1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fenomena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan sistem perbankan yang sesuai dengan prinsip
syari‟ah mendapat respon positif dari pemerintah yang antara lain berupa dikeluarkannya UU No. 7 Tahun 1992 tentang
perbankan yang menetapkan bahwa perbankan di Indonesia menganut dual banking system, yaitu perbankan konvensional dan perbankan
syari‟ah. Perundang-undangan tersebut selanjutnya disempurnakan dengan UU No.10 Tahun 1998, guna
memberikan landasan hukum yang lebih jelas bagi operasional perbankan syari‟ah
nasional. Diberlakukannya UU No. 10 Tahun 1998 tersebut memicu pertumbuhan Bank Umum
Syari‟ah dan BPRS di Indonesia. Pada periode 1992-1998 hanya terdapat 1 Bank Umum
Syari‟ah dan 78 BPRS yang telah beroperasi di Indonesia. Sedangkan dalam periode 1998 sampai dengan April 2003, di Indonesia terdapat 2
kantor Bank Umum Syari‟ah dan 6 Unit Usaha Syari‟ah dengan 49 kantor cabang, 15
Kantor Cabang Pembantu, dan 63 Kantor Kas. Sedangkan BPRS berjumlah 86 yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Hal ini menunjukkan tingkat pertumbuhan
yang cukup menggembirakan pasca diberlakukannya UU No. 10 Tahun 1998.
1
Lembaga perbankan merupakan salah satu aspek yang diatur dalam syari‟ah
Islam, yakni bagian muamalah sebagai bagian yang mengatur hubungan sesama
1
http:one indoskripsi.com.
2
manusia. Pengaturan lembaga perbankan dalam syari‟ah Islam dilandaskan pada
kaidah dalam ushul fiqih yang menyat akan bahwa “maa laa yatimm al-wajib illa bihi
fa huwa wajib “, yakni sesuatu yang harus ada untuk menyempurnakan yang wajib,
maka ia wajib diadakan. Mencari nafkah yakni melakukan kegiatan ekonomi adalah wajib diadakan. Oleh karena pada zaman modern ini kegiatan perekonomian tidak
akan sempurna tanpa adanya lembaga perbankan, maka lembaga perbankan ini pun menjadi wajib untuk diadakan.
2
Islam membawa pemahaman yang membentuk pandangan hidup tertentu dan garis hukum yang global. Karenanya, guna menjawab setiap masalah yang timbul,
peran hukum Islam dalam konteks kekinian diperlukan. Kompleksitas masalah umat seiring dengan berkembangnya zaman, membuat hukum Islam harus menampakkan
sifat elastisitas dan fleksibelitasnya guna memberi manfaat terbaik, dan dapat memberikan kemaslahatan kepada umat Islam khususnya dan manusia umumnya
tanpa meninggalkan prinsip yang ditetapkan syariat Islam.
3
Sesuai dengan UU No. 10 Tahun 1998 Bab III Pasal 5, menurut jenisnya bank dibedakan atas :
1. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip
syari‟ah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan
2
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hal. 14 - 15
3
Staf Pengajar STIE Pengembangan Bisnis dan Manajemen, dimuat di Jurnal Pengembangan Bisnis dan Manajemen, Jakarta. Vol. III, No. 05
– Oktober 2004.
3
2. Bank Perkreditan Rakyat BPR
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip
syari‟ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Dalam perekonomian modern, pada dasarnya bank adalah lembaga perantara dan penyalur dana antar pihak yang berkelebihan dengan pihak yang kekurangan
dana. Peran ini disebut dengan financial intermediary.
4
Penyesuaian dana penyempurnaan kebijakan di bidang perbankan nasional diharapkan mempercepat terciptanya sistem perbankan nasional yang efektif dan
efisien. Peranan bank untuk golongan masyarakat ekonomi lemah terutama masyarakat di daerah pedesaan sangat diperlukan. Bank Perkreditan Rakyat
Perusahaan Daerah Perkereditan Kecamatan BPR PD PK merupakan lembaga yang
melayani jasa perbankan guna memenuhi kebutuhan pelayanan jasa-jasa perbankan dan penyedia layanan jasa-jasa perbankan, dimana peranannya dirasakan oleh
masyarakat di daerah pedesaan.
5
Industri perbankan di Indonesia sangat penting peranannya dalam pembangunan perekonomian. Terutama sekali dalam menyediakan dana bagi dunia
usaha. Selain itu perbankan dibutuhkan karena mempunyai fungsi yang sangat mendukung bagi pertumbuhan perekonomian. Jasa keuangan yang dilakukan oleh
bank disamping menyalurkan dana atau memberikan pinjaman credit juga
4
Muh. Zuhri, Riba dalam Al-Quran dan Masalah Perbankan: Sebuah Titik Antisipatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996 h. 144
5
http:www.scribd.com , 13 November 2009.
4
melakukan usaha menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan. Kemudian usaha bank lainnya dalam berupa memberikan jasa-jasa keuangan yang
mendukung dan memperlancar kegiatan dalam memberikan pinjaman dengan kegiatan dalam menghimpun dana. Perusahaan Daerah Perkreditan Kecamatan PD
PK merupakan salah satu badan kredit yang disponsori oleh pemerintah yang beroperasi di daerah-daerah pedesaan yang berpusat di setiap kecamatan.
Masalah kekurangan modal dari penduduk pedesaan, khususnya dari pedagang kecil serta berbagai kasus masyarakat desa sebagai akibat terbatasnya sumber tempat
meminjam, mendapat perhatian besar dari pemerintah daerah. Hal ini diwujudkan dengan didirikannya Perusahaan Daerah Perkreditan Kecamatan PD PK. Melalui
lembaga perkreditan ini, bagi para pedagang kecil pada khususnya merupakan salah satu alternative terbaik yang dapat dipilih. Dimana pada pokoknya PD PK ini
mempunyai tujuan untuk membantu masyarakat pedesaan pada umumnya dan bagi para pedagang kecil pada khususnya melalui bantuan modal yang diberikan.
6
Jika di lihat dari aktifitas PD PK maka PD PK termasuk ke dalam kategori Bank perkreditan rakyat yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional tidak berdasarkan prinsip syari‟ah, dalam kegiatan Bank Perkreditan Rakyat tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, artinya jasa-jasa
perbankan yang ditawarkan bank Perkreditan Rakyat jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa Bank umum.
7
6
http:www.scribd.comdoc19709042perkreditan-masyarakat -pedesaan.14 November 2009
7
Kasmir, “Dasar-Dasar Perbankan” PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta, hl. 20
5
Perusahaan Daerah Perkreditan Kecamatan PD PK Parung berdiri atas peraturan daerah Provinsi Jawa Barat nomor 14 tahun 2006 dan peraturan Menteri
dalam Negeri nomor 22 tahun 2006. Perusahaan Daerah Perkreditan Kecamatan PDPK, ini ada karena tingginya kebutuhan masyarakat akan permodalan usaha yang
sehat, sehingga terbangun sebuah perekonomian daerah yang kuat dan stabil, dimana masyarakat dapat mandiri dan siap bersaing dengan kemajuan daerah lainnya.
Dari uraian di atas Penulis merasa tertarik dengan peran PD PK terutama PD PK di Kecamatan Parung Kab. Bogor, yang berupaya untuk meningkatkan
perekonomian rakyat kecil melalui pemberian kredit secara konvensional dan produk- produk yang ditawarkan lainnya, serta perbandingannya dengan perkreditan secara
syari‟ah. Penulis berkeinginan menulis sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi yang di
beri judul “Pandangan Mazhab Fiqih Terhadap Aktifitas Perkereditan Perusahaan Daerah Perkereditan Kecamatan Pd.Pk Study Kasus Pd.Pk Kec
Parung ”
B. Identifikasi Masalah