ketuhanan, berpegang kepada keimanan dan yang terpenting adalah terciptanya pribadi bersih dan suci.
61
Pendidik hendaknya memperhatikan cara-cara menyampaikan dan memberikan nasehat, memberikan nasehat hendaknya disesuaikan dengan situasi
dan kondisi, pendidikan hendaknya selalu sabar dalam menyampaikan nasehat dan tidak merasa bosan atau putus asa. Dengan memperhatikan waktu dan tempat
tepat akan memberi peluang bagi anak untuk rela menerima nasehat dari pendidik. Dengan cara tersebut akan memaksimalkan dampak nasehat terhadap
perubahan tingkah laku dan akhlak anak, perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang tulus ikhlas tanpa ada kepura-puraan, kepura-puraan akan muncul
ketika nasehat tidak tepat waktu dan tempatnya, anak akan merasa tersinggung dan sakit hati. Kalau hal ini sampai terjadi maka nasehat tidak akan membawa
dampak apapun, yang terjadi adalah perlawanan terhadap nasehat yang diberikan.
C. Kerangka Berfikir
Pendidikan dan pengajaran merupakan hal yang utama dan pertama usaha manusia untuk mencerdaskan bangsanya dan sekaligus mempertinggi cita-cita
bangsanya. Akan tetapi, pendidikan dan pengajaran Islam lebih dari itu, ia juga menuntun orang untuk mencapai kebahagaian hidup di dunia dan di akhirat.
Pendidikan Islam dapat membina akhlak mulia bagi peserta didiknya. Pendidikan Islam mempunyai tiga unsur dasar yaitu mencapai keridhoan
Allah, menjauhi murka dan siksa-Nya serta melaksanakan penghambaan yang ikhlas kepada-Nya, mewujudkan ketentraman di dalam jiwa dan aqidah yang
dalam penghambaan semata-mata dan kepatuhan ikhlas kepada Allah, hasil yang pasti bagi ketentraman hati, menghapus khufarat-khufarat yang bercampur baur
dengan hakekat agama. Untuk itu pendidikan Islam merupakan suatu jalan bagi terciptanya generasi
muda yang mempunyai akhlak karimah, karena tujuan pendidikan Islam lebih memprioritaskan pembentukan akhlak yang baik bagi peserta didiknya,
pembentukan akhlak tersebutlah yang merupakan tujuan pendidikan yang hakiki.
61
Abdurrahman an-nahlawy, Prinsip-Prinsip ..., h. 279
Proses pembentukan akhlak bukanlah suatu proses yang berlangsung cepat, melainkan mengalami proses yang cukup memakan waktu lama. Dalam
pembentukan akhlak siswa, sangat diperlukan pembiasaan-pembiasaan dan latihan-latihan yang cocok dan sesuai dengan perkembangan jiwanya. Karena
pembiasaan dan latihan tersebut akan membentuk sikap tertentu pada anak yang lambat laun akan bertambah kuat dan akhirnya tidak tergoyahkan lagi karena telah
masuk menjadi bagian dari kepribadiannya. Oleh karena itu, jika pendidikan akhlak telah meresap ke dalam jiwa
siswa, dan telah menjadi bagian kepribadiannya maka ia akan berfungsi sebagai pengendali segala sikap dan tingkah lakunya dalam menjalani kehidupan dimasa
yang akan datang sehingga akan membahagiakan hidupnya didunia dan di akhirat.
D. Hipotesis