Faktor-faktor yang mempengaruhi religiusitas

2.4 Kerangka Berpikir

Telah dipaparkan sebelumnya bahwa masa remaja merupakan masa transisi, dimana individu akan berubah baik secara fisik maupun psikis dari seorang anak menjadi dewasa. Pada masa ini pula, remaja mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya seperti halnya media massa, film biru, buku-buku porno dan gambar-gambar porno. Kondisi tersebut bertambah parah dengan diputarnya film-film televisi maupun bioskop yang banyak mengumbar pornoaksi. Akibatnya, banyak remaja yang menirukan pola perilaku dalam film tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa perilaku yang mengumbar pornoaksi merupakan suatu hal yang bertentangan dengan norma-norma yang dianut oleh mayarakat dan ajaran agama. Untuk menghindari hal-hal tersebut remaja senantiasa membentengi diri dengan bekal iman dan tetap berpegah teguh pada nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku, agar terhindari dari pengaruh lingkungan yang negatif. Oleh karena itu, tertanamnya juga nilai-nilai agama dan jiwa-jiwa agama dalam kehidupan sehari-hari mereka diharapkan mampu menuntun semua perilakunya. Sesuai dengan konsep yang dijelaskan oleh Glock Stark 1975 mengenai Religiusitas terdapat 5 dimensi religiusitas, yaitu: 1. Dimensi Ideologi, 2. Dimensi Ritualistik, 3. Dimensi Perasaan, 4. Dimensi Intelektual, 5. Dimensi Seseorang yang memiliki keyakinan beragama akan mampu mengawasi segala tindakan, perkataan, dan perasaannya. Ketika tertarik kepada sesuatu yang tampaknya menyenangkan, maka dengan keyakinan atau keimanannya akan bertindak, menimbang, dan meneliti apakah hal tersebut diperbolehkan atau tidak dalam agama, maka keyakinan beragama itulah yang menjadi bagian integral dari kepribadian seseorang. Tinggi rendahnya sikap pornoaksi ditunjukkan oleh skor total yang diperoleh individu dari skala sikap pornoaksi. Semakin tinggi skor total yang diperoleh semakin tinggi sikap pornoaksi individu, semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah sikap pornoaksi individu. Adapun unsur-unsur yang berkaitan dengan pornoaksi adalah unsur sikap, gerakan tubuh, suara yang erotis, memperlihatkan secara terang-terangantersamar pada publik alat vital dan atau bagian tubuh yang menunjukkan sensualitas, serta melakukan hubungan seks. Orang yang mengetahui ini akan segera menjauhinya, menjaga pandangan dan tingkah lakunya. semakin tingginya tingkat religiusitas yang dimilikinya, maka semakin semakin kuat usaha mereka untuk menjauhinya. sedangkan yang dipergunakan adalah skala sikap antara lain aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Jadi, semakin tinggi tingkat religiusitas, maka akan semakin negatif sikapnya terhadap pornoaksi. Bagan 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian Hubungan Antara Religiusitas Terhadap Sikap Pornoaksi pada Mahasiswa

2.3.5 Hipotesis

Berdasarkan tinjauan teori dan kerangka berpikir tersebut di atas, maka penulis mengajukan hipotesis penelitian dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut: Ha : Ada hubungan negatif yang signifikan antara tingkat religiusitas dengan sikap terhadap pornoaksi mahasiswa STIE PERBANAS. Religiusitas Sikap terhadap Pornoaksi