TS = Tebu sendiri milik PG, baik dari lahan HGU Hak Guna Usaha
ataupun lahan sewa Pengambilan keputusan :
BPP PG Watoetoelis tinggi apabila BPP Nasional BPP PG Watoetoelis rendah apabila BPP Nasional.
BPP PG Watoetoelis sedang apabila = BPP Nasional.
Biaya pokok produksi gula yang dihasilkan PG Watoetoelis semakin rendah dibawah BPP nasional maka PG Watoetoelis semakin efisien secara ekonomi.
3.5 Definisi Operasional
1. Biaya Pokok Produksi BPP adalah semua biaya yang terjadi dalam rangka
pembelian faktor-faktor produksi dalam pembuatan produk, dengan kata lain BPP pabrik gula adalah biaya yang dikeluarkan pabrik gula untuk
memproduksi gula per kilogram Rpkg. 2.
Biaya tanaman adalah jumlah dari keseluruhan biaya tebu giling, biaya tebang dan angkutan tebu dan eksploitasi alat-alat pertanian selama 1 tahun.
3. Biaya pengolahan processing adalah jumlah dari keseluruhan biaya
pengolahan dan pengemasan gula selama musim satu giling. 4.
Blotong merupakan hasil samping dari proses pemurnian nira, berupa padatan yang mengandung sekitar 2-3 gula.
5. Boiling House Recovery BHR adalah persentase gula riil yang diperoleh
terhadap gula yang berada dalam nira mentah. 6.
Brix adalah zat kering terlarut dalam nira tebu. 7.
Efiiensi ekonomi adalah kemampuan pabrik gula untuk menghasilkan gula dengan biaya pokok produksi yang rendah atau berada di bawah BPP
nasional. 8.
Efisiensi teknis pabrik merupakan efisiensi dari mesin-mesin pabrik dalam menghasilkan gula riil yang dilihat berdasarkan mill extraction, boiling house
recovery, overall recovery, pol dan rendemen. 9.
Gula adalah hasil krsitalisasi dari tebu dan biasanya digunakan oleh masyarakat dalam kebutuhan sehari-hari.
10. Kadar nira adalah angka yang menunjukkan kandungan nira yang berada
dalam batang tebu. 11.
Mill Extraction ME adalah persentase gula yang berhasil di ekstraksi dalam nira mentah terhadap gula yang terkandung di dalam tebu.
12. Overall recovery adalah hasil kerja gabungan antara stasiun gilingan ME
dengan stasiun pengolahan BHR. 13.
Nilai nira adalah suatu gambaran teoritis jumlah gula yang dapat dikristalkan dari suatu larutan gula nira dengan cara kristalisasi.
14. Nilai nira perahan pertama NNPP adalah nira yang keluar dari gilingan
pertama dan belum tercampur air. 15.
Pol adalah jumlah gula g yang terlarut dalam setiap 100 g larutan . 16.
Rendemen tebu adalah kadar kandungan gula di dalam batang tebu yang dinyatakan dengan persen, yang artinya dari 100 kg tebu digilingkan ke PG
akan diperoleh gula sebanyak 10 kg. 17.
Tetes adalah produk sampingan dari proses produksi tebu menjadi gula. 18.
Ton Cane Day TCD adalah jumlah ton tebu yang digiling pabrik gula per hari.
51
BAB 4. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN