12
BAB II SUMBER - SUMBER
HUKUM ISLAM
A. Al-Qur’an Menjadi Sumber Hukum Dalam Islam
1. Pengertian Al-Qur’an
Di kalangan para ulama dijumpai adanya perbedaan pendapat di sekitar pengertian Al-
Qur‟an baik dari bahasa maupun istilah. As-Syafi‟i misalnya mengatakan bahwa Al-
Qur‟an bukan berasal dari kata apapun dan bukan pula ditulis dengan hamzah. Lafadz tersebut sudah lazim dipergunakan
dalam pengertian kalamullah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sementara Al-Farra berpendapat bahwa lafadz Al-
Qur‟an berasal dari kata qarain jamak dari kata qarinah yang berarti kaitan, karena
dilihat dari segi makna dan kandungannya ayat-ayat Al- Qur‟an itu satu sama
lain saling berkaitan. Selanjutnya Al- Asy‟ari dan para pengikutnya
mengatakan bahwa lafadz Al-Q ur‟an diambil dari akar kata qarn yang berarti
menggabungkan sesuatu atas yang lain, karena surah-surah dan ayat-ayat Al- Qur‟an satu dan lainnya saling bergabung dan berkaitan.
1
Pengertian-pengertian kebahasaan yang berkaitan dengan Al- Qur‟an
tersebut sungguh pun berbeda tetapi masih dapat ditampung oleh sifat dan
1
As-Shalih, Subhi, Membahas Ilmu-ilmu Al- Qur‟an, terj. Pustaka Firdaus dari judul
asli Mabahits fi Ulum Al- Qur‟an, Jakarta : Pustaka Firdaus, 1991, Cet. II.
13
karakteristik Al- Qur‟an itu sendiri, yang antara lain ayat-ayatnya saling
berkaitan satu dan lainnya. Oleh karena itu penulis mencoba pula untuk memaparkan pengertian Al-
Qur‟an secara etimologis dan terminologis berdasarkan pendapat beberapa ahli.
Secara etimologis, Al- Qur‟an merupakan Masdar dari kata
kerja “Qoroa” yang berarti bacaan atau yang ditulis,
2
sedang menurut Quraish Shihab berarti bacaan yang sempurna.
3
Secara terminologis para ulama mengemukakan berbagai definisi sebagai berikut :
Safi‟ Hasan Abu Thalib menyebutkan :
Artinya: Al- Qur‟an adalah wahyu yang diturunkan dengan lafal Bahasa Arab
dan maknanya dari Allah SWT melalui wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, Ia merupakan dasar dan sumber utama bagi syari
‟at.
4
Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan menggunakan bahasa arab sesuai dengan bahasa Nabi Muhammad ya itu bahasa arab agar
Nabi Muhammad lebih mengerti maksud dan tujuan wahyu yang diturunkan
2
Romli SA, Muqaranah Mazahib fil Ushul, Jakarta : Gaya Media Pratama, Cet. I. 1999, hal. 55.
3
M. Quraish Shihab, Wawasan Al- Qur‟an, Mizan, Cet. III, Bandung: 1996, hal. 3.
4
Safi ‟ Hasan Abu Thalib, Tatbiq al-Syari‟ah al-Islamiyah fi al-Bilad al-Arabiyah, Kairo :
Dar al-Nahdah al-Arabiyah, Cet. III, 1990, hal. 54.
14
kepada beliu, sebab Al-Quran yang diturnkan sebagai sumber hukum utama jika Rasullah menhadapi permasalahan-permasalahan.
Dalam hubungan ini Allah sendiri menegaskan dalam firman-Nya :
12 2
Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al- Qur‟an dengan
berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. QS. Yusuf12 : 2
5
Ayat ini menegaskan pendapat Safi‟ Hasan Abu Thalib diatas Al-
Quran diturunkan menggunakan bahasa arab karena para sahabat Nabi Muhammad pun berbahasa arab dengan menggunakan bahasa arab apa yang
diwahyukan kepada Nabi lalu Nabi menjelaskan kepada sahabat agar lebih mudah dan dimengerti oleh sahabat.
Sedangkan menurut Zakaria al-Birri, yang dimaksud Al- Qur‟an adalah :
Artinya: Al-Kitab yang disebut Al- Qur‟an dalah kalam Allah SWT, yang
diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad SAW dengan lafadz Bahasa Arab dinukil secara mutawatir dan tertulis pada lembaran-
lembaran mushaf.
6
5
Al-Quran terjemah
6
Zakaria al-Birri, Masadir al-Ahkam al-Islamiyah, Kairo : Dar al-Ittihad al- Arabi Littiba‟ah,
1975, hal. 16
15
Untuk lebih memperjelas definisi Al- Qur‟an ini penulis juga nukilkan
pula pendapat Dawud al-Attar. Di mana beliau menyebutkan bahwa, Al- Qur‟an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara
lafaz lisan, makna serta gaya bahasa uslub-nya, yang termaktub dalam mushaf yang dinukil secara mutawatir.
7
Definisi diatas mengandung beberapa kekhususan sebagai berikut : a.
Al- Qur‟an sebagai wahyu Allah, yaitu seluruh ayat Al-Qur‟an adalah
wahyu Allah; tidak ada satu kata pun yang datang dari perkataan atau pikiran Nabi.
b. Al-
Qur‟an diturunkan dalam bentuk lisan dengan makna dan gaya bahasanya. Artinya isi maupun redaksi Al-Quran datang dari
Allah sendiri. c.
Al- Qur‟an terhimpun dalam mushaf, artinya Al-Qur‟an tidak mencakup
wahyu Allah kepada Nabi Muhammad dalam bentuk hukum-hukum yang kemudian disampaikan dalam bahasa Nabi sendiri.
d. Al-
Qur‟an dinukil secara mutawatir, artinya Al-Qur‟an disampaikan kepada orang lain secara terus-menerus oleh sekelompok orang yang tidak
mungkin bersepakat untuk berdusta karena banyaknya jumlah orang dan berbeda-bedanya tempat tinggal mereka.
8
7
Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada
Perguruan Tinggi Umum, Jakarta : PT. Bulan Bintang, Cet. I, hal. 53.
8
Ibid, hal. 54.
16
Dalam kaitannya dengan sumber dalil, Al- Qur‟an oleh ulama ushul sering
disebut dengan al-Kitab. Umumnya didalam kitab-kitab ushul, para ulama ushul dalam sistematika dalil yang mereka susun menyebut Al-Quran dengan Al-Kitab.
9
Hal ini tentu saja bisa dipahami, sebab didalam Al- Qur‟an sendiri sering
disebut Al-Kitab yang dimaksud adalah Al- Qur‟an. Seperti firman Allah :
2 2
Artinya: Kitab Al- Qur‟an ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi
mereka yang bertakwa. QS. Al-Baqarah2 : 2 . Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Al-
Qur‟an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi SAW dengan
menggunakan bahasa Arab, yang penukilannya disampaikan secara mutawatir, dari generasi ke generasi, hingga sampai sekarang ini. Penukilan Al-
Qur‟an dilakukan oleh para sahabat dengan menghafalnya dan menyampaikan ke
generasi setelah mereka melalui sanad yang mutawatir. Dengan demikian otentisitas dan keabsahan Al-
Qur‟an dan terpelihara sepanjang masa serta tidak akan pernah berubah. Hal dibenarkan oleh Allah dalam firman-Nya :
15 9
Artinya: Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al- Qur‟an dan sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya. QS. Al-Hijr : 9
9
Zakaria Al-Birri, op.cit, hal. 16.
17
Jelaslah bahwa Allah yang menurunkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad melalui malikat Jibril kebenaranya tidak akan pernah diragukan
sampai kapanpun.
2. Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum