terdapat alasan bagi Penggugat untuk diputuskan
³ ´µ
¶ · ¸¹º ·
º º » ·
dengan
¼ ´ µ
½ ¾ ½ ·
¿À
3. Penetapan Putusan Perkara
Majelis Hakim memutuskan untuk mengabulkan gugatan Penggugat dengan menetapkan
¼ Á ·Â·Ã
Ba
Ä
in Sughra pernikahannya antara Penggugat dan
¼´ µ ½
¾ ½ · ¿ À
Dimana putusan tersebut kurang sesuai dengan
¶ Á · Å ·
º ·Á
fiqh dan
ƺ Ç · º ½
È ¾ º Ç
· º ½ À
Dan putusan ini dijatuhkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
É Ê
Analisis Penulis 1. Analisis dengan Pendekatan
ËÌÍ Î
Menurut jumhur ulama Imam Hanafi, Imam Syafi
Ä
i dan Imam Hambali yang menyatakan
Ï ·Á ¸ ·
riddahnya salah satu pasangan suami isteri menyebabkan putusnya ikatan
³ ´ µ
¶ · ¸¹º ·
º
dengan fasakh. sebagaimana menurut Sayyid Sabiq dalam kitabnya
·Â È Ð¹ Ã
Á ¾ Ñ
Sunnah :
اِذ ارْتَدَّ الزَّوْجُ اَوِالزَّوْجَةُ اِنْقَطَعَتْ عَلاَقَةَ كلّ مِنْهُمَا بِا اْلأَخَرِ لأِنَّ رِدَّةَ اَيْ وَاحِدٍ مِنْهُمَا مُوْجِبَة لِلْفِرْقَةِ بَيْنَهُمَا، وَهَذِهِ الفِرْقة
تُعْتَبَرُ فَسْخًا
1
Artinya : “Apabila suami atau isteri murtad, maka putuslah hubungan perkawinan keduanya, karena riddahnya salah seorang dari suami isteri itu adalah hal yang mewajibkan pisahnya mereka, hal itu
dinamakan fasakh.” Kemudian dalam penjelasan lainnya yaitu :
وَقَعَتْ الْفِرْقَة بَيْنَهُمَا بِغَيْرِ طَلاَقٍ
Artinya : “Apabila salah satu pasangan suami isteri keluar dari agama Islam riddah, maka putuslah ikatan perkawinan mereka karena difasakh bukan dengan thalaq”
Sedangkan Imam Maliki berpendapat
Ï ·Á ¸ ·
putusnya
³ ´ µ
¶ · ¸¹º ·
º
karena murtad termasuk dalam katagori thalaq, dikarenakan yang menjadi alasan putusnya
³ ´ µ
¶ · ¸ ¹º ·
º
itu datangnya setelah akad nikah yang
Ò
Sayyid Sabiq, Al-Fiqhus Sunnah, Jilid.II hal. 389
berlangsung dengan sah. Disamping itu karena murtad tidak menyebabkan
Ó Ô Õ Ö ×ØÙÚ ×Ú
putus untuk selamanya, namun bisa utuh lagi dengan kembalinya ia pada agama Islam.
2
Para ulama fiqh juga berbeda pendapat dalam hal
Ø× Ö ÛÜ Ý
kapan ikatan
Ó Ô
Õ Ö × Ø ÙÚ
×Ú
harus diputus sebab suami atau isteri riddah. Ada tiga pendapat yaitu :
1
Þ ×ß àá ×â
Hanafiyah, Malikiyah dan salah satu
Õ ÙØ ×
ã × Û
yang ada dari Ahmad, akad nikah menjadi batal seketika itu juga, baik sebelum atau sesudah bersetubuh. Pendapat ini
ß Ù
Õ Ù Ø×
ã × ÛÖ ×
Ú
dari
ä åæ ç ×è×Ú
ä åæ é ×èÕ Ù
Ý êë ×
Õ
bin Abdul
ä àÙ èì
Abu Nur dan Ibnu
ä åæ ÞÜ Ú ß
í Ù Õ ì
Adapun dalil yang digunakan dalam argumen ini adalah
â ×á Ø×
orang yang murtad diqiyaskan kepada orang mati, karena murtad merupakan sebab buruk yang ada pada dirinya, sedangkan orang mati bukanlah obyek yang bisa untuk dinikahi.
îåÔá
karena itu tidak boleh menikah dengan orang yang murtad. 2 Syafi
ï
iyah dan Hanabilah dalam
Õ ÙØ× ã ×
Û
yang masyhur dari mereka, apabila murtadnya sebelum melakukan hubungan suami isteri, maka pernikahan itu batal seketika, namun apabila murtadnya setelah melakukan
suami isteri, maka pembatalan nikahnya ditangguhkan hingga masa iddahnya habis. Jika suaminya kembali masuk Islam sebelum masa iddahnya habis, maka ia tetap pada status pernikahannya.
3 Syaihul Islam Ibnu
ð× Ù
ë Ù ã ×á
dan Ibnu
ñ× ã
ã Ù ëì
Apabila dari salah satu pasangan
è Ü ×
ë Ù æ Ù è
Û Ô Õ Ù
murtad maka pernikahannya harus dibekukan, apabila masuk lagi ke Islam maka pernikahan sah lagi, baik sesudah
ataupun sebelum masa iddahnya habis. Dari beberapa penjelasan diatas, maka menurut penulis
â ×á Ø×
putusan Pengadilan Agama di Indonesia khususnya Pengadilan Agama Bogor dan Pengadilan Agama Jakarta Pusat mengenai masalah riddah termasuk
dalam katagori thalaq, dalam hal ini lebih mengadopsi pendapat Imam Malik. Sehingga sikap Pengadilan Agama di Indonesia bersifat pasif, maksudnya jika hal tersebut menjadi masalah atau sengketa bagi kedua
pasangan suami isteri dan salah satunya mengajukan gugatan, maka Pengadilan Agama baru boleh memeriksa dan menyelesaikannya
3
, namun jika tidak dipermasalahkan maka Pengadilan Agama tidak mempunyai
ØÔØÔÚ ×Ú
ò
untuk memutuskan
Ó Ô Õ Ö ×ØÙ Ú
×Ú
tersebut dengan rusak atau fasakh, sehingga status
Ó Ô
Õ Ö ×ØÙÚ ×Ú
setelah salah satu murtad masih dianggap sah. Dalam perkara ini Majelis Hakim sudah berada pada posisi yang benar dengan memutuskan ikatan
2
ó ôõö ô õ ô÷øùú õ ô
û üû ý
al-Fiqh Islam wa Adillatuh
ý þÿ,û
ú ô
ô ü
ø û
ôü ø ô ôaû
ý ú
÷ ý
õ
3
Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama,
þ ô ô
ô ,
ô ô
ý ý
, ý
õ ôü
p
antara Penggugat dan yang sudah tidak bisa didamaikan lagi karena perselisihan dan
pertengkaran disebabkan peralihan agama. Dari keterangan di atas, dapat dipahami
putusan Majelis Hakim Pengadilan Agama Bogor yang memutus dengan fasakh
p
antara suami isteri tersebut dalam mengabulkan gugatan Penggugat di atas adalah tepat, karena sudah sesuai dengan kajian fiqh. Dan ketika fasakh, seketika itu juga batal demi
hukum. Dengan demikian pasangan suami isteri itu telah resmi bercerai. Adapun perkara Pengadilan Agama Jakarta Pusat yaitu cerai gugat yang diajukan Penggugat terhadap
dikarenakan riddah kembali ke agamanya semula yaitu Kristen katholik, menyebabkan maksud dan tujuan dari
p
sudah tidak dapat dan Penggugat tetap pada pendiriannya mohon untuk
diceraikan dari Dalam perkara cerai gugat ini, pihak Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat telah berupaya
untuk mengambil positif, seperti upaya perdamaian demi keberlangsungan hubungan suami
isteri itu. Seperti telah disinggung dalam duduk perkara diatas, pasangan ini mempunyai satu orang
anak mereka yang tentunya semakin memberi dalam kehidupan rumah tangga mereka. Anak ini tentu
akan kehilangan kasih sayang dari kedua orang tuanya, bila kelak orang tuanya bercerai. Dalam pertimbangannya, Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat mengabulkan gugatan
Penggugat terhadap Dimana Hakim memutus dengan thalaq ba
in sughra. Dikarenakan apabila jatuhnya thalaq ba
in sughra, maka bisa kembali rujuk dengan catatan sang suami kembali memeluk agama Islam. Putusan hakim tersebut mengadopsi pendapat Imam Malik yang menjatuhkan thalaq apabila salah satu
pasangan dari suami isteri melakukan riddah. Dari beberapa pendapat diatas menurut hemat penulis
Pengadilan Agama Jakarta Pusat berkenaan dengan masalah cerai gugat akibat riddah yang memutus dengan thalaq ba
in sughra kurang tepat, tidak sesuai dengan jumhur ulama. Dalam hal ini lebih mengadopsi pendapat Imam Malik yang menjatuhkan
thalaq dalam masalah pernikahan yang salah satunya melakukan riddah. Sehingga sikap PA di Indonesia bersifat pasif yakni jika hal tersebut menjadi masalah atau sengketa bagi kedua pasangan suami isteri dan salah
satunya mengajukan gugatan ke Pengadilan Agama, maka Pengadilan baru boleh memeriksa dan
meyelesaikannya.
4
Namun jika tidak dipermasalahkan maka Pengadilan tidak
+- . -
untuk merusak atau fasakh
1 . +2- .
-
tersebut, sehingga status
0 1 .
+2- . -
setelah riddah salah satu dari pasangan suami atau isteri masih dianggap sah.
2. Analisis dengan Pendekatan