pergerakan
harga suatu saham. Jika suatu saham dari perusahaan yang berkinerja baik memiliki PBV yang masih rendah, harga saham tersebut masih
berpotensi untuk naik, dan sebaliknya.
32
Semakin tinggi ratio PBV suatu saham, berarti semakin tinggi apresiasi pasar terhadap prospek perusahaan, namun di sisi lain juga
meningkatkan risiko bagi investor, karena harga saham dengan PBV yang tinggi juga berpotensi untuk turun ataupun dikarenakan kinerja
keuangan yang sangat buruk sehingga nilai buku saham tersebut sangat rendah. Menurut Mangasa 2010:68, “secara teoritis rasio PBV yang
wajar adalah sebesar 2 kali atau dengan kata lain harga saham dikategorikan masih wajar dalam kaitannya dengan tingkat risiko
investasi, apabila harga saham perusahaan adalah dua kali nilai buku suatu perusahaan.”
Rumus untuk menghitung Price Book Value : ����� �� ���� ����� =
������ ����� �� ����������� ���� ����� �� �����������
2.1.8. Saham Perusahaan LQ 45
Indeks LQ45 merupakan salah satu bagian dari Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. Beberapa indeks lainnya yang merupakan bagian dari IHSG
adalah Jakarta Islamic Index JII, Kompas 100, Bisnis-27, dan indeks sektoral. Perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia
merupakan 45 perusahaan terpilih yang paling likuid dengan nilai kapitalisasi yang besar.
Kriteria-kriteria agar suatu saham dapat masuk dalam indeks LQ 45 adalah :
33
a. Masuk dalam rangking 60 besar dari total transaksi saham di pasar regular, dilihat dari rata-rata transaksi selama 12 bulan terakhir.
b. Saham tersebut juga harus masuk ke dalam peringkat teratas tingkat kapitalisasi pasar, yang dilihat berdasarkan rata-rata selama 12 bulan
terakhir. c. Saham tersebut telah tercatat di Bursa Efek Indonesia BEI selama
minimum tiga bulan. d. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan dari
perusahaan, frekuensi perdagangan, dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler harus baik.
Faktor-faktor yang berperan dalam pergerakan indeks LQ45 antara lain : a.
Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI sebagai patokan investasi di pasar keuangan Indonesia.
b. Tingkat toleransi investor terhadap risiko
c. Saham-saham penggerak indeks yang notabenenya merupakan
saham berkapitalisasi pasar besar di BEI. Perusahaan yang masuk dalam kategori LQ45 pada umumnya adalah
perusahaan yang berkinerja baik dan memiliki tingkat likuidasi yang baik. Oleh karena itu, saham-saham dalam indeks ini pada umumnya menjadi incaran
investor untuk menanamkan investasinya. Penetapan saham-saham perusahaan go-public yang masuk dalam kategori 45 saham terlikuid tersebut dievaluasi
dan ditetapkan setiap enam bulan. Tujuan pengumuman saham dalam indeks
34
ini adalah untuk menginformasikan kepada investor bahwa secara teoritis, saham-saham yang berada kategori ini memiliki risiko yang cenderung lebih
kecil dibandingkan saham lainnya karena tingkat likuiditasnya yang lebih tinggi. Oleh karena itu, saham indeks LQ45 ini merupakan saham yang paling
aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia sehingga disebut 45 saham terlikuid.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh laba bersih, arus kas operasi, dan rasio keuangan terhadap harga saham antara lain :
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Peneliti Terdahulu
Tahun Penelitian
Peneliti Judul
Hasil Penelitian 2010
Elvis Pengaruh Informasi
Laba Akuntansi dan Arus Kas terhadap
Harga Saham Perusahaan Perbankan
di Bursa Efek Indonesia.
Laba dan Arus Kas operasi secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap harga saham ; Arus kas investasi dan
pendanaan tidak berpengaruh signifikan.
2010 Lilis
Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan
Komponen Arus Kas terhadap Harga Saham
pada Perusahaan Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar di BEI.
Laba akuntansi dan arus kas pendanaan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap harga saham ; arus kas aktivitas
operasi dan investasi secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Laba akuntansi dan komponen
arus kas secara simultan memiliki pengaruh signifikan
terhadap harga saham.
2011 Cory
Pengaruh Current Ratio, debt to equity
ratio, long term debt to equity ratio, total assets
turn over, return on Current Ratio memiliki
pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham,
sedangkan Price Earning ratio memiliki pengaruh yang positif
35
investment, return on equity, dan price
earning ratio terhadap harga saham pada
perusahaan real estate dan property yang
terdaftar di BEI dan tidak signifikan terhadap
harga saham.
2011 Ronauli
Pengaruh Informasi Arus kas dan Rasio
Profitabilitas terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Real Estate dan Properti yang
terdaftar di BEI.. Secara parsial hanya arus kas
pendanaan dan Laba bersih yang berpengaruh secara signifikan,
sedangkan arus kas investasi dan operasi tidak berpengaruh
signifikan. Arus kas dan laba bersih secara simultan
berpengaruh signifikan.
2012 Anestasya Pengaruh Perubahan
Rasio Fundamental Keuangan dan Tingkat
Suku Bunga terhadap Harga saham pada
Perusahaan Makanan Minuman yang terdaftar
di BEI. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan secara parsial, PER berpengaruh secara
signifkan dan positif, sedangkan PBV berpengaruh secara negatif
dan tidak signifikan terhadap harga saham.
2.3. Kerangka Konseptual