memuaskan berarti siswa masih dianggap belum tercapai hasil belajar yang diharapkan sehingga diperlukan suatu proses pengajaran yang dapat membantu
siswa agar tercapai hasil belajar yang diharapkan. Proses pengajaran yang dapat membantu siswa yaitu proses pengajaran
remidial. Proses pengajaran remidial ini sifatnya lebih khusus karena disesuaikan dengan karakteristik kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Melalui pengajaran
remidial, siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat diperbaiki atau disembuhkan sehingga dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan sesuai
dengan kemampuan. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar khususnya pada siswa Sekolah
Dasar SD, dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya ketepatan memilih metode mengajar yang sesuai dengan materi dan keadaan sekolah atau siswa yang
bersangkutan. Jelaslah bahwa metode mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam
kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki siswa akan ditentukan oleh kesesuaian penggunaan suatu metode dengan tujuannya. Itu
berarti untuk mencapai tujuan pembelajaran, seorang guru harus menggunakan metode yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa pengajaran remedial dengan metode pembelajaran yang tepat diharapkan memiliki pengaruh yang signifikan
untuk memperbaiki sebagian atau seluruh kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa. Perbaikan diarahkan untuk mencapai hasil belajar yang optimal sesuai
dengan kemampuan masing-masing melalui perbaikan keseluruh proses belajar mengajar dan keseluruhan kepribadian siswa.
Dengan demikian perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis kesulitan belajar matematika melalui pembelajaran remedial dengan metode drilling.
Penelitian-penelitian yang dilaksanakan akan menguji keunggulan metode pengajaran mana yang memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi hasil
belajar matematika.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat diambil beberapa masalah, antara lain : 1. Peran Guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar masih kurang.
2. Faktor ekternal mempengaruhi keberhasilan belajar siswa dalam hasil ini perhatian orang tua masih perlu diperhatikan.
3. Pentingnya mengetahui tarap kesulitan siswa sebelum memberikan pelajaran matematika kepada peserta didik masih diabaikan.
4. Pemahaman guru dalam menguasai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan masih perlu peningkatan.
5. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP belum teraplikasikan dalam proses pembelajaran secara utuh.
6. Belum tergalinya proses belajar yang dapat mengatasi problem siswa dalam proses belajar matematika.
7. Belum adanya analisa kesulitan belajar matematika melalui pembelajaran remidial secara benar.
8. Pengetahuan dan implementasi yang masih kurang bagi guru tentang hakekat metode ekspositori.
9. Perlunya pemahaman yang tepat bagi guru tentang metode drilling yang benar dalam pembelajaran Remedial.
C. Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi kekeliruan dan mengingat permasalahan yang cukup luas perlu dilakukan pembatasan masalah yaitu masalah yang dibahas adalah
metode drilling dan Remedial. sebagai berikut: a. Metode drilling
Metode drilling ini dilakukan terhadap suatu materi pokok yang dianggap sulit melalui perencanaan dan latihan yang jelas dan sistematis sehingga
diharapkan dapat terjadi kebiasaan terhadap siswa. Hal ini senada dengan pendapat Majid; “Suatu rencana menyeluruh tentang penyajian materi secara
sistematis dan berdasarkan pendekatan yang ditentukan dengan cara latihan agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat dimiliki dan dikuasai
sepenuhnya oleh peserta didik. ”
1
b. Remedial Remedial Teaching adalah pembelajaran yang dilakukan untuk membantu
peserta didik yang mengalami kesulitan, dan remedial ini bersifat khusus, karena disesuaikan dengan karakteristik kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
Dalam proses bantuan akan lebih ditekankan pada usaha perbaikan melalui cara mengajar, menyesuaikan materi pelajaran dan cara-cara lainnya.
Para pendidik Guru mempunyai peran khusus dalam membantu siswanya yang mengalami kesulitan belajar, dan dibutuhkan keuletan dan kesabaran
dari guru yang bersangkutan agar pelajaran yang disampaikan dapat dimengerti dan diamalkan, dengan Remedial Teaching diharapkan dapat
membantu siswa agar lebih meningkat hasil belajarnya dan meraih cita- citanya, karena kesuksesan belajar peserta didik adalah juga kesuksesan guru.
D. Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini masalah yang diteliti adalah : “Apakah terdapat pengaruh metode Drilling dalam pembelajaran Remedial terhadap hasil belajar
matematika pada siswa Kelas V MI Plus Asy-Syukriyyah Kota Tangerang ?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh metode drilling dalam pembelajaran remedial terhadap hasil belajar matematika pada pokok
bahasan Bilangan Bulat.
1
Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Study Kompetensi Guru, Bandung: PT. Rosda Karya, 2006, hlm. 133.
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan diantaranya: a bagi teman-teman guru seperjuangan mudah-mudahan dapat digunakan dalam
menentukan strategi dan teknik pengajaran di Sekolah Dasar SD, khususnya di kelas V sehingga siswa merasa tertantang untuk belajar matematika.
b bagi peserta didik, semoga dalam mempelajari matematika setelah diadakannya penelitian ini lebih terpacu untuk terus belajar matematika tanpa
perasaan takut dengan salah satu metode yang dilakukan tentunya dengan bermacam metode,
c bagi sekolah mudah-mudahan penelitian ini bias digunakan salah satu referensi dalam pengembangan metode pembelajaran di sekolah, dan
d bagi peneliti harapannya penelitian ini mendapatkan hasil yang signifikan. Jika dalam penelitian ini pembelajaran remidial dengan metode drilling
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar, maka guru dapat mengunakan cara ini dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESA
A. Belajar
Ada beberapa pendapat mengenai definisi belajar, salah satu diantaranya adalah menurut Skiner dalam buku Dimyati menyatakan
: “Belajar adalah suatu perilaku. Pada saat belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila
ia tidak belajar maka responsnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut:
a Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar, b Respons si pebelajar, dan
c Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi,
perilaku respons si pebelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman
”.
1
Menu rut Sudjana : “Belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang ”.
2
Sedangkan menurut Catharina : “Belajar adalah
proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan”.
3
Pendapat serupa dikemukakan oleh Garry dan Kingsley dikutip oleh Sudjana menyatakan bahwa : “Belajar adalah proses
perubahan tingkah laku orisinal melalui pengalaman dan latihan”.
4
Pendapat lain tentang belajar dikemukakan oleh Sardiman menyatakan bahwa :
“Belajar
1
Dimyati. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta, 2009, hlm. 9
2
Sudjana. Dasar-dasar Belajar-Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya,1997, hal. 5
3
Catharina. Psikologi Belajar. Semarang : UNNES Pres, 2006, hal. 2
4
Sudjana. Dasar-dasar Belajar-Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya, 1997, hal. 5
8