Manusia Sempurna Menurut Islam

Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” 21 Yang dimaksud dengan dunia dalam ayat ini ialah hal-hal yang diperlukan oleh jasmani. dijelaskan bahwa makan dan minum merupakan keharusan, tetapi tidak boleh berlebihan, maksudnya tentu saja untuk kepentingan jasmani. Manusa juga mempunyai aspek akal, semua manusia normal mengakui hal itu. Al- Qur’an dan hadits juga menjelaskan hal tersebut, ungkapan ulul albab, ulul ilmi, ulul abshar dan ulul nuha, semuanya menggambarkan pengakuan al-Qur’an akan adanya pentingnya akal dan perlunya berfikir. Aspek ketiga manusia ialah potensi rohani. Penjelasan adanya aspek ini antara lain terdapat dalam surat al- Hijr ayat 29: “Maka apabila Aku Telah menyempurnakan kejadiannya, dan Telah meniup kan kedalamnya ruh ciptaan-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” 22 Al-Syaibani mengatakan bahwa manusia terdiri dari tiga potensi yang sama pentingnya, yaitu Jasmani, akal dan roh. Lebih lanjut, Muhammad Quth menyatakan bahwa eksistensi manusia ialah jasmani dan rohani, atau jasmani, akal dan roh. Ketiganya bersatu menyusun manusia menjadi satu kesatuan. 23

b. Manusia Sempurna Menurut Islam

Manusia menurut Islam tidak mungkin di luar hakikatnya. Berikut ini diuraikan ciri manusia sempurna menurut Islam diantaranya yaitu: 1 Jasmani yang Sehat serta Kuat dan Berketerampilan Orang Islam perlu memiliki jasmani yang sehat serta kuat, terutama berhubungan dengan keperluan penyiaran dan pembelaan serta penegakan ajaran islam. Di lihat dari sudut ini, maka islam mengidealkan Muslim yang sehat serta kuat jasmaninya. 21 Departemen Agama, Al-Qur’an..., h. 394 22 Departemen Agama, Al-Qur’an ..., h. 263 23 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan ..., h. 39 Dalam penegakan ajaran Islam, terutama pada masa penyiarannya dalam sejarah, tidak jarang ditemukan rintangan yang pada akhirnya memerlukan kekuatan dan kesehatan fisik jasmani. Kadang-kadang kekuatan dan kesehatan itu diperlukan untuk berperang menegakkan ajaran Islam. Dalam surat al- Anfal ayat 60 disebutkan agar orang Islam mempersiapkan kekuatan dan pasukan berkuda untuk menghadapi musuh-musuh Allah. Yang dimaksud dengan musuh-musuh Allah ialah yang mengancam agama Islam. Persiapan itu diselenggarakan antara lain berupa pendidikan jasmani. Kesehatan dan kekuatan juga berkaitan dengan kemampuan menguasai filsafat dan sains serta pengelolaan alam. Oleh karena itu, semakin wajarlah kiranya bila Islam memandang jasmani yang sehat serta kuat sebagai salah satu ciri muslim yang sempurna. Pada jasmani yang demikian itu terdapatlah indera yang sehat dan bekerja dengan baik. Jasmani yang sehat serta kuat berkaitan dengan ciri lain yang dikehendaki ada pada muslim yang sempurna, yaitu menguasai salah satu keterampilan yang diperlukan dalam mencari rizki untuk kehidupan. 24 2 Cerdas serta Pandai Islam menginginkan pemeluknya cerdas serta pandai. Itulah ciri akal yang berkembang secara sempurna. Cerdas ditandai oleh adanya kemampuan mengeyelasikan masalah dengan cepat dan tepat, sedangkan pandai ditandai dengan memiliki banyak pengetahuan, jadi memiliki informasi yang banyak. Kecerdasan dan kepandaian itu dapat ditilik melalui indikator-indikator sebagai berikut: Pertama, memiliki sains yang banyak dan berkualitas tinggi. Sains adalah pengetahuan manusia yang merupakan produk indera dan akal, dalam sains akan terlihat tinggi atau rendahnya mutu akal. Kedua, mampu memahami dan menghasilkan filsafat. Berbeda dengan sains, filsafat adalah jenis pengetahuan yang semata-mata akliah. Dengan ini orang Islam akan mampu menyelesaikan masalah filosofis. 24 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan..., h.42 Jadi, jelaslah bahwa Islam menghendaki agar orang Islam berpengetahuan. Ini adalah salah satu ciri akal yang berkembang baik. Akal berkembang baik itu berisi dengan banyaknya pengetahuan sains, filsafat serta mampu menyelesaikan masalah secala ilmiah dan filosofis. 25 3 Rohani yang Berkualitas Tinggi Rohani yang dimaksud disini adalah aspek manusia selain jasmani dan akal. Kekuatan jasmani terbatas pada objek-objek berwujud materi yang dapat ditangkap oleh indera. Kekuatan akal sangat luas, dapat mengetahui objek yang abstrak, tetapi sebatas dapat berpikir secara logis. Sedangkan kekuatan rohani lebih jauh dari pada kekuatan akal. Bahkan ia dapat mengetahui objek yang tak terbatas, karena itu Islam amat mengistimewakan aspek rohani kalbu. Kalbu dapat menembus alam ghaib, bahkan menembus Tuhan. Kalbu inilah yang merupakan potensi manusia yang mampu beriman secara sungguh-sungguh. Bahkan iman menurut al- Qur’an tempatnya di dalam kalbu. 26

c. Tujuan Pendidikan Islam