siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya
bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikatornya bersifat heterogen.
Televisi merupakan media massa yang sangat besar manfaatnya, karena dalam batas waktu yang relatif singkat dapat menjangkau wilayah dan jumlah penonton yang
tidak terbatas Darwanto, 2005: 26. Bahkan peristiwa yang terjadi pada saat itu juga,dapat segera di lihat sepenuhnya oleh penonton di belahan bumi yang lain seperti
pada halnya tayangan siaran langsung Liga Inggris yang dapat di tonton secara langsung oleh penonton di Indonesia.
Kritikus sosial Michael Novak dalam Vivian, 2008: 226 mengatakan: “Televisi adalah pembentuk geografi jiwa. Televisi membangun struktur ekspektasi jiwa secara
bertahap, selama bertahun-tahun. Televisi mengajari pikiran yang belum matang dan mengajari mereka cara berfikir”.
2.1.3.1 Sejarah Singkat Televisi
Televisi ditemukan oleh para ilmuan pada akhir abad 19 dengan melakukan berbagai eksperimen. Penelitian ini dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich
Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890. Paul Nikpow dan Wiliam Jenkins melalui eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel. Televisi
digunakan sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928 General Electronic Company memulai
menyelengarakan acara siaran televisi secara reguler. Pada tahun 1939 Presiden Franklin D. Roosevelt tampil di layar televisi. Sedangkan siaran televisi komersial Amerika
Serikat dimulai pada 1 september 1940 Ardianto, 2004: 126-127. Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui
pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langung pada layar televisi rumah
dengan menggunakan wire yang membuka tambahan saluran televisi bagi pemirsa Ardianto dan Erdinaya, 2004: 125.
2.1.3.2 Siaran Televisi di Indonesia
Televisi adalah suatu media komunikasi yang selalu mencari bahan hiburan. Hampir semua orang dapat memanfaatkan informasi yang disajikan secara masal oleh
televisi Bland, dkk, 2001: 88. Kemunculan televisi pada tahun 1939 awalnya ditanggapi
biasa saja oleh masyarakat. Harga pesawat televisi ketika itu masih mahal, selain itu belum tersedia banyak program untuk disaksikan. Kemunculan televisi di Indonesia
dimulai pada tahun 1962 saat TVRI Televisi Republik Indonesia menayangkan secara langsung upacara bendera hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-17 pada tanggal 17
Agustus 1962 dan masih siaran percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai pada 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan
Asian Games ke-4 dari stadion utama Gelora Bung Karno Morissan, 2008: 6-9. Sejak pemerintah Indonesia membuka TVRI, maka selama 27 tahun penonton
televisi di Indonesia hanya dapat menonton satu siaran televisi. Barulah pada tahun 1989 pemerintah memberikan izin operasi kepada kelompok usaha bimantara untuk membuka
stasiun televisi RCTI yang merupakan televisi swasta pertama di Indonesia, disusl kemudian dengan SCTV, Indosiar, ANTV dan TPI. Morissan, 2008: 6-9.
Gerakan reformasi pada tahun 1998 telah memicu perkembangan industri media massa khususnya televisi. Seiring dengan itu, kebutuhan masyarakat terhadap informasi
juga semakin bertambah. Menjelang tahun 2000 muncul hampir secara serentak lima televisi swasta baru Metro TV, Trans TV, TV7, Lativi dan Global TV. Serta beberapa
televisi daerah yang saat ini jumlahnya mencapai puluhan stasiun televisi lokal. Tidak ketinggalan pula munculnya televisi berlangganan yang menyajikan program dalam dan
luar negeri Morrisan, 2008: 9. Setelah Undang-undang Penyiaran disahkan pada tahun 2002, jumlah stasiun
televisi baru di Indonesia diperkirakan akan terus bermunculan. Khususnya di daerah terbagi kedalam empat kategori yaitu televisi publik, televisi swasta, televisi
berlangganan dan televisi komunitas. Hingga Juli 2002, jumlah orang yang memiliki pesawat televisi mencapai 25 juta. Kini penonton Indonesia memiliki banyak pilihan
untuk menikmati berbagai program televisi Morrisan, 2008: 10.
2.1.3.3 Karakteristik Televisi