5.2.5 Trash
Bahan baku merupakan penentu apakah sebuah pabrik gula dapat menghasilkan rendemen yang tinggi atau tidak. Bahan baku yang baik hanya
dihasilkan oleh budidaya yang sesuai dengan standar baku kultur teknis tanaman tebu. Tebu yang jelek membuat petani akan rugi dan pabrik gula juga mengalami
hal yang sama karena tidak bisa memperoleh rendemen yang optimal. Penebangan tebu dilakukan berdasarkan tingkat kemasakan optimal dan bersih dari kotoran
daun kering dan pucuk. Tebu yang telah di tebang harus segara dibawa ke pabrik gula, selambatnya 24 jam setelah tebu di tebang. Keterlambatan pengiriman tebu
ke pabrik gula akan menyebabkan menurunnya kualitas tebu itu sendiri. Kotoran yang terikut atau trash maupun pucukan harus berada dibawah standarnya yaitu
5. Kenaikan kotoran yang terikat akan menyebabkan menurunnya rendemen yang akan diperoleh pabrik gula.
Selama tahun 2010 – 2013, trash yang dihasilkan PG Watoetoelis sangat
baik, karena trash tersebut masih berada dibawah standar 5. Semakin rendah nilai trash pada suatu pabrik gula, maka semakin baik kualitas bahan baku yang di
miliki. Nilai rata-rata PG Watoetoelis selama tahun 2010-2013 sebesar 3,31, artinya nilai rata-rata ini berada dibawah standar dan kualitas tebu PG Watoetoelis
baik. Nilai trash terendah terjadi pada tahun 2010 sebesar 3,21 yang berarti pada tahun 2010 kualitas tebu giling PG Watoetoelis baik, sedangkan nilai trash
tertinggi terjadi pada tahun 2013 yang mencapai 2,42 yang artinya kualitas tebu pada tahun 2013 kurang baik.
Kondisi cuaca menjadi salah satu faktor mengapa nilai trash menjadi tinggi. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan lahan tebu menjadi basah dan berlumpur,
sehingga berpengaruh terhadap kandungan tebu. Batang dan akar tebu jadi ikut berlumpur karena tanah yang basah tersebut, sehingga pada saat proses
penjernihan nira akan berdampak pada nira yang akan dihasilkan. Nira tersebut akan nampak kurang jernih karena banyak lumpur yang mengendap pada bak
pengendapan. Petani yang melakukan proses penebangan juga kurang memperhatikan pada saat menebang, karena terkadang masih ada sisa pucukan
yang masih diikutkan ke pabrik gula padahal pucukan tersebut tidak mengandung
gula dan hanya mengandung bukan gula. Pucukan ini mengakibatkan banyaknya trash yang dihasilkan oleh pabrik sebab dari kurang bersihnya pertani pada saat
melakukan proses penebangan tebu tersebut.
5.3 Biaya Pokok Produksi Pabrik Gula Watoetoelis