BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Seperti yang telah dijelaskan pada bab pendahuluan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat
religiusitas dengan pornoaksi mahasiswa STIE Perbanas. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji korelasi Pearson terbukti
bahwa tidak ada hubungan negatif yang signifikan antara tingkat religiusitas dengan sikap terhadap pornoaksi mahasiswa STIE Perbanas.
5.2. Diskusi
Hasil penelitian membuktikan ada hubungan yang signifikan antara tingkat religiusitas dengan sikap terhadap pornoaksi. Sebagaimana
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Lina Nisa Akmala 2007, dengan judul HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN SIKAP TERHADAP
PORNOAKSI DIKALANGAN REMAJA PUTRI, yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara religiusitas dengan sikap
terhadap pornoaksi di kalangan remaja putri, dimana semakin tinggi religiusitas remaja putri maka semakin rendah sikap terhadap pornoaksi
dan sebaliknya semakin rendah religiusitas remaja purti maka semakin tinggi sikap terhadap pornoaksi.
53
Adanya pengaruh religiusitas nilai keagamaan yang dapat menurunkan perilaku pornoaksi di kalangan remaja juga dapat dijelaskan
dengan teori yang diajukan oleh Jalaluddin, 2005 yang menyatakan bahwa agama berpengaruh sebagai motivasi dalam mendorong individu
untuk melakukan suatu aktifitas, karena perbuatan yang dilakukan dinilai mempunyai unsur kesucian serta ketaatan.
Keterkaitan ini akan memberi pengaruh seseorang untuk berbuat sesuatu. Sedangkan agama sebagai nilai etik karena dalam melakukan
suatu tindakan seseorang akan terikat kepada ketentuan antara mana yang boleh dan mana yang tidak boleh menurut ajaran agama yang
dianutnya. Nilai keagamaan yang dipegang oleh remaja akan membuatnya
mempunyai perilaku yang tidak bertentangan dengan agama, termasuk dalam hal ini tidak akan melakukan hal-hal yang berbau pornoaksi. Nilai-
nilai agama yang ada dalam diri seseorang akan mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama.
Dalam kaitannya dengan pornoaksi, agam jelas-jelas melarang dilakukannya pornoaksi oleh para pemeluknya. Bahkan agama
memberikan ketentuan agar baik laki-laki maupun wanita menjaga auratnya. Dari ketentuan ini jelas bahwa pornoaksi bertentangan dengan
ajaran agama. Oleh karena itulah orang yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi akan menolak melakukan pornoaksi.
Remaja membutuhkan keimanan yang kuat untuk menghadapi pornoaksi yang semakin marak di kalangan remaja. Keyakinan beragama
menjadi bagian integral dari kepribadian seseorang. Keyakinan ini akan mengawasi segala tindakan, perkataan, bahkan perasaannya. Pada saat
remaja menghadapi godaan yang mengarah pada pornoaksi, maka keimanannya akan menjadi benteng yang utama dalam menentukan
perilakunya. Daradjat 2005. Selain itu ada empat faktor yang mempengaruhi seseorang dalam perilaku religiusnya, yaitu faktor sosial,
faktor emosional, faktor intelektual dan faktor konflik moral. Thouless 1992
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Adams Gullota dalam Sarwono, 2007 bahwa agama dapat menstabilkan tingkah laku dan bisa
menerangkan mengapa dan untuk apa seseorang ada didunia. Agama menawarkan perlindungan dan rasa aman, khususnya bagi meraka yang
sedang mencari identitas dirinya.
5.3. Saran 5.3.1. Saran Teoritis
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, ada beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
penelitian berikutnya, antara lain adalah : 1. Pada penelitian ini digunakan sampel sebanyak 80 orang dan diambil
dari STIE Perbanas Jakarta. Untuk penelitian selanjutnya disarankan