Tingkatan-tingkatan Munafik GAMBARAN UMUM TENTANG MUNAFIK

31

B. Tingkatan-tingkatan Munafik

Ulama banyak membahas tentang tingkatan-tingkatan munafik. Dalam pandangan syariat Islam, munafik ada dua macam, yaitu munafik i ‟tiqad dan munafik „amal. 1. Al-Nifâq al-I‟tiqâdi: Pandangan syariat menyatakan bahwa al-nifâq al-i ‟tiqâdi yaitu mereka yang menonjolkan keislamannya tetapi pada hakekatnya dia tidak percaya kepada Allah dan Rasul-Nya. Seperti Abdullah bin Ubay dan kawan- kawannya. 79 Mereka termasuk ke dalam golongan kafir, bahkan lebih jahat. Dan orang-orang itulah yang dijanjikan Allah tempatnya di tingkatan paling bawah sekali dalam neraka. 80 Menurut Sa‟id Hawa, al-nifâq al-nazhari Konsepsional yaitu: bahwa keyakinannya tentang hakekat Islam bertentangan dengan pernyataan keimanannya kepada Islam. 81 Menurut Hamdi Ahmad Ibrahim dalam bukunya Karakter Orang- Orang Munafik, bahwa al-nifâq al-i ‟tiqâdi itu ada delapan perkara, yaitu: 1. Mereka mengucapkan dua kalimat syahadat sebagaimana firman Allah Ta‟ala dalam Q.S.al-Munâfiqûn63:1, dan Q.S.al- Baqarah2:8-9. 79 Di antara kawannya adalah yang membina Masjid Dhirar yaitu 80 Ima m al-Bukhari, Shahih Buk hari jilid 1, Klang: Book Centre, cet. Ke-6, h. 26. Lihat juga Ahzami Sami‟un Jazuli, Seri Tafsir Tematik Fiqh al-Qur‟an, h. 149. 81 Sa‟id Hawa, Intisari Ihya „Ulumuddin Al-Ghazali, Mensucikan Jiwa, Jakarta: Robbani Press 2008, cet. k-13,h. 182. 32 2. Mereka memproklamirkan dirinya senantiasa taat terhadap al- Qur‟an dan al-Sunnah, padahal sebenarnya menentang dan bermaksud jahat terhadap keduanya, sebagaimana firman Allah Ta‟ala dalam Q.S.al-Nisa‟4: 81, dan Q.S. al-Nûr24: 27. 3. Mereka melaksanakan shalat namun disertai dengan riya‟, mereka mendirikan shalat dengan bermalas-malasan, mereka suka mengakhirkan shalat samapai waktunya habis, mereka mempercepatkan shalat bagaikan burung gagak mencocok dengan paruhnya dan mereka tidak suka menghadiri shalat jemaah di masjid. Mereka tidak berzikir kepada Allah melainkan sedikit. Hal ini sebagaimana Allah telah berfirman dalam Q.S.al- Nisa‟4: 142. 4. Mereka suka bersedekah tetapi karena terpaksa dan di dorong dengan sifat riya‟, sebagaimana firman Allah dalam Q.S.al- Taubah9: 54, dan Q.S. al-Taubah9: 98. 5. Mereka suka membaca al-Qur‟an, sebagaimana Nabi bersabda: “Kebanyakan orang-orang munafik dari ummatku adalah para pembaca al- Qur‟an”. HR. Ahmad, Jilid 2: 175 6. Mereka suka menghadiri majlis-majlis ta‟lim, akan tetapi mereka tidak mengerti sedikit pun yang disampaikan da‟i, justru mereka suka memperolok dan mengejek apa yang didengarnya. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S.Muhammad47: 16, dan Q.S.al-Taubah 9: 127. 33 7. Orang-orang munafik itu senang membangun masjid tetapi mereka menjadikannya sebagai markas tempat mereka mengadakan makar dan mengatur strategi untuk memerangi Allah dan Rasulnya. Hal ini seperti yang ditegaskan dalam Q.S. al-Taubah 9: 107. 8. Sikap lahiriyah mereka mencegah orang lain sehingga mengira mereka sebagai orang-orang yang bertaqwa dan berilmu pengetahuan. Hal ini dinyatakan dalam sabda Nabi Saw. dalam Musnad Ahmad: “Sesungguhnya sesuatu yang paling aku khawatirkan atas umatku adalah setiap orang munafik yang pandai bersilat lidah ”. 82 2. Al-Nifâq al-„Amali: Pandangan syariat menyatakan bahwa al-nifâq al- „amali adalah munafik yang tidak membawa kepada kekafiran yaitu tidak akan menyebabkan seseorang itu keluar dari Islam, tetapi hanya saja pelakunya divonis sebagai orang yang berdosa dan amat merugikan diri serta merusakkan pergaulan. 83 Menurut Sa‟id Hawa, al-nifâq al-„amali Perbuatan: yaitu yang memiliki akhlaq orang-orang munafik dalam memberikan loyalitas kepada 82 Ha mdi Ah mad Ibrahim, Karak ter Orang-Orang Munafik , Penerje mah Abu Barzan i Jaka rta: Pustaka al-Kautsar 1995, cet. ke-1, h. 15-20 83 Ima m a l-Bukhari, Shahih Buk hari jilid 1, h. 26. Lihat juga Ahzami Sami‟un Jazuli, Seri Tafsir Tematik Fiqh al- Qur‟an, h. 149. 34 orang-orang kafir, berkasih sayang kepada mereka, mendukung perjuangan mereka, menyalahi janji, membiasakan dusta atau berkhianat dan curang. 84 Bentuk yang pertama tadi adalah mereka orang munafik menyerupai kafir karena mereka telah mempermainkan keimanannya. Mereka mengatakan dengan lisannya telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, padahal mereka hanya memperolok saja. Karena di hati mereka sesungguhnya telah mengingkari Islam. Padahal hakekat keimanannya itu adalah keyakinan yang letaknya di hati. Mereka telah berdusta dengan lisannya, sehingga syahadah yang mereka ikrarkan sia-sia dan sesungguhnya mereka tidak beriman karena perbuatan tersebut. Dalam hal ini, kemunafikan yang dianggap keluar dari keimanan secara total adalah mencakup kemunafikan yang besar yang menyangkut „aqidah keyakinan, di mana pelakunya akan menampakkan keislaman serta menyembunyikan kekufuran. Adapun bentuk yang kedua yaitu kemunafikan dalam bentuk perbuatan, meskipun kemunafikan „amaliah ini tidak sesuai menyebabkan pelaku-pelakunya keluar dari keimanan secara total tetapi merupakan lorong menuju kekufuran. Dalam bentuk ini, menurut „Aidh Abdullah al-Qarni terdapat 30 sifat-sifat yang menunjukkan prilakunya akan menyebabkan terus kepada kemunafikan, yaitu seperti berikut: 1. Dusta 2. Ingkar janji 3. Melampau batas jika berselisih 4. Tidak menepati janji 84 Sa‟id Hawa, Intisari Ihya „Ulumuddin Al-Ghazali, Mensucikan Jiwa, h. 182. 35 5. Malas dalam beribadah 6. Lalai dalam beribadah 7. Riya‟ dalam beribadah 8. Tergesa-gesa dalam sembahyang 9. Melecehkan terhadap sosok para saleh 10. Mempermainkan al-qur‟an dan al-sunnah 11. Berlidung di balik sumpah 12. Terpaksa dalam berinfak 13. Meremehkan muslim dan mengunggulkan kafir 14. Membesarkan yang kecil dan mengecilkan yang besar 15. Berpaling dari takdir 16. Mengumpat orang-orang saleh 17. Meninggalkan sembahyang berjemaah 18. Merusak dengan dalih kebaikan 19. Penampilan luar bertolak-belakang dengan yang tersembunyi dalam hati 20. Pengecut terhadap ancaman 21. Mengajukan alasan dusta 22. Memasyarakatkan kemungkaran dan melarang perbuatan makruf 23. Enggan menyumbang kebaikan 24. Melupakan allah karena sedikit berzikir 25. Mendustakan tawaran allah 26. Sibuk memperindahkan penampilan luar melupakan hakikat batin 27. Agitatif dan congkak 36 28. Tidak memahami agama 29. Malu terhadap manusia, tidak malu dengan Allah ketika bermaksiat 30. Bergembira ria dengan musibah dan merasa sedih dengan rahmat yang menimpa kaum muslimin 85 Menurut perhatian penulis, penulis setuju dengan menyatakan kesemua 30 sifat perbuatan tadi termasuk dalam bagian kedua, andai saja manusia yang mengaku iman kepada Allah dan melakukan hal demikian, maka itu termasuk dalam nifaq „amaliah. Sebenarnya keyakinan orang munafik itu bisa dilihat dengan perbuatannya karena perbuatan akan mengikuti gerak hati seseorang. Lalu, segala perbuatan orang munafik adalah perbuatan nifaq i‟tiqadi. Demikian hal ini telah dinyatakan dengan panjang di dalam al- Qur‟an dan lebih terperinci lagi terdapat dalam hadis. Penulis akan melampirkan 30 sifat di atas secara terperinci pada bagian belakang. Adapun akibat dari perbuatan mereka tadi, maka mereka tidak akan terlepas dari azab Allah Swt., yaitu: Mereka ditempatkan di Neraka paling bawah Q.S.al- Nisa‟4: 145, mereka dilaknati dan mendapat azab yang kekal Q.S. al-Taubah9: 68, mereka diazab Allah dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat Q.S. al-Taubah9: 74. Ayat al- Qur‟an di atas cukup jelas menerangkan bahwa orang yang melakukan sifat-sifat munafik di atas akan menuju ke neraka. Namun begitu, jika mereka tidak memiliki al-nifâq al-i ‟tiqâdi maka mereka tidak akan keluar dari keimanan kepada Allah dan Allah akan memba las atas segala perbuatan yang buruk. 85 „Aidh Abdullah al-Qarni, Bahaya Kemunafikan di Tengah Kita, Penerjemah H. Nandang Burhanudin, Jaka rta: Qisthi Press 2003, cet. ke-1, h. XIII 37

C. Karakteristik Munafik Dalam Musnad Ahmad