pembiayaan lunas. Penghasilan di maksud baik bersifat tetap gaji bulanan maupun tidak tetap pendapatan dari pekerjaan bebas;
e. Mempunyai pekerjaan tetap sebagai karyawan atau pekerjaan lainya
yang memperoleh gaji tetap atau menjalankan usahanya sendiri wiraswasta dengan masa kerja minimal 1satu taun;
f. Tidak memiliki pembiayaan bermasalah baik di Bank maupun di Bank
lain; g.
Sesuai ketentuan Bank penghasilannya masih cuup untuk membayar kewajiban angsuran pokok dan margin atas seluruh pembiayaan baik
yang telah ada maupun yang akan diminta h.
Menyampaikan NPWP Pribadi untuk pemohon dengan jumlah
pembiayaan
≥ Rp. 100 Juta atau SPT Pasal 21 Form A1 untuk
pemohon dengan jumlah pembiayaan ≥ Rp 50 Juta sampai dengan Rp.
100 juta atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3
C. Penyelesaian pembiayaan KPR bermasalah pada BTN Syariah
1. Langkah benyelesaian pembiayaan KPR Bersubsidi Bermasalah oleh
BTN Syariah
Sebelum bank melakukan penyelesaian atas pembiayaan KPR yang bermasalah terlebih dahulu Bank melakukan restrukturisasi pembiayaan
3
Wawancara pribadi dengan Bapak Bambang Pujianto, Financing Servicese Officer BTN
Syariah, Gedung Menara BTN, Lt.2 2 Maret 2010.
terhadap masalah yang dihadapi nasabahnya. Restrukturisasi pembiayaan adalah upaya perbaikan yang dilakukan bank dalam kegiatan penyediaan
danaterhadap nasabah yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibanya dengan mengikuti ketentuan yang berlaku yaitu Fatwa Dewan
Syariah Nasional DSN, peraturan Bank Indonesia dan Standar akuntansi keuangan yang berlaku bagi bank syariah.
4
Restrukturisasi ini merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diketahui sebelum melangkah pada
peyelesaian pembiayaan KPR lebih lanjut, diantaranya: a.
Rescheduling penjadwalan ulang BTN Syariah memberikan keringanan terhadap nasabah menyangkut jadwal pembayaran atau jangka waktu
termasuk penundaan masa tenggang dan perubahan besarnya angsuran pembiayaan KPR. Misalkan dalam perpanjangan jangkawaktu
pembiayaan KPR dari 1 tahun menjadi 2 tahun dan perpanjangan jangkawaktu angsuran dari 26 kali menjadi 38 kali dengan demikian
jumlah angsuran akan menjadi lebih kecil seiring dengan penambahan jangkawaktu angsuran. Rescheduling ini salah satu cara yang diberikan
kepada nasabah yang mempunyai I’tikad baik dan karakter jujur. Dalam hal ini Al-Quran memberikan pedoman penambahan waktu bagi orang
yang berhutang, Allah berfirman:
4
Direksi PT BTN Persero, surat Edaran Peraturan Direksi No 21VIII2007, Jakarta: PT Bank Tabungan Negara Persero 2007, h.4
⌧
………..
Artinya: “Dan jika orang yang berhutang itu dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan…”
Al-Baqarah ayat: 280
b. Melakukan pembinaan melalui pendekatan kepada nasabah pembiayaan
KPR yang bermasalah, hal ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada nasabah pembiayaan KPR yang dilakukan dengan cara
mendatangi nasabah pembiayaan KPR yang mengalami penunggakan ke rumamahnya kemudian membicarakan atau mendiskusikan masalah yang
sedang dihadapi oleh nasabah dan alternative jalan keluar dalam menyelesaikannya. Jika nasabah bersedia membicarakan problem kondisi
keuangan secara jujur dan terbuka ini berarti nasabah mempunyai kemampuan baik untuk menyelesaikan masalah tungakan dengan bank.
Bank bisa segera mengetahui apa yang menjadi penyebab pembiayaan KPR tersebut bermasalah sehingga selanjutnya bisa memutuskan atau
mengambil tindakan dalam menyelesaikan. Akan tetapi tidak semua nasabah yang bersikap dan dan mempunyai I’tikad baik, ada sebagian
c. Collection, yaitu penagihan secara intensif kepada nasabah yang
mengalami pembiayaan KPR bermasalah. BTN Syariah melakukan dengan cara bertahap pertama konfirmasi melalui telpon, kedua,
mengirimkan surat pemberitahuan angsuran, ketiga, peringatan atau teguran, keempat, penagihan langsung yakni dengan mendatangi langsung
kerumah nasabah pembiayaan KPR yang mengalami penunggakan. d.
Pengurangan tunggakan pokok pembiayaan, ini merupakan salah satu cara yang dilakukan BTN Syariah terhadap nasabah yang mengalami
penunggakan dengan memberikan keringanan untuk membayar tunggakan pokok pembiayaan yang darilebih kecil tunggakan pokok pembiayaan
yang seharusnya dibayar. e.
Eksekusi jaminan asset nasabah atau objek pembiayaan yang dijadikan jaminan dalam rangka pelunasan pembiayaan KPR. Hal ini dilakukan oleh
BTN Syariah apabila nasabah sudah benar-benar tidak mampu lagi untuk membayar hutangnya.proses esekusi oleh BTN Syariah dapat dilakukan
dengan menyerahkan sertifikat rumah sebagai jaminan dari nasabah yang bersangkutan atau bank sendiri yang akan melakukan penjualan atas
barang jaminan. Hal ini tentunya dilakukan berdasarkan kesepakatan keduabelah pihak, atau menyerahkan kelembaga eksekutor yaitu BUPLN
Badan Urusan Piutang Dan Lelang Negara.
f. Hapus buku yaitu langkah yang terakhir yang dilakukan BTN Syariah
untuk membebaskan nasabah dari beban hutangnya, dikarenakan nasabah sudah tidak mampu lagi untuk membayar angsuran KPR dan begitu pula
dengan barang jaminan. Pada perbankan syariah jika terdapat perbedaan atau perselisihan maka kedua pihak harus menyelesaikannya sesuai tata
cara dan hukum materi syariah. Lembaga yang mengatur hokum materi dan berdasarkan prinsip-prinsip syariah di Indonesia dikenal dengan nama
Badan Arbitrase syariah Nasional BASYARNAS. Selama hanya dengan BTN Syariah apabila terjadi perselisihan atau sengketa antara kedua belah
pihak baik dengan nasabah, maka hendaknya merujuk atau meyelesaikan melalui BASYARNAS.
2.
Strategi
BTN Syariah dalam mengatasi pembiayaan KPR Bersubsidi Syariah
a. melakukan pembinaan dengan cara menelepon nasabah yang terlambat
membayar angsuran, mengirim surat pemberitahuan atau surat peringatan terhadap nasabah yang menunggak dan menagih langsung dengan cara
mengunjungi rumah atau kantor nasabah yang menunggak. b.
Melakukan restrukturisasi pembiayaan KPR bermasalah kepada nasabah yang masih mempunyai iktikad baik dan kooperatif dengan cara merubah
jangkawaktu pembiayaan, menunda kewajiban pembiayaan, menurunkan margin, atau nasabah, mengurangi tunggakan margin atau bagi hasil,
pengambilan asset nasabah atau obyek pembiayaan, mengalihkan seluruh
kewajiban nasabah berikut asset dan atau objek pembiayaan kepada pihak lain yang memenuhi ketentuan yang berlaku dan mengurangi
tunggakan pokok pembiayaan. c.
Melakukan penyelesaian pembiayaan KPR bermasalah kepada nasabah yang tidak mempunyai iktikad baik dan tidak kooperatif dengan cara
subrogasi, menjual agunan pembiayaan, memberikan pengurangan tunggakan margin atau bagi hasil dan atau kewajiban lainya,
menyelesaikan sengketa perdata melalui basyarnas, menagih piutang melalui Pengadilan Agama, melelang agunan pembiayaan melalui Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, pra lelang melalui Balai Lelang Swasta, melakukan upaya hokum terhadap jaminan pribadi Borgtocht
dan atau jaminan perusahaan Corporate Guarantee dan mengajukan pernyataan pailit kepada Pengadilan Niaga terhadap nasabah yang
hutangnya telah jatuh tempo serta susah untuk ditagih.
D. Tingkat keberhasilan BTN Syariah dalam penyaluran KPR Syariah