Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Memilih Sekolah Menengah Atas (SMA) Yayasan Pendidikan Islam Darussalam Cimanggis-Ciputat

(1)

MENENGAH ATAS (SMA) YAYASAN PENDIDIKAN

ISLAM DARUSSALAM CIMANGGIS-CIPUTAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Strata 1 Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

MUHAMMAD SYARIF HIDAYATULLOH NIM: 1110015000010

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

i

Muhammad Syarif Hidayatulloh (NIM: 1110015000010). Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Memilih Sekolah Menengah Atas (SMA) Yayasan Pendidikan Islam Darussalam Cimanggis-Ciputat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap keputusan terhadap keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah atas. Dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Yayasan Pendidikan Islam Darussalam Cimanggis-Ciputat.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi linear berganda, dengan menggunakan uji simultan dan uji parsial. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Sampel yang diambil sebanyak 43 responden dengan menggunakan teknik simple random sampling.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Orang, Proses, Bukti Fisik secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan terhadap keputusan konsumen dalam memilih sekolah menengah atas sebesar 0.590 atau sekitar 59%. Produk, Harga, Promosi, Proses dan bukti fisik berpengaruh positif terhadap keputusan konsumen, sedangkan orang dan tempat berpengaruh negatif terhadap keputusan konsumen. Secara uji parsial (uji-t) diketahui hanya variabel bukti fisik yang memberikan pengaruh secara signifikan dengan nilai signifikan 0.001 < dari 0,05, dan nilai t hitung sebesar 3,509 yang > nilai t tabel 2,019. Hal ini menunjukan bahwa hanya bukti fisik yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih SMA Darussalam.


(6)

ii

Muhammad Syarif Hidayatullah (NIM: 1110015000010). analysis Influence Marketing Mix Strategy on Consumer Decision in Choosing High School (SMA) Foundation for Islamic Education Darussalam Cimanggis-Ciputat.

The research objectivity is to find out which factor of the marketing mix to consumer decision -making in choosing a high school . Implemented in High School ( SMA ). Implemented in High School (SMA) Foundation for Islamic Education Darussalam Cimanggis-Ciputat.

The method used is the method of multiple linear regression analysis, using simultaneous test and partial test. The data used are primary data and secondary data. Samples taken as many as 43 respondents using simple random sampling technique.

The results of this research indicate that the Product, Price, Promotion, Location, People, Process, Physical Evidence jointly influence the purchasing decisions in choosing a high school of 0.590, or about 59%. Product, Price, Promotion, process and physical evidence of a positive effect on consumer decisions, while the people and places negatively affect consumer decisions. In partial test (t-test) is known only physical evidence variables significantly influenced by the significant value of 0.001 <0.05, and t value of 3.509 which> t table 2,019. This shows that the only physical evidence that influence consumer decision in choosing a school Darussalam.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah segala puji bagi Allah SWT penulis haturkan sebagai ungkapam rasa syukur, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan bail. Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Memilih Sekolah Menengah Atas (SMA) Yayasan Pendidikan Islam Darussalam Cimanggis-Ciputat”.

Penulis dalam penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dari keseluruhan kegiatan perkuliahan yang telah dicanangkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai bentuk pertanggung jawaban penulis menjadi Mahasiswa UIN Syrif Hidayatullah Jakarta serta untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keterbatasan kemampuan, kurangnya pengalaman, banyaknya hambatan serta kesulitan senantiasa penulis temui dalam penyusunan skripsi ini. Dengan terselesaikannya skripsi ini, tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan, bimbingan serta dorongan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yakni Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Bapak Syaripulloh, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

4. Bapak Dr. H, Nurochim, MM, selaku dosen pembimbing yang senantiasa membimbing dan memberikan motivasi serta inspirasi kepada penulis.

5. Bapak Dr.Muhammad Arif, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik. 6. Seluruh Dosen, Staf dan Karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan pengetahuan, pemahaman dan pelayanan selama melaksanakan studi.


(8)

iv

7. Bapak Marul Waid, S.Ag selaku Kepala Sekolah SMA Darussalam yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

8. Keluarga besar SMA Darussalam yang telah membantu proses penelitian ini. 9. Kedua orang tuaku yang amat kucinta dan ku hormati, yakni Bapak Carsum

dan Ibu Mimin Kusmiati yang telah membesarkan penulis serta senantiasa memberikan semangat, doa dan bimbingan. Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmatNya kepada kalian.

10. Untuk Adik-adikku tersayang, yakni Yasir Mubaroq dan Chici Casmita yang selalu memotivasi dan memberikan kecerian di dalam rumah.

11. Untuk Kakak-kakakku tersayang, yakni Ka Ardi, Ka Wawan, Ka Mantri yang selalu memotivasi dan memberikan doa.

12. Sahabat-sahabatku Teguh, Fela, Yunika, Andri, Mulia, Aidil yang selalu menyemangati dan memberikan keceriaan dalam menjalani kegiatan sehari-hari.

13. Teman-teman seperjuangan dan sejurusan IPS ekonomi 2010 yang telah memberikan warna serta pengalaman dalam menjalani perkuliahan selama ini. 14. Teman-teman Aslaba Adventure Indonesia yang sudah memberikan

dukungannya selama penulis menyelesaikan skripsi ini

15. Keluarga Raden Fatah-Fatimah Azzahra tercinta yang telah memberikan berbagai ilmu, pengalaman dan rasa kekeluargaan sehingga penulis sekarang memiliki keluarga baru.

16. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

Akhirnya tiada kata lain yang lebih berarti selain sebuah harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin

Jakarta, 11 Maret 2015


(9)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENEGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENEGESAHAN PENGGUJI SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAKS ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan masalah... 7

E. Tujuan ... 7

F. Manfaat penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik... 9

1.

Pengertian Bauran Pemasaran ... 9

2.

Pengertian Jasa ... 11

3.

Karakteristik Jasa Pendidikan ... 12

4.

Strategi Bauran Pemasaran ... 13

5.

Unsur-unsur Bauran Jasa... 15

a. Product (Produk) ... 15

b. Price (Harga) ... 15

c. Promotion (Promosi) ... 16

d. Place (Tempat) ... 18


(10)

vi

f. Process (Proses) ... 20

g. Physical Evidence (Bukti Fisik) ... 21

6.

Keputusan Konsumen ... 23

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

C. Kerangka Berpikir ... 29

D. Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... 32

B. Metode Penelitian... 32

C. Populasi ... 33

D. Sampel ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Instrumen Penelitian... 37

G. Teknik Pengolahan Data ... 45

H. Teknik Analisis Data ... 45

1. Uji Analisis Data Klasik... 46

a. Uji Normalitas ... 46

b. Uji Multikolinieritas ... 47

c. Uji Heteroskedastisitas ... 48

2. Analisis Regresi Ganda ... 49

3. Uji Stimultan ... 50

4. Koefisien Determinasi ... 50

5. Uji Hipotesis ... 51

I. Hipotesis Statistik ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 53

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 83

1. Uji Asumsi Klasik ... 83

a. Uji Normalitas ... 83


(11)

vii

c. Uji Heteroskedastisitas ... 86

2. Uji Hipotesis ... 88

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 94

D. Keterbatasan Penelitian ... 95

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 98

B. Implikasi ... 99

C. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102


(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

4.1 Gambar Normalitas ... 84 4.2 Gambar Scatterplot... 88


(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Siswa SMA Darussalam 5 Tahun Terakhir ... 38

Tabel 3.1 Skala Likert ... 39

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Penelitian ... 40

Tabel. 3.3 Validitas Variabel Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Memilih Sekolah ... 43

Tabel 3.4 Uji Reabilitas... 45

Tabel 4.1 Karakteristik Responden SMA Darussalam Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

Tabel 4.2 Hasil Masukan Data Variabel X Dan Y ... 56

Tabel 4.3 SMA Darussalam Sudah Berakreditas Dengan Nilai Yang Baik ... 57

Tabel 4.4 SMA Darussalam Memiliki Tingkat Presentase Kelulusan UN Yang Tinggi Dan Stabil ... 58

Tabel 4.5 SMA Darussalam Memiliki Pilihan Jurusan Baik IPS/IPA/Bahasa Sesuai Dengan Standar SMA ... 58

Tabel 4.6 SMA Darussalam Menawarkan Pelayanan Yang Baik... 59

Tabel 4.7 Uang SPP Sesuai Dengan Fasilitas Yang Didapatkan ... 59

Tabel 4.8 Uang Gedung Sesuai Dengan Fasilitas Yang Didapat ... 60

Tabel 4.9 Uang Peralatan Sesuai Dengan Peralatan Yang Ada ... 61

Tabel 4.10 Memilih SMA Darussalam Karena Melihat Kalender SMA Darussalam ... 61

Tabel 4.11 Memilih SMA Darussalam Karena Persentase Penjualan Sekolah Tinggi ... 62

Tabel 4.12 Memilih SMA Darussalam Karena Melihat Turnamen Yang Pernah Diselenggarakan ... 63

Tabel 4.13 Memilih SMA Darussalam Karena Mendapat Presentasi Dari Pihak Sekolah... 64

Tabel 4.14 Memilih SMA Darussalam Karena Melihat Informasi Dari Internet ... 64


(14)

x

Tabel 4.15 Lokasi SMA Darussalam Mudah Dijangkau Transportasi

Umum ... 65

Tabel 4.16 Lokasi SMA Darussalam Mudah Dilihat Dari Tepi Jalan ... 66

Tabel 4.17 Lokasi SMA Darussalam Memiliki Parkir Yang Luas ... 66

Tabel 4.18 Tersedia Lokasi Yang Cukup Untuk Melakukan Perluasan Sekolah ... 67

Tabel 4.19 SMA Darussalam Memiliki Lokasi Mendukung Bagi Kegiatan Sekolah ... 68

Tabel 4.20 Staf Yayasan Di SMA Darussalam Memiliki Kompetensi Profesional ... 69

Tabel 4.21 Guru Di SMA Darussalam Profesional ... 69

Tabel 4.22 Staf Administrasi Di SMA Darussalam Memiliki Kompetensi Profesional ... 70

Tabel 4.23 SMA Darussalam Memiliki Staf Keamanan/SATPAM ... 70

Tabel 4.24 Prosedur Penerimaan SMA Darussalam Memiliki Diskon Sesuai Ketentuan Yang Berlaku ... 71

Tabel 4.25 Saat Daftar Di SMA Darussalam Mendapat Pelayanan Yang Baik ... 72

Tabel 4.26 Proses Daftar Ulang Yang Mudah Dan Baik ... 72

Tabel 4.27 SMA Darussalam Memiliki Gedung Yang Layak ... 73

Tabel 4.28 SMA Darussalam Memiliki Ruang Kelas Yang Layak ... 74

Tabel 4.29 SMA Darussalam Memiliki Perpustakaan Dengan Buku Yang Cukup Lengkap ... 74

Tabel 4.30 SMA Darussalam Menyediakan Gedung Ibadah Yang Layak... 75

Tabel 4.31 SMA Darussalam Memiliki Perlengkapan Yang Lengkap ... 76

Tabel 4.32 SMA Darussalam Memiliki Peralatan Sekolah Yang Berkualitas ... 76

Tabel 4.33 SMA Darussalam Memiliki Tata Ruang Yang Bagus ... 77

Tabel 4.34 Logo Sekolah SMA Darussalam Menarik ... 78 Tabel 4.35 SMA Darussalam Memiliki Seragam Sekolah Yang Menarik . 78


(15)

xi

Tabel 4.36 Mendapat Informasi Tentang SMA Darussalam Dari Keluarga,

Teman, Atau Tetangga ... 79

Tabel 4.37 SMA Darussalam Menggunakan Media Informasi Dalam Memberikan Informasi Kepada Konsumen ... 80

Tabel 4.38 Memilih SMA Darussalam Karena Memiliki Kualitas Yang Lebih Unggul Dibanding SMA Disekitarnya ... 80

Tabel 4.39 Memilih SMA Darussalam Berdasarkan Kecermatan Memilih ... 81

Tabel 4.40 Cukup Puas Dengan Kualitas Jasa Yang Diberikan Oleh SMA Darussalam ... 82

Tabel 4.41 Akan Merekomendasikan SMA Darussalam Kepada Orang Lain ... 82

Tabel 4.42 Uji Normalitas ... 84

Tabel 4.43 Uji Multikolinieritas ... 85

Tabel 4.44 Uji Heteroskedastisitas ... 87

Tabel 4.45 Hasil Uji Koefisisen Determinasi ... 89

Tabel 4.46 Hasil Uji Stimultan (F) ... 90

Tabel 4.47 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 91


(16)

1

A.

Latar belakang

Pendidikan merupakan sebuah kunci dari maju atau tidaknya sebuah Negara. Selain itu pendidikan menjadikan sumber daya manusia di sebuah Negara menjadi bertambah kualitasnya.

Menurut sumber data UNDP (United Nations Development Programme) sejak tahun 1980 hingga tahun 2013 angka Human Development Index trends terus mengalami peningkatan dan saat ini posisi Negara Indonesia berada di posisi 1081 yaitu pada klasifikasi Medium Human Development.

Memang sangat jauh dari Negara tetangga Malaysia, yang berada di posisi 62 akan tetapi pendidikan Indonesia tetap optimis membangun serta menjadikan masyarakat Indonesia menjadi lebih berkualitas lagi dengan program-program yang berkualitas pula seperti wajib belajar yang hingga kini tetap berjalan dan bertambah baik.

Sejak dahulu pendidikan merupakan hal yang menjadi sebuah acuan dari tinggi atau tidaknya status seseorang. Dalam sejarah pada masa sebelum dan sesudah penjajahan, hanya bangsawan saja yang bisa dan merasakan dunia pendidikan. Ini karena pada masa itu kebanyakan orang tua memilih untuk tidak mengirimkan anak-anaknya ke sekolah karena alasan biaya, jarak yang jauh dengan sekolah dan orang tua pada saat itu lebih ingin anak-anaknya membantu mereka di sawah atau ladangnya.

Dewasa ini memang terjadi perubahan, dimana anak-anak kini sudah bisa merasakan pendidikan paling tidak sampai tingkat sekolah dasar. Namun, saat ini dunia pendidikan mengenal istilah putus sekolah, dimana anak-anak yang sebelumnya bersekolah ternyata ditengah

1

Data table-2-human-development-index-trends-1980-2013, (http://hdr.undp.org/en.), 29 Januari 2015.


(17)

perjalanan pendidikannya mereka terhenti karena faktor-faktor yang sangat beragam.

Peraturan pemerintah nomor 48 tahun 2008 tentang wajib belajar 9 tahun, menjelaskan kewajiban seorang anak di Indonesia wajib belajar hingga jejang SMP/MTs/sederajat dan diatur dengan jelas. Meskipun pemerintah mewajibkan para anak-anak Indonesia untuk belajar selama 9 tahun kenyataannya banyak dari mereka hanya sampai tingkat dasar, ada yang mampu hingga sekolah menengah pertama namun tidak bisa menuntaskan hingga lulus tingkat pertama, apalagi hingga ke jenjang menengah atas atau saat ini ditambah menengah kejuruan.

Dengan rencana diwajibkannya pendidikan selama 12 tahun tentu akan semakin banyak sekolah-sekolah menengah atas berdiri disetiap wilayah. Sekarang ini terlebih pilihan sekolah menengah atas mulai beragam, dimana di tingkat menengah atas yang ditambah dengan tingkat kejuruan yang menawarkan kurikulum yang berbeda dengan sekolah menengah atas.

Dengan banyaknya program studi kejuruan yang tak sama seperti ditingkat menengah atas menjadikan sebuah prioritas pilihan, karena selama ini SMA menawarkan jurusan yang itu-itu saja, diantaranya jurusan IPA, jurusan IPS dan tambahannya jurusan bahasa. Sementara sekolah menengah kejuruan memberikan banyak variasi jurusan dan itu diluar jurusan sekolah menengah atas.

Klasifikasi sekolah kini beragam ada yang berakreditasi A, B, C ataupun belum terakreditasi, ada yang bertaraf nasional bahkan internasional, serta adapula yang menawarkan sekolah dengan biaya pendidikan di sekolah tersebut secara gratis baik sekolah menengah atas maupun kejuruan.

Pada saat ini banyak sekali sekolah swasta ditingkat menengah yang berdiri dan menawarkan berbagai fasilitas yang dimilikinya untuk dapat menarik minat para konsumen (siswa). Sehingga upaya sekolah swasta dalam membuat strategi pemasaran merupakan sebuah keharusan.


(18)

Pada awalnya memang terdengar aneh dikarenakan sekolah merupakan lembaga yang tidak mencari laba.

Jika sekolah tidak melakukan pemasaran dan mengkomersilakan sisi selain program pendidikan, maka dalam persaingan dengan sekolah swasta lainnya tentu akan kesulitan bahkan mengalami penurunan jumlah peserta didik baru di sekolah tersebut.

Melihat persaingan yang semakin ketat dan tinggi ini menunjukan sebuah keseriusan sebuah lembaga pendidikan yaitu sekolah dalam menggarap sektor pendidikan.

Saat ini sekolah menengah kejuruan (SMK), menjadi sebuah pilihan dalam dunia pendidikan sebagai sekolah lanjutan setelah tamat sekolah menengah pertama (SMP). Hal ini dikarenakan di sekolah menengah kejuruan (SMK) tidak hanya mengajarkan pengetahuan layaknya sekolah lanjutan tingkat menengah atas (SMA), namun sekolah menengah kejuruan (SMK) juga mengajarkan siswa ketrampilan dan kemandirian.

Ketrampilan dan keahlian kerja dibutuhkan dalam dunia kerja saat ini. Untuk itu, keberadaan sekolah menengah kejuruan (SMK) dianggap cukup menjawab kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.

Iklan-iklan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang ditayangkan di televisi – televisi cukup membuka pikiran masyarakat terutama para orang tua. Dimana mereka memilih anaknya masuk di sekolah menengah kejuruan (SMK). Maka sekolah menengah kejuruan (SMK) seperti menjadi pilihan utama para orang tua untuk melanjutkan pendidikan anaknya selain di sekolah menengah atas (SMA). Orang tua hanya perlu mengarahkan minat dan bakat siswa dalam pemilihan jurusan di sekolah menengah kejuruan (SMK).

Hal ini menujukan persaingan antar sekolah semakin tinggi, sekolah-sekolah harus bertambah kualitas baik dalam kurikulum, system kegiatan belajar mengajar serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya.


(19)

Melihat hal tersebut kini SMA mempunyai begitu banyak pesaing dalam perekrutan para calon peserta didik yang telah lulus dari tingkat SMP. Salah satunya SMA Darussalam merupakan sekolah menengah atas swasta yang telah berdiri sejak tahun 2000 dibawah manajemen YPI(Yayasan Pendidikan Islam) Darussalam.

Walaupun sempat berhenti beroperasi karena faktor kekurangan siswa dan lain-lain. Kini sekolah ini kembali dibuka kegiatan belajar mengajarnya hingga kini tetap berdiri dan semakin berkembang.

Kemudian ditahun 2009 sebuah kebijakan yayasan yang membuka juga sekolah menengah kejuruan sedikit mempengaruhi jumlah siswa di sekolah menengah atas Darussalam.

Ini terlihat pada statistik penerimaan siswa lima tahun terakhir sebagai berikut:

Tabel 1.1

Jumlah Siswa SMA Darussalam 5 Tahun Terakhir

Kls Ket

2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013

X 187 107 129 132 130

XI 187 181 97 127 124

XII 199 161 166 97 123

Jmlh 573 449 392 356 377

Sumber: Biro Administrasi SMA Darussalam Cimanggis-Ciputat

Dari hasil analisi tabel diatas terlihat pada penerimaan sebelum tahun 2009 dan tahun 2009 jumlah penerimaan stabil diangka 187 siswa namun, terjadi penurunan yang cukup drastis hingga kurang lebih 50% dari penerimaan ditahun 2009.

Ini terlihat bahwa persaingan sekolah SMA dan SMK Darussalam cukup tinggi dimana pesaingnya bukan hanya sekolah menengah atas


(20)

swasta lainnya serta sekolah menengah atas yang labelnya negeri tetapi juga sekolah menengah kejuruan Darussalam itu sendiri.

Dalam hal ini tentu sekolah menengah atas Darussalam akan berusaha melakukan strategi pemasaran, dimana tujuannya tentu ingin memenuhi kebutuhan para konsumen serta memuaskan keinginan konsumen pendidikan secara lebih baik daripada para pesaing lainnya.

Salah satu materi dari pemasaran membahas tentang perilaku konsumen, ini berarti sekolah harus memahami dan mengetahui perilaku dari pasar sasarannya. Dengan mengetahui keinginan konsumen menjadi sangat penting karena dapat memberikan sebuah informasi penting untuk menentukan langkah dan strategi yang tepat untuk mempengaruhi para calon siswa agar bergabung dan juga mempertahankan siswa yang telah bergabung hingga masa belajar di jenjang menengah atasnya selesai.

Setiap konsumen yaitu para orang tua dan calon siswa yang telah lulus sekolah menengah pertama tentu dalam memutuskan untuk memakai atau menggunakan jasa pendidikan akan dipengaruhi dari seberapa besar dan efektif dari sebuah bauran pemasaran yang dilakukan dan dibuat oleh lemabaga pendidikan tersebut, khususnya SMA Darussalam.

Dalam mempengaruhi para calon peserta didik yang akan bergabung serta para orang tua calon peserta didik, dimana orang tua yang akan medukung pembiayayan sekolah peserta didik selama belajar tentunya bila memilih anaknya untuk bersekolah di SMA Darussalam.

Bauran pemasaran memegang peranan penting, hal ini dikarenakan bauran pemasaran merupakan faktor yang dapat dikontrol keadaanya oleh sebuah perusahaan atau lembaga dalam rangka mempengaruhi para calon konsumen. Dalam hal ini para calon konsumen dan konsumen adalah peserta didik yang berasal dari luar YPI Darussalam serta yang telah bergabung dalam YPI Darussalam itu sendiri seperti para peserta didik yang telah lulus dari SMP Darussalam, serta mempertahankan peserta didik yang telah bergabung di SMA Darussalam itu sendiri.


(21)

Sekolah merupakan bagian dari industri jasa dimana jasa yang diberikan adalah jasa pendidikan, tentunya pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan bauran pemasaran, menurut banyak para ahli bauran pemasaran barang terdiri dari produk, harga, tempat, dan promosi.

Adapun dasar pertimbangan penulis melakukan penelitian tentang pengaruh dari pemasaran sekolah dalam mempengaruhi keputusan orang tua memilih sekolah SMA Darussalam, karena melihat sekolah tingkat menengah atas Darussalam yang semakin banyak pesaing tentu akan memilih strategi pemasaran dalam persaingan tersebut serta upaya sekolah SMA Darussalam dalam menjaga serta meningkatkan penerimaan siswa baru.

Mengetahui pentingya bauran pemasaran jasa pada pendidikan atau lembaga pendidikan dimana hal tersebut mempengaruhi keputusan orang tua adalam memilih sekolah bagi anak-anaknya serta penurunan yang terjadi secara terus menerus pada jumlah siswa SMA Darussalam selama 5 tahun terakhir ini, maka peneliti melakukan penelitian terkait dengan hal

tersebut. Dengan penulisan skripsi berjudul “Analisis Pengaruh Strategi

Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Memilih Sekolah Menengah Atas (SMA) Yayasan Pendidikan Islam Darussalam Cimanggis-Ciputat

B.

Identifikasi Masalah

1. Semakin banyaknya pilihan sekolah ditingkat menengah atas setelah adanya sekolah menengah kejuruan.

2. Persaingan antar sekolah menengah atas dalam perkrutan calon peserta didik baru di tingkat menengah atas.

3. Yayasan pendidikan yang memiliki dua sekolah menengah atas dan kejuruan.

4. Lokasi sekolah atas menengah atas dan kejuruan lainnya yang saling berdekatan.


(22)

5. Jumlah siswa di sekolah menengah atas swasta yang terus menurun pada 5 tahun terakhir.

6. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh sekolah menengah atas dalam mempengaruhi para calon peserta didik dalam memilih sekolah.

C.

Pembatasan Masalah

1. Yasasan pendidikan Islam Darussalam yang memiliki dua sekolah menengah tingkat atas dan sekolah menengah kejuruan.

2. Strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh sekolah menengah atas Darussalam dalam mempengaruhi para calon peserta didik untuk memilih sekolah tersebut.

D.

Rumusan masalah

“Seberapa Besar Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap

Keputusan Konsumen Dalam Memilih Sekolah Menengah Atas (SMA) Yayasan Pendidikan Islam Darussalam Cimanggis-Ciputat?”

E.

Tujuan

Untuk Menganalisis dan mengetahui Seberapa Besar Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Memilih Sekolah Menengah Atas (SMA) Yayasan Pendidikan Islam Darussalam Cimanggis-Ciputat

F.

Manfaat penelitian

1.

Manfaat teoritis

a. Bagi penulis, Sebagai bahan perbandingan antara ilmu yang penulis peroleh selama dibangku kuliah maupun dari hasil membaca literatur– literatur dengan kenyataan praktis yang ada pada pemasaran sebuah lembaga pendidikan dan atau sekolah.


(23)

b. Bagi peneliti lain, untuk menambah wawasan tentang bauran pemasaran yang ada di Indonesia sehingga dapat dijadikan referensi tambahan saat melakuhkan penelitian tentang strategi pemasaran lembaga pendidikan dan atau sekolah.

c. Bagi pembaca, semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pemasaran sebuah lembaga pendidikan dan atau sekolah di Indonesia.

2.

Manfaat praktis

a. Bagi SMA Yayasan Pendidikan Islam Darussalam, dapat dijadikan sebagai informasi untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya, sekaligus memperbaiki apabila terdapat kelemahan dan kekurangan dalam strategi pemasaran. b. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan IPS,

untuk menambah wawasan bagi mahasiswa terutama mahasiswa pendidikan IPS konsentrasi ekonomi, sehingga lebih memahami materi bauran pemasran serta dapat dijadikan referensi tambahan dalam perkuliahan.


(24)

9

A.

Deskripsi Teoritik

1.

Pengertian Bauran Pemasaran

Kotler mendefenisikan marketing mix atau bauran pemasaran sebagai: “serangkaian variabel yang dapat dikontrol dan tingkat variabel yang digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi pasaran yang menjadi sasaran.”1

Sebuah pemasaran memiliki variabel-variabel yang dapat dikontrol serta variabel yang mempunyai tingkat yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan yang dapat digunakan oleh sebuah perusahaan dalam mempengaruhi konsumen yang menjadi sasaran dari sebuah perusahaan tersebut.

Kotler & Amstrong mendefinisikan bauran pemasaran sebagai

berikut: “Marketing Mix is the set of controllable tactical marketing tools

– product, price, place, promotion, that the firm blends to product the response it wants in the target market”.2

Pemasaran terdiri dari kumpulan alat kontrol yang berupa produk itu sendiri, sebuah harga, sebuah lokasi dan sebuah promosi yang bisa dijadikan sebuah cara dalam memperkenalkan sebuah produk kepada konsumen serta melihat bagaimana respon saat pemasaran itu dilakukan sesuai target pemasarannya.

Kartajaya, mendefinisikan marketing mix adalah :

“mengintegrasikan tawaran produk, logistik dan komunikasi”. Marketing

mix menyatu-padukan bentuk – bentuk penawaran. Marketing mix

1 Rina Rachmawati, “Peranan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) terhadap Peningkatan

Penjualan (Sebuah Kajian terhadap Bisnis Restoran)”, Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No. 2, Mei 2011, h. 145.(http://journal.unnes.ac.id/ ), 31 Januari 2015.

2


(25)

menyatu-padukan bentuk – bentuk logistik atau distribusi dan juga

bentuk-bentuk komunikasi.”3

Bauran pemasaran lebih kepada menjadikan atau menggabungkan jenis-jenis pemasaran sebuah produk dengan produk-produknya serta digabungkan dengan cara-cara menyampaikan atau mengkomunikasikan sebuah produk kepada calon konsumen maupunn konsumennya.

Mc. Carthy merumuskan konsep bauran pemasaran menjadi 4P (Product, Price, Promotion, dan Place) namun, dalam perkembangannya konsep 4P dianggap terlalu sempit jika digunakan pada bisnis jasa.4

Bila dalam konsep pemasaran jasa maka konsep 4P mempunyai kelemahan dalam pendekatan intangible service (Jasa yang tidak berwujud) dari hal itu maka konsep pemasaran tradisional 4P diperluas dan ditambahkan dengan empat unsur lainnya, yaitu people, Process, Physical Evidence, dan Customer Service.5

Kotler dan Fox menyatakan bahwa pemasaran jasa pendidikan akan menawarkan jasa pendidikan dengan bauran pemasaran yang terdiri atas tujuh alat pemasaran jasa pendidikan, yang juga dikenal dengan istilah

7P, yaitu “program (program), price (harga), place (tempat-meliputi lokasi

dan system penyampaian jasa), promotion (promosi), process (proses), physical facilities (fasilitas fisik), dan people (orang).”6

Pemasaran jasa dalam pendidikan produk yang ditawarkan berupa program, selanjutnya pada perangkat pemasaran lainnya yaitu harga, tempat, dan promosi hamper sama dengan pemasaran barang. Selanjutnya 4P (Product, price, place, promotion) ditambah dengan 3P yaitu (Process) proses, (Physical facilities) fasilitas fisik, dan orang (People).

3

Ibid., h. 126.

4

Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, (Malang: Bayumedia Publishing edisi pertama cetakan ketiga 2007), h. 30.

5

Ibid., h. 31.

6


(26)

2.

Pengertian Jasa

Solomon mengatakan bahwa “jasa adalah produk yang tidak dapat

dilihat yang kita beli dan gunakan tetapi tidak pernah memiliki”7

Sebagai salah satu bentuk produk, kotler mendefinisikan jasa sebagai “setiap tidakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (

tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu”8

Sebuah jasa merupakan perlakuan atau sebuah tindakan kepada pihak baik individu maupun kelompok yang tidakan itu sendiri hanya bisa dirasakan manfaatnya, serta dari tindakan tersebut tidak menghasilkan kepemilikan apapun.

Menurut Zeithaml dan Bitner “jasa pada dasarnya adalah seluruh aktifitas ekonomi dengan output selain barang dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi pembeli pertamanya.”9

Dalam hal ini jasa, sebuah hasil dari kegiatan ekonomi yang namun tidak berupa barang maksudnya fisik, dimana pada saat dikonsumsi juga dilakukan proses produksi dan memberikan nilai tambah namun tidak memberikan kepemilikan bagi pembeli pertama.

Menurut Wiliam J Stanton “jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah tidak berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan, jasa bisa dihasilkan dengan menggunakan benda

berwujud atau tidak”10

Merupakan sebuah tindakan yang dapat diidentifikasi atau dikategorikan, bisa ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi

7 Muchlisin Riadi, “Pengertian Dan Kualitas Jasa”,(

www.kajianpustaka.com ), 6 Februari 2015 .

8

Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, (Malang: Bayumedia Publishing edisi pertama cetakan ketiga 2007), h. 16.

9

Aan Zam zam Firdaus, “Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Jasa Terhadap

Keputusan Orang Tua Murid Dalam Memilih Sekolah Pertama (SMP)Swasta”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2012, h. 12. tidak dipublikasikan

10


(27)

kebutuhan konsumen, serta jasa dapat dihasilkan melalui benda berwujud dan bisa juga tidak berwujud.

Dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan suatu tindakan atau aktivitas yang ditawarkan pada pihak lain secara individu maupun kelompok dan tidak berwujud, tidak bisa dimiliki bagi pembeli pertamanya tetapi bisa dinikmati manfaatnya.

3.

Karakteristik Jasa Pendidikan

Produk jasa merupakan sesuatu yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lainnya yang bersifat tidak berwujud layaknya produk barang, namun produk jasa tidak memiliki dampak perpindahan hak milik. Dengam melihat hal tersebut tentu sebuah perusahaan perlu mempertimbangkan karakteristik dari sebuah jasa itu sendiri sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan dalam merancang strategi pemasaran.

Dilihat dari karakteristik jasa, pendidikan merupakan salah satu yang menadaptasi karakteristik jasa dimana pernyataan ini dikemukakan oleh Tjiptono bahwa secara umum jasa memiliki karakteristik utama yaitu, Intangibility (tidak berwujud), inseparability

(tidak dapat dipisahkan), variability (bervariasi), perishability (tidak tahan lama).

a. Intangibility(tidak berwujud)

Karena jasa tidak dapat disentuh bahkan dimiliki, maka dalam pemasarannya manfaat dari jasa itu harus lebih dominan, dibanding jasanya itu sendiri.

b. Inseparability(tidak dapat dipisahkan)

Jasa pendidikan tidak dapat dipisahkan antara tempat produksi dan konsumsi, produksi dan konsumsi tidak bisa berjalan berbeda waktu atau ada penundaan dengan kata lain konsumsi dan produksi berjalan serempak.


(28)

c. variability(bervariasi)

Setiap perusahaan jasa akan berbeda dalam menyediakan atau memproduksi jasa, maka akan bermacam pula jenis jasa yang diberikan, walau dala satu yayasan sebuah lembaga pendidikan tentu berbeda jasa yang diberikan ada yang taman kanak-kanak, tingkat dasar, menengah pertama-atas sampai perguruan tinggi.

d. Perishability (tidak tahan lama)

Jasa pendidikan tidak dapat disimpan digudang seperti barang, karena saat mengajarkan sekolah akan secara langsung memberikan jasa pendidikan melalui guru.11

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani, bila membahas karakteristik jasa pendidikan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

a. Pendidikan adalah jasa murni, dimana proses penyampaian jasa pendidikan yang dilakukan telah didukung oleh peralataan kerja atau sarana pendukung pendidikan.

b. Jasa yang disampaikan memerlukan kehadiran pelanggan jasa pendidikan (Siswa).

c. Penerima jasa pendidikan adalah orang, dengan kata lain pelanggan jasa pendidikan harus menjadi bagian dari sistem jasa pendidikan.

d. Hubungan antara penyedia jasa pendidikan dan pelanggan jasa pendidikan berdasarkan hubungan keanggotaan (member relationship).12

4.

Strategi Bauran Pemasaran

Definisi Strategi Pemasaran Menurut Philip Kotler “Strategi Pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk

11

David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h. 6

12


(29)

mencapai tujuan pemasarannya. Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran dan

besarnya pengeluaran pemasaran.”13

Rencana dari sebuah pemasaran tentu diperlukan sehingga tujuan dari pemasaran akan tercapai. Maka diperlukannya cara untuk melakukan pemasaran, dimana strategi pemasaran lebih detail lagi yang didalamnya mementukan pasar sasaran, menerapkan posisi pemasaran pada level konsumen, campuran dari pemasaran yang dilakukan.

Dalam pemasaran barang tentu mengenal 4P (Product, Price, Place, Promotion) dan dalam pemasaran jasa tentu juga mengenal istilah 4P dan diperluas dengan menambah 3P (Product, Price, Place, Promotion, People Participant, Prosess, dan Physical evidence).

Menurut Tjiptono “Strategi pemasaran adalah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan

untuk melayani pasar sasaran tersebut.”14

Maka dapat disimpulkan strategi bauran pemasaran adalah kumpulan variabel-variabel yang dapat dipergunakan perusahaan untuk memepengaruhi tanggapan konsumen. Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pembeli adalah yang disebut 7P antara lain

Product, Price, Place, Promotion, People Participant, Prosess, dan

Physical evidence.

13

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian), Terjemahan Jaka Wasana MSM, Institut dan Pembinaan Manajemen, Jilid I, Edisi Kelima, (Jakarta: Erlangga, Cet. Ketujuh, 1996), h. 81.

14


(30)

5.

Unsur-unsur Bauran Jasa

a.

Product

(Produk)

Definisi Produk dalam bauran pemasaran menurut Philip Kotler & Gary Amstrong adalah : “Product is anything that can be

offered to a market for attention acquisition, use or consumption

that might satisfy a want or need”.15

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk dimiliki atau memperolehan perhatian , kemudian digunakan atau konsumsi yang bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan pemiliknya atau pembelinya.

Kotler merumuskan produk sebagai “hasil akhir yang mengandung elemen-elemen fisik, jasa dan hal-hal yang simbolis yang dibuat dan dijual oleh perusahaan untuk memberikan

kepuasan dan keuntungan bagi pembelinya.”16

Produk merupakan sesuatu yang dibuat kemudian dijual untuk memberi kepuasan serta keuntungan bagi konsumen.

Menurut Baker yang dikutip oleh David Wijaya dalam buku pemasaran jasa pendidikan, pemasar jasa perlu memperhatikan tiga tingkat generik penawaran jasa. Jadi, penawaran jasa pendidikan terdiri atas dua unsur, yaitu:

1. Jasa Inti

2. Jasa sekunder, yaitu tingkat produk jasa pendidikan yang berwujud dan tingkat jasa pendidikan tambahan.17

b.

Price

(Harga)

Philip Kotler & Gary Amstrong mendefinisikan Harga sebagai berikut : “Price is the amount of money charged for a

product or service”.18

15

Mokoginta, E-Book Manajemen Pemasaran Jilid 1 Edisi internal, h. 127.

16

Mursid, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), h. 71.

17

David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h. 81.

18


(31)

Mursid menyatakan keadaan dimana penetapan harga menjadi sangat penting seperti:

1. Produk adalah bahan baku.

2. Harga merupakan alat utama untuk membedakan produk dari produk pesaing.

3. Konsumen berpenghasilan rendah19

Menurut Charles W. Lamb “harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang

maupun jasa.”20

Saat konsumen menginginkan sebuah barang atau jasa maka alat tukar yang digunakan adalah sebuah benda yang memiliki nilai atau harga yang sama dengan barang atau jasa tersebut.

Menurut David Wijaya, jenis masukan biaya satuan pendidikan ada dua jenis, yaitu:

1. Biaya satuan pendidikan operasi lancar, yaitu biaya input pendidikan yang habis digunkan selama satu tahun atau kurang dan biaya yang dikeluarkan secara berulang-ulang per siswa per tahun.

2. Biaya satuan pendidikan investasi modal pembangunan, yaitu biaya input pendidikan yang penggunaannya lebih dari satu tahun dan dihitung per siswa per tahun.21

c.

Promotion

(Promosi)

Philip kotler mendefinisikan promosi (komunikasi) sebagai berikut: “Promotion is the specific blend of advertising, sales

promotion, public relations, personal selling and direct marketing

19

Mursid, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 78.

20

Charles W. Lamb, et. al, Pemasaran (marketing), (Jakarta: PT. Salemba empat, 2001), h. 268.

21


(32)

tools that the company uses to persuasively communicate customer

value and build customer relationship”.22

Promosi menjadi sebuah tempat dimana iklan, promosi penjualan, humas, serta para orang yang mempromosikan dan alat pemasaran lainnya dijadikan sebuah perusahaan untuk mempengaruhi para konsumen, serta mengambarkan betapa berharganya mereka untuk sebuah perusahaan dengan cara ini perusahaan membangun sebuah hubungan kerja sama kepada konsumen.

Menurut Charles W. Lamb “promosi adalah komunikasi dari pemasar yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon.”23

Promosi merupakan alat komunikasi bagi perusahaan dalam memberi informasi tentang barang atau jasa yang ditawarkan, membujuk atau mengajak untuk memiliki barang atau jasa tersebut, serta mempengaruhi para calon pembeli sehingga perusahaan medapat respon dari barang atau jasa yang mereka jual. Menurut AMA (American Marketing Association) variabel-variabel bauran promosi ada empat kelompok, sebagai berikut:

1. Periklanan 2. Penjualan pribadi 3. Publisitas

4. Promosi penjualan24

Semua itu dilakukan secara bersama sehingga mampu meningkatkan nilai sebuah produk jasa.

22

Mokoginta E-Book Manajemen Pemasaran Jilid 1 Edisi internal, h. 132.

23

Charles W. Lamb, et. al, Pemasaran (marketing), (Jakarta: PT. Salemba empat, 2001), h. 145.

24


(33)

d.

Place

(Tempat)

Philip Kotler & Gary Amstrong mendefinisikan lokasi sebagai berikut: “Place is a set of independent organizations that

help make a product or service available for use or consumption

by the consumer or business user”.25

Definisi lokasi tersebut diartikan sebagai kumpulan dari organisasi-organisasi yang bebas, yang membuat suatu barang atau jasa menjadi tersedia sehingga pelanggan dapat menggunakan atau mengkonsumsi barang atau jasa tersebut. Pelanggan yang dimaksud bisa merupakan pelanggan individu yang mengkonsumsi ataupun pelanggan bisnis yang menggunakan jasanya atau menjadi pembeli pertama.

Menurut Alma, pemilihan tempat atau lokasi jasa pendidikan membutuhkan pertimbangan cermat terhadap beberapa faktor, sebagai berikut:

1. Akses

2. Visibilitas, yaitu sekolah dapat dilihat dengan jelas tentang keberadaan fisiknya.

3. Lalu lintas

4. Tempat parkir yang luas dan aman.

5. Ekspansi, yaitu ketersediaan lahan untuk kemungkinan perluasan usaha.

6. Lingkungan

7. Persaingan, yaitu lokasi sekolah competitor 8. Peraturan pemerintah.26

e.

People

(Orang)

Menurut Payne, “pentingnya orang dalam pemasaran jasa mengarah pada minat yang lebih besar dalam pemasaran internal. Ini menyadari pentingnya menarik, memotivasi, melatih dan

25

Mokoginta E-Book Manajemen Pemasaran Jilid 1 Edisi internal, h.128.

26


(34)

mempertahankan kualitas karyawan dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan individu.”27

Dalam perusahaan barang dan jasa tentu peran orang menjadi sangat penting ketika pelayanan yang diberikan melibatkan orang, tentu ini membutuhkan pelatihan sehingga kualitas orang dalam perusahaan tersebut menjadi tinggi dan lebih baik, juga bisa melalui seleksi khusus dan menetapkan standar dari orang yang dibutuhkan dalam perusahaan tersebut.

Menurut Payne peran SDM (sumber daya manusia) dalam organisasi jasa perlu dibedakan agar dapat dikelola lebih baik. Secara umum, SDM jasa pendidikan dikelompokan atas beberapa kelompok, sebagi berikut:

1. Penghubung (contactor), yaitu SDM jasa pendidikan yang berhubungan secara intensif dengan pelanggan jasa pendidikan dan memilih aktivitas pemasaran jasa pendidikan secara konvensional.

2. Pemodifikasi (modifier), yaitu SDM jasa pendidikan yang terlibat langsung dalam aktifitas pemasaran jasa pendidikan.

3. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu SDM jasa pendidikan yang berfokus pada pelaksana strategi pemasaran jasa pendidikan.

4. Pemisah (isolated), yaitu SDM jasa pendidikan yang akan sulit berhasil apabila tidak mendapat dukungan memadai dari pemimpin sekolah, terutama dukungan motivasi.28

27

Eka Umi Kalsum, “Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Mahasiswa Memilih Perguruan Tinggi Swasta Di Medan (Studi Kasus: Fakultas Ekonomi Universitas Al-Azhar Medan)”, Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu, Vol.3 No.1 2010, h. 331. (https://library.pancabudi.ac.id/jurnal_files/ ), 31 Januari 2015.

28


(35)

f.

Process

(Proses)

Menurut Lupioyadi, “proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan, aktivitas dan hal-hal rutin, dimana jasa dihasilkan dan disampaikan

kepada konsumen.”29

Dengan demikian jasa memiliki alur saat penggunaannya, atau saat ingin menggunakan jasa tersebut terlihat dari adanya prosedur, lalu ada jadwal atau rencana jadwal yang diberikan saat menggunakan jasa, lalu semuanya akan disampaikan pada saat jasa itu diberikan atau sebelum jasa itu diberikan.

Seluruh aktifitas kerja adalah proses, proses melibatkan prosedur, tugas, jadwal, mekanisme, aktivitas dan rutinitas dengan produk jasa di salurkan pada pelanggan. Menjadikan manajemen proses sebagai aktifitas terpisah adalah prasyarat bagi perbaikan jasa. Pentingnya elemen proses ini khususnya dalam bisnis jasa disebabkan oleh persediaan jasa yang tidak dapat disimpan.

Curtis mengemukakan bahwa sifat proses jasa pendidikan bergantung pada dua hal penting, yaitu sebagi berikut:

1. Fleksibilitas (flexibility), yaitu kekuatan dan kelemahan SDM jasa pendidikan dalam proses penyampaian jasa pendidikan.

Tujuannya adalah untuk menghasilkan jasa pendidikan secara missal (terus menurunkan biaya transaksi jasa pendidikan) dan menyesuaikan setiap pelanggan jasa pendidikan.30

Setiap proses jasa pendidikan merupakan perpaduan antara kompleksitas proses jasa pendidikan dan perbedaan proses jasa

29

Eka Umi Kalsum, “Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Mahasiswa Memilih Perguruan Tinggi Swasta Di Medan (Studi Kasus: Fakultas Ekonomi Universitas Al-Azhar Medan)”, Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu, Vol.3 No.1 2010, h. 331. (https://library.pancabudi.ac.id/jurnal_files/ ), 31 Januari 2015.

30


(36)

pendidikan. Perubahan dari seluruh kompleksitas proses jasa pendidikan dan perbedaan proses jasa pendidikan menunjukan satu dari empat arah strategi proses jasa pendidikan, antara lain sebagai berikut:

1. Mengurangi perbedaan 2. Meningkatkan perbedaan 3. Mengurangi kompleksitas 4. Menigkatkan kompleksitas.31

g.

Physical Evidence

(Bukti Fisik)

Bukti fisik termasuk salah satu dari tujuh elemen bauran pemasaran jasa yang terdiri dari semua variabel yang bisa dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan dalam komunikasinya dengan dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen sasaran.

Menurut David Wijaya, bukti fisik adalah “unsur-unsur berwujud yang akan memperlancar kinerja di mana pelanggan akan melihat keadaan nyata dari benda-benda yang menghasilkan jasa”.32

Elemen dari Physical Evidence termasuk seluruh aspek fasilitas fisik dari organisasi jasa yang terdiri dari atribut eksterior dan interior serta hal berwujud lainnya dimana hal tersebut dilihat oleh para calon konsumen sehingga mempunyai kemungkinan akan memberi pengaruh pada calon konsumen.

Menurut Alma yang dikutip Wijaya dalam buku pemasaran jasa pendidikan, bukti fisik jasa pendidikan adalah “lingkungan di mana sekolah dan siswa dapat berinteraksi, meliputi unsur berwujud yang mendukung kinerja suatu komunikasi jasa

pendidikan”.33

31

Ibid., h. 242-243

32

Ibid., h. 210.

33


(37)

Pendapat tersebut menjelaskan bahwa jasa pendidikan berbeda dengan jasa pijat keliling yang tidak perlu melihat bangunan dari sebuah lingkungan penghasil jasa, ibarat pabrik lingkungan sekolah adalah pabrik dari jasa pendidikan, lingkungan sekolah harus berwujud sehingga mengakomodir interaksi serta kinerja dari suatu komunikasi pendidikan.

Lovelock mengemukakan bahwa organisasi jasa melalui tenaga pemasarannya dapat menggunakan tiga cara untuk mengelola bukti fisik secara strategis, sebagai berikut:

1. Media untuk menciptakan perhatian (attention-creating medium)

2. Media untuk menciptakan pesan (message- creating medium)

3. Media untuk menciptakan pengaruh (effect_ creating medium).34

Menurut Alma yang dikutip Wijaya dalam buku pemasaran jasa pendidikan, ada dua macam desain yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Desain bagian luar sekolah, yang meliputi lapangan parkir, kebun sekolah dan sebagainya.

2. Desain bagian dalam sekolah, yang meliputi tata ruang kelas, perabotan sekolah, peralatan sekolah, sirkulasi sekolah dan sebagainya.35

Selain itu logo sekolah, kop surat sekolah, ijazah, seragam, juga merupakan tampilan yang perlu diperhatikan agar terlihat menarik.

34

Ibid., h. 212

35


(38)

6.

Keputusan Konsumen

a. Faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian

menurut Kotler bahwa “keputusan pembelian dari pembeli merupakan suatu hasil hubungan yang saling mempengaruhi dan yang rumit antara faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan

psikologi dari pembeli.”36

Ketika konsumen melakukan pembelian, tentu banyak faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembeliannya ini terlihat dalam gambar pola dari Ben M, Enis yang menyatakan bahwa referensi/saran dari kelompok sangat besar pengaruhnya dan referensi dari kelompok selalu beririsan dengan faktor-faktor seperti kebudayaan, kelas sosial dan keluarga.

1. Kebudayaan

Buchari menyatakan bahwa “kebudayaan sangat berpengaruh terhadap nilai-nilai dan pola perilaku seseorang

anggota kebudayaan tertentu.”37

Tentu kebudayaan akan sangat berpengaruh ketika kebudayaan ini telah diwariskan dari nenek moyang kepada anaknya hingga cucunya.

2. Kelas Sosial

Indonesia sudah tidak mengenal kelas sosial seperti di Negara India, meskipun ada kelas seperti jenjang pendidikan namun kelas-kelas ini tidak dipertajam lagi dalam perbedaanya. Engel dalam buku Buchari Alma menyatakan pengelompokan seseorang termasuk dalam kelas sosial tertentu dapat dilihat dari segi:

a. Prestise jabatannya

b. Penampilannya didalam kelompok sendiri

36

Eka, op. cit., h. 331.

37

Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: ALFABETA, 2011), h. 98.


(39)

c. Kepemilikannya

d. Orientasi nilai-nilai yang dianutnya38 3. Keluarga

Buchari menyatakan “pola dan barang yang dikonsumsi sehari-hari berbeda jumlah dan mutunya antara keluarga kecil dan keluarga besar namun sangat bergantung atas jumlah

anggaran belanja rumah tangga yang tersedia.”39

Konsumsi yang dilakukan seseorang biasanya akan dipengaruhi dari keluarganya dimana lingkungan terdekat dari individual adalah keluarga.

4. Klub-klub (Referensi Group)

Buchari berpendapat reference group bisa merupakan group primer, group sekunder, dan group aspirasi.

“Group primer adalah paran anggota yang saling berkomunikasi satu sama lain. Group sekunder adalah organisasi yang tidak terlalu banyak berinteraksi tatap muka dengan individu, seperti organisasi serikat pekerja, organisasi keagamaan, organisasi profesi dan sebagainya yang membuat aturan-aturan tertantu. Group aspirasi adalah seseorang yang memberi aspirasi pada individu untuk

memiliki sesuatu.”40

Ini berarti sebuah group, komunitas atau kumpulan individu yang saling berinteraksi maka akan berpengaruh pada keputusan seseorang dalam membeli atau memiliki sesuatu.

38

Ibid., h. 98.

39

Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: ALFABETA, 2011), h. 99.

40


(40)

b. Proses Pengambilan Keputusan

Menurut Kotler bahwa “proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut : pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian

dan perilaku pasca pembelian.”41

Kadang kala produk yang beredar dipasaran telah ada sejak lama, dari hal ini konsumen dapat membuat keputusan untuk menerima atau mengadopsinya. “Proses adopsi adalah proses mental yang dilalui seseorang, mulai dari pengenalan pertama sampai pada penerimaan atau adopsi final.”42

Tahap-Tahap Proses Membeli

Tahap – tahap dalam proses membeli meliputi : 1. Pengenalan Kebutuhan/Masalah

Disini orang yang akan memasarkan produk, meneliti mengenai apa yang dibutuhkan, apa yang menyebabkan semua itu muncul dan mengapa seseorang membutuhkan sesuatu (barang atau jasa). 2. Pencarian Informasi

Sumber informasi konsumen terbagi dalam empat kelompok, yaitu :

a. Sumber pribadi, meliputi: keluarga, teman – teman, tetangga, dan kenalan.

b. Sumber niaga, meliputi : periklanan, petugas penjualan, penjual kemasan dan pemajangan. c. Sumber umum, meliputi : media massa dan

organisasi konsumen.

41

Eka Umi Kalsum, “Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Mahasiswa Memilih Perguruan Tinggi Swasta Di Medan (Studi Kasus: Fakultas Ekonomi Universitas Al-Azhar Medan)”, Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu, Vol.3 No.1 2010, h. 331. (https://library.pancabudi.ac.id/jurnal_files/ ), 31 Jamuari 2015.

42


(41)

d. Sumber pengalaman, meliputi: pernah menangani, menguji, dan mempergunakan produk.

3. Pencarian Alternatif

Terdapat lima konsep dasar bagi pemasar dalam penilaian alternatif konsumen, yaitu :

a. Sifat – sifat produk, apa yang menjadi ciri – ciri khusus dan perhatian konsumen terhadap produk atau jasa tersebut.

b. Pemasar lebih memperhatikan pentingnya ciri – ciri produk daripada penonjolan ciri-ciri produk. c. Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek

yang menonjol

d. Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan yang diperoleh dari produk dengan tingkat alternatif yang berbeda – beda setiap hari

e. Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dari sekian banyak ciri – ciri barang. 4. Keputusan Membeli

Ada dua faktor yang menyebabkan seseorang mengambil keputusan untuk membeli, yaitu :

a. Sikap orang lain : keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh teman-teman, tetangga, atau siapa saja yang dipercayai

b. Faktor – faktor situasi yang tidak terduga : seperti faktor harga pendapatan43

43


(42)

B.

Hasil Penelitian yang Relevan

1. Jurnal dengan judul “Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap

Keputusan Mahasiswa Memilih Perguruan Tinggi Swasta Di Medan (Studi Kasus: Fakultas Ekonomi Universitas Al-Azhar Medan)” Oleh Eka Umi Kalsum, Secara simultan diperoleh bahwa produk, harga, promosi, tempat, orang, proses, dan pelayanan, secara bersama-sama berpengaruh highly significant terhadap keputusan mahasiswa memilih pada Fakultas Ekonomi universitas Al- Azhar Medan. Hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan uji Regresi Linier Sederhana, diperoleh bahwa status akreditasi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan keputusan mahasiswa memilih pada Fakultas Ekonomi Universitas Al-Azhar Medan.44

2. Jurnal dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Dan Kepercayaan

Orang Tua/Wali Murid Dalam Memilih Sekolah Menengah Pertama Islam Untuk Putra-Putrinya (Studi pada SMP Islam Al-Azhar 12

Rawamangun)” Oleh Arnoldi Zainal, berdasarkan data dan analisis ,

penelitian tentang pengaruh kualitas dan kepercayaan orang tua/wali murid dalam memilih Sekolah Menengah Pertama Islam untuk putra-putrinya di (YAPI) SMP Islam Al- Azhar 12 Rawamangun Jakarta, dapat di simpulkan: (1) Variabel kualitas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan memilih sekolah dan berpangaruh negatif. (2) Variabel Kepercayaan lebih dominan dibandingkan dengan faktor kualitas dalam mempengaruhi keputusan orang tua dalam memilih sekolah. Unsur pengajaran dan pretasi sekolah yang menjadi pertimbangan orang tua murid. (3) Kepercayaan berkaitan erat dengan keyakinan dan sikap. Keyakinan dan sikap konsumen terhadap sekolah dapat melalui komunikasi persuasif dan pemberian informasi yang efektif kepada orang tua murid.45

44

Eka Umi Kalsum, “Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Mahasiswa Memilih Perguruan Tinggi Swasta Di Medan (Studi Kasus: Fakultas Ekonomi Universitas Al-Azhar Medan)”, Jurnal Ilmiah Abdi Ilm, Vol. 3, No. 1, 2010. (https://library.pancabudi.ac.id/jurnal_files/ ), 31 Januari 2015.

45

Arnoldi Zainal, “Analisis Pengaruh Kualitas Dan Kepercayaan Orang Tua/Wali Murid Dalam Memilih Sekolah Menengah Pertama Islam Untuk Putra-Putrinya (Studi pada SMP Islam


(43)

3. Jurnal dengan judul “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pemilihan Perguruan Tinggi Serta Implikasinya Pada Kepuasan Mahasiswa” oleh Rina Indrayani, Dari uraian pada bab-bab sebelumnya penelitian ini bisa disimpulkan bahwa:

a. Bauran Pemasaran yang terdiri dari yaitu product, place, price, promotion, people, process, dan physical evidence yang ada pada Sekolah Tinggi Teknologi Bandung belum dilaksanakan dengan baik, hal itu tercermin dari hasil pengolahan data.

b. Keputusan pemilihan perguruan tinggi oleh mahasiswa ternyata dipengaruhi secara simultan dan parsial oleh bauran pemasaran yang terdiri dari yaitu product, place, price, promotion, people, process, dan physical evidence.

c. Dari hasil pengolahan data disimpulkan bahwa tingkat kepuasan mahasiswa pada Sekolah Tinggi Teknologi Bandung tergolong masih rendah sebesar 61.4%

d. Sedangkan besar pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pemilihan Sekolah Tinggi Teknologi Bandung secara simultan adalah sebesar 0.541=54,1%

e. Besar pengaruh keputusan pemilihan yang berasal dari semua variabel bauran pemasaran terhadap kepuasan mahasiswa sebesar 0.145=14,5%

f. Serta yang terakhir besar pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari yaitu product, place, price, promotion, people, process, dan physical evidence terhadap kepuasan mahasiswa melalui keputusan pemilihan Sekolah Tinggi Teknologi Bandung sebesar 0.67=67%46.

Al-Azhar 12 Rawamangun)”, Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 11, No. 1, 2013. (http://download.portalgaruda.org/ ), 30 Januari 2015.

46

Rina Indrayani, “AnalisisPengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pemilihan Perguruan Tinggi Serta Implikasinya Pada Kepuasan Mahasiswa”, Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 2, No. 1, 2011. (http://e-journal.kopertis4.or.id ), 2 Februari 2015.


(44)

Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Memilih Sekolah Menengah

Atas (SMA) Yayasan Pendidikan Islam Darussalam Cimanggis-Ciputat

C.

Kerangka Berpikir

Variabel Bebas Produk

(X1)

Orang (X5)

Proses (X6)

Tempat (X4)

Bukti Fisik

(X7)

Promosi (X3) Harga

(X2)

Keputusan Pembelian

Uji Validitas dan Realibilitas

Uji Asumsi Klasik :

1. Uji Normalitas Data 2. Uji Multikolinieritas 3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Hipotesis

Koefisien Determinasi (

Uji Stimulan (F)

Uji Parsial (t)


(45)

D.

Hipotesis Penelitian

Ha : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel produk, harga, promosi, tempat, orang, proses, dan bukti fisik terhadap keputusan pembelian.


(46)

31

A.

Tempat dan Waktu

Tempat penelitian akan dilakukan di SMA Darussalam Yayasan Pendidikan Islam Darussalam Cimanggis-Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Sedangkan waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Februari 2015 hingga Maret tahun 2015.

B.

Metode Penelitian

Sugiyono menjelaskan “secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu.”1

Banyak digunakan metode untuk melakukan sebuah penelitian, adapun pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian asosiatif yang mempunyai hubungan kausal. Dimana variabel independen mempengaruhi variabel dependen yang bersifat sebab-akibat.

Menggunakan penelitian kuantitatif karena data yang akan dianalisis adalah angka dan berbentuk statistik serta akan menguji hipotesis statisik yang telah ditentukan sebelumnya, serta akan menganalisis hasil data dengan rumus statistik juga karena merupakan hubungan kausal maka akan menggunakan teknik analisis regresi ganda.

Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data yang bersifat statistik. Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi. MenurutZainal

1

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 3.


(47)

teknik analisis regresi adalah “metode statistika yang digunakan untuk

menentukan kemungkinan bentuk hubungan antar variabel”.2

Bentuk hubungan dalam analisi regresi adalah hubungan sebab akibat. Dimana variabel bebas (X) dan terikat (Y) tidak dapat dipertukarkan posisinya.

C.

Populasi

Menurut Sugiyono, “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”3

Adapun obyek populasi yang akan digunakan adalah para murid SMA YPI Darussalam Cimanggis-Ciputat, Kota Tangerang Selatan dengan jumlah siswa SMA YPI Darussalam 326 siswa.

D.

Sampel

Sugiyono berpendapat bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”4

Arikunto menjelaskan apabila “populasi penelitian berjumlah kurang dari 100 maka sampel yang diambil adalah semuanya, namun apabila populasi penelitian berjumlah lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.”5

Dengan metode pengambilan sampel probability sampling, jenis pemilihan sampel simple random sampling (pengambilan sampel secara acak) dengan memberi peluang yang sama pada populasi.

2

Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan (Metode dan Paradigma Baru), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 265.

3

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 117.

4

Ibid., h. 118.

5


(48)

Dengan menggunakan pendapat Arikunto maka sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah para murid SMA YPI Darussalam dengan perhitungan 13% dari populasi.

Sehingga mengasilkan perhitungan sampel yang akan digunakan pada penelitian ini sebanyak 43 sampel dari populasi yang berada di SMA YPI Darussalam.

E.

Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan:

Angket

Angket atau kuesioner adalah “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”6

Angket yang akan diberikan kepada sampel menggunakan skala likert sebagai berikut:

Tabel 3.1 Skala Likert

Sangat

Setuju Setuju Ragu Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1

6


(49)

angket akan berisi pernyataan mengenai hal-hal yang mempengaruhi sampel dalam mengambil keputusan memilih sekolah SMA Darussalam.

Adapun jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini angket tertutup. Menurut Suharsimi Arikunto, angket tertutup “disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (√) pada kolom atau tempat

yang sesuai.”7

Adapun jenis angket ini dipilih demi membatasi jawaban responden dari jawaban-jawan yang sudah disediakan.

Dalam penelitian ini yang akan diukur menggunakan angket adalah keputusan konsumen yang memilih sekolah menengah atas (SMA) yayasan pendidikan islam Darussalam Cimanggis-Ciputat yang dipengaruhi strategi bauran pemasaran sekolah tersebut.

Data diperoleh dengan cara menghimpun informasi yang didapat melalui pernyataan dan pertanyaan tertulis yang diisi dengan check list dengan skala likert, dimana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom jawaban yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi atau dialami oleh responden. Jika data telah diperoleh, maka jawaban diberi skor.

Adapun untuk menguji angket maka digunakan uji validitas dan uji reliabilitas sebagai berikut:

1) Uji Validitas

Untuk menguji apakah angket itu valid maka menggunakan rumus dari Pearson dengan perkalian skor asli sebagai berikut:8

7

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 101.

8

Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), h. 180


(50)

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan: r = koefisien korelasi X = varibel bebas Y = variabel terikat N = banyak sampel

2) Uji Reliabilitas

Menurut Suhasimi Arikunto “Suatu tes dapat dikatakan

mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut

memberikan hasil yang tetap”.9

Angket atau kuesioner disebut reliabel mengandung arti bahwa angket atau kuesioner tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Uji reabilitas dilakukan dengan membandingkan antara dan melalui tahapan analisis Cronbach’s

Alpha ( ̇). Rumus pengujian reabilitas penelitian ini adalah:

( )

Keterangan: n = Jumlah sampel

k = Jumlah butir pertanyaan

= Varians total

∑ = Jumlah varians butir

Adapun kriteria pengujiannya adalah :

= 0,00-0,20 = Reliabilitas kecil = 0,20-0,40 = Reliabilitas rendah

9

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1986), Cet. II, h. 66.


(51)

= 0,40-0,70 = Reliabilitas sedang = 0,70-0,90 = Reliabilitas tinggi = 0,90-1,00 = Reliabilitas sangat tinggi

Jika r hitung > r tabel instrumen angket atau kuesioner maka reliabel dan apabila r hitung < r tabel instrumen angket atau kuesioner tidak reliabel

2. Data Sekunder a. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode

dokumentasi, “peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti

buku-buku, majalah, dokumen, catatan harian dan

sebagainya.”10

Adapun alasan menggunakan metode dokumentasi sebagai alat pengumpulan data sebagai berikut :

1) Dokumen lebih dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya

2) Sumber dokumen adalah data yang lengkap. 3) Sebagai data tambahan dalam penelitian

F.

Instrumen Penelitian

Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul penelitian ini, perlu ditegaskan beberapa istilah berkaitan dengan variabel penelitian:

10


(52)

1. Keputusan Konsumen a. Definisi Konseptual

Keputusan konsumen dalam melakukan pembelian atau memiliki sebuah barang atau jasa, dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, kelas sosial (dalam hal ini kebiasaan), individu, keluarga, serta saran dari kelompok yang disekitarnya. Serta melalui proses pengenalan produk, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, serta perilaku setelah pembelian

b. Definisi Operasional

Keputusan konsumen dipengaruhi faktor-faktor lingkungan sekitarnya. Variabel ini merupakan variabel terikat (Y).

Keputusan yang diambil oleh konsumen melalui proses sebagai berikut:

1. Pengenalan produk 2. Pencarian informasi 3. Evaluasi alternatif 4. Keputusan pembelian 5. Perilaku setelah pembelian

2. Bauran Pemasaran a. Definisi Konseptual

Bauran pemasaran merupakan campuran dari teknik pemasaran, bauran pemasaran jasa merupakan campuran dari pemasaran barang tentu mengenal 4P (product, Price, Place, Promotion) dan dalam pemasaran jasa diperluas menjadi 4P+3P (product, Price, Place, Promotion, People Participant, Prosess, dan Physical evidence)

b. Definisi Operasional

1. Produk terdiri dari penawaran inti, penawaran nyata, dan penawaran tambahan


(53)

2. Harga terdiri dari uang registrasi dan uang penyelenggaraan pendidikan.

3. Promosi terdiri dari periklanan, penjualan personal, promosi penjualan, publisitas.

4. Lokasi terdiri dari akses, vasibilitas, lalu lintas, tempat parker, ekspansi, lingkungan, dan kompetisi.

5. Orang yang terdiri dari contactor(mempengaruhi secara langsung), Modifer(tidak mempengaruhi secara langsung, namun cukup sering berinteraksi), Influcer(yang mempengaruhi pembelian, namun tidak secara langsung kontak dengan konsumen), Isolated(tidak secara langsung terlibat dalam pemasaran dan tidak sering bertemu dengan konsumen).

6. Proses terdiri dari variabel komplesitas dan fleksibilitas 7. Bukti fisik terdiri dari melakukan pembeda dengan pesaing

dari sisi gedung, adanya logo, serta desain pelengkap dari produk.

c. Kisi-kisi Instrumen

Adapun kisi-kisi instrumen adalah sebagai berikut: Variabel bebas ( ): Produk

Variabel bebas ( ): Harga Variabel bebas ( ): Promosi Variabel bebas ( ): Tempat Variabel bebas ( ): Orang Variabel bebas ( ): Proses Variabel bebas ( ): Bukti Fisik

Variabel terikat (Y): Keputusan Memilih Sekolah Menengah Atas Darussalam


(54)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Angket Penelitian

Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Memilih Sekolah

Variabel Penelitian Dimensi Variabel Instrumen penelitian

Nomor

Variabel Bebas (X)

Produk ( Baker ) Penawaran Inti Program Studi

(Kurikulum)

1

Penawaran Nyata

Alumni Sekolah 2

Akreditas 3

Ekstra kulikuler 4 Presentase Lulus

UN

5

Pilihan Jurusan 6

Penawaran Tambahan Tingkat Pelayanan 7

Harga ( David

Wijaya )

Uang Registrasi Uang registrasi pendaftaran

1

Uang

Penyelenggaraan Pendidikan

Uang SPP 2

Uang Gedung 3

Uang Buku 4

Uang Peralatan 5

Uang ujian semester 6 Uang Ujian Nasional 7

Promosi AMA

(American Marketing Association)

Periklanan Brosur 1

Spanduk 2

Kalender Sekolah 3 Penjualan personal Persentase

penjualan

4

Promosi Penjualan Potongan Harga 5

Publisitas Sponsor Turnamen 6

Melalui presentasi 7 Melalui internet 8

Tempat ( Alma ) Akses Lokasi Strategis 1

Lokasi Mudah

dijangkau


(55)

transportasi umum

Vasibilitas Lokasi mudah

dilihat dari tepi jalan

3

Lalu lintas Lokasi banyak

dilalui masyarakat 4 Tingkat kemacetan menuju lokasi sekolah 5

Tempat Parkir Lokasi parkir yang luas

6

Lokasi parkir yang

nyaman

7

Lokasi parkir yang

Aman

8

Ekspansi Tersedia lokasi

yang cukup luas untuk melakukan perluasan usaha

9

Lingkungan Lokasi mendukung

jasa yang ditawarkan

10

Kompetisi Lokasi dekat

dengan pesaing

11

Orang ( Payne ) Contaktor Staf Yayasan 1

Modifier Staf Pengajar 2

Influencer Staf Administrasi 3

Isolated Staf keamanan 4

Staf Kebersihan 5

Proses (Curtis ) Variabel Kompleksitas

Prosedur penerimaan

1

Pendaftaran 2

Daftar Ulang 3

Variabel Fleksibilitas Kemudahan PSB 4 Bukti

Fisik

(Lovelock ) An attention-creating Medium

Gedung sekolah 1

Ruang kelas 2

Perpustakaan 3

Ruang Lab. 4

Tempat ibadah 5

Lapangan Olahraga


(56)

Perlengkapan 7

Peralatan 8

Tata Ruang 9

As a message-creating medium

Logo Sekolah 10

An effect-creating medium

Pakaian seragam 11

Variabel Terikat (Y)

Keputusan Memilih Sekolah (Kotler )

Pengenalan Produk Kebutuhan akan produk

1

Pencarian informasi

Sumber Pribadi 2

Sumber komersial 3

Sumber publik 4

Sumber

Pengalaman 5

Evaluasi Alternatif

Dekat dengan

rumah 6

Kualitas jasa lebih

unggul 7

Keputusan Pembelian

Kecermatan dalam pengambilan

keputusan 8

Pengaruh orang

lain 9

Perilaku pasca pembelian

Puas terhadap

produk yang dibeli 10 merekomendasikan kepada pihak lain 11

Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan valid atau tidak, yaitu dengan membandingkan antara nilai rhitung dan

rtabel, dengan taraf signifikansi 5%. Apabila rhitung ≤ rtabel, maka

instrumen dinyatakan tidak valid dan apabila rhitung > rtabel, maka

instrumen dinyatakan valid. rtabel dapat dilihat pada tabel nilai

kritis untuk korelasi r product – moment, dimana N = 30 dengan demikian nilai rtabel adalah 0,361 maka rhitung dikatakan tidak valid

jika nilainya kurang dari 0,361, dan sebaiknya dibuang untuk hasil penelitian yang lebih baik


(57)

Perhitungan validitas pada penelitian ini mengunakan bantuan program SPSS For Windows Ver. 20. Adapun tahapan-tahapannya adalah; (1) menginput data validitas ke lembar data editor SPSS, (2) kemudian klik Analyze, Correlate, Bivariat, (3) Blok semua label (Item X ke 1, dst), klik ikon panah, sehingga seluruhnya akan berpindah ke kotak Variables, lalu klik OK.11

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan hasil validitas instrumen penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel. 3.3

Validitas Variabel Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Memilih Sekolah

11

Sahid Raharjo, “Uji Validitas Data Dengan Rumus Pearson SPSS”,

(http://www.konsistensi.com/), diakses 4 Maret 2015.

No. t hitung t tabel Keterangan

Produk

1 .186 0.361 Tidak Valid

2 .325 0.361 Tidak Valid

3 0.403 0.361 Valid

4 .282 0.361 Tidak Valid

5 0.388 0.361 Valid

6 0.425 0.361 Valid

7 0.602 0.361 Valid

Harga

1 -.131 0.361 Tidak Valid

2 0.627 0.361 Valid

3 0.511 0.361 Valid

4 .257 0.361 Tidak Valid

5 0.382 0.361 Valid

6 .255 0.361 Tidak Valid

7 .329 0.361 Tidak Valid

Promosi

1 .156 0.361 Tidak Valid

2 .200 0.361 Tidak Valid


(58)

4 0.585 0.361 Valid

5 .337 0.361 Tidak Valid

6 0.658 0.361 Valid

7 0.396 0.361 Valid

8 0.421 0.361 Valid

Tempat

1 .257 0.361 Tidak Valid

2 0.41 0.361 Valid

3 0.542 0.361 Valid

4 .279 0.361 Tidak Valid

5 .285 0.361 Tidak Valid

6 0.576 0.361 Valid

7 .193 0.361 Tidak Valid

8 .267 0.361 Tidak Valid

9 0.561 0.361 Valid

10 0.442 0.361 Valid

11 .346 0.361 Tidak Valid

Orang

1 0.561 0.361 Valid

2 0.661 0.361 Valid

3 0.582 0.361 Valid

4 0.577 0.361 Valid

5 .267 0.361 Tidak Valid

Proses

1 0.391 0.361 Valid

2 0.658 0.361 Valid

3 0.576 0.361 Valid

4 .185 0.361 Tidak Valid

Bukti fisik

1 0.697 0.361 Valid

2 0.666 0.361 Valid

3 0.519 0.361 Valid

4 .355 0.361 Tidak Valid

5 0.439 0.361 Valid

6 .100 0.361 Tidak Valid

7 0.52 0.361 Valid

8 0.563 0.361 Valid

9 0.514 0.361 Valid


(59)

Perhitungan reabilitas dalam penelitian ini, mengunakan bantuan program SPSS For Windows ver. 20. Adapun cara yang dilakukan adalah; (1) buka lembar data editor SPSS yang sudah tersedia datanya, (2) Klik menu Analyze, Scale, Reliability Analysis, Blok semua label, kecuali total X, pindahkan ke kotak Items dengan mengklik tanda panah, lalu pada menu Model, pilih

Alpha, lalu klik OK.12

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, hasil reabelitas instrumen penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.4 Uji Reabilitas

Variabel Cronbach

’s alpha

Cronbach’s alpha yang disyaratkan

Keterangan

Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Memilih Sekolah

0,898 0.700 Reliabel

12

Sahid Raharjo, “Uji Reliabilitas Data Dengan SPSS”, (http://www.konsistensi.com/), diakses 4 Maret 2015.

11 0.654 0.361 Valid

Keputusan pembelian

1 .158 0.361 Tidak Valid

2 0.459 0.361 Valid

3 .314 0.361 Tidak Valid

4 0.435 0.361 Valid

5 .265 0.361 Tidak Valid

6 .338 0.361 Tidak Valid

7 0.471 0.361 Valid

8 0.526 0.361 Valid

9 .265 0.361 Tidak Valid

10 0.705 0.361 Valid


(1)

UJI REGRESI LINIER BERGANDA

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Keputusan Pembelian 23.44 3.088 43

Produk 16.65 2.069 43

Harga 11.40 2.037 43

Promosi 16.07 3.954 43

Tempat 20.65 2.910 43

Orang 16.60 1.748 43

Proses 12.44 1.623 43


(2)

Correlations

Keputusan Pembelian Produk Harga Promosi Tempat Orang Proses Bukti Fisik

Pearson Correlation

Keputusan Pembelian 1.000 .517 .653 .551 .463 .426 .497 .747

Produk .517 1.000 .525 .422 .422 .488 .309 .512

Harga .653 .525 1.000 .446 .554 .466 .522 .669

Promosi .551 .422 .446 1.000 .420 .355 .500 .449

Tempat .463 .422 .554 .420 1.000 .440 .704 .585

Orang .426 .488 .466 .355 .440 1.000 .634 .404

Proses .497 .309 .522 .500 .704 .634 1.000 .473

Bukti Fisik .747 .512 .669 .449 .585 .404 .473 1.000

Sig. (1-tailed)

Keputusan Pembelian . .000 .000 .000 .001 .002 .000 .000

Produk .000 . .000 .002 .002 .000 .022 .000

Harga .000 .000 . .001 .000 .001 .000 .000

Promosi .000 .002 .001 . .003 .010 .000 .001

Tempat .001 .002 .000 .003 . .002 .000 .000

Orang .002 .000 .001 .010 .002 . .000 .004

Proses .000 .022 .000 .000 .000 .000 . .001

Bukti Fisik .000 .000 .000 .001 .000 .004 .001 .

N

Keputusan Pembelian 43 43 43 43 43 43 43 43

Produk 43 43 43 43 43 43 43 43

Harga 43 43 43 43 43 43 43 43

Promosi 43 43 43 43 43 43 43 43

Tempat 43 43 43 43 43 43 43 43

Orang 43 43 43 43 43 43 43 43

Proses 43 43 43 43 43 43 43 43


(3)

Variables Entered/Removeda Model Variables Entered Variables

Removed Method 1 Bukti Fisik, Orang, Promosi, Produk, Tempat, Harga, Prosesb

. Enter

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian b. All requested variables entered.

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .811a .658 .590 1.977 .658 9.637 7 35 .000

a. Predictors: (Constant), Bukti Fisik, Orang, Promosi, Produk, Tempat, Harga, Proses b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 263.761 7 37.680 9.637 .000b

Residual 136.844 35 3.910

Total 400.605 42

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


(4)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 4.212 3.361 1.253 .218

Produk .156 .200 .104 .780 .441 .546 1.832

Harga .286 .222 .189 1.288 .206 .455 2.199

Promosi .149 .096 .191 1.554 .129 .645 1.550

Tempat -.181 .166 -.171 -1.092 .282 .400 2.503

Orang -.021 .250 -.012 -.082 .935 .487 2.054

Proses .297 .334 .156 .888 .381 .317 3.157

Bukti Fisik .330 .094 .512 3.509 .001 .458 2.184

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Collinearity Diagnosticsa Model Dimension Eigenvalue Condition

Index

Variance Proportions

(Constant) Produk Harga Promosi Tempat Orang Proses Bukti Fisik

1

1 7.910 1.000 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00

2 .037 14.720 .02 .00 .00 .83 .00 .01 .00 .00

3 .017 21.326 .07 .00 .48 .05 .00 .02 .01 .04

4 .013 24.686 .03 .22 .00 .01 .17 .00 .12 .01

5 .009 30.465 .00 .01 .32 .00 .16 .12 .04 .34

6 .007 34.350 .17 .45 .00 .01 .24 .00 .00 .33

7 .005 39.659 .70 .04 .20 .03 .07 .22 .04 .27


(5)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 18.16 28.50 23.44 2.506 43 Std. Predicted Value -2.109 2.019 .000 1.000 43 Standard Error of Predicted

Value .375 1.218 .835 .175 43

Adjusted Predicted Value 17.38 28.11 23.43 2.564 43 Residual -6.156 3.409 .000 1.805 43 Std. Residual -3.113 1.724 .000 .913 43 Stud. Residual -3.454 2.062 .002 1.020 43 Deleted Residual -7.576 5.069 .010 2.262 43 Stud. Deleted Residual -4.193 2.169 -.014 1.102 43 Mahal. Distance .536 14.949 6.837 3.142 43 Cook's Distance .000 .344 .033 .072 43 Centered Leverage Value .013 .356 .163 .075 43

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


(6)