Jenis Jenis Khalayak Audiens

Terbentuk atas dasar minat pada jenis isi atau gaya atau daya tarik tertentu akan kepribadian tertentu atau cita rasa budayaintelektual tertentu. Tipe audiens ini terdiri dari kelompok penggemar atau pengikiut pengarang, kepribadian, gaya tetapi tidak memiliki suatu definisi atau kategori sosial yang jelas. Komposisinya akan berubah sepanjang waktu, meskipun beberapa audiens seperti itu mungkin stabil. Eksistensinya seluruhnya tergantung pada isi yang ditawarkan dan bila isi berubah, audiens pasti bubar dan memperbarui diri. Kadang-kadang jenis audiens ini didorong oleh media untuk membentuk diri menjadi kelompok sosial seperti klub penggemar Fans Club atau mereka yang secara spontan mentranformasikan diri menjadi kelompok sosial. 4. Audiens medium Berasal dari dan dipertahankan oleh kebiasaan atau loyalitas pada sumber media tertentu misalnya surat kabar, majalah, saluran radio atau televisi. Ada banyak contoh saluran audiens medium, dan loyalitas pada saluran juga didorong oleh media karena alasan komersial. Apakah terbentuk secara spontan atau lebih manipulasi, loyalitas seperti bisa didapat memberi beberapa karakeristik publik atau kelompok sosial pada jenis audiens ini stabilitas,batas-batas dan kesadaran identitas. Akan tetapi, bagi kebanyakan media yang berorientasi komersial, audiens jenis ini lebih mirip dengan kumpulan atau pasar. Anggotanya umumnya adalah pelanggan produk media yang dibicarakan atau produk lain yang diiklankan oleh media tersebut.

2.1.3.7 Jenis Jenis Khalayak

Khalayakaudiens memeiliki beberapa jenis adalah sebagai berikut dalam Riswandi 2013: 134-135. 1. Khalayak sebagai penggarap informasi. Pada dasarnya proses pengolahan informasi yang terjadi pihak penerima khalayak bersifat selektif. Pihak penerima pesan pada saat berhadapan dengan bentuk informasi tertentu akan melakukan “Decoding” pemecahan atau penginterpretasian kode. Akhirnya tidak semua informasi akan diserap oleh si penerima secara utuh. Artinya satu atau beberapa bagian dari isi pesan itu tidak akan dicerna atau diolah karena tidak masuk dalam kerangka pengetahuan dan pengalaman hidupnya, atau karena dipandang tidak sesuai dengan keperluan, minat dan keinginannya. Beberapa studi menunjukkan bahwa, tingkat pendidikan seseorang secara signifikan turut mempengaruhi derajat pengolahan informasi yang disampaikan kepada dirinya. Orang yang latar belakang pendidikanya relatif tinggi, di samping tinggi rasa ingin tahunya tentang sesuatu juga cenderung lebih kritis, selektif dan banyak pertimbangan dibandingkan orang yang latar belakang pendidikanya lebih rendah. Itulah sebabnya mempengaruhi sikap dan pendapat orang yang berpendidikan tinggi jauh lebih sulit dibandingkan dengan orang yang berlatar belakang pendidikan rendah. 2. Khalayak sebagai “Problem Solver” Khalayak jelas tidak terlepas dari permasalahan kehidupan yang mereka hadapi. Mereka juga akan selalu berupaya mencari cara-cara pemecahannya. Dari pihak penerima pesan audiens, salah satu fungsi yang diharapkan dari penyebaran informasi melalui media massa adalah bahwainformasi tersebut mampu membantu memecahkan masalah yang dihadapi. Dengan demikian informasi atau pesan yang dipandang tidak membantu mereka dalam memecahkan permasalahan atau malah mungkin menambah kesulitanpermasalahan baru, jelas tidak akan mendapat perhatian mereka. 3 Khalayak sebagai mediator Pada dasarnya proses penyebaran informasi tidak berhenti pada khalayak sasaran secara langsung sebagai barisan pertama. Arus penyebaran informasi bisa melalui berbagai tahap dan barisan. Proses penyebaran informasi yang demikian lazim disebut sebagai “multi-step flow of communications”. Seseorang warga khalayak setelah menerima informasi dari suatu medium kemungkinan besar akan kembali meneruskan informasi tersebut kepada orang- orang lainnya. Dan orang-orang yang menerima informasi inipun selanjutnya akan menyampaikan kembali ke orang-orang lainnya. Dalam proses pengolahan informasi terjadi proses seleksi yang mencakup perhatian Selective attention, persepsi selective perception, dan daya ingat selective recall. 4 khalayak yang mencari pembela Pada suatu waktu seseorang dapat mengalami krisis keyakinan dan diliputi rasa ketidakpstian. Hal ini bisa terjadi karena adanya sesuatu yang baru mempengaruhi keyakinan, atau karena faktor lainnya. Dalam keadaan demikian orang tersebut akan berupaya mencari data dan informasi yang dipandang bisa mendukung atau membela keyakinanya. Motivasi mencari infromasi yang diharapkan akan dapat menjadi pembela keyakinan merupakan salah satu faktor yang mendorong terjadinya seleksi media. Dengan kata lain, seseorang memilih satu medium tertentu dengan alasan bahwa informasi yang diperoleh dari medium tersebut mampu mendukung atau memperkuat keyakinannya. 5 Khalayak sebagai anggota kelompok Sebagai mahluk sosial, seorang individu juga terikat oleh nilai-nilai kelompok yang diikutinya baik secara formal, maupun informal. Yang dimaksud dengan kelompok formal disini sepert ABRI, KORPRI, serikat buruh dan lain-lain, sedangkan kelompok informal misalnya kelompok hobi seperti pencinta alam, olah raga, fans club dan lain- lain. 6 Khalayak sebagai kelompok Secara sosiologis masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok orang yang mempunyai cirri-ciri tertentu. Ciri-ciri bisa menyangkut cirri demografis seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, suku bangsa dan bisa juga berdasarkan cirri-ciri non demografis seperti nilai, hobi, orientasi dan lain-lain. Cara berbicara dengapenelitian tentang efek komunikasi massa. Pada awalnya, audiens dianggap pasif, namun pembahasan audiens secara intensif yang dimulai tahun 1940, n kalangan orang tua tentunya berbeda dengan kalangan anak muda. Kaitanya dengan proses penyebaran informasi melalui media massa adalah, bahwa diperlukan adanya segmentasi khalayak. Melalui segmentasi ini khalayak dipandang sebagai suatu kelompok yang relatif mempunyai ciri-ciri yang tidak terlalu beragam. Dengan demikian, penyajian pesaninformasi dengan sendirinya akan disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik dari kelompok sasaran 7 Selera khalayak Dalam kaitannya dengan media massa seperti surat kabar dan majalah, selera khalayak ini bisa menyangkut aspek-aspek jenis informasi, misalnya infromasi politik, ekonomi, sosial, budaya, teknik penyajian bentuk, huruf, layout atau bentukformatnya surat kabar, majalah, tabloid. Agar penyimpanan informasi mencapai sasarannya, terlebih dahulu perlu diketahui apa dan bagaimana selera dari calon sasaran khalayak yang akan dituju. Selera khalayak ini bisa juga berubah-ubah. Herta Herzog, Paul Lazarsfeld dan Frank Stanton dalam Barran dan Davis, 2003 mempelopori, mempelajari aktifitas audiens yang kemudian melahirkan konsep audiens aktif dan kepuasan audiens. Misalnya, pada tahun 1942 Lazarsfeld dan Stanton memproduksi buku seri dengan perhatian pada bagaimana audiens menggunakan media untuk mengorganisir pengalaman dan kehidupan sehari-hari. Pada tahun 1944 Herzog menulis artikel Motivation and gratifications of daily serial listener, yang merupakan publikasi awal tentang penelitian kepuasan audiens terhadap media. Aktifitas audiens merujuk pada pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: a. Sejauh mana selektivitas audiens terhadap pesan pesan komunikasi. b. Kadar dan jenis motivasi audiens yang meimbulkan penggunaan media. c. Penolakan terhadap pengaruh yang tidak diinginkan. d. Jenis dan jumlah tanggapan response yang diajukan audiens media. Pada waktu itu, aktifitas audiens merupakan fokus kajian Uses and gratifications. Secara umum, pandangan para peneliti dalam tradisi Uses and gratifications media menganggap bahwa audiens aktif dalam kesukarelaan dan orientasi selektif dalam proses komunikasi massa. 2.1.5 Perilaku Menonton Televisi 2.1.5.1Pengertian Perilaku menonton Televisi

Dokumen yang terkait

Program Tayangan Sepakbola Liga Inggris Dan Tindakan Menonton Di Kalangan Babes (Studi Korelasional Antara Program Tayangan Sepakbola Liga Inggris Dan Tindakan Menonton Di Kalangan Babes (Perempuan Penggemar Sepakbola) Anggota Fans Club Chelsea Indonesia

3 76 117

Sistem Informasi Liga Sepakbola Amatir PSSI Sumatera Utara

1 29 101

Tayangan Variety Show Cinta Juga Kuya Dan Minat Menonton (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Variety Show Cinta Juga Kuya di SCTV terhadap Minat Menonton di Kalangan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU)

0 38 116

Motivasi Menonton Dan Tayangan Just Alvin Di Metro TV (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan Just Alvin di Metro TV Terhadap Motivasi Menonton Mahasiswa FISIP USU )

2 45 118

Tayangan Iklan Sosialisasi “World Cup 2010” Dan Minat Menonton (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Iklan Sosialisasi “World Cup 2010” di RCTI dan Global TV Terhadap Minat Menonton di Kalangan Mahasiswa FISIP USU)

1 39 100

Tanggapan Tayangan Sepak Bola Liga Djarum Indonesia 2006

0 26 2

MOTIF MAHASISIWA MENONTON TAYANGAN SEPAKBOLA di TELEVISI (Studi Pada Tayangan Liga Inggris Pada Mahasiswa di Kota Malang)

12 38 58

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Program Tayangan Sepakbola Liga Inggris Dan Tindakan Menonton Di Kalangan Babes (Studi Korelasional Antara Program Tayangan Sepakbola Liga Inggris Dan Tindakan Menonton Di Kalangan Babes (Perempuan Penggemar Sep

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Program Tayangan Sepakbola Liga Inggris Dan Tindakan Menonton Di Kalangan Babes (Studi Korelasional Antara Program Tayangan Sepakbola Liga Inggris Dan Tindakan Menonton Di Kalangan Babes (Perempuan Penggemar

0 0 8

PROGRAM TAYANGAN SEPAKBOLA LIGA INGGRIS DAN TINDAKAN MENONTON DI KALANGAN BABES (Studi Korelasional Antara Program Sepakbola Liga Inggris dan Tindakan Menonton di Kalangan Babes (Perempuan Penggemar Sepakbola) Anggota Fans Club Chelsea Indonesia Suporters

0 1 16