Persepsi Tentang Nilai Anak No Ketersediaan Pelayanan Alat Kontrasepsi No Keterjangkauan Biaya Pelayanan KB No Ketercapaian Tempat Pelayanan KB No Analisis Multivariat

c. Operasi kecil untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara tindakan mengikat dan atau memotong pada kedua saluran telur d. Tidak tahu 58 37 59,8 38,1 14 Penggunaan Sterilisasi Wanita a. dilakukan operasi oleh tenaga kesehatan terlatih b. di bedah sesar oleh dokter c. dipasang di bagian pinggul d. Tidak tahu 64 33 66,0 0,0 0,0 34,0 15 Efek Samping Sterilisasi Wanita a. Mandul seumur hidup b. Kegemukan c. ASI berkurang d. Tidak tahu 40 11 46 41,2 11,3 0,0 47,4 16 Pengertian Kondom Wanita a. alat yang terbuat dari karet tipis untuk mencegah kehamilan pada wanita b. alat yang terbuat dari tembaga c. alat yang dipasang di bawah kulit d. Tidak tahu 43 54 44,3 0,0 0,0 55,7 17 Penggunaan Kondom Wanita a. dipasang di dalam rahim b. dipasang pada alat kelamin wanita saat melakukan hubungan suami istri c. diminum setiap hari d. Tidak tahu 1 32 64 1,0 33,0 0,0 66,0 18 Efek Samping Penggunaan Kondom Wanita a. dapat mengurangi nafsu makan b. stress c. tidak ada d. Tidak tahu 5 4 88 0,0 5,2 4,1 90,7

b. Persepsi Tentang Nilai Anak No

Persepsi Tentang Nilai Anak f 1 Jumlah Anak Ideal b. 1-2 c. 2 56 41 57,7 42,3 2 Keuntungan secara ekonomi jika mempunyai sedikit anak Universitas Sumatera Utara a. Ya b. Tidak 83 14 85,6 14,4 3 Banyak anak banyak rejeki a. Ya b. Tidak 15 82 15,5 84,5 4 Ada Tingkatan jenis kelamin dalam keluarga a. Ya b. Tidak 2 95 2,1 97,9

c. Ketersediaan Pelayanan Alat Kontrasepsi No

Ketersedian Pelayanan Alat Kontrasepsi f 1 Tersedia tempat memperoleh Alat Kontrasepsi a. Ya b. Tidak 97 100 0,0 2 Tersedia Alat Kontrasepsi Pil a. Ya b. Tidak 97 100 0,0 3 Tersedia Alat Kontrasepsi Suntik a. Ya b. Tidak 91 6 93,8 6,2 4 Tersedia Alat kontrasepsi SusukImplant a. Ya b. Tidak 25 72 25,8 74,2 5 Tersedia Alat Kontrasepsi SpiralAKDR a. Ya b. Tidak 24 73 24,7 75,3 6 Tersedia Alat Kontrasepsi Sterilisasi a. Ya b. Tidak 25 72 25,8 74,2 7 Tersedia Alat Kontrasepsi Kondom a. Ya b. Tidak 29 68 29,9 70,1

d. Keterjangkauan Biaya Pelayanan KB No

Keterjangkauan Biaya Pelayanan KB f 1 Ada biaya lain untuk mendapatkan alat KB a. Ya b. Tidak 3 94 3,1 96,9 2 Biaya alat KB mahal a. Ya 13 13,4 Universitas Sumatera Utara b. Tidak 84 86,6 3 Sanggup membayar alat KB a. Ya b. Tidak 97 100 0,0

d. Ketercapaian Tempat Pelayanan KB No

Ketercapaian Tempat Pelayanan KB f 1 Jarak ke tempat pelayanan KB a. Dekat b. Jauh 96 1 99,0 1,0 2 Kesulitan Mencapai tempat pelayanan KB a. Ya b. Tidak 8 89 8,2 91,8

5.3. Analisis Bivariat

Universitas Sumatera Utara Untuk menjawab tujuan penelitian yaitu menganalisis perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi maka digunakan analisis Chi-Square atau Exact Fisher apabila nilai expected nilai harapan yang kurang dari 5 lebih dari 25.

5.3.1. Hubungan Umur Akseptor dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Tabel 5.10.

Tabulasi Silang Perubahan Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi Berdasarkan Umur Akseptor di Desa Cempa Kecamatan Hinai Tahun 2010 No Umur Akseptor tahun Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Total RP 95 CI Berubah Tidak Berubah F f F 1 Risiko tinggi 14 31,8 30 68,2 44 100 0,888 0,506-1,558 2 Risiko rendah 19 35,8 34 64,2 53 100 RP=Ratio Prevalens df=1 χ 2 = 0,174 p= 0,677 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi pada umur akseptor risiko tinggi yang berubah sebesar 31,8 sedangkan pada umur berisiko rendah sebesar 35,8. Rasio prevalens penggunaan metode alat kontrasepsi yang berubah pada kelompok umur risiko tinggi dibanding dengan kelompok umur risiko rendah adalah 1 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p 0,05, artinya tidak ada hubungan umur dengan perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi. 5.3.2. Hubungan Umur Menikah dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11. Tabulasi Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Berdasarkan Umur Menikah Akseptor di Desa Cempa Kecamatan Hinai Tahun 2010 No Umur Menikah Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Total RP 95 CI Berubah Tidak Berubah F f F 1 Risiko Tinggi 23 39,7 35 60,3 58 100 1,547 0,831-2,880 2 Risiko Rendah 10 25,6 29 74,4 39 100 RP=Ratio Prevalens df=1 χ 2 = 2,040 ρ= 0,153 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi pada umur menikah resiko tinggi yang berubah alat kontrasepsinya sebesar 39,7, sedangkan pada umur menikah resiko rendah sebesar 25,6. Rasio prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi yang berubah pada kelompok umur menikah resiko tinggi dibanding kelompok umur menikah resiko rendah adalah 1 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p 0,05, artinya tidak ada hubungan umur menikah dengan perubahan penggunaan metode alat kontarasepsi pada akseptor KB. Universitas Sumatera Utara

5.3.2. Hubungan Pendidikan Akseptor dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi

Tabel 5.12. Tabulasi Silang Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Berdasarkan Pendidikan Akseptor di Desa Cempa Kecamatan Hinai Tahun 2010 No Pendidikan Akseptor Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Total RP 95 CI Berubah Tidak Berubah F f f 1 Rendah 30 35,3 55 64,7 85 100 1,412 0,508-3,921 2 Tinggi 3 25,0 9 75,0 12 100 RP=Ratio Prevalens df=1 χ 2 = 0,496 ρ= 0,481 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan metode alat kontrasepsi pada akseptor KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah yang berubah alat kontrasepsinya sebesar 35,3, sedangkan pada akseptor KB yang memiliki tingkat pendidikan tinggi sebesar 25,0. Rasio prevalens rate perubahan metode alat kontrasepsi yang berubah pada kelompok akseptor KB yang memilki tingkat pendidikian rendah dibandingkan dengan kelompok akseptor KB yang memiliki tingkat pendidikan tinggi adalah 1 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p 0,05, artinya tidak ada hubungan tingkat pendidkan dengan perubahan penggunaan metode alat kontarasepsi pada akseptor KB. Universitas Sumatera Utara

5.3.3. Hubungan Pekerjaan Akseptor dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi

Tabel 5.13. Tabulasi Silang Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Berdasarkan Pekerjaan Akseptor di Desa Cempa Kecamatan Hinai Tahun 2010 No Pekerjaan Akseptor Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Total RP 95 CI Berubah Tidak Berubah f f f 1 Tidak Bekerja 19 30,2 44 69,8 63 100 0,732 0,423-1,270 2 Bekerja 14 41,2 20 58,8 34 100 RP= Ratio Prevalens df=1 χ 2 = 1,194 ρ= 0,274 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan metode alat kontrasepsi pada akseptor KB yang tidak bekerja yang berubah alat kontrasepsinya sebesar 30,2, sedangkan pada akseptor KB yang bekerja sebesar 41,2. Rasio prevalens rate perubahan metode alat kontrasepsi yang berubah pada kelompok akseptor KB tidak bekerja dibandingkan dengan kelompok akseptor KB yang bekerja adalah 1 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p 0,05, artinya tidak ada hubungan status pekerjaan dengan perubahan metode alat kontarasepsi pada akseptor KB. Universitas Sumatera Utara

5.3.4. Hubungan Jumlah Anak dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Tabel 5.14.

Tabulasi Silang Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Berdasarkan Jumlah Anak Di Desa Cempa Kecamatan Hinai Tahun 2010 No Jumlah Anak Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Total RP 95 CI Berubah Tidak Berubah f f f 1 Cukup 8 22,2 28 77,8 36 100 0,542 0,274-1,072 2 Lebih 25 41,0 36 59,0 61 100 RP=Ratio Prevalens df=1 χ 2 = 3,550 ρ= 0,060 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan metode alat kontrasepsi pada akseptor KB yang memiliki jumlah anak cukup 1-2 orang yang berubah alat kontrasepsinya sebesar 22,2, sedangkan pada akseptor KB yang memiliki jumlah anak lebih 2 orang sebesar 41,0. Rasio prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi yang berubah pada kelompok akseptor KB yang memilki jumlah anak cukup dibandingkan dengan kelompok akseptor KB yang memiliki jumlah anak lebih adalah 1 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p 0,05, artinya tidak ada hubungan jumlah anak dengan perubahan metode alat kontarasepsi pada akseptor KB. Universitas Sumatera Utara

5.3.5. Hubungan Pengetahuan Akseptor dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi

Tabel 5.15. Tabulasi Silang Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Berdasarkan Pengetahuan Akseptor di Desa Cempa Kecamtan Hinia Tahun 2010 No Pengetahuan Akseptor Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Total RP 95 CI Berubah Tidak Berubah f f f 1 Kurang 21 33,3 42 66,7 63 100 0,944 0,532-1,676 2 Baik 12 35,3 22 64,7 34 100 RP=Ratio Prevalens df=1 χ 2 = 0,038 ρ= 0,846 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan metode alat kontrasepsi pada akseptor yang pengetahuannya kurang dan yang berubah alat kontrasepsinya sebesar 33,3, sedangkan pada akseptor yang pengetahuannya baik dan berubah alat kontrasepsinya sebesar 35,3. Rasio prevalens rate perubahan metode alat kontrasepsi yang berubah pada akseptor yang berpengatahuan kurang dibanding akseptor yang berpengetahuan baik adalah 1 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p 0,05, artinya tidak ada hubungan umur menikah dengan perubahan penggunaan metode alat kontarasepsi pada akseptor KB. Universitas Sumatera Utara

5.3.6. Hubungan Persepsi Terhadap Nilai Anak dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi

Tabel 5.16. Tabulasi Silang Perubahan Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi Berdasarkan Persepsi Tentang Nilai Anak di Desa Cempa Kecamatan Hinai Tahun 2010 No Persepsi Terhadap Nilai Anak Perubahan Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi Total RP 95 CI Berubah Tidak Berubah f f f 1 Tidak baik 6 50,0 6 50,0 12 100 1,574 0,825-3,003 2 Baik 27 31,8 58 68,2 85 100 RP=Ratio Prevalens df=1 χ 2 = 1,558 ρ= 0,212 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi pada akseptor yang persepsi terhadap nilai anak tidak baik dan berubah alat kontrasepsinya sebesar 50, sedangkan pada akseptor yang persepsinya baik dan berubah alat kontrasepsinya sebesar 31,8. Rasio prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi pada akseptor yang persepsi terhadap nilai anak tidak baik dibanding akseptor yang persepsinya baik adalah 1 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p 0,05, artinya tidak ada hubungan persepsi terhadap nilai anak dengan perubahan penggunaan metode alat kontarasepsi pada akseptor KB. Universitas Sumatera Utara

5.3.6. Hubungan Ketersediaan Alat Kontrasepsi dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi

Tabel 5.17. Tabulasi Silang Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Berdasarkan Ketersediaan Alat Kontrasepsi di Desa Cempa Kecamatan Hinai Tahun 2010 No Ketersediaan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Total RP 95 CI Berubah Tidak Berubah f f F 1 Tersedia 23 62,2 14 37,8 37 100 3,730 2,008-6,927 2 Tidak Tesedia 10 16,7 50 83,3 60 100 RP=Ratio Prevalens df=1 χ 2 = 21,104 ρ= 0,000 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi pada akseptor merasa alat kontrasepsi tersedia dan yang berubah alat kontrasepsinya sebesar 62,2, sedangkan pada akseptor yang merasa alat kontrasepsi tidak tersedia dan berubah alat kontrasepsinya sebesar 16,7. Rasio prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi pada akseptor yang merasa alat kontrasepsi tidak tersedia dibanding akseptor yang merasa alat kontrasepsi tersedia adalah 1 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p 0,05, artinya ada hubungan ketersediaan alat kontrasepsi dengan perubahan penggunaan metode alat kontarasepsi pada akseptor KB. Universitas Sumatera Utara

5.3.7. Hubungan Faktor Keterjangkauan dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi

Tabel 5.18. Tabulasi Silang Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Berdasarkan Faktor Keterjangkauan di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009. No Faktor Keterjangkauan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Total RP 95 CI Berubah Tidak Berubah f f f 1 Terjangkau 33 34,4 63 65,6 96 100 0,656 0,568-0,758 2 Tidak Terjangkau 0,0 1 100 1 100 RP=Ratio Prevalens df=1 χ 2 = 0,521 ρ= 1,000 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi pada akseptor yang merasa terjangkau biaya pelayanan KB dan yang berubah alat kontrasepsinya sebesar 34,4, sedangkan pada akseptor yang merasa tidak terjangkau biaya pelayanan KB dan berubah alat kontrasepsinya sebesar 0. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji exact-fisher diperoleh nilai p 0,05, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara keterjangkauan biaya pelayanan KB dengan perubahan metode alat kontrasepsi. Nilai Rasio Prevalens 1. Nilai RP dan p menunjukkan ketidakkonsistenan karena sampel untuk yang tidak terjangkau sangat kecil 1 orang dari 97 orang. Universitas Sumatera Utara

5.3.7. Hubungan Faktor Ketercapaian Tempat Pelayanan KB dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi

Tabel 5.19. Tabulasi Silang Perubahaan Metode Alat Kontrasepsi Berdasarkan Faktor Ketercapaian Tempat Pelayanan KB di Desa Cempa Kecamatan Hinai Tahun 2010 No Faktor Ketercapaian Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Total RP 95 CI Berubah Tidak Berubah f f f 1 Tercapai 26 29,5 62 70,5 88 100 0,380 0,236-0,611 2 Tidak Tercapai 7 77,8 2 22,2 9 100 RP=Ratio Prevalens df=1 χ 2 = 8,462 ρ= 0,004 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi pada akseptor yang merasa tempat pelayanan KB tercapai dan yang berubah alat kontrasepsinya sebesar 29,5, sedangkan pada akseptor yang merasa tempat pelayanan KB tidak tercapai dan berubah alat kontrasepsinya sebesar 77,8. Rasio prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi pada akseptor yang merasa tercapai dibanding akseptor yang merasa tidak tercapai tempat pelayanan KB adalah 1 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p 0,05, artinya ada hubungan ketercapaian tempat pelayanan KB dengan perubahan penggunaan metode alat kontarasepsi pada akseptor KB. Universitas Sumatera Utara

5.4. Analisis Multivariat

Pada penelitian ini dari hasil analisis bivariat terdapat lima variabel yang memiliki nilai p0,25 yaitu Umur menikah p=0,153, jumlah anak p=0,060, persepsi tentang nilai anak p=0,212, ketersediaan alat kontrasepsi 0,000,dan ketercapaian tempat pelayanan KB p=0,004. Hasil dari analisis multivariat dapat dilihat pada tabel 5.20: Tabel 5.20. Identifikasi Variabel Dominan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi di Desa Cempa Kecamatan Hinai Tahun 2010. No Variabel Nilai B p 95 C.I for EXP B Lower Upper 1 Umur Menikah 0,226 0,692 0,410 3,835 2 Jumlah Anak -1,026 0,091 0,109 1,176 3 Persepsi Tentang Nilai Anak 0,715 0,329 0,487 8,578 4 Faktor Ketersediaan 1,810 0,001 2,165 17,253 5 Faktor Ketercapaian -1,694 0,080 0,028 1,227 Constan -0,195 = Dikeluarkan secara bertahap backward selection Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel umur menikah dan persepsi tentang nilai anak dikeluarkan karena mempunyai nilai p 0,05. Variabel dikeluarkan satu persatu dimulai dari variabel yang memiliki nilai p paling besar sampai tidak ada lagi variabel yang memiliki nilai p 0,05. Hasil analisis terakhir dapat dilihat pada tabel 5.21. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.21. Variabel Yang Berhubungan Dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi di Desa Cempa Kecamatan Hinai Tahun 2010. No Variabel Nilai B p 95 C.I for EXP B Lower Upper 1 Jumlah Anak -1,089 0,064 0,106 1,066 2 Faktor Ketersediaan 1,815 0,000 2,245 16,787 3 Faktor Ketercapaian -1,642 0,074 0,032 1,173 Constan 1,486 Overall Percentage = 74,2 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa ada satu variabel yang paling `signifikan yaitu faktor ketersediaan. Variabel tersebut memiliki nilai p 0,05 sehingga dapat dimasukkan ke dalam model persamaan regresi logistik: Y = 1,486+ 1,815 X Dimana : Y = Perubahan Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi X = Jumlah Anak Universitas Sumatera Utara

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1. Analisis Univariat 6.1.1 . Prevalens Rate Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Gambar 6.1. Diagram Pie Prevalens Rate Perubahan Metode Alat Kontrasepsi di Desa Cempa Kecamatan Hinai Tahun 2010 Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan metode alat kontrasepsi pada akseptor KB di Desa Cempa Kecamatan Hinai Tahun 2010 sebesar 34 dan yang tidak berubah sebesar 66. Lebih banyaknya akseptor yang tidak berubah metode alat kontrasepsinya kemungkinan disebabkan karena kurangnya informasi yang jelas tentang alat kontrasepsi yang disampaikan oleh petugas kesehatan di tempat-tempat untuk memperoleh alat kontrasepsi seperti Posyandu yang lebih banyak mempromosikan pil dan suntik sedangkan alat kontrasepsi seperti implant, AKDR, dan sterilisasi kurang Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Budaya Akseptor Kb Terhadap Penggunaan Kontrasepsi Iud Di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

10 67 153

Analisis Faktor Yang Memengaruhi Akseptor Kb Dalam Memilih Alat Kontrasepsi IUD Di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

4 58 90

Efektivitas Konseling KB Terhadap Pengetahuan dan Sikap PUS Tentang Alat Kontrasepsi IUD di Desa Batu Melenggang Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat Tahun 2012

3 92 65

Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Pada Akseptor KB di kelurahan Suka Raja Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2010

1 44 122

Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010

2 38 112

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Akseptor KB dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Mantap di Desa Tebing Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat 2009

1 66 69

Analisis Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Pada Akseptor KB Di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010

1 37 134

Determinan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada Akseptor KB Di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2014

4 39 171

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP AKSEPTOR KB DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Akseptor Kb Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Di Desa Kateguhan Kabupaten Boyolali.

0 3 14

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP AKSEPTOR KB DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Akseptor Kb Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Di Desa Kateguhan Kabupaten Boyolali.

0 3 17