51
BAB IV AKTIPITAS PD.PK MENURUT
PANDANGAN PERBANDINGAN MAZHAB FIQIH
A. Persamaan dan Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syari’ah
1. Bank Konvensional
Bank diambil dari kata banco, bahasa Italia artinya adalah meja. Dulu para penukar uang money changer melakukan pekerjaan mereka di
pelabuhan-pelabuhan tepat para kelasi datang dan pergi, para pengembara, dan wirasatawan turun naik kapal. Money changer meletakan uang diatas
meja banco di hadapan mereka. Aktivitas penukaran uang di atas banco inilah yang menyebabkan para ahli ekonomi dalam menyelusuri sejarah
perbankan, mengaitkan kata banco dengan lembaga keuangan yang bergerak dalam bidang ini, dengan nama “bank”. Kalu demikian bank disini berfungsi
sebagai lembaga penukar uang anatar bangsa yang berbeda-beda mata uang mereka.
1
Sedangkan yang dimaksud dengan bank menurut Kasmir yaitu lembaga keungan yang kegitan usahanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kebali dana tersebut kemasyarakat serta
1
Muh. Zuhri, Riba Dalam al-Quran dan Masalah Perbankan: Sebuah Titik Antisipatif. Jakarta; PT. Raja GrafindoPersada, 1998, hal. 143.
52
memberikan jasa-jasa bank lainnya.
2
Menurut Moh. Hatta, bank adalah sendi kemajuan masyarakat. Sekiranya tidak ada bank, maka tidak akan terdapat
kemajuan seperti sekarang ini.
3
Menurut undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kemasyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat”.
4
Dalam perekonomian modern, pada dasarnya bank adalah lembaga perantara dan penyalur dana antara pihak yang berkelebihan dengan pihak
yang kekuarangan dana. Peran ini disebut financial intermediay. Dalam melaksanakan tugasnya yang paling menonjol sebagai financial intermediay,
bank dapat dikatakan mengumpulkan uang dari masyarakat pemilik dana ketika ia menerima simpanan, dana meminjamkan uang kepada masyarakat
yang memerlukan dana ketika ia memberi pinjaman kepada mereka. Dalam kegiatan ini muncul apa yang disebut bunga.
Ada beberapa alasan mengapa bank perlu membayar “bunga” kepada penyimpan diantaranya:
2
Kasmir, Dasar – Dasar Perbankan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2003, hal. 2
3
Hamzah Ya‟qub, Kode Etik Dagang Menurut Islam: Poloa Pembinaan Hidup Dalam Berekonomi, Bandung: CV. Diponegoro, 1984, hal. 193
4
Undang – undang Perbankan, Sinar Grafika, cet. 3, hal, 9.
53
a. Dengan menyimpan uangnya dibank, penabung telah mengorbankan
kesempatan atas keuntungan yang mungkin diperoleh dari pemakaian dana itu.
5
b. Dengan menyimpan uangya dibank, penabung telah mengorbankan
kesempatan pemakaian dana untuk keperluan yang lain. c.
Faktor inflasi juga menjadi pertimbangan perlunya imbalan kepada penabung.
6
Adapun landasan dasar hukum bank konvensional yaitu mengacu pada undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang memuat
tentang: ketentuan umum, asas, fungsi, dan tujuan, jenis dan usaha bank, perizinan, bentuk hukum dan kepemilikan, pembinaan dan pengawasan,
dewan komisaris, direksi dan tenaga asing, rahasia bank, ketentuan pidana dan sanksi administratif, ketentuan peralihan, dan ketentuan penutup.
Sedangkan landasan operasional dari bank konvensional yaitu didasarkan kepada sesuatu yang bebas nilai berdasarkan prinsip
materialistis, uang dijadikan sebagai komoditi yang bisa diperdagangkan, dan bunga sebagai instrumen imbalan terhadap pemilik uang yang telah ditetapkan
dimuka di awal
7
5
Dr. Muh. Zuhri, “Riba dalam Al-Quran dan Masalah Perbankan” op.cit, hal. 146
6
Muhamad Zuhri, Riba dalam Al-Quran dan Masalah Perbankan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1996, hal. 146.
7
Karim Anggar Prinato, “Konsep Operasional Bank Syariah” , Makalah Seminar
Perbankan Syari ‟ah, Jakarta : Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Jakarta 2003, hal. 1
54
Dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatanya adalah :
a. Menghimpun dana uang dari masyarakat dalam bentuk simpanan.
b. Menyalurkan dana kemasyarakat dengan memberi pinjaman kredit
c. Memberikan jasa-jasa bank lainya.
2. Bank Syari’ah