Tekhnik pengambilan sampel Hipotesa

Gay dalam Sevilla, 1993 menawarkan ukuran minimum yang dapat diterima berdasarkan penelitian korelasi adalah 30 subyek. Namun, menurut Faisal 2007, semakin besar jumlah sampel, akan semakin kecil kemungkinan kesalahan inferensi yang dikarenakan kesalahan sample. Oleh karena itu, jumlah sample yang akan diteliti adalah sebanyak 60 subyek.

3.2.2. Tekhnik pengambilan sampel

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non- probabilitas non-probability method dengan incidental sampling technique. Yang dimaksud dengan metode non-probabilitas adalah suatu metode pengambilan sampel di mana tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian, seperti yang dinyatakan oleh Kidder dan Judd dalam Silfiah, 2006 mengenai metode ini, yaitu: “in non-probability sampling, there is no way estimate the probability each element has being include in the sample and no assurance that every element has some change of being include” Pernyataan Kidder dan Judd tersebut menjelaskan bahwa dengan metode ini, peneliti tidak dapat memperkirakan kemungkinan tiap kelompok populasi terwakili dalam sampel dan tidak dapat dipastikan bahwa semua kelompok populasi memiliki kemungkinan untuk terwakili dalam sampel. Keuntungan dalan penggunaan dalam metode ini adalah memudahkan dalam pelaksanaan pengambilan responden, sehingga dapat menghemat pengeluaran biaya dan jumlah waktu. Sedangkan kekurangan dari metode ini, disebabkan karena tidak semua individu dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian, sehingga hasil yang diperoleh tidak dapat digeneralisasikan pada populasi yang lebih luas. Yang dimaksud oleh Kidder dan Judd adalah penggunaan metode non- probabilitas pada suatu populasi yang sangat heterogen, mungkin memperoleh responden yang tidak mewakili tiap kelompok dalam populasi tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan incidental sampling technique adalah cara pengambilan responden yang memenuhi kriteria dan yang bersedia menjadi responden. Sampel adalah responden yang paling bersedia dan paling mudah diketemui. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Kidder dan Judd dalam Silfiah, 2006 mengenai tekhnik ini, yaitu: “in incidental sampling, one simply reaches-out and takes cases that are at hand, continuing the process until the sample reaches a designated size” Pernyataan Kidder dan Judd tersebut menjelaskan bahwa dengan teknik ini, peneliti ‘hanya’ perlu berada dalam populasi dan mengambil sembarang responden yang ada dalam populasi tersebut untuk berpartisipasi dalam penelitian sampai mendapatkan jumlah sampel yang diinginkan oleh peneliti.

3.3 Pengumpulan Data