25
yang kadzab. Oleh karena itu, Ahmad membuang hadis-hadis yang tidak sesuai dengan syaratnya untuk penyempurnaan musnad-nya.
57
Imam Ahmad bersungguh-sungguh dalam menghimpun hadis Nabi Saw.. Beliau tidak akan men-takhrij kecuali bagi orang-orang yang beliau sangat
percayai. Beliau juga sangat cermat terhadap matan- matan dalam kitab beliau, seperti ketegasan beliau terhadap perawi-perawinya. Oleh karena itu, layak bagi
beliau untuk berkata kepada putra beliau “Jagalah musnad ini karena kelak ia akan menjadi imam bagi masyarakat
”.
58
D. Tanggapan Ulama Atas Musnad Ahmad
Banyak ulama yang telah memberi tanggapan, perhatian dan apresiasi terhadap kitab al-Musnad. Seorang ulama ahli hadis yang terkenal di Mesir,
Ahmad Muhammad Syakîr berusaha menyusun daftar isi kitab musnad tersebut dengan nama Fihris Musnad Ahmad.
59
Di samping itu, Ahmad Muhammad Syakîr juga memberi kritikan yang sangat bagus, berharga dan menyanggah beberapa
kerancuan seputar kitab itu. Dari kitab yang beliau tahqiq-kan telah dicetak 15 juz yang besarnya masing- masing sekitar sepertiga kitab aslinya, hanya saja sebelum
selesai, beliau telah terlebih dahulu menghadap kehadrat Ilahi.
60
Muhammad Abu
57
Badri Khaeru man, Otentisitas Hadis, Studi Kritis atas Kajian Hadis Kontemporer, ,
Bandung: PT Re maja Rosdakarya 2004, h.191
58
Muhammad „Ajjaj al-Khâtib, Ushul al-Hadits, Penerjemah H.M Qadirun Nur Ahmad Musyafiq, h. 292
59
Fatchur Rah man, Ik tisâr Musthalâh al-Hadits, h. 375
60
Muhammad „Ajjaj al-Khâtib, Ushul al-Hadits, Penerjemah H.M Qadirun Nur Ahmad Musyafiq, h. 292
26
Zahra memuji keistimewaan Musnad Ahmad karena Imam Ahmad menyusun Musnad-nya dengan urutan Fiqh Sahâbi.
61
Pada Awalnya, Abdullah ibn Ahmad telah memberi daftar urut kitab musnad milik ayahnya, dan Imam Ahmad belum sempat memperbaikinya karena
telah dipanggil kehadrat ilahi terlebih dahulu. Adapun yang menyusun berdasarkan daftar urut hijâiyyah abjad adalah al-Hafidz Abu Bakr Muhammad
Abdillah al-Maqaddasi al-Hanbali.
62
Imam Ahmad menyusun hadis Nabi berdasarkan tempat. Oleh karena itu, setiap orang yang ingin mengetahui hadis dari musnad tertentu, ia perlu
memeriksa pada daftar isi setiap jilid sehingga ia mengetahui di mana letaknya. Mereka para pengelola Perpustakaan Islam dan Penerbit Beirut melengkapi
daftar isi nama- nama sahabat berdasarkan urutan huruf ensiklopedi. Di depan nama setiap sahabat terdapat nomor jilid dan halaman. Mereka menyebutkan
bahwa Nashiruddin al-Bani 1333H-1420H telah menyiapkan daftar isi ini untuk
dirinya secara pribadi agar mudah merujuknya pada musnad-musnad. Nama kitabnya adalah Muhtawa Burhân bi Asmâ
‟ al-Sahâbat al-Marwî „Anhum fi Musnad Ahmad.
63
Usaha yang dilakukan oleh Ahmad Muhammad Syakîr juga dilakukan oleh Ahmad ibn Abdirrahman al-Bana, yang lebih dikenal dengan nama al-
Sa‟ati, salah seorang ulama Mesir abad ke-14 Hijriah. Beliau menyusun secara sistematis
berdasarkan bab, seperti bagian tauhîd dan usul al-din, lalu di bagi lagi menjadi
61
Muhammad Abu Zahra, Tarik h al-Madzâhib al-Islamiyyah, h. 527.
62
Badri Khaeru man, Otentisitas Hadis, Studi Kritis atas Kajian Hadis Kontemporer,
h.191
63
Mahmud a l-Thohhan, Dasar-Dasar Ilmu Tak hrij Dan Studi Sanad, penerjemah Masykur Hakim, H.A. Agil Husin, h. 41.