WX Y Z[
dan sebagainya, maka orang tersebut akan disiksa oleh
WX Y Z[ \
11
2. Kesombongan dan Keangkuhan
Kesombongan dan keangkuhan adalah suatu sifat yang membuat seseorang bersikap esklusif karena merasa bangga dengan dirinya dan memandang dirinya lebih hebat dari yang lain.
] Z Y
Z
keangkuhan dan kesombongan menjadi salah satu penyebab kemurtadan, karena dengan sifat ini manusia menjadi egois,
berpandangan sempit, sehingga sukar menerima dan mengakui realitas diluar dirinya. Rasyid Ridha mengatakan
_ Z Y
Z
kesombongan dan keangkuhan akan menhalangi seseorang untuk berpikir secara jernih guna memperoleh kebenaran dan hidayah.
12
Sikap kesombongan dan keangkuhan dapat mengalahkan naluri keimanan yang ada dalam hati seseorang. Sehingga dengan sikap itu dapat menjadi apriori terhadap
` a
_ a
[ Z b
Z[ c `
a _
a [
Z b
Z[
yang
d ef
ZZ b `
Z[ \
Sebagaimana firman Allah
g h W
:
نُوْحٍ : 7
Artinya: “Dan Sesungguhnya setiap kali Aku menyeru mereka kepada iman agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya
kemukanya dan mereka tetap mengingkari dan menyombongkan diri dengan sangat. Q.S.Nuh : 7
Berkaitan dengan kesombongan dan keangkuhan sebagai faktor penyebab munculnya murtad itu dapat dilihat dari kasus yang terjadi dengan Iblis ketika Allah
g h
W
memerintahkannya untuk sujud kepada Nabi Adam. Semua malaikat mematuhi perintah itu akan tetapi Iblis dengan keangkuhan dan kesombongannya tidak
mau mematuhi perintah itu bahkan mengatakan ia tidak pantas sujud kepada Adam karena menganggap Adam lebih rendah darinya, dia lebih baik dan hebat daripada Adam. Sehingga kemudian ia pun dilaknat oleh Allah
g h
W \
3. Keputusasaan dalam hidup
11
i jk lmno l
p q rk q l
ss l u
i juk m
v l wxs
x jy
i j
x z l
{ l w
i qs l u
lmn| lq w l} ly
x ~
Al-Milal waal Nihal,
z x wk p
u ll
w lmno x{ w~
p
p
~ q
12
Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir Al-Mannar,
v l x w
l
w lmnr
ly y l w~
~
k
~
q
Sudah menjadi
manusia yang sangat menonjol yaitu selalu ingin
didunia semata. Apabila ia memperoleh kenikmatan hidup berupa
yang melimpah atau sukses dalam
ia dapat larut dalam kegembiraan dan suka ria, akan tetapi sebaliknya, jika kesenangan itu dicabut darinya atau
gagal dalam meraih
maka secepat itu pula ia putus asa.
¡
manusia semacam ini sebagaimana terdapat dalam firman Allah
¢¡ £
:
اَلْفُصِّلاَتْ : 49
Artinya : “Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan”. Q.S.Fussilat : 49
4. Kesuksesan dan Kesenangan Dunia