ini terutama disebabkan semua data perseroan berada di tangan organ perusahaan dan biasanya mereka enggan mengungkapkannya, baik karena prinsip kerahasiaan
untuk kepentingan perseroan ataupun pribadi organ tersebut, maupun karena prinsip fiduciary duty, di mana mereka harus bertindak sesuai dengan maksud dan
tujuan perseroan. Adalah suatu kenyataan bahwa pemegang saham minoritas yang hanya memiliki sedikit saham itu tidak mengendalikan manajemen perseroan dan
juga tidak menentukan Direksi perseroan. Sebagaimana pengertian pemegang saham minoritas dalam Black Law
Dictionary yang menyatakan bahwa: Minority stockholder. Those stockholders of a corporation who hold so few
shares in relation to the total outstanding that they are unable to control the management of the corporation or to elect directors.
Pemegang saham minoritas pada umumnya tidak dapat mempergunakan mekanisme RUPS dalam mempertahankan hak-haknya. Hal ini terutama
disebabkan sering kali pemegang saham mayoritas identik dengan direksi, baik secara fisik maupun kepentingannya. Jadi, tidaklah mudah bagi pemegang saham
minoritas untuk memenangkan tuntutannya melalui mekanisme RUPS.
170
1. Hak Perorangan
Pemegang saham selaku subjek hukum mempunyai hak perseorangan personal right yang dapat dipertahankan serta dapat menuntut pelaksanaan
170
Chatammarsjid Ais, Op cit, h. 26
Boni F. Sianipar : Tanggung Jawab Direktur Terhadap Pemegang Saham Minoritas Dalam Pengelolaan Perseroan, 2008. USU Repository©2008
haknya.
171
Hak perseorangan merupakan hak yang lahir dari perikatan. Hak yang dilahirkan dari perikatan adalah hak untuk memperoleh suatu penunaian prestasi dari
seseorang. Sebaliknya hak kebendaan memberikan kekuasaan langsung atas suatu barang atau ditujukan kepada suatu barang. Pada hak perseorangan terdapat suatu
hubungan antara seseorang dan orang lain, pada hak kebendaan mewujudkan suatu hubungan antara seseorang dengan barang. Ada kemungkinan pada suatu hak
perseorangan suatu barang berperan. Walau demikian, barang tersebut bukan merupakan obyek langsung dari hak, melainkan merupakan penunaian prestasi dari
orang terhadap siapa hak itu ditujukan. Hak perseorangan adalah hak yang dimiliki oleh pemegang saham minoritas
untuk menuntut perseroan apabila pemegang saham tersebut dirugikan akibat tindakanperbuatan perseroan. Dengan demikian, pemegang saham minoritas dapat
bertindak atas namanya sendiri untuk membela kepentingannya bila ada tindakan perseroan yang merugikan pemegang saham tersebut.
172
Pemegang saham memiliki hak kebendaan, jelas terlihat dalam ketentuan Pasal 52 ayat 1 UU Perseroan Terbatas yang menentukan bahwa “Saham
memberikan hak kepada pemiliknya untuk: a.
Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS; b.
Menerima pembayaran deviden dan sisa kekayaan hasil likuidasi; c.
Menjalankan hak lainnya berdasarkan UUPT.
171
I. G. Rai Widjaya, I, Op cit, h. 44
172
Chatamarrasjid Ais, II, Op cit, h. 27
Boni F. Sianipar : Tanggung Jawab Direktur Terhadap Pemegang Saham Minoritas Dalam Pengelolaan Perseroan, 2008. USU Repository©2008
Dalam hal keputusan perseroan merugikan pemegang saham, ada kemungkinan hal tersebut merugikan perseroan secara keseluruhan, tetapi juga
mungkin merugikan pribadi pemegang saham tertentu dan yang terakhir ini dapat pula menggugat perseroan untuk kepentingan pribadinya. Dengan demikian seorang
pemegang saham dapat menuntut atas dirinya sendiri dan atau beserta pemegang saham lain, kecuali pemegang saham yang dituntut atau digugat.
Dalam Pasal 61 ayat 1 dan ayat 2 UU Perseroan Terbatas disebutkan bahwa “Setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap perseroan
melalui Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan perseroan”. Gugatan terhadap perseroan diajukan apabila yang bersangkutan
dirugikan karena tindakan perseroan yang dianggap tidak adil unfair dan tanpa alasan yang wajar, sebagai akibat keputusan RUPS, direksi atau komisaris. “Gugatan
yang diajukan pada dasarnya dimaksudkan untuk memohon agar perseroan menghentikan tindakan yang merugikan dan mengambil langkah-langkah baik untuk
mengatasi akibat yang sudah timbul maupun untuk mencegah tindakan serupa di kemudian hari.
173
Sesuai ketentuan Pasal 97 ayat 2 UU Perseroan Terbatas, direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan
dan usaha perseroan fiduciary duty. Akan tetapi dalam praktek mungkin saja seorang anggota Direksi melakukan perbuatantindakan yang merugikan perseroan
dan atau pemegang saham. Bila yang dirugikan adalah kelompok pemegang
173
I. G. Rai Widjaya, I, Op cit, h. 44, lihat juga Rachmadi Usman, Op cit, h. 122
Boni F. Sianipar : Tanggung Jawab Direktur Terhadap Pemegang Saham Minoritas Dalam Pengelolaan Perseroan, 2008. USU Repository©2008
saham mayoritas, kelompok ini dengan mudah dapat meminta pertanggungjawaban Direksi atau memberhentikannya melalui mekanisme Rapat
Umum Pemegang Saham RUPS bila pemegang saham mayoritas dapat memenuhi kuorum Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Sebaliknya, tanpa
dukungan pemegang saham mayoritas, maka pemegang saham minoritas tidak dapat meminta pertanggungjawaban Direksi melalui mekanisme Rapat Umum
Pemegang Saham RUPS. Pada prinsipnya pada saat perseroan terbatas disahkan menjadi badan
hukum, pada saat itu pula perseroan terbatas telah sempurna menjadi subjek hukum tersendiri yang terlepas dari pemegang sahamnya. Selanjutnya hubungan
antara pemegang saham dan perseroan terbatas lebih didasarkan pada hubungan perikatan yang bersumber pada hak dan kewajiban yang diatur dalam UU
Perseroan Terbatas dan yang diperjanjikan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Di sini terlihat bahwa kepemilikan atas saham juga memberikan
hak perseorangan kepada pemegang saham, artinya pemegang saham dapat menuntut pelaksanaan haknya terhadap perseroan terbatas, dalam hal haknya
sebagaimana dijamin dalam UU Perseroan Terbatas dan anggaran dasar dilanggar, sehingga menimbulkan kerugian sebagaimana disebutkan dalam Pasal 61 ayat 1
UU Perseroan Terbatas bersumber pada keputusan RUPS, atau keputusan direksi atau komisaris sebagai organ perseroan dianggap merugikan pemegang saham
minoritas karena dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar.
Boni F. Sianipar : Tanggung Jawab Direktur Terhadap Pemegang Saham Minoritas Dalam Pengelolaan Perseroan, 2008. USU Repository©2008
Di antara tindakan Direksi yang dapat merugikan pemegang saham minoritas adalah transaksi self dealing dan ajaran Corporate Opportunity.
Transaksi self dealing mengandung unsur conflict of interest, yaitu antara kepentingan pribadi Direksi dan kepentingan perseroan. Transaksi antara pribadi
Direksi dan perseroan, membuka kemungkinan bila tidak fair, akan merugikan perseroan, dan dengan sendirinya merugikan pemegang saham. Ajaran Corporate
Opportunity menyatakan bahwa Direksi atau organ perusahaan lainnya, tidak diperbolehkan mengambil kesempatan untuk memperoleh keuntungan untuk
dirinya sendiri, jika kesempatan tersebut sebenarnya dapat diberikan kepada perseroan.
Dalam hubungan antara induk perusahaan dan anak perusahaan ataupun sesama anak perusahaan, pemegang saham minoritas perlu dilindungi dari
tindakan-tindakan pemegang saham mayoritas yang merugikan mereka, antara lain melalui transfer keuntungan yang diperoleh oleh 1 satu anak perusahaan ke
anak perusahaan lainnya. umpamanya melalui:
174
a. Transaksi pembelian yang mahal atau penjualan yang murah antar anak
perusahaan. b.
Kegiatan yang menguntungkan pada 1 satu anak perusahaan dialihkan kepada anak perusahaan yang lain.
174
Ibid, h. 29-30
Boni F. Sianipar : Tanggung Jawab Direktur Terhadap Pemegang Saham Minoritas Dalam Pengelolaan Perseroan, 2008. USU Repository©2008
c. Dana dari suatu anak perusahaan digunakan untuk mengatasi krisis
keuangan anak perusahaan yang lain yang mengalami kerugian karena kegiatan yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Dewan Komisaris atau Komisaris juga dapat melakukan tindakan yang merugikan perseroan atau pemegang saham, yaitu bila dalam melakukan
pengawasan atas kepengurusan Direksi, walau mengetahui bahwa perbuatan Direksi akan merugikan perseroan, tetap memberikan persetujuannya atau
membiarkan perbuatan itu tetap berlangsung.
175
2. Hak Derivatif