individu per gram tanah, tergantung pada kondisi tanah. Faktor penting yang berhubungan dengan aktivitas fungi adalah ketersediaan makanan. Penambahan
pupuk pada tanah dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan Brady and Weil, 2002.
Mold merupakan fungi yang mikroskopik atau semi mikroskopik. Dalam
tanah, peranan mold lebih besar dibandingkan mushroom. Mold berperan dalam aerasi tanah dan mengurangi pergerakan udara. Mold dapat menurunkan pH
tanah sehingga banyak tedapat pada tanah masam, dimana tidak terlalu banyak kompetisi dengan bakteri. Mold banyak terdapat pada semua horizon tanah, yang
memiliki bahan organik banyak dan aerasi cukup. Ada empat genera yang umum ditemukan di dalam tanah, yaitu Penicillium sp., Mucor sp., Trichoderma sp., dan
Aspergillus sp. Brady and Weil, 2002.
2.3. Kurva Pertumbuhan Bakteri
Fase dalam pertumbuhan bakteri ada empat, yaitu fase adaptasi log phase
, fase eksponensial exponential phase, fase statis stationer phase, dan kematian death phase Purwoko, 2007. Fase adaptasi terjadi pada awal
pertumbuhan populasi. Pada fase ini tidak terjadi penambahan jumlah sel, tetapi terjadi penambahan volume sel Sugiri, 1992.
Pada fase eksponensial, peningkatan jumlah sel dalam biakan sesuai dengan waktu. Hal ini sesuai dengan anggapan bahwa keadaannya stabil, dengan
nutrien sel yang diperlukan selalu tersedia dalam jumlah yang cukup, dan limbah
sel yang dikeluarkan ke lingkungan sel tidak mengganggu pertumbuhan maupun pembelahan sel Sugiri, 1992.
Beberapa alasan bakteri tidak melakukan pembelahan pada fase stationer adalah nutrien habis, akumulasi metabolit toksik, penurunan kadar oksigen dan
ketersediaan air. Setelah itu, kultur tersebut memasuki fase kematian yang berarti jumlah sel yang mati lebih besar dibandingkan penambahan sel. Penyebab utama
kematian adalah autolisis sel dan penurunan energi seluler Purwoko, 2007.
2.4. Mikroba Pelarut Fosfat
Mikroba pelarut fosfat dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan efisiensi pemupukan fosfat. Mikroba pelarut fosfat, yaitu mikroba
yang dapat melarutkan fosfat yang tidak tersedia menjadi tersedia sehingga dapat diserap oleh tanaman. Mikroba ini juga diketahui memproduksi asam amino,
vitamin dan substansi pemacu pertumbuhan seperti Indole Acetic Acid IAA serta giberelin yang dapat membantu pertumbuhan tanaman Ponmurugan and Gopi,
2006. Mikroba pelarut fosfat dapat diisolasi dari tanah yang kandungan fosfatnya
rendah terutama di sekitar perakaran tanaman, karena mikroba ini menggunakan fosfat dalam jumlah sedikit untuk keperluan metabolismenya. Kemampuan bakteri
dan fungi pelarut fosfat berbeda-beda tergantung jenis strain Ginting dkk., 2006. Bakteri yang dapat melarutkan fosfat adalah Bacillus megaterium, B. subtilis,
Pseudomonas striata dan P. liquifaciens. Fungi yang dapat melarutkan fosfat
dalah Aspergillus awmori dan Penicillium digitatum Motsara, 1995.
Pertumbuhan mikroba pelarut fosfat sangat dipengaruhi oleh kemasaman tanah. Pada tanah masam, aktivitas mikroba didominasi oleh kelompok fungi
sebab pertumbuhan optimum fungi pada pH 5 - 5,5. Sebaliknya, pertumbuhan kelompok bakteri optimum pada pH netral dan meningkat seiring dengan
meningkatnya pH tanah, yaitu berkisar antara 4 - 10,6 Ginting dkk., 2006.
2.5. Fosfat dan Mekanisme Penyerapannya