Kedelai Varietas Wilis Nilai Gizi dan Peran Kedelai

2.7.3. Kedelai Varietas Wilis

Kualitas kedelai lokal seperti varietas Bromo, Argomulyo, Burangrang, Mahameru, Anjasmoro, Merubetiri, Baluran, Panderman, Gumitir, Argomulyo, Wilis dan Lokon lebih baik dibandingkan dengan kedelai impor. Kedelai lokal memiliki ukuran yang lebih besar, kadar protein yang lebih tinggi sekitar 37-42 dan rasa yang enak karena lebih segar jika dibandingkan kedelai impor yang sudah ditimbun beberapa tahun Suryo, 1996. Varietas Wilis memiliki ciri-ciri seperti warna daun hijau, warna bunga ungu, warna benih kuning, warna kulit polong masak coklat kehitaman, tinggi tanaman 40-50 cm, bentuk benih oval, berbunga pada umur 39 hari dan polong masak pada umur 88 hari Surat Keputusan Menteri Pertanian no.318KptsTp.24041985. Varietas Wilis memiliki keunggulan, yaitu lebih toleran terhadap lingkungan yang berdrainase kurang baik dan terhadap penyakit seperti penyakit karat dan layu. Varietas ini juga dapat tumbuh pada lahan kering dan tanah asam Sofia, 2007.

2.7.4. Nilai Gizi dan Peran Kedelai

Kedelai merupakan sumber protein nabati yang efisien. Untuk setiap 100 gram kedelai mengandung 330 kalori, 35 protein, 18 lemak, 35 CHO dan 8 air. Bahkan pada varietas unggul, kandungan protein kedelai dapat mencapai 40-43 Suprapto, 2001. Kedelai juga mengandung kalsium, besi, potassium, phosphorus dan kaya akan vitamin B kompleks Sumarli, 2007. Kedelai dalam kehidupan sehari-hari berperan dalam meningkatkan metabolisme tubuh; menguatkan sistem imun tubuh; menstabilkan kadar gula arah; melindungi jantung; menambah daya ingat; membentuk tulang yang kuat; menurunkan resiko penyakit jantung, kanker payudara dan kanker prostat; menurunkan tekanan darah dan kolesterol; mencegah menopouse pada wanita; menghasilkan tenaga dan meningkatkan kesehatan Sumarli, 2007.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Juli 2008 di Laboratorium Mikrobiologi Pusat Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk pembuatan inokulum bakteri dan fungi dan penanaman dilakukan di rumah kaca Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan dan Alat Pembuatan Inokulum Bakteri dan Fungi Bahan-bahan yang digunakan adalah isolat bakteri PH3-1B Paku Haji pada titik sampel ke 3, bakteri pertama, PH5-2B, PH4-3B dan isolat fungi PH1- 4F, PH1-3F, PH5-5F yang diisolasi dari sampel tanah Paku Haji, media NB Nutrient Broth, media NA Nutrient Agar, umbi kentang, dextrose, Bacto agar, kain kassa, akuades steril, spirtus dan alkohol 70. Alat-alat yang digunakan adalah gelas kimia, timbangan Schout Pro Ohaus 2000 gram, penangas air, stirrer, spatula, labu Erlenmeyer, stopwatch, gelas ukur, shaker , hemasitometer, mikroskop cahaya, counter, spektrofotometer, sentrifuge, vortex, dan autoklaf.