Maksudnya butir-butir soal disusun sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran khusus. Untuk mencari validitas digunakan korelasi biserial r
bis
sebagai berikut :
7
q p
x st
Mt Mp
r
bis
Ket : r
bis
: Koefisien korelasi biserial Mp
: rata-rata dari subjek yang menjawab benar Mt
: rata-rata skor total St
: standar deviasi dari skor total p
: proporsi siswa yang menjawab benar q
: proporsi siswa yang menjawab salah Harga kritik dari r product moment pada taraf signifikan
α = 0,05 dan jumlah data N = 35. Maka butir soal dikatakan valid jika r
hitung
r
tabel
. Dari 30 butir soal terdapat 18 butir soal yang valid lihat lampiran 5
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya, yang diperlihatkan dalam ketetapan
dan ketelitian hasil. Reliabilitas Instrumen uji coba hasil belajar sifat-sifat bangun dihitung dengan menggunakan rumus Kuder - Richardson 20 K-R 20 sebagai
berikut :
8
Ket : r
11
: Reliabilitas tes secara keseluruhan p
: Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q
: Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ∑pq : Jumlah perkalian p dan q
n : Banyaknya item
7
Suharsimi Arikunto. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara, h. 79
8
Ibid. h. 100
2 2
11
1 s
pq s
n n
r
s
2
: Varians
Klasifikasi koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut :
9
r
11
= 0,91 - 1,00 : sangat tinggi r
11
= 0,71 - 0,90 : tinggi r
11
= 0,41 - 0.70 : cukup r
11
= 0,21 - 0,40 : rendah r
11
0,21 : sangat rendah
Dari perhitungan reliabilitas didapatkan hasil r
11
= 0,6907 lihat lampiran 6. Jika dikonsultasikan dengan table interpretasi angka korelasi maka nilai r
11
berada diantara 0,41 - 0.70 berarti nilai reliabilitas cukup. Ini berarti ke- 18 butir soal dapat digunakan
sebagai instrumen penelitian.
3. Daya Pembeda
Menghitung daya pembeda adalah mengukur sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan antara anak yang pandai dan anak yang kurang pandai
berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi nilai daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan yang pandai dan yang kurang
pandai.
10
Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal dapat dipergunakan rumus sebagai berikut :
n WH
WL DP
WL = jumlah testi yang gagal dari lower group kelompok bawah WH = jumlah testi yang gagal dari higher group kelompok atas
11
Untuk menginterpretasikan nilai DP, dapat digunakan tolok ukur sebagai
9
Masidjo. 1995. Penelitian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta : Kanisius, h. 233
10
Sudirman.1991. Ilmu Pendidikan. Bandung : Rosdakarya, h. 291
11
Ibid. h, 291