63
b. Riba Fadhl, yang juga lazim dikenal sebagai riba al-sunnah, riba al-buyu,
riba An-Nisa, dan atau riba al-khaffi. Secara definitive dalam Mazhab Hanafi riba Al-fadhl ini dirumuskan sebagai berikut:
Kelebihan yang diperoleh dari sebuah transaksi tanpa adanya pergantian meskipun secara hukmi berdasarakan parameter yang ditetapkan
syari‟at yang disaratkan terhadap salah satu pihak dari dua pihak yang saling
melakukan pertukaran.
26
Sedangkan dalam mazhab Syafi‟I, riba fadhl itu didefinisikan akad yang ditetapkan pada sebuah transaksi pertukaran barang tertentu yang tidak
diketahui k esesuaianya berdasarkan parameter yang ditetapkan syari‟at
sewaktu akad tersebut dibuat atau karena adanya keterlambatan penyerahan salah satu atau kedua jenis barang yang dipertukarkan.
27
3. Hukum Riba
Setelah kita mengetahui pengertian riba dan jenis-jenis riba maka kita mencoba mencari tahu hukum dari riba, keharaman riba sudah dijelaskan secara
sangat eksplisit dengan adanya perintah meninggalkan riba sebagaimana tercantum dalam ayat 275
– 280 surat Al-Baqarah yang berbunyi sebagai berikut:
26
Abd al-Azhim Jalal Abu Zaid, hal, 37
27
Ibid, hal. 38
64
275 280
Artnya: 275. Orang-orang yang makan mengambil riba[174] tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran tekanan penyakit gila[175]. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata berpendapat, Sesungguhnya
jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti dari mengambil riba, Maka baginya apa yang Telah diambilnya
dahulu[176] sebelum datang larangan; dan urusannya terserah kepada Allah. orang yang kembali mengambil riba, Maka orang itu
adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. 276. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah[177]. dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa[178]. 277. Sesungguhnya orang-orang yang beriman,
mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. 278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
sisa riba yang belum dipungut jika kamu orang-orang yang beriman. 279. Maka jika kamu tidak mengerjakan meninggalkan sisa riba,
65
Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat dari pengambilan riba, Maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya. 280. Dan jika orang yang berhutang itu dalam kesukaran, Maka berilah
tangguh sampai dia berkelapangan. dan menyedekahkan sebagian atau semua utang itu, lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui.
28
Menurut As-Suyuti, ayat tersebut turun bertalian dengan kasus Tsaqif yang telibat hutang piutang dengan Mughirah. Pada tahun 9 H Tsaqif memeluk
Islam. Setelah memeluk Islam, Tsaqif menagih hutang yang belum dilunasi Al- Mughirah. Ketika ditagih, Al-Mughirah tidak bersedia membayar riba kepada
Tsaqif yan telah mengetahui larangan riba dalam Islam. Kejadian tersebjut dilaporkan kepada Nabi. Kemudian turunlah ayat 275-280 surat Al-Baqarah
tersebut yang pada intinya memerintahkan umat Islam untuk meninggalkan sisa- sisa riba.
29
Sertelah turunya ayat tersebut, Nabi Muhammad SAW segera mengirim surat yang berisi perintah untuk menggalkan riba sebagaimana termaktub dalam
surat Al-baqarah tersebut kepada gubernur Mekkah Atab Ibn Asid. Atab ibn Asid segera menyampaikan isi surat tersebut kepada Tsaqif. Setelah menerima
penjelasan Nabi dalam suarat tersebut Tsaqif pun mematuhinya.
30
Ayat tersebut merupakan ayat terakhir tentang riba yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ayat tersebut, paling sedikit, berisi penjelasan
tentang 3 dampak negatif dari riba, yaitu : 1 riba menjadikan pelakunya laksana
28
Al-Quran Tejemah
29
Amin, A. Riawan, op.cit., hal. 38
30
Al-Alusi, Run al-Ma ani, Bairut: Darn al-Fikr, 1414H1993M, Jilid 3, hal 85
66
kerasukan setan, sehingga tidak dapat lagi membedakan antara yang hak dengan bathil, seperti tidak dapat membedakan jual beli yang jelas-jelas halal dengan riba
yang nyata-nyata haram, 2 dalam riba terdapat unsur-unsur zhulm penindasan terhadap orang lain yang tidak ada pada jual beli. Karena itu, jual beli halal,
sementara riba, haram dilakukan, dan 3 pada ahri kiamat nanti, pemakan riba akan mendapat siksa yang kekal abadi dalam Neraka.
31
Setelah mengetahui arti, jenis-jenis dan dasar hukum diharamkannya riba, maka timbul pertanyaan, riba jenis apa yang termasuk diharamkan oleh Islam itu?
Al-Qurthubi menjelaskan bahwa yang termasuk riba yang diharamkan menurut ayat 39 surat Ar-Rum tersebut adalah riba
Nasi‟ah. Pendapat ini didasarkan pada riwayat Al-
suddi Isma‟il Ibn Abdur Rahman Ibn Al-Karimah, wafat tahun 127 H, yang menyatakan, ayat 39 surat Ar-Rum tersebut, turun
bertalian dengan kasus riba yang dipraktikkan keluarga Tsaqif.
32
Sedangkan hukum riba fadhl, ulama banyak yang berbeda pendapat. Namun pendapat yang lebih kuat menunjukan bahwa riba fadhl pun haram
hukumnya. Hal ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW sebagai berikut:
31
.A. Riawan Amin “Menata Perbankan Syariah di Indonesia” UIN, Press, Jakarta2009 hal. 39
32
Al-Qurthubi, Al- Jami‟ li ahkami Al-Qur‟an, op.cit.
67
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah, „Amru bin
Naaqid, dan Ishaaq bin Ibraahiim – dan lafadh ini kepunyaan Ibnu Abi
Syaibah. Ishaaq berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami; sedangkan yang dua yang lain berkata : Telah menceritakan kepada
kami Wakii‟ : Telah menceritakan kepada kami Sufyaan, dari Khaalid Al-
Hadzdzaa‟, dari Abu Qilaabah, dari Abu Asy‟ats, dari „Ubaadah bin Ash-Shaamit, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu
„alaihi wa sallam : “Emas ditukar dengan emas, perak ditukar dengan perak, gandum ditukar dengan gandum, sya‟iir sejenis gandum ditukar
dengan sya‟iir, kurma ditukar dengan kurma, dan garam ditukar dengan garam; dengan sepadanseukuran dan harus secara kontan. Apabila
komoditasnya berlainan, maka juallah sekehendak kalian asalkan secara kontan juga
”
33
Termasuk hal yang dilarang namun banyak dipraktekkan di jaman sekarang adalah menukar emas 24 karat dengan emas 21 karat atau menukar beras
berkualitas baik dengan beras berkualitas kurang baik; dengan ukuran timbangantakaran yang berbeda. Dasarnya :
33
Shahih Muslim no. 1587
68
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ishaaq : Telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin Shaalih : Telah menceritakan kepada kami
Mu‟aawiyyah bin Sallaam, dari Yahyaa, ia berkata : Aku mendengar „Uqbah bin „Abdil-Ghaafir, bahwasannya ia mendengar Abu Sa‟iid Al-
Khudriy radliyallaahu „anhu berkata : “Bilaal datang menemui Nabi shallallaahu alaihi wa sallam dengan membawa kurma Barniy jenis
kurma terbaik. Maka Nabi shallallaahu alaihi wa sallam bersabda kepadanya : Dari mana kurma ini?. Bilaal menjawab : Kami
memiliki kurma yang jelek, lalu aku jual dua shaa kurma tersebut dengan satu shaa kurma yang baik agar kami dapat menghidangkannya
kepada Nabi shallallaahu alaihi wa sallam”. Mendengar hal itu, Nabi shallallaahu alaihi wa sallam bersabda : Celaka celaka, ini benar-
benar riba. Janganlah engkau melakukannya. Jika engkau ingin membelinya, maka juallah kurmamu dengan harga tertentu, baru
kemudian belilah kurma yang baik ini
34
Hadits ini juga memberi pengajaran bagi kita bagaimana praktek yang seharusnya dilakukan; yaitu menguangkan menjual terlebih dahulu barang yang
kita miliki, baru setelah itu kita beli barang sejenis yang lebih baik atau lebih rendah kualitasnya.
5. Kredit Menurut Perspektif Hukum Islam