Identifikasi Masalah Sistematika Pembahasan Perilaku Belanja Shopping Behavior 1. Definisi Perilaku Belanja

Tangerang Selatan karena berdekatan dengan kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari paparan di atas dan berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis menganggap perlu mengetahui lebih dalam tentang ada tidaknya hubungan persepsi tentang lingkungan belanja dengan kecenderungan perilaku belanja konsumen minimarket. Maka itu, skripsi ini diberi judul Hubungan Persepsi Tentang Lingkungan Belanja dengan Kecenderungan Perilaku Belanja Konsumen Minimarket Sekitar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

I.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas teridentifikasi masalah – masalah sebagai berikut I. Apakah ada hubungan antara keinginan membeli dan rangsangan atau gerak hati yang muncul secara tiba-tiba setelah meihat barang yang dipamerkan tanpa pertimbangan masak? II. Apakah ada hubungan antara persaingan antar pengusaha di bidang ritel dalam menarik konsumen dan strategi pemasaran tertentu? III. Apakah ada hubungan antara persepsi tentang lingkungan belanja dan kecenderungan perilaku belanja konsumen? 1.3. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1.3.1. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan ini, maka dalam penelitian ini hanya dibatasi mengenai hubungan antara persepsi tentang lingkungan belanja dan kecenderungan perilaku belanja konsumen minimarket. Adapun pengertian tentang konsep tersebut adalah sebagai berikut : 1. Persepsi terhadap lingkungan belanja secara operasional memiliki pengertian skor yang diperoleh melalui skala persepsi tentang lingkungan belanja. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah lingkungan belanja shopping environment yang berpengaruh terhadap keadaan emosional konsumen. Baker 1986 mengemukakan kategori typology dari elemen lingkungan belanja menjadi tiga kategori: faktor sosial social factors, faktor desain Design factors dan faktor perasa ambient factors. 2. Kecenderungan Perilaku Belanja Perilaku belanja dalam hal ini adalah perilaku konsumen yang meliputi tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini Engel dkk, 1992. Perilaku ini melibatkan kondisi emosional konsumen. Menurut Mehrabian-Russel 1974, semua keadaan emosional dapat diwakili oleh gabungan dua dimensi utama yaitu kesenangan pleasure dan kegairahan arousal, dan untuk cangkupan tertentu terdapat dimensi ketiga yaitu dominasi dominance. Kesenangan dan kegairahan diduga berinteraksi dengan cara sedemikian rupa sehingga kegairahan meningkatkan perilaku pendekatan approach dalam sebuah lingkungan yang menyenagkan dan perilaku penghindaran avoidance dalam lingkungan yang tidak menyenangkan. 3. Konsumen

1.3.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan latar belakang masalah, maka masalah yg ada setelah dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara Persepsi tentang Lingkungan Belanja dengan Kecenderungan perilaku belanja konsumen Minimarket Sekitar Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?. 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi tentang lingkungan belanja dengan kecenderungan perilaku belanja konsumen minimarket sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.4.2. Manfaat Penelitian

I. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya bidang psikologi industri. Lebih khusus lagi adalah terhimpunnya informasi mengenai hubungan antara persepsi tentang lingkungan belanja dengan kecenderungan kecenderungan perilaku belanja konsumen pada minimarket.

II. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat agar dapat mengantisipasi kecenderungan berbelanja impulsif atau berlebihan. Penelitian ini pun diharapkan mampu memberikan manfaat bagi para pengusaha memperhatikan kondisi lingkungan belanja tempat usahanya. Terutama yang berkaitan dengan pelayanan agar bisa bersaing dengan usaha-usaha sejenis yang makin marak.

1.5. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berkaitan, adapun uraian selengkapnya adalah sebagai berikut: BAB 1: PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika pembahasan. BAB 2: KERANGKA TEORITIS Dalam bab ini diuraikan teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas yaitu mengenai kecenderungan perilaku belanja konsumen, keadaan emosi, persepsi, lingkungan belanja, dan kerangka berpikir BAB 3: METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai rancangan penelitian, variabel dan pengukurannya, prosedur sampling, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data yang akan digunakan untuk membahas variabel yang ada. BAB 4: PRESENTASI DAN ANALISA DATA Bab ini menguraikan tentang gambaran umum subyek penelitian, uji instrumen penelitian, presentasi data, dan uji hipotesis BAB 5: KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Bab ini berbicara tentang kesimpulan, diskusi dan saran yang terdiri dari saran praktis dan saran teoritis BAB 2 KERANGKA TEORI 2.1. Perilaku Belanja Shopping Behavior 2.1.1. Definisi Perilaku Belanja James F. Engel dkk 1994 mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Sementara David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta dalam Mangkunegara mendefinisikan perilaku konsumen sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa. Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan konsumsi terhadap suatu produk. Kita perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis, sosiologis dan antropologis http:komunikasi.upnyk.ac.idfilesPerilaku_konsumen_Bab_1.pdf. Beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut: 1 Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain; 2 Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara langsung; 3 Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya. Berdasarkan teori-teori tersebut maka, penulis mengambil teori psikologis sebagai landasan untuk penulisan ini. Dalam sebuah konteks pengambilan keputusan konsumen, stimulus bisa dikonsepkan sebagai faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan penundaan keputusan. Hasil keputusannya bisa berupa membeli atau melakukan saving, kategori barang dan jasa yang akan dibeli, merek yang akan dibeli, berapa banyak uang yang akan dikeluarkan, seberapa besar perbedaan pembelian akan dilakukan, dan atau bagaimana produk akan digunakan dan dibuang. Stimulus adalah sesuatu yang mempengaruhi keadaan internal individu. Pada rnodel ini, adalah lingkungan belanja shopping environment yang berpengaruh terhadap keadaan emosional konsumen. Menurut Belk Keadaan emosional atau suasana hati konsumen dianggap sebagai sebuah variable situasional yang mempengaruhi kecenderungan yang dimilikinya untuk berbelanja http:komunikasi.upnyk.ac.idfilesPerilaku_konsumen_Bab_1.pdf. Hubungan antara emosi dan preferensi atau pilihan didukung dengan baik dalam literature tentang usaha eceran. Dalam penelitian Donovan dan Rossiter dalam Shields yang mengkaji pengaruh emosi, kesenangan pleasure dan kegairahan arousal berdasarkan sejumlah hasil eceran. Mereka menemukan bahwa kesenangan yang dihasilkan oleh eksposur pada suasana toko mempengaruhi perilaku belanja seperti tingkat pengeluaran uang, jumlah waktu yang dihabiskan di dalam toko. Para peneliti lainnya menemukan bahwa suasana hati mood memiliki hubungan yang positif dengan pengukuran citra toko, jumlah produk yang dibeli dan tingkat pengeluaran diatas apa yang telah direncanakan Sherman dan Smith 1986. Sebagaimana disebutkan Engel 1994 bahwa perilaku belanja konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Salah satu proses keputusan yang mendahului tindakan ini adalah pengetahuan yang didapat dari persepsi konsumen terhadap lingkungan belanja. Pengetahuan konsumen mencakupi susunan luas informasi, seperti ketersediaan produk dan jasa, di mana dan kapan untuk membeli, dan bagaimana menggunakan produk Engel, 1994. Di mana persepsi adalah proses individu mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan Rita L. Atkinson, 1988. 2.2. Persepsi 2.2.1. Definisi Persepsi