c. Operasi kecil untuk mencegah keluarnya ovum
dengan cara tindakan mengikat dan atau memotong pada kedua saluran telur
d. Tidak tahu
58
37 59,8
38,1 14
Penggunaan Sterilisasi Wanita a.
dilakukan operasi oleh tenaga kesehatan terlatih b.
di bedah sesar oleh dokter c.
dipasang di bagian pinggul d.
Tidak tahu 64
33 66,0
0,0 0,0
34,0 15
Efek Samping Sterilisasi Wanita a.
Mandul seumur hidup b.
Kegemukan c.
ASI berkurang d.
Tidak tahu 40
11
46 41,2
11,3 0,0
47,4 16
Pengertian Kondom Wanita a.
alat yang terbuat dari karet tipis untuk mencegah kehamilan pada wanita
b. alat yang terbuat dari tembaga
c. alat yang dipasang di bawah kulit
d. Tidak tahu
43
54 44,3
0,0 0,0
55,7 17
Penggunaan Kondom Wanita a.
dipasang di dalam rahim b.
dipasang pada alat kelamin wanita saat melakukan hubungan suami istri
c. diminum setiap hari
d. Tidak tahu
1 32
64 1,0
33,0 0,0
66,0 18
Efek Samping Penggunaan Kondom Wanita a.
dapat mengurangi nafsu makan b.
stress c.
tidak ada d.
Tidak tahu 5
4
88 0,0
5,2 4,1
90,7
b. Persepsi Tentang Nilai Anak No
Persepsi Tentang Nilai Anak f
1 Jumlah Anak Ideal
b. 1-2
c. 2
56 41
57,7 42,3
2 Keuntungan secara ekonomi jika mempunyai sedikit
anak
Universitas Sumatera Utara
a. Ya
b. Tidak
83 14
85,6 14,4
3 Banyak anak banyak rejeki
a. Ya
b. Tidak
15 82
15,5 84,5
4 Ada Tingkatan jenis kelamin dalam keluarga
a. Ya
b. Tidak
2 95
2,1 97,9
c. Ketersediaan Pelayanan Alat Kontrasepsi No
Ketersedian Pelayanan Alat Kontrasepsi f
1 Tersedia tempat memperoleh Alat Kontrasepsi
a. Ya
b. Tidak
97 100
0,0 2
Tersedia Alat Kontrasepsi Pil a.
Ya b.
Tidak 97
100 0,0
3 Tersedia Alat Kontrasepsi Suntik
a. Ya
b. Tidak
91 6
93,8 6,2
4 Tersedia Alat kontrasepsi SusukImplant
a. Ya
b. Tidak
25 72
25,8 74,2
5 Tersedia Alat Kontrasepsi SpiralAKDR
a. Ya
b. Tidak
24 73
24,7 75,3
6 Tersedia Alat Kontrasepsi Sterilisasi
a. Ya
b. Tidak
25 72
25,8 74,2
7 Tersedia Alat Kontrasepsi Kondom
a. Ya
b. Tidak
29 68
29,9 70,1
d. Keterjangkauan Biaya Pelayanan KB No
Keterjangkauan Biaya Pelayanan KB f
1 Ada biaya lain untuk mendapatkan alat KB
a. Ya
b. Tidak
3 94
3,1 96,9
2 Biaya alat KB mahal
a. Ya
13 13,4
Universitas Sumatera Utara
b. Tidak
84 86,6
3 Sanggup membayar alat KB
a. Ya
b. Tidak
97 100
0,0
d. Ketercapaian Tempat Pelayanan KB No
Ketercapaian Tempat Pelayanan KB f
1 Jarak ke tempat pelayanan KB
a. Dekat
b. Jauh
96 1
99,0 1,0
2 Kesulitan Mencapai tempat pelayanan KB
a. Ya
b. Tidak
8 89
8,2 91,8
5.3. Analisis Bivariat
Universitas Sumatera Utara
Untuk menjawab tujuan penelitian yaitu menganalisis perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi maka digunakan analisis Chi-Square atau Exact Fisher
apabila nilai expected nilai harapan yang kurang dari 5 lebih dari 25.
5.3.1. Hubungan Umur Akseptor dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Tabel 5.10.
Tabulasi Silang Perubahan Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi Berdasarkan Umur Akseptor di Desa Cempa Kecamatan Hinai
Tahun 2010
No Umur
Akseptor tahun
Perubahan Metode Alat Kontrasepsi
Total RP
95 CI Berubah
Tidak Berubah
F f
F
1 Risiko tinggi
14 31,8
30 68,2
44 100
0,888 0,506-1,558
2 Risiko rendah
19 35,8
34 64,2
53 100
RP=Ratio Prevalens df=1
χ
2
= 0,174 p= 0,677
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi pada umur akseptor risiko tinggi yang berubah
sebesar 31,8 sedangkan pada umur berisiko rendah sebesar 35,8. Rasio prevalens penggunaan metode alat kontrasepsi yang berubah pada kelompok umur risiko tinggi
dibanding dengan kelompok umur risiko rendah adalah 1 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p
0,05, artinya tidak ada hubungan umur dengan perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi.
5.3.2. Hubungan Umur Menikah dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.11. Tabulasi Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Berdasarkan Umur
Menikah Akseptor di Desa Cempa Kecamatan Hinai Tahun 2010
No Umur
Menikah Perubahan Metode Alat
Kontrasepsi Total
RP 95 CI
Berubah Tidak
Berubah F
f F
1 Risiko Tinggi
23 39,7
35 60,3
58 100
1,547 0,831-2,880
2 Risiko Rendah
10 25,6
29 74,4
39 100
RP=Ratio Prevalens df=1
χ
2
= 2,040 ρ= 0,153
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi pada umur menikah resiko tinggi yang berubah
alat kontrasepsinya sebesar 39,7, sedangkan pada umur menikah resiko rendah sebesar 25,6. Rasio prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi
yang berubah pada kelompok umur menikah resiko tinggi dibanding kelompok umur menikah resiko rendah adalah 1
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p 0,05, artinya tidak ada hubungan umur menikah dengan perubahan penggunaan
metode alat kontarasepsi pada akseptor KB.
Universitas Sumatera Utara
5.3.2. Hubungan Pendidikan Akseptor dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi
Tabel 5.12.
Tabulasi Silang Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Berdasarkan Pendidikan Akseptor di Desa Cempa Kecamatan Hinai Tahun
2010
No Pendidikan
Akseptor Perubahan Metode Alat
Kontrasepsi Total
RP 95 CI
Berubah Tidak
Berubah F
f f
1 Rendah
30 35,3
55 64,7
85 100
1,412 0,508-3,921
2 Tinggi
3 25,0
9 75,0
12 100
RP=Ratio Prevalens df=1
χ
2
= 0,496 ρ= 0,481
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan metode alat kontrasepsi pada akseptor KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
yang berubah alat kontrasepsinya sebesar 35,3, sedangkan pada akseptor KB yang memiliki tingkat pendidikan tinggi sebesar 25,0. Rasio prevalens rate perubahan
metode alat kontrasepsi yang berubah pada kelompok akseptor KB yang memilki tingkat pendidikian rendah dibandingkan dengan kelompok akseptor KB yang
memiliki tingkat pendidikan tinggi adalah 1 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p 0,05, artinya tidak ada hubungan tingkat pendidkan dengan perubahan penggunaan metode alat kontarasepsi pada akseptor KB.
Universitas Sumatera Utara
5.3.3. Hubungan Pekerjaan Akseptor dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi
Tabel 5.13.
Tabulasi Silang Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Berdasarkan Pekerjaan Akseptor di Desa Cempa Kecamatan Hinai Tahun 2010
No Pekerjaan
Akseptor Perubahan Metode Alat
Kontrasepsi Total
RP 95 CI
Berubah Tidak
Berubah f
f f
1 Tidak Bekerja
19 30,2
44 69,8
63 100
0,732 0,423-1,270
2 Bekerja
14 41,2
20 58,8
34 100
RP= Ratio Prevalens df=1
χ
2
= 1,194 ρ= 0,274
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan metode alat kontrasepsi pada akseptor KB yang tidak bekerja yang berubah alat
kontrasepsinya sebesar 30,2, sedangkan pada akseptor KB yang bekerja sebesar 41,2. Rasio prevalens rate perubahan metode alat kontrasepsi yang berubah pada
kelompok akseptor KB tidak bekerja dibandingkan dengan kelompok akseptor KB yang bekerja adalah 1
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p 0,05, artinya tidak ada hubungan status pekerjaan dengan perubahan metode alat
kontarasepsi pada akseptor KB.
Universitas Sumatera Utara
5.3.4. Hubungan Jumlah Anak dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Tabel 5.14.
Tabulasi Silang Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Berdasarkan Jumlah Anak Di Desa Cempa Kecamatan Hinai Tahun 2010
No Jumlah
Anak Perubahan Metode Alat
Kontrasepsi Total
RP 95 CI
Berubah Tidak
Berubah f
f f
1 Cukup
8 22,2
28 77,8
36 100
0,542 0,274-1,072
2 Lebih
25 41,0
36 59,0
61 100
RP=Ratio Prevalens df=1
χ
2
= 3,550 ρ= 0,060
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan metode alat kontrasepsi pada akseptor KB yang memiliki jumlah anak cukup 1-2
orang yang berubah alat kontrasepsinya sebesar 22,2, sedangkan pada akseptor KB yang memiliki jumlah anak lebih 2 orang sebesar 41,0. Rasio prevalens rate
perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi yang berubah pada kelompok akseptor KB yang memilki jumlah anak cukup dibandingkan dengan kelompok
akseptor KB yang memiliki jumlah anak lebih adalah 1 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p 0,05, artinya tidak ada hubungan jumlah anak dengan perubahan metode alat kontarasepsi pada akseptor KB.
Universitas Sumatera Utara
5.3.5. Hubungan Pengetahuan Akseptor dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi
Tabel 5.15.
Tabulasi Silang Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Berdasarkan Pengetahuan Akseptor di Desa Cempa Kecamtan Hinia Tahun
2010
No Pengetahuan Akseptor
Perubahan Metode Alat Kontrasepsi
Total RP
95 CI Berubah
Tidak Berubah
f f
f
1 Kurang
21 33,3
42 66,7
63 100
0,944 0,532-1,676
2 Baik
12 35,3
22 64,7
34 100
RP=Ratio Prevalens df=1
χ
2
= 0,038 ρ= 0,846
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan metode alat kontrasepsi pada akseptor yang pengetahuannya kurang dan yang
berubah alat kontrasepsinya sebesar 33,3, sedangkan pada akseptor yang pengetahuannya baik dan berubah alat kontrasepsinya sebesar 35,3. Rasio prevalens
rate perubahan metode alat kontrasepsi yang berubah pada akseptor yang berpengatahuan kurang dibanding akseptor yang berpengetahuan baik adalah 1
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p 0,05, artinya tidak ada hubungan umur menikah dengan perubahan penggunaan
metode alat kontarasepsi pada akseptor KB.
Universitas Sumatera Utara
5.3.6. Hubungan Persepsi Terhadap Nilai Anak dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi
Tabel 5.16.
Tabulasi Silang Perubahan Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi Berdasarkan Persepsi Tentang Nilai Anak di Desa Cempa
Kecamatan Hinai Tahun 2010
No Persepsi
Terhadap Nilai Anak
Perubahan Penggunaan Metode
Alat Kontrasepsi Total
RP 95 CI
Berubah Tidak
Berubah f
f f
1 Tidak baik
6 50,0
6 50,0
12 100
1,574 0,825-3,003
2 Baik
27 31,8
58 68,2
85 100
RP=Ratio Prevalens df=1
χ
2
= 1,558 ρ= 0,212
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi pada akseptor yang persepsi terhadap nilai anak
tidak baik dan berubah alat kontrasepsinya sebesar 50, sedangkan pada akseptor yang persepsinya baik dan berubah alat kontrasepsinya sebesar 31,8. Rasio
prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi pada akseptor yang persepsi terhadap nilai anak tidak baik dibanding akseptor yang persepsinya baik
adalah 1 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p 0,05, artinya tidak ada hubungan persepsi terhadap nilai anak dengan perubahan penggunaan metode alat kontarasepsi pada akseptor KB.
Universitas Sumatera Utara
5.3.6. Hubungan Ketersediaan Alat Kontrasepsi dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi
Tabel 5.17.
Tabulasi Silang Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Berdasarkan Ketersediaan Alat Kontrasepsi di Desa Cempa Kecamatan Hinai
Tahun 2010
No Ketersediaan
Perubahan Metode Alat Kontrasepsi
Total RP
95 CI Berubah
Tidak Berubah
f f
F
1 Tersedia
23 62,2
14 37,8
37 100
3,730 2,008-6,927
2 Tidak Tesedia
10 16,7
50 83,3
60 100
RP=Ratio Prevalens df=1
χ
2
= 21,104 ρ= 0,000
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi pada akseptor merasa alat kontrasepsi tersedia
dan yang berubah alat kontrasepsinya sebesar 62,2, sedangkan pada akseptor yang merasa alat kontrasepsi tidak tersedia dan berubah alat kontrasepsinya sebesar 16,7.
Rasio prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi pada akseptor yang merasa alat kontrasepsi tidak tersedia dibanding akseptor yang merasa alat
kontrasepsi tersedia adalah 1 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p 0,05, artinya ada hubungan ketersediaan alat kontrasepsi dengan perubahan penggunaan metode alat kontarasepsi pada akseptor KB.
Universitas Sumatera Utara
5.3.7. Hubungan Faktor Keterjangkauan dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi
Tabel 5.18.
Tabulasi Silang Perubahan Metode Alat Kontrasepsi Berdasarkan Faktor Keterjangkauan di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2009.
No Faktor
Keterjangkauan Perubahan Metode
Alat Kontrasepsi Total
RP 95 CI
Berubah Tidak
Berubah f
f f
1 Terjangkau
33 34,4
63 65,6
96 100
0,656 0,568-0,758
2 Tidak Terjangkau
0,0 1
100 1
100 RP=Ratio Prevalens
df=1 χ
2
= 0,521 ρ= 1,000
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi pada akseptor yang merasa terjangkau biaya
pelayanan KB dan yang berubah alat kontrasepsinya sebesar 34,4, sedangkan pada akseptor yang merasa tidak terjangkau biaya pelayanan KB dan berubah alat
kontrasepsinya sebesar 0. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji exact-fisher diperoleh nilai
p 0,05, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara keterjangkauan biaya pelayanan KB dengan perubahan metode alat kontrasepsi. Nilai Rasio Prevalens 1.
Nilai RP dan p menunjukkan ketidakkonsistenan karena sampel untuk yang tidak terjangkau sangat kecil 1 orang dari 97 orang.
Universitas Sumatera Utara
5.3.7. Hubungan Faktor Ketercapaian Tempat Pelayanan KB dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi
Tabel 5.19.
Tabulasi Silang Perubahaan Metode Alat Kontrasepsi Berdasarkan Faktor Ketercapaian Tempat Pelayanan KB di Desa
Cempa Kecamatan Hinai Tahun 2010
No Faktor
Ketercapaian Perubahan Metode Alat
Kontrasepsi Total
RP 95 CI
Berubah Tidak
Berubah f
f f
1 Tercapai
26 29,5
62 70,5
88 100
0,380 0,236-0,611
2 Tidak Tercapai
7 77,8
2 22,2
9 100
RP=Ratio Prevalens df=1
χ
2
= 8,462 ρ= 0,004
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi pada akseptor yang merasa tempat pelayanan
KB tercapai dan yang berubah alat kontrasepsinya sebesar 29,5, sedangkan pada akseptor yang merasa tempat pelayanan KB tidak tercapai dan berubah alat
kontrasepsinya sebesar 77,8. Rasio prevalens rate perubahan penggunaan metode alat kontrasepsi pada akseptor yang merasa tercapai dibanding akseptor yang merasa
tidak tercapai tempat pelayanan KB adalah 1 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p 0,05, artinya ada hubungan ketercapaian tempat pelayanan KB dengan perubahan penggunaan metode alat kontarasepsi pada akseptor KB.
Universitas Sumatera Utara
5.4. Analisis Multivariat
Pada penelitian ini dari hasil analisis bivariat terdapat lima variabel yang memiliki nilai p0,25 yaitu Umur menikah p=0,153, jumlah anak p=0,060,
persepsi tentang nilai anak p=0,212, ketersediaan alat kontrasepsi 0,000,dan ketercapaian tempat pelayanan KB p=0,004. Hasil dari analisis multivariat dapat
dilihat pada tabel 5.20:
Tabel 5.20. Identifikasi Variabel Dominan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi di Desa Cempa Kecamatan Hinai Tahun 2010.
No Variabel
Nilai B p
95 C.I for EXP B Lower
Upper
1 Umur Menikah
0,226 0,692
0,410 3,835
2 Jumlah Anak
-1,026 0,091
0,109 1,176
3 Persepsi Tentang Nilai Anak
0,715 0,329
0,487 8,578
4 Faktor Ketersediaan
1,810 0,001
2,165 17,253
5 Faktor Ketercapaian
-1,694 0,080
0,028 1,227
Constan -0,195
=
Dikeluarkan secara bertahap backward selection
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel umur menikah dan persepsi tentang nilai anak dikeluarkan karena mempunyai nilai p 0,05. Variabel
dikeluarkan satu persatu dimulai dari variabel yang memiliki nilai p paling besar sampai tidak ada lagi variabel yang memiliki nilai p 0,05. Hasil analisis terakhir
dapat dilihat pada tabel 5.21.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.21. Variabel Yang Berhubungan Dengan Perubahan Metode Alat Kontrasepsi di Desa Cempa Kecamatan Hinai Tahun 2010.
No Variabel
Nilai B p
95 C.I for EXP B Lower
Upper
1 Jumlah Anak
-1,089 0,064
0,106 1,066
2 Faktor Ketersediaan
1,815 0,000
2,245 16,787
3 Faktor Ketercapaian
-1,642 0,074
0,032 1,173
Constan 1,486
Overall Percentage = 74,2
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa ada satu variabel yang paling `signifikan yaitu faktor ketersediaan. Variabel tersebut memiliki nilai p 0,05
sehingga dapat dimasukkan ke dalam model persamaan regresi logistik: Y = 1,486+ 1,815 X
Dimana : Y = Perubahan Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi X = Jumlah Anak
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Analisis Univariat 6.1.1 . Prevalens Rate Perubahan Metode Alat Kontrasepsi
Gambar 6.1. Diagram Pie Prevalens Rate Perubahan Metode Alat
Kontrasepsi di Desa Cempa Kecamatan Hinai Tahun 2010
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate perubahan metode alat kontrasepsi pada akseptor KB di Desa Cempa Kecamatan Hinai Tahun
2010 sebesar 34 dan yang tidak berubah sebesar 66. Lebih banyaknya akseptor yang tidak berubah metode alat kontrasepsinya
kemungkinan disebabkan karena kurangnya informasi yang jelas tentang alat kontrasepsi yang disampaikan oleh petugas kesehatan di tempat-tempat untuk
memperoleh alat kontrasepsi seperti Posyandu yang lebih banyak mempromosikan pil dan suntik sedangkan alat kontrasepsi seperti implant, AKDR, dan sterilisasi kurang
Universitas Sumatera Utara