Kadar Nira Kualitas Tebu Yang Digiling Pabrik Gula Watoetoelis

5.2.1 Kadar Nira

Kadar nira merupakan salah satu parameter untuk melihat baik buruknya kualitas tebu. Kadar nira tebu menunjukkan persentase berat nira terhadap tebu yang digiling. Kadar nira tebu ini berpengaruh terhadap tinggi rendahnya rendemen yang dihasilkan oleh sebuah pabrik gula. Standar kadar nira yang seharusnya dicapai oleh pabrik gula adalah sebesar 80 - 83, apabila kadar nira tebu berada dibawah standar yang telah ditentukan, artinya kualitas tebu yang digiling oleh pabrik gula tersebut kurang baik. Kadar nira tebu PG Watoetoelis selama tahun 2009 –2013 berkisar antara 71,45 - 74,78 dengan rata-rata selama 5 tahun adalah sebesar 73,10. Kadar nira tebu ini tidak stabil pada tiap tahunnya, dapat dilihat pada tahun 2010 kadar nira tebu mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 1,35 akan tetapi kenaikan tersebut masih berada jauh dibawah standar kadar nira. Kadar nira tertinggi PG Watoetoelis terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 74,78, akan tetapi nilai ini masih 5,22 berada dibawah angka kormal kadar nira. Kondisi ini harusnya dapat dijadikan evaluasi oleh pabrik gula supaya meningkatkan kualitas tebu, sehingga rendemen yang nantinya dihasilkan juga dapat semakin tinggi. Faktor yang mempengaruhi nilai kadar nira tebu yang berada jauh dibawah standar antara lain, terjadinya antrian pada stasiun gilingan sehingga sukrosa yang terdapat pada batang tebu menguap dan berat nira yang digiling semakin menurun, kurang bersihnya petani dalam melakukan penebangan sehingga masih banyak daun, pucukan dan lainnya yang terikut pada saat proses penggilingan sehingga kadar sabut yang dihasilkan tinggi dan menyebabkan nira yang dihasilkan lebih sedikit. Umur tebu yang tua juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kadar nira. Semakin tua tua tebu, maka kesegarannya juga semakin menurun yang mengakibatkan kadar nira semakin menurun juga. Umur tebu yang tua ini disebabkan karena sulitnya pabrik gula mencari petani tebang, sehingga tebu terlambat untuk ditebang dan terlambat untuk digiling.

5.2.2 Pol Tebu