tergantung variabel non ekonomi dalam hal selera atau persepsi individu terhadap suatu barang dan jasa.
21
Ketersediaan alat kontrasepsi terwujud dalam bentuk fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas atau sarana kesehatan tempat pelayanan kontrasepsi. Untuk dapat
digunakan, pertama kali suatu metode kontrasepsi harus tersedia dan mudah didapat. Promosi metode tersebut melalui media, melalui kontak langsung oleh petugas
program KB, oleh dokter dan sebagainya, dapat meningkatkan secara nyata pemilihan metode kontrasepsi.
8
Menurut Penelitian Hutauruk 2006 terdapat hubungan antara Kualitas pelayanan KB, yang terdiri dari ketersediaan pelayanan KB, Ketercapaian pelayanan
KB, Keterjangkauan Pelayanan KB dengan utilitas pelayanan KB.
22
BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep
Dari teori dan beberapa penelitian terdahulu di susun kerangka teori yang merupakan alur pikir peneliti, faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan
penggunaan metode alat kontrasepsi seperti terlihat di bawah ini :
Faktor Independen
Faktor Dependen
Perubahan Metode Alat Kontrasepsi
1. Umur
2. Umur Menikah
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Pengetahuan
6. Jumlah anak
7. Persepsi Tentang Nilai
Anak 8.
Ketersediaan Alat Kontrasepsi
9. Keterjangkauan biaya
pelayanan KB
Universitas Sumatera Utara
3.2. Definisi operasional
3.2.1. Perubahan kontrasepsi adalah seluruh pergantian metode penggunaan alat
kontrasepsi pada Akseptor KB. Dari satu metode ke metode yang lain. 1.
Berubah, jika responden pernah menggunakan salah satu jenis alat kontrasepsi kemudian menggantinya dengan alat kontrasepsi yang lain
2. Tidak berubah, jika responden tidak mengganti alat kontrasepsi ke alat
kontrasepsi lain, 3.2.2.
Alat Kontrasepsi adalah jenis alat kontrasepsi yang digunakan Akseptor KB : 1.
Pil 2.
Suntik 3.
Implant 4.
Spiral 5.
Sterilisasi 6.
Kondom wanita 3.2.3.
Umur adalah ulang tahun terakhir PUS saat diwawancarai dibulatkan pada yang lebih mendekati. Dikelompokkan atas :
1. 20 - 24 tahun
2. 25 - 29 tahun
3. 30 - 34 tahun
4. 35 - 39 tahun
5. 40 - 44 tahun
6. 45 - 49 tahun
7. 50 - 54 tahun
8. 55 - 59 tahun
Universitas Sumatera Utara
Untuk uji statistik dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu : 1.
resiko tinggi ≥35 tahun
2. resiko rendah 35 tahun
Skala: ordinal 3.2.4.
Umur Saat Menikah adalah usia PUS terakhir saat menikah, dikelompokkan atas:
1. 14 – 15 tahun
2. 16 – 17 tahun
3. 18 – 19 tahun
4. 20 – 21 tahun
5. 22 – 23 tahun
6. 24 – 25 tahun
7. 26 – 27 tahun
8. 27 tahun
Untuk uji statistik dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu : 1.
resiko tinggi 20 tahun 2.
resiko rendah ≥20 tahun
Skala: ordinal 3.2.5.
Pendidikan ibu adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang telah dicapai oleh Akseptor diukur dari ijasah yang diperolehnya yang terbagi atas
tingkatan : 1.
Tidak Sekolah Tidak Tamat SD 2.
Tamat SD 3.
Tamat SLTP 4.
Tamat SLTA 5.
Tamat AkademiPT Untuk uji statistik, variabel ini dikategorikan atas :
1. Pendidikan Rendah
: Jika pendidikan akseptor Tidak SekolahTidak Tamat SD, Tamat SD, dan Tamat SLTP
2. Pendidikan Tinggi
:Jika pendidikan responden Tamat SLTA dan
Universitas Sumatera Utara
Tamat AkademiPT 3.2.6.
Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh responden untuk menghasilkan sejumlah uang sebagai hasil pekerjaannya
1. Ibu Rumah Tangga
2. Petani
3. Wiraswasta
4. Buruh
5. PNS
Untuk uji statistik, variabel ini dikategorikan atas :
1. Tidak Bekerja : Ibu Rumah Tangga
2. Bekerja : Petani, Wiraswasta, Buruh, PNS
Skala Nominal 3.2.7.
Pengetahuan adalah menyangkut pengetahuan responden perihal alat kontrasepsi.
1. Baik
2. TIdak Baik
Tingkat pengetahuan diukur dengan skala pengukuran, digunakan sistem skoring dan pembobotan. Jumlah pertanyaan sebanyak 18 yang akan dijawab
responden dan diberikan skor jawaban sebagai berikut : 1.
Benar diberi skor 1 2.
Salah diberi skor 0 Dengan kategori sebagai berikut:
24
1. Pengetahuan baik, apabila jawaban benar 61-100 11 - 18
pertanyaan 2.
Pengetahuan cukup, apabila jawaban benar 41-60 7 - 10 pertanyaan
3. Pengetahuan kurang, apabila jawaban benar 0-40 0 - 6 pertanyaan
Untuk uji statistik dikategorikan atas : 1.
Tinggi, jika soal benar 61
Universitas Sumatera Utara
2. Rendah, jika skor 61
Skala : Ordinal 3.2.8. Persepsi tentang nilai anak adalah tanggapan dalam memahami adanya anak
dalam keluarga oleh PUS. Terdiri dari: 1.
Baik 2.
Tidak Baik Persepsi terhadap nilai anak diukur dengan skala pengukuran dengan sistem
skoring. Jumlah pertanyaan sebanyak 4 pertanyaan yang diberi bobot ” 0 dan 1 ”. Dengan demikian bobot nilai tertinggi 4 dan bobot terendah 0.
Dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu : 1.
baik, jika responden mendapatkan nilai ≥ 61 - 100 dari nilai yang
telah diberi skoring 2 – 4 2.
Tidak Baik, jika responden mendapatkan nilai 60 dari nilai yang telah diberi skoring 0 – 1
Skala : Ordinal 3.2.9.
Jumlah anak adalah banyaknya anak yang dilahirkan oleh responden dan yang masih hidup. Yang terdiri dari :
1. 1-2 orang
2. 2 orang
Untuk uji statistik, variabel ini dikategorikan atas: 1.
Cukup : jumlah anak 1 – 2 orang 2.
Lebih : Jumlah anak 2 orang Skala : Ordinal
3.2.10. Ketersediaan Pelayanan KB adalah tersedianya tempat untuk memperoleh
pelayanan KB dengan jenis alat kontrasepsi , yaitu : 1.
Tersedia 2.
Tidak Tersedia
Universitas Sumatera Utara
Ketersediaan Pelayanan KB diukur dengan skala pengukuran dengan sistem skoring. Jumlah pertanyaan sebanyak 7 pertanyaan yang mempunyai pilihan
jawaban ”tidak tersedia” diberi bobot 0” dan ”tersedia, diberi bobot 1 ”. Dengan demikian bobot nilai tertinggi 7 dan bobot terendah 0.
Dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu : 1.
Baik, jika responden mendapatkan nilai ≥ 61 - 100 dari nilai yang
telah diberi skoring 4 - 7 2.
Tidak Baik, jika responden mendapatkan nilai 60 dari nilai yang telah diberi skoring 0 – 3
Skala : Ordinal 3.2.11.
Keterjangkauan biaya pelayanan KB adalah kemampuan responden untuk membayar biaya alat KB yang digunakan , yaitu :
1. Terjangkau
2. Tidak Terjangkau
Keterjangkauan biaya pelayanan KB diukur dengan skala pengukuran dengan sistem skoring. Jumlah pertanyaan sebanyak 3 pertanyaan yang diberi bobot ”
0 dan 1 ”. Dengan demikian bobot nilai tertinggi 3 dan bobot terendah 0. Dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu :
3. Terjangkau, jika responden mendapatkan nilai
≥ 61 - 100 dari nilai yang telah diberi skoring 2 – 3
4. Tidak Terjangkau, jika responden mendapatkan nilai 60 dari nilai
yang telah diberi skoring 0 – 1 Skala : Ordinal
3.2.12. Ketercapaian tempat pelayanan KB adalah jarak dan kondisi yang dilalui oleh
responden untuk mencapai tempat pelayanan KB, yaitu 1.
Tercapai 2.
Tidak Tercapai
Universitas Sumatera Utara
Ketercapaian tempat pelayanan KB diukur dengan skala pengukuran dengan sistem skoring. Jumlah pertanyaan sebanyak 2 pertanyaan yang mempunyai
pilihan jawaban ”tidak tercapai” diberi bobot 0” dan ”tercapai, diberi bobot 1 ”. Dengan demikian bobot nilai tertinggi 2 dan bobot terendah 0.
Dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu : 1.
Tercapai, jika responden mendapatkan nilai ≥ 61 - 100 dari nilai
yang telah diberi skoring 1-2 2.
Tidak Tercapai, jika responden mendapatkan nilai 60 dari nilai yang telah diberi skoring 0
Skala : Ordinal
BAB 4 METODE PENELITIAN