Karya-Karya Ab Ḥan fah

D. Karya-Karya Ab Ḥan fah

Perlu diketahui bahwa pada masa di mana Abū an fah hidup, bukan dikenal sebagai masa dengan kebudayaan menulis dan mengodifikasi sebagaimana yang dikenal pada masa sekarang, di mana seorang menulis dengan menyendiri di suatu tempat atau mendiktekan beberapa hal kepada orang lain. Abū an fah tidak mempunyai waktu untuk menulis atau mendikte semacam itu. Aktivitas yang dilaku kan oleh Abū an fah adalah bangun pada malam hari Ẓsalat tahajjud sampai waktu subuh, kemudian ke luar rumah untuk melakukan beberapa hal seperti menuju ke pasar untuk melihat barang dagangannya, menjenguk orang sakit, mengantarkan orang mati, berkunjung ke rumah teman, tidur antara uhur dan a ar, kemudian mengajar dan menjawab berbagai pertanyaan dari masyarakat sampai malam, kemudian tidur sebentar dan bangun pada malam hari. Terlebih waktu yang banyak digunakan adalah untuk mengajar dan memberikan nasihat kepada masyarakat sehingga tidak mempunyai waktu luang untuk menulis. 68 Hal inilah yang menjadikan tidak banyak karya tulis yang dinisbatkan kepa- danya lantaran beberapa kesibukan yang dilakukannya. Namun demikian banyak ulama yang mengklaim bahwa ia telah menulis beberapa karya —sebagaimana disebutkan di dalam kitab Isy r t al-Mar m—sehingga Abū an fah dikenal seba- gai orang yang pertama kali menulis dan mengodifikasi dalam sejarah umat Islam terutama yang berkaitan dengan ilmu-ilmu syarī‘at. 69 Para peneliti telah mencatat ada beberapa karya tulis yang didakwa sebagai bagian, atau berasal dari karangan- karangan Abū an fah min mu’allaf t al-im m 68 Wahb Sulaym n, Ab anīfah, h. 289. 69 Kam l al-D n A mad bin asan al-Bay , Isy r t al-Mar m Min ‘Ib r t al-Im m Abī anīfah al-Nu‘m n Fī l al-Dīn ẒBeirut: D r Kutub al-‘Ilmiyyah, 2007ẓ, h. 19. Abī anīfah. Carl Brockelman w.1956 70 mencatat ada 21 karya yang ditinggal - kan oleh Abū an fah, 71 sementara itu Fuad Sazk n mencatat ada 19 karya. 72 Secara garis besar karya-karya Abū an fah dapat dibagi ke dalam tiga disiplin ilmu yaitu akidah kalam, fikih, dan hadis. Di antara karya tulis tentang akidah atau kalam yang dapat dijumpai di antaranya: al-Fiqh al-Akbar, al-Fiqh al-Absa , al- ‘ lim Wa al- Muta‘allim, Ris lah untuk ‘Utsm n al-Batt , dan al-Wa iyyah. Para peneliti juga banyak berselisih pendapat mengenai keautentikan kelima karya Abū an fah dalam bidang kalam sebagaimana disebutkan di atas. Sebagian ada yang mengatakan ‘benar’ karya Abū an fah dan sebagian lainnya mengingkari karya tersebut sebagai karyanya. Ada juga yang menetapkan sebagian dan meng- ingkari sebagian yang lain. Pendapat yang mengatakan bahwa Abū an fah tidaklah mempunyai karya apapun —terlebih dalam bidang kalam—berasal dari pendapat Mu‘tazilah 73 ketika hendak menikam pendapat ahl al-sunnah yang selalu mendasarkan pendapatnya kepada Abū an fah dengan mengatakan apa yang mereka Ẓahl al-sunnah katakan sebagai pendapat Abū an fah tidak lebih dari pendapat muridnya sendiri yang dinisbatkan kepadanya. Pendapat Mu‘tazilah seperti ini tidaklah mengherankan karena banyak pendapat- pendapat Abū an fah yang secara jelas mengkritik pendapat Mu‘tazilah. Dalam hal ini kelompok Mu‘tazilah hendak menghilangkan 70 Brockelman dilahirkan pada 17 september 1868 di kota Rostock, Jerman. Ia merupakan ahli dalam bidang kajian bahasa-bahasa Timur. Selain itu juga ia adalah penulis prolifik, tak kurang dari 555 buah karya telah ditulisnya. Salah satu buku monumentalnya adalah T rīkh al-Adab al- ‘Arab yang ditulis dalam kurun waktu 1937 dan diterbitkan pertama kali pada tahun 1898. Abdurrahman Badawi, Ensiklopedi Orientalis Yogyakarta: Lkis, 2003, h. 65-76. 71 Carl Brockelman, T rīkh al-Adab al-‘Arabī, Penerj. ‘Abd al- al m al-Bukhkh r Kairo: D r al-Ma‘ rif, t.thẓ, Jld. 3, h. 237-45. 72 Fuad Sazk n, T rīkh al-Tur ts al-‘Arabī, Penerj. Ma mūd Fahm ij z ẒRiy : J mi‘ah al- Im m Mu ammad bin Su‘ūd al-Isl miyyah, 1991ẓ, Jld. 1, Juz. 3, h. 33-50. 73 Mu ammad bin Mu ammad al- Zab d , It f al-S dah al-Muttaqīn Bi Syar I y ’ ‘Ul m al- Dīn ẒBeirut: D r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2009ẓ, Jld. 2, h. 13. pendapat yang benar dari Abū an fah sebagai orang yang pertama kali membahas dan menulis secara sistematis tentang masalah kalam. Di antara peneliti kontemporer yang meragukan keautentikan kelima karya di atas sebagai karya dari Abū an fah di antaranya adalah Fu d Sakz n di dalam T rīkh al-Tur ts al-‘Arabī, ia mengatakan bahwa semua karya di atas bukan karya Abū an fah melainkan karya dari murid-muridnya kecuali Ris lah untuk ‘Utsm n al-Batt yang ditulis langsung oleh Abū an fah. 74 Senada dengan Fu d Sikz n, Abū Zahrah juga meragukan keautentikan sebagian karya tulis yang diklaim karya Abū an fah, di antaranya adalah al-Fiqh al-Akbar. 75 Namun demikian banyak di antara ulama yang menetapkan di dalam karya- karya mereka bahwa kelima karya di atas sebagai karya asli dari Abū an fah. Penetapan dari para ulama inilah yang penulis jadikan rujukan sebagai dalil untuk mengatakan bahwa karya tulis di atas adalah benar- benar karya dari Abū an fah atau paling tidak dinisbatkan kepadanya baik itu ditulis secara langsung olehnya maupun ditulis oleh murid-muridnya. Pertimbangan lainnya yang penulis jadikan pijakan untuk mengatakan kelima karya di atas sebagai karya Abū an fah adalah banyak ditemukan persamaan- persamaan antara satu karya dengan karya yang lain baik dari segi isi atau konten maupun pilihan diksi yang digunakan. Berikut adalah penjelasan kelima karya tulis yang didakwa sebagai karya dari Abū an fah beserta penetapan sebagian ulama terhadapnya. 74 Pada dasarnya apa yang dikatakan oleh Fu d Sazk n tak lebih dari pengulangan pendapat Carl Brockelman yang meragukan semua karya Abū an fah. Carl Brockelman, T rīkh al-Adab al- ‘Arabī, Jld. 3, h. 237-46., dan Fu d Sazk n, T rīkh al-Tur ts al-‘Arabī, Jld. 1, h.32. 75 Abū Zahrah, Ab anīfah, h. 187-8. Pertama, risalah al-Fiqh al-Akbar riwayat amm d bin Ab an fah 76 . Risalah ini menguraikan berbagai macam pandangan Abū an fah tentang pokok-pokok agama u l al-dīn. Seperti masalah sifat-sifat Tuhan, masalah ke- imanan, qadar, kenabian, akhirat ma‘ d, dan lain-lain. Di dalam kitab ini, Abū an fah memberikan paparan tentang akidah secara ringkas dan diungkapkan dengan gaya bahasa yang mudah dicerna oleh kalangan awam sekalipun. Dalam menulis karyanya ini, Abū an fah tidaklah terlalu merinci secara mendetail berba- gai persoalan di dalamnya kecuali pada permasalahan tentang sifat Tuhan. Hal ini juga dapat mengindikasikan bahwa Abū an fah memberikan perhatian lebih pada masalah tentang sifat Tuhan. 77 Karya ini dapat dikatakan sebagai karangan dari Abū an fah karena banyak ulama yang meyakini bahwa karya ini sebagai karya darinya, sehingga pendapat- pendapat yang ada di dalam al-Fiqh al-Akbar banyak dinukil dan dijadikan sanda- ran di dalam kitab-kitab klasik, di antaranya: Ibn al-Nad m Ẓw.438 Hẓ di dalam al- Fahrasat, 78 ‘Abd al-Q hir al-Baghd d Ẓw.429 Hẓ di dalam U l al-Dīn, 79 Ab ū Mu affir al- Isfir y n w.471 H di dalam al-Tab īr Fī al-Dīn, 80 Ibn Ab al-‘Iz al- anaf Ẓw.792 Hẓ di dalam Syar ‘Aqīdah al- a wiyyah, 81 Ibn Taymiyyah w.728 76 Nama aslinya adalah amm d bin Ab an fah. Ia adalah anak dari Abū an fah. Ibn ‘Ad memberikan penilaian negatif tentang kekuatan hafalannya dalam meriwayatkan suatu ad ts. Abū A mad bin ‘Ad al-Jurj n , al-K mil Fī u‘af ’ al-Rij l ẒBeirut: D r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1997ẓ, Jld. 3, h. 34,. Dikisahkan bahwa amm d bin Ab an fah berpegang teguh dengan madzhab bapaknya. Ia wafat pada bulan Dz ū al-Qa‘dah pada tahun 176 H. Ibn Khallik n, Wafiy t al-A‘y n Wa Anb ’ Abn ’ al-Zam n, Juz. 2, h. 205. 77 Al- Mull ‘Al al- anaf , Syar al-Fiqh al-Akbar Li al-Im m Abī anīfah ẒBeirut: D r al- Kutub al- ‘Ilmiyyah, 1984ẓ, h. 301-6 78 Ibn al- Nad m, al-Fahrasat ẒBeirut: D r al-Ma‘rifah, 1997ẓ, h. 251. 79 ‘Abd al-Q hir al-Baghd d , U l al-Dīn Istanbul: al-Dawlah, 1928, h. 308. 80 Abū Mud affir hir bin Mu ammad al-Isfir y n , al-Tab īr Fī al-Dīn wa Tamyīz al- Firqat al- N ji īn ‘An al-Firaq al-H likīn Beirut: ‘ lam al-Kutub, 1983, h. 184. 81 ‘Al bin ‘Al bin Ab al-‘Iz, Syar ‘Aqīdah al- a wiyyah Beirut: al-Maktabah al-Islam , 2006, h. 3. H di dalam Majm ‘ al-Fat w ’, 82 Ibn Qayyim al-Jawziyyah w.751 H di dalam Ijtim ‘ al-Juy sy, 83 j Khal fah w.1067 H di dalam Kasyf al-Dzun n ‘An Us mī al-Kutub Wa al- Fun n, 84 Kedua, risalah al-Fiqh al-Akbar riwayat Abū Mu ‘ al-Balkh 85 yang dikenal dengan nama al-Fiqh al-Absa . Risalah ini mulanya berasal dari jawaban Abū an fah ketika menanggapi berbagai pertanyaan yang diajukan oleh muridnya yang terkenal yaitu Abū Mu ‘ al- Balkh . Jika dibandingkan dengan kitab al-Fiqh al-Akbar, maka pembahasan di dalam al-Fiqh al-Absa lebih terperinci di mana Abū an fah banyak memper- panjang ungkapannya dalam menjelaskan masalah-masalah agama. 86 Pada dasar- nya tidak ada pertentangan ta‘ ru di antara al-Fiqh al-Akbar dan al-Fiqh al- Absa . Karya ini dapat dikatakan sebagai karangan dari Abū an fah karena banyak ulama yang meyakini bahwa karya adalah karya darinya sebagaimana al-Fiqh al- Akbar. Ada juga yang meragukannya seperti al- Dzahab Ẓw.748 Hẓ. Menurutnya kitab al-Fiqh al-Absa adalah karangan dari Abū Mu ‘ al-Balkh , bukan karangan Abū an fah sendiri. 87 Ketiga, kitab al- ‘ lim Wa al-Muta‘allim riwayat Abū Maq til al-Samarqand . 82 ‘A mad bin ‘Abd al- al m bin Taymiyyah, Majm ‘ al-Fat w ’ ẒKairo: D r al-Waf ’, 2005, Juz. 5, h. 45. 83 Ibn Qoyyim al-Jawziyyah, Ijtim ‘ al-Juy sy al-Isl miyyah ‘Al Ghawz al-Mu‘a ilah Wa al-Jahmiyyah ẒBeirut: D r al-‘Ilmiyyah, 1984ẓ, h. 73. 84 j Khal fah, Kasyf al-Dzun n ‘An Us mī al-Kutub Wa al-Fun n ẒBeirut: D r al-Kutub al- ‘Ilmiyyah, 1941ẓ, J. 2, h. 1287. 85 Nama lengkapnya al- akam bin ‘Abdullah Abū Mu ‘ al-Balkh . Ia merupakan murid dari Abū an fah. Banyak komentar para ulama yang menjar lantaran ia didakwa sebagai pengikut dan berpaham Murji’ah bahkan dikatakan sebagai pemimpin kaum Murji’ah. Ibn ‘Ad , al-K mil Fī u‘af ’ al-Rij l, J. 2, h. 501., Ibn Ab tim al-R z , al-Jar Wa al-Ta‘dīl ẒBeirut: D r I y ’ al- Tur ts, 1952ẓ, J. 3, h. 122. 86 Abū an fah, al-Fiqh al-Absa Kairo: al-Anw r, 1368 H, h. 40-60. 87 Al- Dzahab , T rīkh al-Isl m Wa Wafiyy t al-Masy hīr Wa al-A‘l m ẒBeirut: D r al-Gharb al- Isl miy , 2003ẓ, J. 4, h. 1097. Kitab ini merupakan j awaban dari pertanyaan yang dikemukakan oleh Abū Maq til af bin Salam al-Samarqand . Di dalamnya banyak menyinggung keter- kaitan yang sangat erat antara ilmu dan amal, bahwasanya amal harus selalu diba- rengi dengan ilmu pengetahuan. Amal yang sedikit tetapi dibarengi dengan ilmu, jauh lebih bermanfaat ketimbang amal yang banyak tetapi tidak dibarengi dengan ilmu. Di dalam kitab ini pula dikemukakan tentang urgensi mengetahui imu kalam beserta penjelasan tentang masalah adil dan alim. Abū an fah juga membedakan antara istilah syarī‘at dan agama al-dīn, menurutnya syarī‘at dapat berubah dan berganti hukum dari masa ke masa, tetapi al- dīn tidak akan berubah dan berganti. 88 Di antara ulama yang menetapkan bahwa al- ‘ lim Wa al-Muta‘allim merupa- kan karya asli dari Abū an fah adalah Ibn al-Nad m Ẓw.438 Hẓ di dalam al- Fahrasat, 89 Ab ū Mu affir al-Isfir y n w.471 H di dalam al-Tab īr Fī al-Dīn, 90 ‘Al ’ al-D n ‘Abd al-‘Az z bin A mad al-Bukh r w.730 H di dalam Kasyf al- Asr r, 91 al- Bay w.1097 H di dalam Isy r t al-Mar m, 92 al- Zab d w.1205 H di dalam It f al-S dah. 93 Keempat, risalah yang ditulis oleh Abū an fah kepada ‘Utsm n al-Batt dengan melalui riwayat Abū Yūsuf. Jika dibandingkan dengan karya Abū an fah yang lain, risalah ini adalah yang paling sederhana. Pada dasarnya risalah ini sebagai bantahan atas anggapan 88 Abū an fah, al-‘ lim Wa al-Muta‘allim Kairo: al-Anw r, 1368 H, h. 8-32. 89 Ibn al- Nad m, al-Fahrasat, h. 251. 90 Abū Mu affir al-Isfir y n , al-Tab īr Fī al-Dīn wa Tamyīz al-Firqat al-N ji īn ‘An al- Firaq al- H likīn, h. 184. 91 ‘Al ’ al-D n ‘Abd al-‘Az z bin A mad al-Bukh r , Kasyf al-Asr r ‘An U l Fakhr al-Isl m al- Bazdawī ẒBeirut: D r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1997ẓ, J. 1, h. 18., bandingkan dengan Ibn ajar al- ‘Asqal n , Lis n al-Mīz n ẒBeirut: Mu’assasah al-A‘lam , 1986ẓ, J. 2, h. 323., ia mengisyaratkan bahwa kitab ini adalah karya dari Abū Maq til al-Samarqand , bukan karya asli Abū an fah. 92 Al- Bay , Isy r t al-Mar m, h. 8. 93 Al- Zab d , It f al-S dah al-Muttaqīn, Jld. 2, h. 16. ‘Utsm n al-Batt —ulama fiqh dari Ba rah—bahwa Abū an fah adalah seorang yang berpandangan layaknya Murji’ah. Di dalam risalah ini dikemukakan beberapa aspek yang membedakan antara pendapat Abū an fah dengan pandangan Murji’ah yang menunjukkan bahwa ia bukan termasuk kelompok Murji’ah. 94 Di antara ulama yang menetapkan risalah kepada ‘Utsm n al-Batt merupa- kan karya Abū an fah adalah: Ibn al-Nad m Ẓw.438 Hẓ di dalam al-Fahrasat, 95 Ab ū Mu affir al-Isfir y n w.471 H di dalam al-Tab īr Fī al-Dīn, 96 ‘Al ’ al-D n ‘Abd al-‘Az z bin A mad al-Bukh r w.730 H di dalam Kasyf al-Asr r, 97 al- Bay w.1097 H di dalam Isy r t al-Mar m, 98 al- Zab d w.1205 H di dalam It f al-S dah, 99 Kelima, al-Wa iyyah al- Im m Abī anīfah Di dalam risalah ini, Abū an fah mengungkapkan beberapa aspek tentang pokok-pokok agama u l al-dīn yang menjadi keyakinan ahl al-sunnah wa al- jam ‘ah. Ia menyebutkan ada dua belas aspek di dalamnya yang menyangkut masalah iman, sifat Tuhan, al- Qur’ n, keutamaan nabi Mu ammad dan para saha- batnya, siksa kubur dan qadar. Jika seseorang berpegang teguh dengan kedua belas aspek di atas maka tidak akan tersesat dan jauh dari ahl al- bid‘ah. 100 94 Abū an fah, al-Fiqh al-Absa Kairo: al-Anw r, 1368 H, h. 34-8. 95 Ibn al- Nad m, al-Fahrasat, h. 251. 96 Abū Mu affir al-Isfir y n , al-Tab īr Fī al-Dīn, h. 184. 97 ‘Al ’ al-D n ‘Abd al-‘Az z bin A mad al-Bukh r , Kasyf al-Asr r ‘An U l Fakhr al-Isl m al- Bazdawī, J. 1, h. 18. 98 Al- Bay , Isy r t al-Mar m, h. 8. 99 Al- Zab d , It f al-S dah, Jld. 2, h. 16. 100 Akmal al- D n Mu ammad Mu ammad al- anaf , Syar Wa iyyah al-Im m Abī anīfah ẒMekah: D r al-Fat , 2009, h. 141-5. Di antara ulama yang menetapkan kitab al-Wa iyyah sebagai karya Abū an fah adalah al-Bay w.1097 H di dalam Isy r t al-Mar m, 101 al- Zab d w.1205 H di dalam It f al-S dah. 102 ---o0o--- 101 Al- Bay , Isy r t al-Mar m, h. 8. 102 Al- Zab d , It f al-S dah, Jld. 2, h. 16. 50

BAB III PEMIKIRAN