olahraga, jawaban terbesar berdasarkan penelitian yang telah dilakukan 15 responden puas dengan Liga Inggris di televisi dan Liga Inggris di televisi sudah memenuhi
kebutuhan hiburan olahraga 30 responden dalam penelitian ini memiliki sebaran data : tidak puas 0 orang, kurang
puas 1 orang, puas 21 orang, sangat puas 8 orang dengan Liga Inggris di televisi dan Liga Inggris di televisi sudah memenuhi kebutuhan hiburan olahraga
Sebaran data tentang intensitas menonton tayangan Liga Inggris di televisi yaitu kurang sering 1-2 kali sebulan 5 orang denga rincian 1 orang kurang puas, 4 orang puas,
dan 0 orang sangat puas. Sering 3-4 kali sebulan 20 orang dengan rincian 0 orang kurang puas, 15 orang puas, dan 5 orang sangat puas. Sangat sering 5-6 kali sebulan 5
orang dengan rincian 0 orang kurang puas, 2 orang puas, dan 3 orang sangat puas. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa mayoritas sering 3-4 kali sebulan
menonton tayangan Liga Inggris dan puas dengan tayangan Liga Inggris di televisi dalam memenuhi kebutuhan hiburan sepakbola berjumlah 15 orang dengan presentase:
15 30x 100 = 50,0
Jadi, 50,0 menyatakan sering 3-4 kali sebulan menonton tayangan Liga Inggris dan puas dengan tayangan Liga Inggris di televisi dalam memenuhi kebutuhan hiburan
sepakbola.
4.4 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu
menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan, dengan menggunakan rumus koefisien korelasi oleh Spearman yaitu:
Dengan menggunakan analisa Spearman melalui aplikasi SPSS 19 maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.40 Uji Korelasi Spearman
Correlations
Program tayangan Liga
Inggris di televisi
Tindakan menonton di
kalangan babes Spearmans rho
Tayangan sepak bola Liga Inggris
Correlation Coefficient 1,000 ,239
Sig. 2-tailed .
,203 N
30 30
Tindakan menonton di
kalangan babes Correlation Coefficient ,239
1,000 Sig. 2-tailed
,203 .
N 63
30
Berdasarkan hasil skala Guilford, hasil 0,239 maka tidak terdapat hubungan antara Variabel X Program Tayangan Liga Inggris dan variable Y Tindakan Menonton Di
Kalangan Babes Berdasarkan analisis di atas, dapat dirangkum bahwa hasil uji hipotesis pada Babes
CISC Chelsea Indonesia Suporters Club dan UI United Indonesia adalah 0,239. Sesuai kaidah dalam Speraman r koefisien bahwa jika r 0 maka hipotesis diterima.
Signifikan korelasi diketahui dari probabalitas yang lebih kecil dari 0,05 0,001 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini ditolak dan
hubungannya tidak signifikan.
4.5 Pembahasan
Salah satu program acara televisi adalah tayangan olahraga sepakbola. Banyak sekali pertandingan liga-liga di dunia yang ditayangkan oleh televisi. Liga Italia, Liga
Spanyol, Liga Jerman, Liga Perancis, Liga Belanda, Liga Indonesia dan Liga yang paling gemerlap seperti Liga Inggris BPL, Barclays Premiere League yang masing disiarkan
oleh stasiun televisi swasta dan nasional yang mengudara di Indonesia dengan memberikan analisis pertandingan, kuis interaktif dengan pemirsa serta dengan
menyajikan profil klub serta pemain sepakbola, dan kemasan tayangan sepakbola juga di pandu oleh pembawa acara yang memiliki kemampuan dan kapabilitas di bidang olahraga
sepakbola. Penyajian tayangan sepakbola yang dikemas oleh media massa televisi SCTV, Indosiar tentunya telah membuat citra dari tayangan Liga Inggris memiliki nilai
eksklusif bagi para penikmat liga Inggris di seluruh nusantara. Para pengemar tayangan sepak bola di Indonesia sebagian besar adalah remaja
dan anak muda, dan dengan memiliki ketertarikan yang sama dan memiliki klub favorit yang sama masyarakat Indonesia mendirikan perkumpulan-perkumpulan fans sepak bola
dalam kelompok-kelompok sesuai dengan klub sepak bola yang di gemari masing masing yang biasa di sebut dengan Fans Club Hinca, 2007. Fans club saat ini tidak hanya
dianggotakan oleh pria saja melainkan wanita saat ini sudah banyak yang tergabung di dalam komunitas fans sepakbola dan memiliki peran dan nilai tersendiri dari sebuah
identitas fans club tersebut, dan biasanya para fans sepak bola wanita di sapa dengan julukan Babes.
Babes adalah julukan atau sebutan yang di berikan kepada para wanita yang menggemari sepak bola, memiliki minat dan kemauan yang tinggi akan sepakbola
layaknya kaum pria. Dapat dilihat dari penelitian tabel tunggal di atas mayoritas babes berusia 21-25
tahun yang merupakan fase dewasa awal, dan dapat diketahui babes mengetahui kapan saja Tayangan liga inggris di tayangkan di televisi seperti dapat dilihat dalam tabel 4.6
sebanyak 70 babes tahu tentang jam tayang Liga Inggris di televisi, dan itu menunjukkan bahwasannya babes aktif untuk mencari informasi tentang jadwal
penayangan Liga Inggris. Dalam tabel 4.7, 4.8, 4.9, dan 4.10 pada analisis di atas dapat disimpulkan
bahwasannya babes tidak memiliki permasalahan dengan jam penayangan Liga Inggris di televisi akan tetapi babes cenderung lebih setuju dengan jam tayang pukul 20.00 dan
22.00 dan pada jam tayang pukul 00.00 dan02.00 dalam penelitian ini menunjukkan banyak babes yang kurang setuju dan tidak setuju jika Liga Inggris di tayangkan tengah
malam dan dini hari di karenakan waktu tayang tersebut mengganggu jam istirahat dan membuat babes tidak bisa menonton bareng pada jam tengah malam.
Dalam hasil penelitian di atas format acara presenter, analisis pertandingan, tampilan audio visual dan kuis interaktif serta durasi pertandingan tayangan Liga Inggris
saat ini mayoritas babes menyatakan puas dan suka dengan durasi dan format acara tayangan Liga Inggris di televisi. Serta babes juga setuju dengan adanya preview,
highlight, dan replay dalam tayangan Liga Inggris di televisi. Tindakan menonton yang dilakukan para babes dalam menonton pertandingan
Liga Inggris di televisi seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.30 mayoritas babes nyaman
untuk menonton program tayangan Liga Inggris di televisi dan fokus dalam menonton setiap adegan pertandingan pada Tayangan Liga Inggris di televisi seperti yang di
tunjukkan pada tabel 4.31. Babes akan merasa senang jika bisa menonton pertandingan sepakbola tayangan
Liga Inggris di tempat nobar seperti yang ditunjukkan dalam tabel 4.32 sebanyak 23,3 sangat senang dan 70 senang untuk menonton di tempat nobar, dan babes akan sedih
jika mereka tidak bisa menonton pertandingan program tayangan Liga Inggris di tempat nobar seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.33. Dalam tabel 4.34 dan 4.35 dapat
disimpulkan babes senang melakukan diskusi mengenai tayangan dan pertandingan Liga Inggris di televise akan tetapi mereka tidak sering untuk berdiskusi tayangan Liga Inggris.
Pada tabel 4.36 dan 4.37 menunjukkan bahwasannya babes akan senang jika bisa menonton dan sedih jika tidak bisa menonton tayangan Liga Inggris di televisi dan akan
merasa senang jika tim kesayangan mereka memenangkan pertandingan dalam tayangan Liga Inggris di televisi seperti yang di tunjukkan pada tabel 4.38 sebanyak 86,7
responden dan babes akan merasa sedih jika tim kesayangan mereka kalah dalam pertandingan Liga Inggris di televisi dapat dilihat pada tabel 4.39 sebanyak 63,3.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwasanya para Babes merasa puas dengan program tayangan Liga Inggris sebagai pemenuhan informasi hiburan akan
olahraga, dapat dilihat pada tabel 4.40 yang menunjukkan 26,7 responden merasa sangat puas dengan program tayangan Liga inggris dan 70 responden merasa sangat
puas denga program tayangan Liga Inggris sebagai pemenuhan informasi akan hiburan olahraga.
Analisis tabel silang dalam tabel 4.42 dapat dilihat bahwasannya para babes merasa nyaman pada saat menonton tayangan Liga Inggris di televisi pada pukul 20.00
dikarenakan pada saat itu mereka memiliki waktu luang untuk menonton tayangan Liga Inggris di televisi. Mayoritas babes merasa mereka suka dengan analisis pertandingan
yang disajikan dalam tayangan Liga Inggris di televisi dan merekapun senang untuk melakukan diskusi terhadap tayangan pertandingan Liga Inggris di televise dapat dilihat
dalam tabel 4.42. Babes merasa mereka puas dengan tayangan Liga Inggris di televisi sebagai
pemenuhan informasi akan hiburan olahraga sepakbola. Hal itu ditunjukkan dengan intensitas menonton para babes yang sering menonton 3-4 kali sebulan pertandingan
Liga Inggris di televise dapat dilihat dalam tabel 4.43. Setelah menganalisis setiap data dari kuesioner, maka dilanjutkan dengan menguji
hipotesis yaitu pengukuran tingkat hubungan diantara dua variabel yang linear dengan
menggunakan rumus Koefisien Korelasi oleh Spearman. Spearman rs menjelaskan hubungan antara variabel X dan Y yang tidak diketahui sebaran data dan sebaran tidak
normal. Berdasarkan hipotesis yang diajukan, diharapkan dapat menunjukkan apakah
terdapat hubungan antara program tayangan Liga Inggris terhadap tindakan menonton di kalangan babes CISC Chelsea Indonesia Suporters Club regional Medan dan UI
United Indonesia regional Medan. Berdasarkan analisis SPSS 19, maka diperoleh koefisien korelasi rs sebesar 0,239. Berdasarkan pernyataan rs 0, maka hipotesis
diterima. Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka hal ini menunjukkan signifikasi, artinya hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah Ho Hipotesis alternatif, yaitu
tidak terdapat hubungan antara program tayangan Liga Inggris terhadap tindakan menonton di kalangan babes CISC Chelsea Indonesia Suporters Club regional
Medan dan UI United Indonesia regional Medan. Sekaligus juga menolak hipotesis
yang terdapat hubungan antara program tayangan Liga Inggris terhadap tindakan menonton di kalangan babes CISC Chelsea Indonesia Suporters Club regional Medan
dan UI United Indonesia regional Medan.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan penyajian dan analisis data yang telah dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang dibuat dan telah dilaksanakan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengetahuan para babes CISC Chelsea Indonesia Suporters Club regional medan dan
UI United Indonesia regional medan terhadap program tayangan Liga Inggris di televisi dikatakan sangat baik dapat dilihat dari mereka mengetahi jadwal penayangan Liga
Inggris di televisi dan mayoritas Babes berusia 21-25 tahun dan 15-20 tahun. Babes tidak memiliki permasalahan dengan jam penayangan Liga Inggris di televisi akan tetapi babes
cenderung lebih setuju dengan jam tayang pukul 20.00 dan 22.00 dan pada jam tayang pukul 00.00 dan 02.00 dalam penelitian ini menunjukkan banyak babes yang kurang
setuju dan tidak setuju jika Liga Inggris di tayangkan tengah malam dan dini hari. Mayoritas babes menyatakan puas dan suka dengan durasi dan format acara tayangan
Liga Inggris di televisi. Serta babes juga setuju dengan adanya preview, highlight, dan replay dalam tayangan Liga Inggris di televisi.
2. Babes akan merasa senang jika bisa menonton pertandingan sepakbola tayangan Liga
Inggris di televisi dan senang untuk menonton di tempat nobar serta babes akan sedih jika mereka tidak bisa menonton pertandingan program tayangan Liga Inggris di televisi dan
babes suka melakukan diskusi namun tidak sering melakukan diskusi mengenai tayangan dan pertandingan Liga Inggris di televisi. Babes akan senang jika bisa menonton dan
sedih jika tidak bisa menonton tayangan Liga Inggris di televisi dan akan merasa senang jika tim kesayangan mereka memenangkan pertandingan dalam tayangan Liga Inggris di
televise, babes akan merasa sedih jika tim kesayangan mereka kalah dalam pertandingan Liga Inggris di televisi. Para babes merasa puas dengan program tayangan Liga Inggris
sebagai pemenuhan informasi hiburan akan olahraga. 3.
Berdasarkan analisis SPSS 19, maka diperoleh koefisien korelasi rs sebesar 0,239. Berdasarkan pernyataan rs 0, maka hipotesis diterima. Karena probabilitas lebih kecil
dari 0,05 maka hal ini menunjukkan signifikasi, artinya hipotesis yang diterima dalam
penelitian ini adalah H0 Hipotesis alternatif, yaitu tidak terdapat hubungan antara program tayangan Liga Inggris terhadap tindakan menonton di kalangan babes
CISC Chelsea Indonesia Suporters Club regional Medan dan UI United Indonesia regional Medan. Sekaligus juga menolak hipotesis yang terdapat hubungan antara