Hakikat Manusia Menurut Islam

diterapkan PP No. 55 tahun 2007 pasal 3 ayat 1 dan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

c. Dasar Psikologis

Semua manusia dalam hidupnya di dunia ini selalu membutuhkan adanya suatu pegangan hidup hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya suatu zat yang maha kuasa, tempat berlindung dan tempat mereka memohon pertplongan. Mereka akan merasa tenang dan tentram hatinya jika mereka mendekat dan mengabdi kepada zat yang maha kuasa. Hal ini sesuai dengan firman Allah surat ar- Rad ayat 28: t Ï© θãΖtΒu ’È⌡uΚôÜs?uρ Οßγçθè=è ̍ø.É‹Î « 3 Ÿωr ̍ò2É‹Î « ’È⌡yϑôÜs? Üθè=àø9 ∩⊄∇∪ “yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram .” 18 Karena manusia akan terus berusaha mendekatkan diri pada Tuhannya tetapi cara mereka mengabdi dan mendekatkan diri pada tuhan itu berbeda-beda sesuai dengan ajaran agama yang dianut, itulah sebabnya bagi orang-orang muslim diperlukan adanya pendidikan agama Islam agar dapat mengarahkan fitrah mereka kearah yang benar sehingga mereka akan mendapat mengabdi dan beribadah sesuai dengan ajaran Islam Tanpa adanya pendidikan agama Islam dari suatu generasi ke generasi berikutnya maka orang akan semakin jauh dari agama yang benar. 19

3. Tujuan Pendidikan Islam

Untuk merumuskan tujuan pendidikan Islam harus diketahui lebih dahulu ciri manusia sempurna menurut islam. Untuk mengetahui ciri manusia sempurna menurut Islam harus diketahui lebih dahulu hakikat manusia menurut Islam.

a. Hakikat Manusia Menurut Islam

Apa hakikat manusia menurut Islam? Menurut Islam, manusia adalah makhluk ciptaan Allah, ia tidaklah muncul dengan sendirinya atau berada oleh 18 Departemen Agama, Al-Qur’an..., h. 252 19 Zuhairini, dkk, Metode Khusus...,h.25 dirinya sendiri, al-Qur’an surat al- Alaq ayat 2 menjelaskan bahwa manusia itu diciptakan Tuhan dari segumpal darah, al- Qur’an surat al- Thariq ayat 5 menjelaskan bahwa manusia dijadikan oleh Allah dan masih banyak sekali ayat al-Qur’an yang menjelaskan bahwa yang menjadikan manusia adalah Tuhan. Jadi, manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Pandangan tentang kemakhlukkan manusia cukup menggambarkan hakikat manusia. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, inilah salah satu hakikat wujud manusia. 20 Hakikat wujud yang lain adalah bahwa manusia adalah makhluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Dalam teori pendidikan yang dikembangkan oleh dunia barat, dikatakan bahwa perkembangan seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan nativisme, sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan bahwa perkembangan seseorang hanya dipengaruhi oleh lingkungannya empirisme, sebagai sintesisnya dikembangkan pula teori ketiga yang mengatakan bahwa seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungan konvergensi. Jadi, manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang berkembang dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungannnya, sehingga ia berkecenderungan beragama. Inilah antara lain hakikat wujud manusia. Yang lain ialah bahwa manusia itu adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal dan rohani sebagai potensi pokok. Al-Qu’an menjelaskan bahwa manusia itu mempunyai aspek jasmani dan itu sungguh-sungguh. Dalam surat al- Qashasah ayat 77. Allah berfirman: Æ tGöuρ yϑ‹Ïù š9t?u ª u‘¤ nοtÅzFψ Ÿωuρ š[Ψs? y7t7ŠÅÁtΡ š∅ÏΒ u‹÷Ρ‘‰9 Å¡ômruρ yϑŸ2 z|¡ômr ª šø‹s9Î Ÿωuρ Æ ö7s? yŠ|¡x ø9 ’Îû ÇÚö‘F{ ¨βÎ © Ÿω =Ïtä† tωšø ßϑø9 ∩∠∠∪ “Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah 20 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1992, h. 34 Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” 21 Yang dimaksud dengan dunia dalam ayat ini ialah hal-hal yang diperlukan oleh jasmani. dijelaskan bahwa makan dan minum merupakan keharusan, tetapi tidak boleh berlebihan, maksudnya tentu saja untuk kepentingan jasmani. Manusa juga mempunyai aspek akal, semua manusia normal mengakui hal itu. Al- Qur’an dan hadits juga menjelaskan hal tersebut, ungkapan ulul albab, ulul ilmi, ulul abshar dan ulul nuha, semuanya menggambarkan pengakuan al-Qur’an akan adanya pentingnya akal dan perlunya berfikir. Aspek ketiga manusia ialah potensi rohani. Penjelasan adanya aspek ini antara lain terdapat dalam surat al- Hijr ayat 29: “Maka apabila Aku Telah menyempurnakan kejadiannya, dan Telah meniup kan kedalamnya ruh ciptaan-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” 22 Al-Syaibani mengatakan bahwa manusia terdiri dari tiga potensi yang sama pentingnya, yaitu Jasmani, akal dan roh. Lebih lanjut, Muhammad Quth menyatakan bahwa eksistensi manusia ialah jasmani dan rohani, atau jasmani, akal dan roh. Ketiganya bersatu menyusun manusia menjadi satu kesatuan. 23

b. Manusia Sempurna Menurut Islam