UPAYA LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II-A ANAK MEDAN

ketatausahaan dilingkungan Lembaga Pemasyarakatan LAPAS, pembinaan pegawai, melakukan pengawasan dan lain-lain. A. Upaya yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan Klas II-A Anak Medan untuk mengatasi kendala dari Aspek Normatifyuridis dalam pemenuhan hak pendidikan Anak Didik Pemasyarakatan Menurut Siswanto, 55 upaya-upaya yang dilakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan Klas II-A Anak Medan dalam mengatasi kendala dari aspek normatifyuridis adalah sebagai berikut: 1. Proaktif membuka akses maupun mencari akses ke luar dengan mengundang maupun mendatangi intansi-instansi pemerintah terkait, lembaga syadaya masyarakat, lembaga pendidikan dan organisasi sosial kemasyarakatan lainnya. Upaya proaktif ini dilakukan bertujuan untuk mempromosikan atau menginformasikan keadaan Lembaga Pemasyarakatan Klas II-A Anak Medan kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui dan memahami serta terbuka kepeduliannya terhadap masalah pendidikan Anak Didik Pemasyarakatan. 2. Wujud dari kerjasama yang telah dilakukan kepada semua pihak yaitu bekerjasama dengan pihak Dinas Pendidikan Nasional Kota Medan dan PKBM dengan melaksanakan pendidikan kejar Paket A, B, dan C. Pengertian kelompok belajar kejar adalah kelompok narapidana anak yang mempunyai keinginan meningkatkan pengetahuan melalui proses kerjasama dengan program kelompok belajar paket A, adalah suatu proses pendidikan dan pengajaran untuk kelompok narapidana yang buta huruf dengan materi pelajaran 55 Wawancara dengan Siswanto, Bc.IP, SH, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas II-A Anak Medan, tanggal 07 Januari 2009 di Medan pendidikan dasar sebagaimana termaktub dalam buku paket A dan pendidikan pencaharian yang prosesnya dipelajari secara terpadu. Program kelompok belajar paket A dan kelompok belajar usaha merupakan program pendidikan yang sangat pleksibel yaitu tidak terlalu ketat sistem jenjangnya dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada warga belajar untuk mengikuti sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dari penyelenggara tersebut di harapkan agar narapidana anak yang dibina dapat : 1. Berkomukasi dengan lancar 2. Membaca. Menulis aksara dan berhitung 3. Memiliki pengatahuan umum yang bermanfaat untuk meningkatkan taraf hidup 4. Taat kepaa peraturan baik selama berada di LAPAS maupun setelah kembali ditengah-tengah masyarakat. Untuk mewujudkan pembinaan sebagaimana dimaksud pada setiap LAPAS disediakan sarana dan prasarana pendidikan dan ini tidak terlepas dari peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999 pasal 10 ayat 1 dan ayat 2 yang berbunyi : ayat 1 ; “Pada setiap LAPAS wajib disediakan petugas pendidikan dan pengajaran”. Ayat 2 ; “ Dalam pendidikan dan pengajaran sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, Kepala LAPAS bekerjasama dengan Intansi Pemerintah yang lingkup tugasnya meliputi bidang pendidikan dan kebudayaan atau Badan-badan dan kemasyarakatan yang bergerak di bidang pendidikan dan pengajaran”. Hal ini berarti bahwa pembinaan terhadap narapidana juga harus bermanfaat, baik selama yang bersangkutan menjalani pidana maupun setelah selesai menjalani pidana, sehingga mereka memiliki kesempatan yang sama dengan anggota masyarakat pada umumnya untuk dapat memberikan kontribusi sebagai anggota masyarakat yang aktif dan produktif dalam pembangunan bangsa. 3. Lembaga Swadaya Masyarakat yang sangat peduli terhadap masa depan Anak Didik Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II-A Anak Medan adalah GALATEA, Solusi Nusantara, OBOR Indonesia, PUSAKA dimana wujud kegiatan yang telah dilakukan adalah melaksanakan pendidikan dan pelatihan Komputer ’Model Seru. 4. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan Sekolah Layanan Khusus berupa pelatihan penjahitan yang berkerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional termasuk dalam penyediaan sarana olah raga, seperti bola volly, sepak takraw, tenis meja, badminton, settle belt tempat berlari dan sebagainya. B. Upaya yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan Klas II-A Anak Medan untuk mengatasi kendala internal dalam pemenuhan hak pendidikan Anak Didik Pemasyarakatan Menurut Bangsi Tarigan, mengemukakan bahwa dalam hal pendidikan dan pengajaran, Kepala Lembaga Pemasyarakatan dapat bekerjasama dengan Intansi Pemerintah yang lingkup tugasnya meliputi bidang pendidikan dan kebudayaan atau Badan-badan dan kemasyarakatan yang bergerak di bidang pendidikan dan pengajaran. Hal ini berarti bahwa pendidikan dan pembinaan terhadap Anak Pidana harus bermanfaat, baik selama yang bersangkutan menjalani pidana maupun setelah selesai menjalani pidana, sehingga mereka memiliki kesempatan yang sama dengan anggota masyarakat pada umumnya untuk dapat memberikan kontribusi sebagai anggota masyarakat yang aktif dan produktif dalam pembangunan bangsa. 56 Sedangkan upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan pendidikan bagi anak didik pemasyarakatan adalah : 1 Meningkatkan program belajar mengajar kepada warga binaan dengan merubah suasana belajar dan mengajar. 2 Meningkatkan sarana pendukung melalui kenaikan anggaran pembinaan dan penambahan sarana. 3 Menjalin kerja sama dengan Dinas Pendidikan dalam pengadaan guru. 4 Menambah buku-buku pada perpustakaan. 57 Menurut pendapat MP. Jaya Saragih, bahwa untuk mengatasi kendala- kendala dalam pemenuhan hak pendidikan Anak Didik Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II-A Anak Medan, optimalisasi program Bulan Tertib Pemasyarakatan BUTERPAS dan program perwalian harus dilakukan dan diupayakan melakukan perbaikan-perbaikan, baik pelayanan secara fasilitatif maupun pelayanan secara substantif. 58 56 Wawancara dengan Bangsi Tarigan, SH, Kepala Seksi Pembinaan dan Pendidikan Lembaga Pemasyarakatan Klas II-A Anak Medan, tanggal 08 Januari 2009 di Medan 57 Wawancara dengan Bangsi Tarigan, SH, Kepala Seksi Pembinaan dan Pendidikan Lembaga Pemasyarakatan Klas II-A Anak Medan, tanggal 08 Januari 2009 di Medan 58 Wawancara dengan Siswanto, Bc.IP, SH, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas II-A Anak Medan, tanggal 07 Januari 2009 di Medan Upaya yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan Klas II-A Anak Medan untuk mengatasi kendala internal dalam pemenuhan hak pendidikan Anak Didik Pemasyarakatan

1. Program Wali Pemasyarakatan

Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia RI, Nomor: M.02.PK.04.10 Tahun 2007 Tentang Wali Pemasyarakatan. 1 Wali Pemasyarakatan berkewajiban: 59 a Mencatat identitas, latar belakang tindak pidana, latar belakang kehidupan sosial, serta menggali potensi narapidana dan anak didik pemasyarakatan untuk dikembangkan dan diselaraskan dengan program pembinaan. b Memperhatikan, mengamati, mencatat perkembangan pembinaan, perubahan perilaku yang positif, hubungan dengan keluarga dan masyarakat, serta ketaatan terhadap tata tertib LAPAS atau RUTAN. c Membuat laporan perkembangan pembinaan dan perubahan perilaku sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk kepentingan sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan dalam menetapkan program pembinaan lebih lanjut. 59 Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia RI, Nomor: M.02.PK.04.10 Tahun 2007 Tentang Wali Pemasyarakatan, Direktur Jenderal Pemasyarakatan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Jakarta. 2. Wali Pemasyarakatan berwenang: 60 a Mengusulkan kepada Tim Pengamat Pemasyarakatan agar narapidana dan anak didik pemasyarakatan dapat diberikan program pembinaan sesuai dengan tahapan dan proses pemasyarakatan. b Menerima keluhan dan melakukan konsultasi jika narapidana dan anak didik pemasyarakatan mengalami hambatan, baik dalam berinteraksi dengan sesama penghuni dan petugas maupun dalam mengikuti program pembinaan. 3. Syarat-syarat untuk dapat diangkat menjadi Wali Pemasyarakatan adalah: a Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah Atas atau yang sederajad. b Sehat jasmani dan rohani. c Mempunyai pengalaman bekerja di lingkungan pemsyarakatan paling kurang 5 lima tahun. d Tidak sedang menjalani hukuman disiplin. 2. Program Bulan Tertib Pemasyarakatan BUTERPAS 61 1 Dasar Pelaksanaan a Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. b Peraturan Pemerintah RI No. 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan. 60 Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia RI, Nomor: M.02.PK.04.10 Tahun 2007 Tentang Wali Pemasyarakatan, Direktur Jenderal Pemasyarakatan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Jakarta 61 Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Pedoman Bulan Tertib Pemasyarakatan BUTERPAS Tahun 2008. c Peraturan Pemerintah RI No. 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. d Peraturan Pemerintah RI No. 57 Tahun 1997 Tentang Syarat dan Tata Cara Kerjasama Penyelenggaraan Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan. e Peraturan Pemerintah RI No. 58 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab Perawatan Tahanan. f Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No. M.09-PR.07.10 Tahun 2007, tanggal 20 April 2007 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. g Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M.01-PR-0703 Tahun 1985 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan. 2 Pengertian, Maksud dan Tujuan 62 Program Bulan Tertib Pemasyarakatan merupakan kegiatan yang terencana dan berkesinambungan, untuk mengetahui tingkat keberhasilan akan dilaksanakan monitoring dan evaluasi secara periodik setiap bulan, mulai bulan Maret sampai dengan Desember Tahun 2008. Bulan Tertib Pemasyarakatan dilaksanakan secara berkelanjutan setelah diadakan monitoring dan evaluasi pada akhir tahun sebelumnya sebagai pedoman pencanangan Bulan Tertib Pemasyarakatan tahap berikutnya. 62 Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Pedoman Bulan Tertib Pemasyarakatan BUTERPAS Tahun 2008.