3. Duty of Loyality
Direksi adalah trustee bagi perseroan yang akan bertindak mewakili Perseroan dalam segala macam tindakan hukumnya dilakukan dengan itikad baik untuk
mencapai tujuan dan kepentingan Perseroan duty of loyalty and good faith. Tugas dan tanggung jawab ini merupakan tugas dan tanggung jawab Direksi sebagai suatu
organ, yang merupakan tanggung jawab kolegial sesama anggota Direksi terhadap Perseroan.
109
Direksi tidak sendiri-sendiri bertanggung jawab kepada Perseroan. Ini berarti setiap tindakan yang diambil atau dilakukan oleh salah satu atau lebih anggota
Direksi akan mengikat anggota direksi lainnya. Namun ini tidak berarti tidak diperkenankan terjadinya pembagian tugas diantara anggota Direksi Perseroan, demi
pengurusan Perseroan yang efisien.
110
Philip Lipton dan Abraham Herzberg
111
membagi duty of loyalty and good faith ke dalam, the duty: a.
to act bona fide in the interest of company; b.
to exercise power for their proper purpose; c.
to retain their discrenatory power; d.
to avoid conflicts of interst. a
to act bona fide in the interest of company
109
Fred BG Tumbuan, Op. Cit, h. 11. Ketentuan mengenai tanggung jawab kolegial ini dapat dilihat dalam Penjelasan Pasal 83 ayat 1 UUPT.
110
Ibid. Baca juga rumusan Pasal 97 ayat 4 UUPT.
111
Philip Lipton ang Abraham Herzberg, Understanding Company Law, Brisbane: The Law Book Company Ltd., 1992, h. 297.
Boni F. Sianipar : Tanggung Jawab Direktur Terhadap Pemegang Saham Minoritas Dalam Pengelolaan Perseroan, 2008. USU Repository©2008
Duty to act bona fide in the interest of the company ini mencerminkan kewajiban Direksi untuk melakukan kepengurusan Perseroan hanya untuk
kepentingan Perseroan semata-mata. Untuk menentukan sampai seberapa jauh suatu tindakan yang diambil oleh Direksi Perseroan telah dilakukan untuk
kepentingan Perseroan, maka hal tersebut harus dipulangkan kembali kepada Direksi Perseroan. Direksi Perseroan harus mengetahui dan memiliki penilaian
sendiri tentang tindakan yang menurut pertimbangannya adalah sesuatu yang harus atau tidak dilakukannya untuk kepentingan Perseroan. Suatu putusan yang
dikeluarkan oleh Lord Greene MR dalam Smith and Fawcett Ltd 1942 1 All ER 542 telah mengambil pertimbangan bahwa “They must exercise their discretion
bona fide in what they consider – not what the court may consider – to be in the interest of the company, and not for any collateral purposes”.
112
Dalam hal demikian, maka berarti Direksi harus semata-mata memperhatikan kepentingan
dari Perseroan sebagai satu kesatuan dan bukan hanya untuk kepentingan masing- masing pemegang saham.
113
Dengan berkembangnya kegiatan dunia usaha yang ditandai dengan semakin banyaknya Chairman perusahaan-perusahaan terkemuka yang
menyatakan bahwa “this company recognizes that it has duties to its members, employees, consumers of its products and to the nation”,
114
maka nilai-nilai
112
Ibid.
113
Ibid, h. 298.
114
Paul L. Davies, Op. Cit., h. 602.
Boni F. Sianipar : Tanggung Jawab Direktur Terhadap Pemegang Saham Minoritas Dalam Pengelolaan Perseroan, 2008. USU Repository©2008
kepentingan perusahaanpun mulai bergeser menjadi lebih luas hingga meliputi seluruh pihak-pihak yang terkait dengan perseroan, yang antara lain terdiri dari :
a. pemegang saham shareholders;
b. karyawan atau pegawai employees;
c. managers;
d. pelanggan customers;
e. pemasok suppliers;
f. kreditor debtholders;
g. masyarakat communities;
h. pemerintah government.
115
b Duty to Exercise Power for Power Purposes
Direksi adalah satu-satunya organ dalam Perseroan yang diberikan hak dan wewenang untuk bertindak untuk dan atas nama Perseroan. Ini membawa
konskuensi bahwa jalannya Perseroan, termasuk pengelolaan harta kekayaan Perseroan bergantung sepenuhnya pada Direksi Perseroan. Artinya tugas
pengurusan Perseroan oleh Direksi juga meliputi tugas pengelolaan harta kekayaan Perseroan.
116
Sebagai trustee bagi Perseroan, maka sudah selayaknya jika dalam melakukan tindakan atau perbuatan yang mengatasnamakan
kepentingan Perseroan, Direksi harus melakukannya secara benar dan tidak memihak untuk kepentingan manapun juga. Direksi diberikan kepercayaan oleh
seluruh pemegang saham melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham untuk menjadi organ Perseroan yang akan bekerja untuk kepentingan Perseroan,
serta kepentingan seluruh pemegang sahan yang mengangkat dan
115
Arnoldo C. Hax and Nicolas S. Majluf, The Strategy Concept and Process-A Pragmatic Approach Ney Jersey: Prentice Hall, 1991, h. 5.
116
Fred BG Tumbuan, Op. Cit., h. 9-10.
Boni F. Sianipar : Tanggung Jawab Direktur Terhadap Pemegang Saham Minoritas Dalam Pengelolaan Perseroan, 2008. USU Repository©2008
mempercayakannya sebagai satu-satunya organ yanmengurus dan mengelola Perseroan. Setelah Rapat Umum Pemegang Saham menyetujui pengangkatan
Direksi Perseroan, maka seluruh pemegang saham tidak lagi berhubungan dengan Direksi Perseroan, dan oleh karena itu maka Direksi tidak dapat
mempergunakan kepercayaan yang diberikan kepadanya tersebut untuk dipergunakan dalam kapasitasnya, untuk merugikan kepentingan satu atau lebih
pemegang saham tertentu dalam Perseroan, meskipun tindakan yang dilakukannya tersebut baik bagi Perseroan, menurut pertimbangannya.
117
c Duty to retain discretion
Direksi oleh Perseroan, melalui Rapat Umum Pemegang Saham telah diberikan kewenangan fiduciary untuk bertindak seluas-luasnya dalam koridor
Undang-Undang dari Anggaran Dasar untuk kepentingan Perseroan, dan oleh karena itu maka tidak selayaknyalah jika Direksi kemudian melakukan
pembatasan dini, atau membuat suatu perjanjian yang akan mengekang kebebasan mereka untuk bertindak untuk tujuan dan kepentingan Perseroan. Dalam hal ini
tidak berarti Direksi tidak boleh mengadakan, membuat atau menandatangani suatu perjanjian pendahuluan seperti misalnya perjanjian pengikatan jual-beli,
117
Lipton and Herzberg, Op. Cit., h. 306, dimana dikatakan bahwa “The constitution of limited company normally provides for Directors, with powers of management, and shareholders, with
defined voting powers having power to appoint the director, and to take, in general meeting, by majority votes, decision on matters not reserved for management. Just it is established that directors,
within their management powers, may take decisions against the wishes of the majority shareholders, and indeed that the majority of the shareholders cannot control them ini the exercise of this powers
whil;e they remain in office … so it must be unconstitutional for directors to use their fiduciary powers over the shares in the company purely for the purpose of destroying an existing majority, or creating a
new majority which did not previously exist …”
Boni F. Sianipar : Tanggung Jawab Direktur Terhadap Pemegang Saham Minoritas Dalam Pengelolaan Perseroan, 2008. USU Repository©2008
namun sebelum perjanjian tersebut diadakan, dibuat atau ditandatangani Direksi harus memiliki suatu pandangan hidup, sikap, dan kepastian bahwa tindakan yang
dilakukan tersebut akan memberikan manfaat bagi kepentingan Perseroan.
118
d Duty to avoid conflict of interest
Dalam konsep fiduciary duty ini, Direksi memiliki kewajiban untuk menghindari diadakan, dibuat, atau ditandatanganinya perjanjian,atau
dilakukannya perbuatan yang menempatkan Direksi tersebut dalam suatu keadaan, yang tidak memungkinkan dirinya untuk bertindak secara wajar demi
tujuan dan kepentingan Perseroan. Kewajiban ini bertujuan untuk mencegah Direksi secara tidak layak memperoleh keuntungan dari Perseroan, yang
mengangkat dirinya menjadi Direksi. Lebih jauh lagi kewajiban ini sebenarnya melarang dengan mencegah Direksi untuk menempatkan dirinya pada suatu
keadaan yang memungkinkan Direksi bertindak untuk kepentingan mereka sendiri, pada saat yang bersamaan mereka harus bertindak mewakili untuk dan
atas nama Perseroan.
119
Jadi sesungguhnya kewajiban tersebut bukan untuk melakukan penghukuman atas terjadinya suatu tindakan yang mengandung unsur benturan
118
Philip Lipton and Abraham Herzberg, Op. Cit., h.314-315.
119
Ibid, h. 315.
Boni F. Sianipar : Tanggung Jawab Direktur Terhadap Pemegang Saham Minoritas Dalam Pengelolaan Perseroan, 2008. USU Repository©2008
kepentingan tersebut dilakukan, dilaksanakan atau diambil. Dalam hal ini perlu diperhatikan bawa “the duty is breached whether or not they had fraudulent
motives”.
120
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, salah satu contoh dari beberapa perbuatan yang tidak dilandasi dengan itikad baik, dikatakan bahwa tindakan
anggota Direksi yang mengakibatkan perseroan membeli barang atau properties dari pihak lain dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga wajarnya,
sedangkan Direksi memperoleh keuntungan pribadi dari transaksi itu.
121
4. Duty of Care