Karakteristik Televisi Tayangan Televisi

biasa saja oleh masyarakat. Harga pesawat televisi ketika itu masih mahal, selain itu belum tersedia banyak program untuk disaksikan. Kemunculan televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 saat TVRI Televisi Republik Indonesia menayangkan secara langsung upacara bendera hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus 1962 dan masih siaran percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai pada 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asian Games ke-4 dari stadion utama Gelora Bung Karno Morissan, 2008: 6-9. Sejak pemerintah Indonesia membuka TVRI, maka selama 27 tahun penonton televisi di Indonesia hanya dapat menonton satu siaran televisi. Barulah pada tahun 1989 pemerintah memberikan izin operasi kepada kelompok usaha bimantara untuk membuka stasiun televisi RCTI yang merupakan televisi swasta pertama di Indonesia, disusl kemudian dengan SCTV, Indosiar, ANTV dan TPI. Morissan, 2008: 6-9. Gerakan reformasi pada tahun 1998 telah memicu perkembangan industri media massa khususnya televisi. Seiring dengan itu, kebutuhan masyarakat terhadap informasi juga semakin bertambah. Menjelang tahun 2000 muncul hampir secara serentak lima televisi swasta baru Metro TV, Trans TV, TV7, Lativi dan Global TV. Serta beberapa televisi daerah yang saat ini jumlahnya mencapai puluhan stasiun televisi lokal. Tidak ketinggalan pula munculnya televisi berlangganan yang menyajikan program dalam dan luar negeri Morrisan, 2008: 9. Setelah Undang-undang Penyiaran disahkan pada tahun 2002, jumlah stasiun televisi baru di Indonesia diperkirakan akan terus bermunculan. Khususnya di daerah terbagi kedalam empat kategori yaitu televisi publik, televisi swasta, televisi berlangganan dan televisi komunitas. Hingga Juli 2002, jumlah orang yang memiliki pesawat televisi mencapai 25 juta. Kini penonton Indonesia memiliki banyak pilihan untuk menikmati berbagai program televisi Morrisan, 2008: 10.

2.1.3.3 Karakteristik Televisi

Terdapat beberapa karakteristik televisi Ardianto, 2004: 128-130 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat audiovisual. Karena sifatnya yang audiovisual maka secara siaran berita harus dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta Still picture, maupun film berita yakni rekaman yang menjadi topik berita. Oleh karena itu, dalam pengambilan gambar momennya harus tepat serta kualitas rekamannya haruslah baik. 2. Berfikir dalam gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara. Bila dia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harus berfikir dalam gambar think in picture. Begitu pula bagi seorang komunikator yang menyampaikan informasi, pendidikan atau persuasi, sebaiknya ia dapat melakukan berfikir dalam gambar. Sekalipun ia tidak membuat naskah, ia dapat menyampaikan keingginanya pada pengarah acara tentang penggambaran atau visualisasi dari acara tersebut. 3. Pengoperasian lebih kompleks Pengoprasian televisi lebih kompeks dibandingkan dengan pengoprasian radio siaran, karena lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoprasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. Dengan demikian media televisi lebih mahal daripada surat kabar, majalah, dan radio siaran. Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya surat kabar dan radio siaran, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi karena pada umunya tujuan khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi Ardianto dan Erdinaya, 2004: 128.

2.1.3.4 Tayangan Televisi

Tayangan adalah sesuatu yang ditayangkan dipertunjukkan; pertunjukan film dan sebagainya Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 1151. Jadi tayangan dapat diartikan sesuatu yang dipertunjukkan kepada khalayak baik berupa film, berita, hiburan dan sebagainya, melalui suatu media elektronik yang dapat menampilkan gambar dan suara media audio-visual dalam hal ini adalah televisi. Tayangan pada televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel dan ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara kedalam gelombang elektrik dan mengkorversinya kembali kedalam cahaya dan suara yang dapat di dengar. Program televisi ialah bahan yang telah disusun dalam suatu format sajian dengan unsur video yang ditunjang unsur audio yang secara teknis memenuhi standar estetik dan artistik yang berlaku Sutisno, 1993: 9. Setiap program televisi punya sasaran yang jelas dan tujuan yang akan dicapai. Ada lima parameter dalam penyusunan program siaran televisi, diantaranya yaitu: Sutisno, 1993: 9. 1. Landasan filosofis Yang mendasari tujuan semua program; Landasan yang menyangkut segala macam program ialah Pancasila dan UUD 1945. Landasan ini tetap, sedangkan aspek hukum dan operasional program televisi perlu bersifat luwes dalam rangka mengantisipasi pengalaman dan teknologi baru, serta motivasi yang terjadi sewaktu-waktu. 2. Strategi penyusunan program Sebagai pola umum tujuan program, Pola strategi penyusun program lebih menyangkut kepola pencapaian tujuam program secara umum. 3. Sasaran program Penyiaran suatu program mempunyai strata sasarannya, termasuk adat dan kebiasaan. 4. Pola produksi Menyangkut garis besar isi program; Karakteristik program dipolakan oleh sifat waktu, tempat, dan suasana. 5. Karakter institusi dan manajemen sumber program Untuk mencapai usaha yang optimum, suasana program dipengaruhi oleh komposisi usia, jenis kelamin, profesi, tingkat pendidikan dan persepsi. Program tayangan televisi adalah suatu tayangan yang menampilkan gambar yang bisa dilihat dan suara yang bisa didengar yang bertujuan untuk memberikan informasi, hiburan, dan pendidikan pada khalayak pemirsa. Televisi mampu memberikan program tayangan yang berbeda-beda kepada khlayak pemirsa, sehingga khalayak dapat dengan mudah mencari mana tayangan yang disukai. Dengan demikian semakin berkembangnya media massa khususnya televisi, semakin memberikan ruang bagi khalayak pemirsa untuk memperoleh informasi, pendidikan, maupun hiburan yang diinginkan, serta televisi mampu mempengaruhi khalayak pemirsa dalam membentuk kepribadian. Kata program berasal dari bahasa Inggris, “programme” atau “program” yang artinya acara atau rencana. Program diartikan sebagai segala hal yang ditampilkan distasiun televisi untuk memenuhi kebutuhan audiensnya dalam Morrisan 2008:199. Setiap harinya, televisi menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya beragam. Pada dasarnya apa saja yang dapat dijadikan sebagai program, yang terpenting adalah disukai oleh audiens, tidak bertentangan dengan norma kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Di dunia pertelevisian, program merupakan unsur yang sangat penting, karena program yang disiarkan memiliki dampak yang luas terhadap masyarakat. Untuk itulah bagian program merupakan tulang punggung dari suatu stasiun televisi yang mempunyai tugas harus merencanakan program dengan matang, karena apapun yang disiarkan oleh bidang program ditujukan oleh audiensnya, oleh sebab itu wajar bila disebutkan Broadcasting is Planning atau Televisi is Planning, karena semua acara yang disiarkan oleh stasiun televisi merupakan acara yang telah direncanakan sebelumnya dan jarang sekali terjadi acara yang insidetil atau tiba – tiba langsung dilakukan pembuatan acaranya. Program televisi dapat diartikan juga sebagai hasil jasa atau hasil produksi dari suatu perusahaan televisi. Menurut Pringle, Starr dan Mc. Cavitt 1991:18- 19, meskipun terdapat perbedaan – perbedaan program televisi yang diproduksi antara satu stasiun televisi dengan stasiun televisi lainnya, program dari stasiun televisi tersebut ditentukan oleh empat faktor yaitu: 1. The Audience Audience atau pemirsa itu sendiri yang memilih atau mencari stasiun televisi yang disenanginya untuk setiap programnya. Pemirsa atau penonton boleh tebuka kepada isi acara atau iklan layanan masyarakat dan pengumuman promosi, tetapi tujuan utamanya adalah mengamati isi program yang memuaskan kebutuhan pada waktu tertentu. 2. The Broadcaster Mereka yang bertanggung jawab untuk mengoperasikan keuntungan stasiun televisi untuk kepentingan pemiliknya. Makin banyak audiensnya makin besar keuntungan yang dapat direalisasikan. 3. The advertiser Pelaku tertarik untuk menggunakan jasa televisi untuk membawa suatu produk atau atau jasa yang ditujukan untuk khalayak. 4. The Regulator Pemerintah dan dan beberapa agen khususnya FCC Federal Communication Commision seperti di Indonesia KPI Komisi Penyiaran Indonesia atau yang diatur dengan undang – undang penyiaran. Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa stasiun televisi yang dioperasikan adalah untuk melayani kepentingan publik.

2.1.3.5 Jenis Program Televisi:

Dokumen yang terkait

Program Tayangan Sepakbola Liga Inggris Dan Tindakan Menonton Di Kalangan Babes (Studi Korelasional Antara Program Tayangan Sepakbola Liga Inggris Dan Tindakan Menonton Di Kalangan Babes (Perempuan Penggemar Sepakbola) Anggota Fans Club Chelsea Indonesia

3 76 117

Sistem Informasi Liga Sepakbola Amatir PSSI Sumatera Utara

1 29 101

Tayangan Variety Show Cinta Juga Kuya Dan Minat Menonton (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Variety Show Cinta Juga Kuya di SCTV terhadap Minat Menonton di Kalangan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU)

0 38 116

Motivasi Menonton Dan Tayangan Just Alvin Di Metro TV (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan Just Alvin di Metro TV Terhadap Motivasi Menonton Mahasiswa FISIP USU )

2 45 118

Tayangan Iklan Sosialisasi “World Cup 2010” Dan Minat Menonton (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Iklan Sosialisasi “World Cup 2010” di RCTI dan Global TV Terhadap Minat Menonton di Kalangan Mahasiswa FISIP USU)

1 39 100

Tanggapan Tayangan Sepak Bola Liga Djarum Indonesia 2006

0 26 2

MOTIF MAHASISIWA MENONTON TAYANGAN SEPAKBOLA di TELEVISI (Studi Pada Tayangan Liga Inggris Pada Mahasiswa di Kota Malang)

12 38 58

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Program Tayangan Sepakbola Liga Inggris Dan Tindakan Menonton Di Kalangan Babes (Studi Korelasional Antara Program Tayangan Sepakbola Liga Inggris Dan Tindakan Menonton Di Kalangan Babes (Perempuan Penggemar Sep

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Program Tayangan Sepakbola Liga Inggris Dan Tindakan Menonton Di Kalangan Babes (Studi Korelasional Antara Program Tayangan Sepakbola Liga Inggris Dan Tindakan Menonton Di Kalangan Babes (Perempuan Penggemar

0 0 8

PROGRAM TAYANGAN SEPAKBOLA LIGA INGGRIS DAN TINDAKAN MENONTON DI KALANGAN BABES (Studi Korelasional Antara Program Sepakbola Liga Inggris dan Tindakan Menonton di Kalangan Babes (Perempuan Penggemar Sepakbola) Anggota Fans Club Chelsea Indonesia Suporters

0 1 16