Pertumbuhan Tanaman Kedelai Setelah Inokulasi Bakteri Pelarut Fosfat Pada Akar

2003. Berat kering tanaman merupakan penimbunan hasil asimilasi CO 2 sepanjang masa pertumbuhan.

4.6. Pertumbuhan Tanaman Kedelai Setelah Inokulasi Bakteri Pelarut Fosfat Pada Akar

Tanaman kedelai varietas Wilis yang digunakan untuk inokulasi mikroba pelarut fosfat pada akar adalah tanaman yang telah memiliki 2 daun utama, sehingga daerah perakarannya sudah cukup kuat untuk dilukai. Tinggi tanaman kedelai varietas Wilis yang diinokulasi bakteri pelarut fosfat berkisar antara 20-30 cm. Tanaman kedelai yang telah diinokulasi bakteri PH4-3B dan PH5-2B mampu bertahan hidup sampai akhir pengamatan walaupun hanya satu tanaman pada setiap perlakuan. Oleh karena itu tidak dilakukan pengujian secara statistik melainkan secara deskriptif. Tanaman kedelai yang diinokulasi bakteri PH3-1B mengalami kematian beberapa jam setelah inokulasi. Bakteri PH3-1B dapat saja merupakan patogen pada tanaman. Hal ini terlihat dari semua perlakuan yang diuji, baik inokulasi pada akar maupun benih tidak menunjukkan adanya pertumbuhan. Tinggi Tanaman Pengaruh inokulasi bakteri pelarut fosfat pada akar memperlihatkan perbedaan dibandingkan inokulasi pada benih. Pertumbuhan tinggi tanaman kedelai varietas Wilis yang diinokulasi pada akar cenderung lambat. Hal ini dapat saja disebabkan tanaman membutuhkan waktu untuk beradaptasi kembali dengan lingkungan setelah pencabutan akar pada saat akan diinokulasi. 10 20 30 40 50 60 2 4 6 Umur Minggu T in g g i T a n a m a n C m Kontrol 1 Kontrol 2 PH3-1B PH4-3B PH5-2B Gambar 15. Tinggi Tanaman Kedelai cm Varietas Wilis dengan Inokulasi Bakteri Pelarut Fosfat Pada Akar Tinggi tanaman kedelai varietas Wilis setelah akar diinokulasi oleh bakteri pelarut fosfat pada minggu pertama sampai akhir pengamatan tidak menunjukkan adanya perbedaan Gambar 15. Pada minggu pertama semua perlakuan tingginya sekitar 23 cm kecuali PH5-2B, yaitu 28,8 cm. Pada minggu kedua, perlakuan PH5-2B dan PH4-3B terlihat lebih tinggi dibandingkan kontrol 1 dan kontrol 2. Tetapi pada minggu ke-3 sampai akhir pengamatan, kontrol 1 memiliki tinggi tanaman tertinggi, yaitu 54,9 cm kemudian PH5-2B, PH4-3B dan kontrol 2. Jumlah dan Lebar Daun Inokulasi bakteri pelarut fosfat pada akar menyebabkan daun layu beberapa saat setelah inokulasi. Perlakuan tersebut juga menyebabkan jumlah daun berkurang karena berguguran. Hal ini dapat saja disebabkan tanaman mengalami cekaman lingkungan berupa pencabutan sehingga tanaman membutuhkan lebih banyak waktu untuk beradaptasi dengan media tanam. Cekaman lingkungan pada tanaman dapat disebabkan oleh faktor biotik dan abiotik Maharijaya, 2008. 1 2 3 4 5 6 2 4 6 Umur Minggu J u m la h D a u n H e la i Kontrol 1 Kontrol 2 PH3-1B PH4-3B PH5-2B Gambar 16. Jumlah Daun Tanaman Kedelai Helai Varietas Wilis dengan Inokulasi Bakteri Pelarut Fosfat Pada Akar Pengamatan minggu pertama jumlah daun pada tanaman kedelai varietas Wilis setelah inokulasi bakteri pelarut fosfat pada perlakuan lebih banyak dibandingkan kontrol Gambar 16. Pada minggu ke-2, jumlah daun setiap perlakuan mengalami kenaikan kecuali kontrol 2. Pada akhir pengamatan minggu ke-5, jumlah daun pada setiap perlakuan mengalami karena peralihan fase vegetatif menjadi generatif Hanafiah, 2005. Rata-rata jumlah daun pada minggu pertama berkisar antara 1-3 helai, minggu kedua 1-5 helai, minggu ketiga sampai akhir pengamatan berkisar antara 2-5 helai. 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 2 4 6 Umur Minggu L e b a r D a u n C m Kontrol 1 Kontrol 2 PH3-1B PH4-3B PH5-2B Gambar 17. Lebar Daun Tanaman Kedelai cm dengan Varietas Wilis Inokulasi Bakteri Pelarut Fosfat Pada Akar Lebar daun tanaman kedelai varietas Wilis setelah inokulasi bakteri pelarut fosfat sampai minggu ke-2 belum mengalami kenaikan Gambar 17. Lebar daun mulai mengalami kenaikan setelah minggu ke-2 sampai minggu ke-4. Pada akhir pengamatan, lebar daun tanaman yang diinokulasi PH5-2B dan kontrol 1 memiliki nilai tertinggi, yaitu 3,5 cm. Rata-rata lebar daun pada minggu pertama berkisar antara 1,83-3,3 cm, minggu kedua 1,85-3,3 cm, minggu ketiga 2,25-3,4 cm, minggu keempat 2,7-3,5 cm, dan pada minggu kelima 2,7-3,5 cm. Berat Kering Berat kering tanaman setelah inokulasi bakteri pelarut fosfat PH5-2B menunjukkan nilai tertinggi, yaitu 1,991 gram Gambar 18. Hal ini didukung oleh tinggi, jumlah dan lebar daun yang dimiliki tanaman tersebut. Nilai terendah adalah perlakuan bakteri PH4-3B, yaitu hanya 0,743 gram. 0.5 1 1.5 2 2.5 Kontrol 1 Kontrol 2 PH4-3B PH5-2B Perlakuan B e ra t K e rin g G ra m Gambar 18. Berat Kering Tanaman Kedelai Varietas Wilis Dengan Inokulasi Bakteri Pelarut Fosfat 4.4. Pertumbuhan Tanaman Kedelai Setelah Inokulasi Fungi Pelarut Fosfat Pada Akar Tanaman kedelai varietas Wilis setelah inokulasi fungi pelarut fosfat PH1- 3F, PH1-4F dan PH5-5F mengalami kematian. Hal ini dapat saja disebabkan karena pengaruh cekaman biologis pada tanaman yang ditunjukkan dengan layu yang tidak dapat kembali segar walaupun telah disiram. Interaksi antara tanaman budidaya dengan fungi dapat menimbulkan interaksi yang negatif berupa patogenisitas. Interaksi negatif tersebut menyebabkan tanaman mengalami tekanan atau cekaman dan berakibat menurunya laju pertumbuhan bahkan dapat mematikan tanaman Maharijaya, 2008. Cekaman biologis adalah segala perubahan kondisi lingkungan yang mungkin akan menurunkan atau merugikan pertumbuhan atau perkembangan tumbuhan fungsi normalnya Salisbury, 1992.

4.7. Perbandingan Pertumbuhan Tanaman Kedelai dengan Inokulasi