Pengertian Karies Gigi Jenis Kelamin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Karies Gigi

Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. 20,21,22 Ketika mendekati pulpa, karies menimbulkan perubahan-perubahan dalam bentuk dentin reaksioner dan pulpitis mungkin disertai rasa nyeri dan bisa berakibat terjadinya invasi bakteri dan kematian pulpa. Jaringan pulpa mati yang terinfeksi ini selanjutnya akan menyebabkan perubahan di jaringan periapeks. 21,22 Gejala paling dini suatu karies yang terlihat secara makroskopik adalah adanya bercak putih. Warnanya sangat berbeda bila dibandingkan dengan enamel sekitarnya yang masih sehat. Kadang-kadang lesi akan tampak berwarna cokelat disebabkan oleh materi di sekelilingnya yang terserap ke dalam pori-pori enamel. 22 Karies yang berwarna cokelat hingga kehitaman lebih lama menimbulkan lubang pada gigi, sedangkan noda yang berwarna putih lebih cepat menimbulkan lubang. 4 Karbohidrat yang tertinggal di dalam mulut dan mikroorganisme, merupakan penyebab dari karies gigi, penyebab karies gigi yang tidak langsung adalah permukaan dan bentuk gigi tersebut. Gigi dengan fissure yang dalam mengakibatkan sisa-sisa makanan mudah melekat dan bertahan, sehingga produksi asam oleh bakteri akan berlangsung dengan cepat dan menimbulkan karies gigi. 4 PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Juminah Sihombing : Karakteristik Penderita Karies Gigi Yang Beobat Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009. USU Repository © 2009 2.2. Anatomi Gigi 2.2.1. Bentuk-bentuk Gigi 23,24 Orang dewasa biasanya mempunyai 32 gigi permanen, 16 di tiap rahang. Di tiap rahang terdapat: a. Empat gigi depan gigi insisivusseri. Bentuknya seperti sekop dengan tepi yang lebar untuk menggigit, hanya satu akar. Gigi insisivus atas lebih besar daripada gigi insisivus bawah. b. Dua gigi kaninustaring yang serupa di rahang atas dan rahang bawah. Gigi ini kuat dan menonjol di sudut mulut. Hanya mempunyai satu akar. Berfungsi untuk mengoyak. c. Empat gigi pre-molargeraham kecil. Mahkotanya bulat hampir seperti bentuk kaleng tipis, mempunyai dua tonjol, satu di sebelah pipi, satu di sebelah lidah. Kebanyakan gigi pre-molar mempunyai satu akar, hanya beberapa yang memiliki dua akar, fungsinya merobek dan menghaluskan makanan. d. Enam Gigi MolarGeraham. Ini adalah gigi-gigi besar di sebelah belakang di dalam mulut digunakan untuk menggiling makanan. Semua gigi molar mempunyai mahkota persegi, seperti blok-blok bangunan. Ada yang mempunyai tiga, empat atau lima tonjol. Gigi molar rahang atas mempunyai tiga akar dan gigi molar rahang bawah mempunyai dua akar. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Juminah Sihombing : Karakteristik Penderita Karies Gigi Yang Beobat Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 2.1. Gigi Permanen 23

2.2.2. Bagian Gigi

23,24 Gigi mempunyai beberapa bagian: a. Bagian akar gigi, adalah bagian dari gigi yang tertanam di dalam tulang rahang dikelilingi dilindungi oleh jaringan periodontal. b. Mahkota gigi adalah bagian dari gigi yang dapat kita lihat. c. Cusp adalah tonjolan runcing atau tumpul yang terdapat pada mahkota

2.2.3. Jaringan Gigi

Gigi terdiri dari jaringan-jaringan yang berbeda : a. Enamel email Merupakan lapisan terluar dari mahkota yang sangat keras, yang melindungi gigi dari kerusakan. Enamel adalah jaringan paling keras di dalam tubuh. Enamel merupakan jaringan tubuh dengan susunan kimia kompleks yang mengadung 97 mineral kalsium, fosfat, karbonat dan fluor, air 1 dan bahan organik 2. 20,24,25 b. Dentin adalah jaringan seperti tulang yang terletak dibawah enamel, mempunyai fungsi untuk mendukung enamel. 25 PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Juminah Sihombing : Karakteristik Penderita Karies Gigi Yang Beobat Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009. USU Repository © 2009 c. Cementum adalah jaringan seperti tulang yang meliputi akar gigi. Membantu menghubungkan antara gigi dengan tulang rahang. 25 d. Pulpa adalah jaringan lunak yang mengandung serat-serat pembuluh darah arteri, vena, lymfe, letaknya di tengah-tengah gigi. 25 Gambar 2.2. Anatomi Gigi 26 2.3. Klasifikasi Karies Gigi 2.3.1. Berdasarkan Stadium Karies dalamnya karies 4 a. Karies Superficialis dimana karies baru mengenai enamel saja, sedang dentin belum terkena. Gambar 2.3. Karies Superfisialis 27 PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Juminah Sihombing : Karakteristik Penderita Karies Gigi Yang Beobat Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009. USU Repository © 2009 b. Karies Media dimana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin. Gambar 2.4. Karies Media 27 c. Karies Profunda dimana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang- kadang sudah mengenai pulpa. Gambar 2.5. Karies Profunda 27

2.3.2. Berdasarkan Keparahan atau Kecepatan Berkembangnya

21,22 a. Karies Ringan Jika yang terkena karies adalah daerah yang memang sangat rentan terhadap karies misalnya permukaan oklusal gigi molar permanen. b. Karies ModeratSedang Jika karies meliputi permukaan oklusal dan proksimal gigi posterior. c. Karies Parah PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Juminah Sihombing : Karakteristik Penderita Karies Gigi Yang Beobat Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009. USU Repository © 2009 Jika karies telah menyerang gigi anterior, suatu daerah yang biasanya bebas karies.

2.4. Etiologi Karies Gigi

Karies dapat berkembang lambat atau cepat. Ini tergantung dari banyak faktor seperti diet, komposisi saliva, jumlah bakteri, kebersihan gigi dan mulut, dan kebiasaan- kebiasaan lainnya. Oleh karena itu perkembangan karies pada tiap orang berbeda-beda. 23 Karies terjadi bukan disebabkan satu kejadian saja seperti penyakit menular lainnya tetapi disebabkan oleh serangkaian proses yang terjadi selama beberapa kurun waktu. Karies merupakan penyakit yang multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya karies. Ada empat faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan ditambah faktor waktu yang digambarkan sebagai model 4 lingkaran . 20 Gambar 2.6. Model Empat Lingkaran Penyebab Karies 3 Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap faktor tersebut harus saling mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama. 3 PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Juminah Sihombing : Karakteristik Penderita Karies Gigi Yang Beobat Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009. USU Repository © 2009

2.4.1. Faktor Host Tuan Rumah

Ada beberapa hal yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi ukuran dan bentuk gigi, struktur enamel email,faktor kimia dan kristalografis, saliva. 20,22 Kawasan-kawasan yang mudah diserang karies adalah pit dan fissure pada permukaan oklusal dan premolar. Permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak yang mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi. 22 Kepadatan kristal enamel sangat menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak enamel mengandung mineral maka kristal enamel semakin padat dan enamel akan semakin resisten. Gigi susu lebih mudah terserang karies daripada gigi tetap, hal ini dikarenakan gigi susu lebih banyak mengandung bahan organik dan air daripada mineral, dan secara kristalografis mineral dari gigi tetap lebih padat bila dibandingkan dengan gigi susu. Alasan mengapa susunan kristal dan mineralisasi gigi susu kurang adalah pembentukan maupun mineralisasi gigi susu terjadi dalam kurun waktu 1 tahun sedangkan pembentukan dan meniralisasi gigi tetap 7-8 tahun. 3 Saliva mampu meremineralisasikan karies yang masih dini karena banyak sekali mengandung ion kalsium dan fosfat. Kemampuan saliva dalam melakukan remineralisasi meningkat jika ada ion fluor. Selain mempengaruhi komposisi mikroorganisme di dalam plak, saliva juga mempengaruhi pH. 20 PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Juminah Sihombing : Karakteristik Penderita Karies Gigi Yang Beobat Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009. USU Repository © 2009

2.4.2. Faktor Agen Mikroorganisme

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembangbiak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. 3 Komposisi mikroorganisme dalam plak berbeda-beda, pada awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptococcus mutans, Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, Streptococcus salivarus , serta beberapa strain lainnya, selain itu dijumpai juga Lactobacillus dan beberapa spesies Actinomyces. 20,25 Plak bakteri ini dapat setebal beratus-ratus bakteri sehingga tampak sebagai lapisan putih. Secara histometris plak terdiri dari 70 sel-sel bakteri dan 30 materi interselular yang pada pokoknya berasal dari bakteri. 25

2.4.3. SubstratDiet

Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email. Karbohidrat ini menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa polisakarida ekstra sel. 22 Orang yang banyak mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan gigi, sebaliknya pada orang dengan diet banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak memiliki karies gigi. 20 Hal ini dikarenakan adanya pembentukan ekstraseluler matriks dekstran yang dihasilkan karbohidrat dari pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa,glukosa ini dengan bantuan streptokokus mutans membentuk PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Juminah Sihombing : Karakteristik Penderita Karies Gigi Yang Beobat Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009. USU Repository © 2009 dekstran yang merupakan matriks yang melekatkan bakteri pada enamel gigi, oleh karena itu sukrosa merupakan gula yang paling kariogenik. 3 Sukrosa merupakan gula yang paling banyak di konsumsi, maka sukrosa merupakan penyebab karies yang utama. 22 Makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan demineralisasi email. Plak akan tetap bersifat asam selama beberapa waktu. Untuk kembali ke pH normal sekitar 7, dibutuhkan waktu 30-60 menit. Oleh karena itu konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang akan tetap menahan pH plak di bawah normal dan menyebabkan demineralisasi email. 22

2.4.4. Faktor Waktu

Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. 20 Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas perusakan dan perbaikan yang silih berganti. 22 Adanya saliva di dalam lingkungan gigi mengakibatkan karies tidak menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan. Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini. 22 PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Juminah Sihombing : Karakteristik Penderita Karies Gigi Yang Beobat Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009. USU Repository © 2009 2.5. Epidemiologi Karies Gigi 2.5.1. Distribusi Frekuensi Kesehatan gigi merupakan salah satu komponen penting dalam kesehatan tubuh secara keseluruhan, oleh karena itu perawatan gigi sangat penting untuk mempertahankan gigi selama mungkin. Berdasarkan survei kesehatan gigi yang dilakukan oleh Direktorat Kesehatan Gigi Departemen Kesehatan RI pada tahun 1994, ternyata jumlah masyarakat yang berkunjung maupun pasien yang dirujuk ke rumah sakit karena menderita penyakit gigi dan mulut akibat karies gigi menduduki jumlah terbesar yaitu 53,05. 28 Karies merupakan penyakit yang paling sering dijumpai di rongga mulut, di Indonesia lebih dari 90 penduduknya menderita karies. 15 Karies gigi merupakan salah satu jenis penyakit yang dapat menyerang gigi yang mempunyai sifat progresif, yaitu bila tidak dirawatdiobati akan makin parah dan bersifat irreversible yaitu jaringan yang rusak tidak dapat utuh kembali. 26 Status karies gigi menurut karakteristik penduduk Indonesia Profil Kesehatan gigi dan Mulut tahun 1999: a. Prevalensi menurut jenis kelamin : Laki-laki 90,05 dan perempuan 91,67 b. Prevalensi menurut daerah : Urban 91,06 dan rural 90,84 c. Prevalensi menurut pulau : Jawa Bali 86,59, Sumatera 94,41, Kalimantan 94,885, Sulawesi 99,28 d. Prevalensi menurut umur : 12 tahun 76,62, 15 tahun 89,38, 18 tahun 83,50, 35-44 tahun 94,56 dan 65 tahun keatas 98,57 29 PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Juminah Sihombing : Karakteristik Penderita Karies Gigi Yang Beobat Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009. USU Repository © 2009 Semakin berkembang peradaban manusia maka semakin meningkat pula kejadian karies gigi. Hal ini dipengaruhi oleh pola makan yang banyak mengkonsumsi makanan kariogenik makanan bersoda, biskuit, permen, cokelat dan gula, jika semakin dekat manusia hidup dengan alam maka semakin sedikit pula dijumpai karies pada giginya. 3 Menurut penelitian Natamiharja tahun 1998 yang dikutip oleh Rusiawati 2002 pada anak usia 6-13 tahun di 2 SD di Medan terdapat anak dengan karies pada molar pertama 49,69 dan molar kedua 42,92 sedangkan murid bebas karies 7,39. 10 Hasil penelitian Situmorang 2004 di dua kecamatan Kota Medan menyatakan bahwa status kesehatan gigi dan mulut penduduk masih buruk. Hal ini dapat dilihat dari tingginya prevalensi karies gigi dengan DMF-T; 80,83 responden mempunyai gigi dengan lesi karies; 50,83 responden gigi dicabut dan hanya 21,11 gigi di tambal. 30 Berdasarkan penelitian Al-Malik 2006 di Saudi Arabia, dari 300 sampel anak-anak dengan usia 6-7 tahun terdapat 288 anak 96 terkena karies gigi, dan hanya 12 orang 4 yang tidak terkena karies gigi. Dari 288 sampel yang terkena karies tersebut terdapat 146 50,7 laki-laki dan 14249,3 perempuan. 31 Berdasarkan Profil Kesehatan RI tahun 2004, terdapat 37.285 kasus pencabutan gigi dan 10.718 kasus penambalan, pada tahun 2006 Profil Kesehatan RI tahun 2006 mengalami penurunan yaitu 6.864 kasus pencabutan gigi sedangkan penumpatan hanya 2.271 kasus. Namun hal ini tidak secara langsung menjelaskan bahwa terjadi penurunan karies gigi. 32,33 PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Juminah Sihombing : Karakteristik Penderita Karies Gigi Yang Beobat Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009. USU Repository © 2009 Penyakit gigi dan mulut dimana karies gigi termasuk didalamnya menempati peringkat ke empat penyakit termahal dalam hal pengobatan The World Oral Health , 2003. 34

2.5.2. Determinan Faktor-faktor yang Mempengaruhi a.

Umur Sepanjang hidup dikenal 3 fase umur dilihat dari sudut gigi geligi: a.1. Periode gigi susu 0-5 tahun, sekitar 10 anak usia 2 tahun telah terserang karies 35 a.2. Periode gigi campuran 6-14 tahun, pada periode ini molar 1 paling sering terkena karies. 35 a.3. Periode gigi permanen 14 tahun. Permukaan oklusal molar 2 dan premolar yang baru saja erupsi mudah terserang karies karena morfologinya yang memudahkan retensi plak. 35 Umur antara 40-50 terjadi retraksi atau menurunnya gusi sehingga sisa-sisa makanan sering lebih sukar dibersihkan. 4

b. Jenis Kelamin

36 Dari pengamatan yang dilakukan oleh Joshi 2005 di India dari total populasi 150 orang diperoleh kejadian karies lebih tinggi pada pria yaitu 80 sedangkan wanita 73. Hal ini terjadi dikarenakan wanita lebih memiliki keinginan untuk menjaga kebersihannya.

c. Ras