Pengertian Riba Jenis-Jenis Riba

61 Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. 2 Kredit tanpa jaminan Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karekter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini. 20

C. Pandangan Mazhab Fiqih Terhadap Bank Dan Kredit

1. Pengertian Riba

Riba secara bahasa bermakna ziyadah tambahan. Sedangkan menurut istilah para ulama, sedikit berbeda akantetapi mempunyai esensi yang sama, antara lain : a. Al-Qurthubi: “Riba itu berarti tambahan al-ziyadah. Riba itu ada dua macam, yaitu riba yang haram dan riba yang halal. Riba yang halal itu ialah hadiah yang diberikan seseorang kepada orang lain dengan motif untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari pada hadiah yang diberikannya itu. Pemberian dengan motif seperti ini tidak akan mendapatkan pahala dan juga tidak terkena dosa” 21 b. Badr ad Din0 al_Ayni, pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih al- Bukhari: “Prinsip utama dalam riba adalah penambahan. yaitu penambahan atas harta pokok tanpa adanya transaksi bisn is riil.” 20 Ibid, hal 101 21 Al-Qurthubi, Al- Jami‟ li ahkami Al-Qur‟an, Kairo: Dar al-Sya‟b, 1372H, jilid 23, h. 36 62 c. Imam Nawawi dari Mazhab Syafi‟i menjelaskan : “salah satu bentuk riba yang dilarang al-Quran dan as-Sunnah adalah penambahan atas harta pokok karena unsur waktu. 22

2. Jenis-Jenis Riba

Dalam literature fikih, pada umumnya para fuqaha membedakan riba dalam dua katagori, yaitu: a. Riba nasi‟ah, yang juga lazim disebut sebagai riba Al-Quran, Riba al- duyun, atau riba al- nasi‟ah didefinisikan, tambahan atas benda yang dihutangkan, yang berbeda jenisnya, baik yang dapat ditakar dan atau dapat ditimbang, maupun yang sejenis, tetapi tidak dapat ditakar dan tidak dapat ditimbang. 23 Sedangkan dalam Mazhab Hanafim riba nasi‟ah didefinisikan, perjanjian hutang untuk jangka waktu tertentu dengan tambahan pada waktu pelunasan hutang, tanpa adanya pergantian yang sepadan. 24 Secara simple Wahbah al- Zuhaili mendefinisikan riba nasi‟ah mengakhirkan pembayaran hutang dengan tambahan dari jumlah hutang pokok dan ini lazim disebut riba Jahiliyyah 25 22 A. Akrom, Nabilah Perspektif Ekonomi Islam, Dalam Hal Hutang, Riba Dan Kredi, nabila.blogdetik.com 23 Zaid „Abd al-Makarim, Madzhab ibn Abbas fil al-Ribabain Madzhab Fuqha al-Sunnah wa as- Syi‟ah, Al-Qahirah: Dar al-Ittihad al- A rabi lial-Thi ba‟ah, 1972 h. 16. 24 Wahbah al-Zuhaily, al-Fiqih al-Islam wa Adillatuh, Bairut: Dar al-Fikr, 1985, Jilid 4 hal. 672 25 Ibid. 63 b. Riba Fadhl, yang juga lazim dikenal sebagai riba al-sunnah, riba al-buyu, riba An-Nisa, dan atau riba al-khaffi. Secara definitive dalam Mazhab Hanafi riba Al-fadhl ini dirumuskan sebagai berikut: Kelebihan yang diperoleh dari sebuah transaksi tanpa adanya pergantian meskipun secara hukmi berdasarakan parameter yang ditetapkan syari‟at yang disaratkan terhadap salah satu pihak dari dua pihak yang saling melakukan pertukaran. 26 Sedangkan dalam mazhab Syafi‟I, riba fadhl itu didefinisikan akad yang ditetapkan pada sebuah transaksi pertukaran barang tertentu yang tidak diketahui k esesuaianya berdasarkan parameter yang ditetapkan syari‟at sewaktu akad tersebut dibuat atau karena adanya keterlambatan penyerahan salah satu atau kedua jenis barang yang dipertukarkan. 27

3. Hukum Riba