BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pupuk Hayati
Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman.
Pemupukan adalah penambahan bahan tersebut ke dalam tanah agar tanah menjadi subur. Usaha pertanian yang dilakukan oleh manusia menyebabkan
proses penghanyutan dan pencucian zat hara dari tanah semakin besar sehingga tanah menjadi kurang subur Hardjowigeno, 1992. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pemupukan adalah tanaman yang akan dipupuk, jenis tanah yang akan dipupuk, jenis pupuk yang digunakan, dosis pupuk yang diberikan,
waktu pemupukan dan cara pemupukan Lakitan, 1999. Salah satu jenis pupuk yang aman bagi lingkungan adalah pupuk hayati.
Pupuk hayati adalah bahan yang mengandung mikoorganisme hidup yang mengkolonisasi rhizosfer atau bagian dalam tanaman dan memacu pertumbuhan
dengan jalan meningkatkan pasokan ketersediaan hara primer atau menstimulus pertumbuhan tanaman target bila dipakai pada benih, permukaan tanaman atau
tanah FNCA Biofertilizer Project Group, 2006 dalam Simanungkalit dan Suriadikarta, 2006. Menurut Motsara 1995, pupuk hayati adalah mikroba yang
dapat memfiksasi nitrogen dari atmosfer atau meningkatkan kelarutan nutrien penting dalam tanah.
Mikroba yang digunakan biasanya mampu hidup bersama simbiosis dengan tanaman inangnya. Kedua pihak mendapatkan keuntungan, tanaman inang
mendapatkan tambahan unsur hara yang dibutuhkan, sedangkan mikroba mendapatkan bahan organik untuk pertumbuhannya. Mikroba yang digunakan
sebagai pupuk hayati dapat diberikan langsung ke dalam tanah, disertakan dalam pupuk organik atau disalutkan pada benih yang akan ditanam Isroi, 2007.
Kelebihan penggunaan pupuk hayati adalah untuk meningkatkan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan
dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat
mencegah degradasi lahan. Pupuk hayati juga memiliki fungsi kimia yang penting, yaitu sebagai penyedia unsur hara makro dan mikro, meningkatkan
kapasitas tukar kation, dan dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman Simanungkalit dan Suriadikarta, 2006.
2.2. Mikroba Tanah