21
G. Sistematika Penulisan
Sistematika ini disusun dalam lima bab, dimana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Sistematika penulisan merupakan uraian secara garis besar mengenai
pokok yang dibahas, guna mempermudah dalam memahami dan melihat hubungan suatu bab dengan yang lainnya. Adapun uraian pada
setiap bab adalah sebagai berikut :
Bab Pertama : Berisikan pendahuluan dengan uraian mengungkapkan latar belakang masalah kajian skripsi
ini, merumuskan identifikasi permasalahan, menunjukkan maksud dan tujuan penelitian, Studi
R
metode penelitian, yang dipergunakan sebagai kerangka menuju uraian yang sistematis, kerangka teori konseptual dan yang terakhir sistematika penulisan.
Bab Kedua : Berisikan
+ -
umum tentang Perceraian, dimana
+ -
umum tentang perceraian menguraikan pengertian perceraian, dasar hukum perceraian,
. .
. .
perceraian,
s s
terjadinya perceraian, akibat hukum dari perceraian.
Bab Ketiga : Berisikan
+ -
umum tentang murtad menguraikan pengertian Murtad dasar hukum murtad,
s s
terjadinya murtad dan status hukumnya apabila salah satu pasangan riddah menurut fiqh Islam dan Kompilasi Hukum Islam.
Bab Empat : Berisikan tentang perkara cerai gugat akibat suami riddah dalam putusan Pengadilan Agama
Bogor dan Jakarta Pusat, duduk perkara, pemeriksaan perkara dalam sidang, pertimbangan hukum majelis hakim, serta penetapan putusan perkara. Dan Analisa penulis analisis
komparatif perkara,
Bab Kelima : Berisikan uraian tentang penutup, yang berisi kesimpulan dan implikasi dari seluruh
pembahasan yang telah diteliti, dan saran yang dapat mendukung kesempurnaan skripsi, serta akan dilengkapi dengan daftar pustaka dan
. 1
2 .
1 2
yang dianggap penting.
BAB II
T 345 6764 8
7 9T 6 :
6 T ; 4T
6 4 8
; = ; =6 364
A. Pengertian Perceraian
Perceraian diambil dari kata
? AC D
EF
dan dalam bahasa Arab sering disebut dengan “thalaq”
طَلَقَ
.
GH D
I D
J
secara etimologis adalah sebagaimana tertera di dalam kitab Lisan al
Arab karangan Ibnu
K D
L MN C
yang mempunyai arti
“ الحَلَّ وَالْلإِرْسَالُ
, artinya “melepaskan atau meninggalkan”.
1
Perceraian adalah merupakan akibat dari suatu hubungan yang disebabkan oleh adanya hubungan
O AC P DQ
E L
D L
S
Keduanya antara
O AC
P DQ E
L D
L
dan perceraian saling berhubungan, dimana perceraian hanya dapat terjadi karena adanya sebuah ikatan
O AC P DQ
E L
D L
S
Hal ini terdapat dalam hadis yang berbunyi :
حَدَّثَنَا كَثِيْرُ ابْنُ عُبَيْد الْحِمْصِي حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ ابْنُ خَالِد عَنِ عُبَيْدِ الله ابْنِ الْوَلِيْدِ اَلْوَصَافِي عَنِ مُحَارِب ابْن دثار عَن عَبْدُ
اللهِ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَبْغَضُ اْلحَلاَلِ اِلىَ اللهِ اَلطَّلاَقُ رَوَاهُ اِبْنُ مَاجَه
2
Artinya : “Telah Menceritakan kepada kami Katsir bin Ubaid al-Himsyi, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Khalid dari Ubaidillah bin Walid Al- Dzashofi dari Muharib bin itsar dari Abdullah
bin Umar R.A. : telah bersabda Rasulullah SAW : sesuatu perbuatan halal yang paling dibenci Allah adalah thalaq atau perceraian.” H.R. Ibnu Majah.
Sedangkan Dr.
UD H
V D H
W N
H D
E I
X
dalam kitabnya “Al Fiqh Al-Islami Wa Adilatuhu” memberikan definisi thalaq sebagai berikut :
حَلُّ قَيِّدِ النِّكَاحِ أَوْ حَلُّ عَقْدِ النِّكَاحِ بِلَفْظِ الطَّلاَقِ وَنَحْوِهِ.
3
GH D
I D
J
ialah “melepaskan ikatan pernikahan atau melepaskan tali akad nikah dengan lafaz At-Thalaq dan semisalnya.”
Menurut Abdurrahman Al
Y D
M EC
X
dalam kitabnya
? Z I
Fiqh
Ala
K D
M D
H EV
Al Arba
D
H F
thalaq
1
Imam Al
[\]] _` bc d
e dfg hi
Lisan al ‘Arab Kairo: Dar Al Hadis, 2003, h.630
2
\ c
b \
c j
g ]] ` c
bd k
f b j
\ ]
lm f
n bd b
o i
Sunan Ibnu Majah,
pqr b h
g u
i vr
c d w
d x
y h
r ]
l z b
{ hi
| } }~ i
`
3
`c ` g` b
] b
o i
AlFiqh Al Islamiy Wa Adillatuhu,
g f
p
Damaskus:
y h
\] z
b {
hi
i
`
didefinisikan sebagai berikut:
الطَّلاَقُ إِزَالَةُ النِّكَاحِ أَوْ نُقْصَانُ حَلِّهِ بِلَفْظِ مَخْصُوْصٍ.
4
ialah “menghilangkan ikatan perkawinan atau mengurangi pelepasan ikatannya dengan menggunakan kata-kata tertentu.”
Perceraian dapat terjadi, bila suami dan isteri sekiranya sudah tidak dapat mempertahankan mahligai rumah tangganya. Agama Islam memang membolehkan perceraian tersebut, dengan catatan
dalam pernikahan tersebut sudah tidak ada manfaatnya, justru yang terlihat lebih banyak adalah mudharatnya. Barulah
pintu perceraian dapat terbuka. Kata thalaq menurut istilah
terdapat beberapa pendapat para ahli hukum : 1.
Hanafi dan
Hambali mendefinisikannya sebagai pelepasan ikatan
¡
secara langsung atau pelepasan ikatan
¡
dimasa yang akan datang. 2.
Syafi
¢
i mendefinisikan thalaq sebagai pelepasan akad nikah dengan lafal talak atau yang semakna dengan lafal itu.
3.
Maliki mendefinisikan thalaq sebagai suatu sifat hukum yang menyebabkan gugurnya kehalalan hubungan suami isteri.
5
4. 5. Prof. Subekti S.H mengatakan
perceraian adalah penghapusan
¡
dengan putusan hakim atau tuntutan salah satu pihak dalam
¡
itu.
6
6. 7. Sayid Sabiq dalam kitabnya
£ ¤
¥
Sunnah memberi definisi thalaq :
... حِلُّ رَابِطَةِ الزَّوَاجِ وَاِبْهَاءِ لِعَلاَقَةِ الزَّوْجِيَّةِ
7
Artinya : “…Talak adalah melepaskan tali perkawinan dan mengakhiri hubungan suami isteri”.
4
¦ §¨ © ªª«¬ « ®
¦ ¯ ° «±² ª²³
AlFiqh ‘Ala MazahibAl Arba’ah Mesir: Dar Al Haisam, t.th, h.964
5
´ µ¶ «
® ·µ
¨ «
¸ ¹ ²
º ®
¹ ²
¸ ¯
» ¼ µ ¨
²« ½¹
¯ « ³
Nikah,
º ®
¹ ²
¸ ¯
» ¼ µ
¨ ² «
½¹ ¯
«
¾ ° «
¸ «ª
¿ «
À ÁÂ Ã
½ Ä
¬ ¿
² «ª Å
«ª© Æ
« ®
Ç » µÈ µ ³
É Ê Ê Ë Ì ³
Ä µ¿ Ã Í µÎÏ
³ Ð
²¯ ²¨
Ë ³
¬ Ã
Ñ Ò
6
Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata,
¾ °«
¸ «ª
¿ «
À ÁÂ
½ ®
¿ µ ª
«
¹ «³
É Ê Ê ÑÌ
³ Ä µ¿ Ã
¸ µ ÎÏÓ
³ ¬
Ã Ë Ï
7
Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah
³ ¾ Å µ
² ª© ¿
À ´
««ª º
¯ Ô «
¿ ¿ «¬
, 1983,
Ä µ¿ Ã Í µÎ Ï
³ Ð
© ± Ê
, Jilid II, h. 278.
8. Dalam istilah Agama thalaq adalah melepaskan ikatan
Õ Ö× Ø ÙÚÛÜ
ÙÜ
dengan mengucapkan secara sukarela ucapan thalaq kepada isteri, dengan
Ø ÙÝÙÞ Ø ÙÝÙ
yang jelas Sarih atau dengan
Ø ÙÝÙÞ Ø
ÙÝÙ
sindiran kinayah.
8
9. 10. Menurut Kompilasi Hukum Islam KHI dalam pasal 117 thalaq adalah ikrar suami dihadapan sidang
Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya
Õ Ö× Ø
ÙÚÛÜ ÙÜ ß
9
11.
B.
àá â á
ã äåæå ç
èéãêéãá ëá ì
í Ù î
Ù ï ð ñ ï
ò Ö× ó ñ
Ø ñ ï ô
ð î Ù ï
õ ÙÛÝ ñ
öî Þ ÷ ñ ×
ø
an dan Hadis, penulis akan mencantumkan beberapa ayat
öî Þ ÷ ñ ×
ø
an serta Hadis yang menjadi dasar hukum perceraian, antara lain :
1.Firman Allah SWT :
اَلْبَقَرَةِ :
229-230 Artinya : “Thalaq yang dapat dirujuki dua kali, setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau
menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan
hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya suami isteri tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar
hukum-hukum Allah, mereka itulah orang-orang yang dzalim 229. Kemudian jika si suami menthalaqnya sesudah thalaq yang kedua maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia
kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya bekas suami pertama dan isteri untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat
akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang mau mengetahui. ” Q.S. Al-Baqarah : 229-230
8
Salahuddin Khairi Sadiq, Kamus Istilah Agama,
ù ú ûü ûýþ û
ÿ þ
û ý û
û
9
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia antara Fiqh Munakahat dan Undang-undang Perkawinan,
ù úû üûýþ
ûÿ û û
2.
F
Allah
اَلْبَقَرَةِ :
232 Artinya : “Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu habis masa iddahnya, maka jangan lah kamu para wali
menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan diantara mereka dengan cara yang ma’ruf. Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman
diantara kamu kepada Allah dan hari kemudian. Itu lebih baik bagimu dan lebih suci. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” Q.S. Al-Baqarah : 232
3.
H
oleh Abu Daud dan
H
عَنِ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: عَنِ النَّبِيَّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:اَبْغَضُ اْلحَلاَلِ اِلىَ اللهِ اَلطَّلاَقَ رَوَاهُ اَبُوْدَاوُدَ وَابْنُ
مَاجَه وَصَحَّحَهُ الْحَاكِمُ وَرَجَّحَ اَبُوْحَاتِمٍ اِرْسَالَهُ
10
Artinya : “Dari Ibnu Umar R.A. berkata: Dari Nabi SAW bersabda: perbuatan halal yang dibenci Allah adalah thalaq.” H.R. Abu Daud dan Hakim, dan disahkan olehnya
C M
+
Perceraian
Dalam Kompilasi Hukum Islam, perceraian atau putusnya hubungan
, -.
01 23 0 3
dapat terjadi karena : thalaq, khulu’, syiqaq, fasakh, ta’lik thalaq, ila’, li’an, tafwid, dan riddah.
1.
T 4
5
Pengertian thalaq menurut bahasa Arab adalah melepaskan ikatan, yang dimaksud disini adalah melepaskan ikatan
, -.
01 23 0 3 6
Didalam pasal 117 KHI, thalaq adalah ikrar suami dihadapan sidang Pengadilan Agama yang menjadi salah satu putusan
, -.
01 23 0 3
7
dengan cara sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 129, 130, dan 131 KHI.
Adapun
8- 3 29 : 8
- 3 2 9
thalaq adalah :
10
Abu Daud, Sunan Abu Daud Bab Thalaq,
;= ? A B D E
? GI J
K ELNO PQ
R RS
a U
Thalaq Raj’i psl 118 KHI adalah thalaq kesatu atau kedua, dimana suami berhak untuk rujuk dengan
isteri selama masa iddah,
b. Thalaq Ba’in,
VW XYXZ
Ba
in ada 2 macam yaitu :
[ \] ] _
Ba
`
in Sughra psl 119 KHI adalah thalaq yang
tidak boleh rujuk tetapi boleh akad baru dengan bekas suaminya meskipun dalam masa iddah. Sebagaimana tersebut pada ayat 1 adalah : thalaq yang terjadi qabla al-dukhul, thalaq dengan tebusan
atau khulu
, thalaq yang dijatuhkan oleh Pengadilan Agama.
[ \ ] ] _
Ba
`
in Kubra psl 120 KHI adalah
thalaq yang terjadi untuk ketiga kalinya.
VW XYXZ
ini tidak boleh dirujuk dan tidak boleh dinikahi kembali, kecuali apabila pernikahan itu dilakukan setelah bekas isteri menikahi orang lain dan kemudian terjadilah
perceraian ba’da al-dukhul dan habis masa iddahnya.
c. Thalaq Sunni psl 121 KHI adalah thalaq yang dibolehkan, yaitu thalaq yang dijatuhkan terhadap isteri
yang sedang suci dan tidak dicampuri dalam
b X c de
sucinya tersebut.
d. Thalaq Bid’i psl 122 KHI adalah thalaq yang dilarang, yaitu thalaq yang dijatuhkan kepada isteri pada
bX c d
e
isteri dalam keadaan haid atau isteri dalam keadaan suci tapi sudah dicampuri pada
b X c d
e
suci tersebut.
2. Khulu
`
Khulu’berasal dari kata
خَلَعَ يَخْلُعُ
yang berarti melepaskan atau meninggalkan.
11
Khulu
juga dapat berarti “Fidaaun” atau tebusan. Karena dalam hal ini, isteri meminta cerai kepada suaminya dengan membayar sejumlah uang tebusan atau imbalan.
12
Dasar pembolehan thalaq khulu’ terdapat dalam
fYg h e i
an surat
fYg j XZ X
i X W
ayat 229 :
. . .
اَلْبَقَرَةِ :
229 Artinya : “Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka,
kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu
11
kl m
n opq q r st
Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, h. 361
12
A. Fuad Said, Perceraian Menurut Hukum Islam,
uv p
w p s
x p
y z
n { x
p w
p k
| }~ n
{ o
p t
t
l
khawatir bahwa keduanya suami isteri tidak dapat menjalankan hokum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya.” Q.S.
Al-Baqarah : 229
Khulu’ dapat dijatuhkan
baik isteri dalam keadaan suci ataupun tidak. Hal ini disebabkan khulu’ terjadi atas kehendak isteri.
3.
Syiqaq berarti perselisihan atau menurut istilah fiqh berarti perselisihan suami dan isteri yang diselesaikan oleh dua orang hakam penengah, satu orang dari pihak keluarga suami dan satu orang dari pihak
keluarga isteri dengan cara mendamaikan suami isteri yang berselisih.
apabila keadaan sangat terpaksa dan hakam sudah sekuat tenaga berusaha untuk mendamaikan suami isteri namun tidak berhasil maka hakam
boleh mengambil keputusan untuk menceraikan suami isteri tersebut.
13
Adapun pengangkatan hakam apabila terjadi syiqaq, berdasarkan surat
ayat 35 :
اَلنِّسَاءِ :
35 Artinya : “Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam
dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah member taufik kepada suami isteri itu.
Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal. Q.S. An-Nisa4: 35
4.
Fasakh berasal dari bahasa Arab dari akar kata fa-sa-kha yang secara etimologi berarti rusak dan membatalkan
فَسَدٌ وَنَقْضُهُ
.
14
Kalau dikaitkan kata ini dengan akad nikah maka berarti membatalkannya dan melepaskan ikatan pertalian antara suami isteri.
15
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia secara istilah pengertian fasakh ialah pembatalan ikatan pernikahan oleh Pengadilan Agama berdasarkan tuntutan isteri atau suami yang dapat dibenarkan Pengadilan
Agama atau karena pernikahan yang telah terlanjur menyalahi hukum pernikahan.
16
13
Muhammad Leter, Tuntunan Rumah Tangga Muslim dan Keluarga Berencana, Padang: Aksara Raya, 1985, h. 235
14
¡ ¢ £¤ ¥¦
§¨¦ ©© ª£«
Al Munawwir Kamus Arab Indonesia
¬ ¥® ¯ £°
: Krapyak, 1984, h. 1133
15
Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah,
± ¨ ² ³
, h. 268
16
´ ª
£ µ
¡ ¯¤ ª
¶ · · ¸
«
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga
¹ ´ ¹
µ ¦
µ £
º ª
° ¦ ¡ ¦
¹ µ
£ »µ
° ¯
¦
Balai Pustaka, 2005, h.314
¼½ ¾ ¿ ½
¿ À¾
pemutusan
Á ÂÃ Ä À
Šƾ À¾
ini disebabkan salah satu pihak mendapatkan cela pihak lain atau merasa tertipu atas
Ç À ÈÉ
Ç À È
yang belum diketahui sebelum dilangsungkan
Á ÂÃ Ä À
Šƾ À¾ Ê
Isteri yang diceraikan pengadilan dengan fasakh tidak dapat dirujuk suaminya sebelum melalui
Á ÂÃ Ä
À Å Æ ¾
À¾
baru yaitu melaksanakan akad nikah baru.
17
Ë Ì
Ta
Í
lik
Î Ï Ð Ñ Ð Ò
Arti ta
Ó
lik adalah menggantungkan, jadi pengertian ta
Ó
lik thalaq ini ialah suatu thalaq yang digantungkan pada suatu hal yang mungkin terjadi yang telah disebutkan dalam perjanjian yang telah
diperjanjikan terlebih dahulu.
¼À Ó
lik thalaq ini diadakan untuk melindungi kepentingan isteri agar tidak teraniaya oleh suami.
18
Ketentuan diperbolehkannya ta
Ó
lik talak ini tercantum dalam
ÔÈÉ Õ ½ Ã Ó
an surat
Ô ¾ É Ö Æ
× À
ayat 128 :
اَلنِّسَاءِ :
128 Artinya : “Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak
mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik bagi mereka walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul
dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu dari nusyuz dan sikap tak acuh, maka sesungguhnya Allah adalah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Q.S. An-Nisa : 128
Ø Ì
Ù Ï
Ú Ï Ð
ÛÜ
Ila
Í
dan
Ý Ú Í
an
¼Æ Þ
À
macam perbuatan hukum
ß à Ç Æ
Ç À Ã
á
ila
Ó
, dan Li
Ó
an, adalah perbuatan berupa kata atau sumpah yang tidak secara langsung berisi ungkapan yang menyatakan putusan ikatan
Á ÂÃ Ä À
Šƾ À¾ á
tetapi oleh hukum dinyatakan berdampak memutuskannya.
a Zhihar merupakan kebiasaan orang jahiliyyah yang tidak lagi memfungsikan isterinya sebagai isteri
Å À È À½ Á ½
¾
masih tetap diikat, seperti pernyataan
â Ä
À ã
½
seperti penggung
Æ ä
½ Ä ½
å
sambil memulai tidak menggaulinya lagi. Ketika Islam dating, Islam menyelamatkan kaum perempuan dari
Ä Â
à Ç À
È Æ
ã À¾
á à
Ç Æ Ç À
Ã
17
Muhammad Leter, Tuntunan Rumah Tangga Muslim dan Keluarga Berencana, h. 235
18
Jamil Latif, Aneka Hukum Perceraian Di Indonesia,
æç èé èêë è
ì í î èï ð è
ñò ó ôò õö ð è÷
ø ù úû ü ÷ î ý
þÿ
adalah perkataan yang munkar karena bukan berada pada tempatnya. Sesungguhnya isteri bukanlah ibu sehingga isteri menjadi haram seperti kedudukan ibu haram dinikahi, Islam membatalkan hukum ini dan
menjadikan haram bagi perempuan sehingga suami yang mengucapkannya terkena kifarat.
19
Firman Allah :
اَلْمُجَادَ لَةِ :
2 Artinya : “Orang-orang yang menzhihar isterinya diantara kamu, menganggap isterinya sebagai ibunya,
padahal tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu
perkataan munkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah maha pemaaf lagi maha pengampun.” Q.S. Al-Mujadalah : 2
b Ila’ juga merupakan kebiasaan orang jahiliyyah, pihak bersumpah pada isterinya sendiri
ia tidak akan menggaulinya lagi dengan menyebut nama Allah atau menyebut
selamanya atau tanpa
lebih dari empat bulan. Ila
berisi pelajaran bagi isteri yang bermaksiat dan durhaka kepada suami. Ila
boleh dilakukan sesuai dengan kebutuhan yakni empat bulan atau kurang, bila melebihi tersebut hukumnya haram dan merupakan
karena ila
berisi sumpah meninggalkan atasnya.
20
c Firman Allah
:
اَلْبَقَرَةِ :
226 Artinya : “Kepada orang-orang yang meng-ila’ isterinya diberi tangguh empat bulan lamanya.
Kemudian jika mereka kembali kepada isterinya, maka sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” Q.S. Al-Baqarah : 226
d Li’an ialah laknat, yaitu sumpah yang didalamnya terdapat pernyataan bersedia menerima laknat Allah, apabila yang mengucapkan sumpah itu berdusta. Dalam hukum
li
an merupakan perceraian yang terjadi akibat sumpah suami
isterinya telah melakukan Sumpah li
an ini dapat
19
Kasmuri Slamet, Pedoman Mengayuh Rumah Tangga Panduan Perkawinan,
+ , - .
- 0 1
20
2 3
4 5 3 2
5 67
8 9
2 4
5 2
5 3
4 3
,
Ensiklopedia Islam, Jakarta: Darus Sunnah, 2007, cet. I, h. 1835
mengakibatkan putusnya
: ; = ?A
A
antara suami dan isteri untuk
B;C DE B;C
D A F
G
21
e Firman Allah
HI J
:
اَلنُّوْرِ :
6 Artinya : “Dan orang-orang yang menuduh isterinya berzina, padahal mereka tidak ada mempunyai
saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar.” Q.S.
An-Nur : 6
7.
T K L M N O P
Seorang suami memberikan hak kepada isterinya, yaitu berupa hak thalaq.
HF QE
BF Q
A F
ditentukan oleh keduanya secara sukarela, jadi bukan hak thalaq yang bersifat mutlak. Apabila
BF Q
E BF
Q
yang telah ditentukan secara sukarela tersebut telah terpenuhi, maka isterinya mempunyai hak untuk menjatuhkan thalaq
kepada suaminya, maka terjadilah thalaq.
22
Firman Allah
H I
J
:
اَلآحْزَابِ :
28 Artinya : “Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: Jika kamu sekalian menginginkan kehidupan dunia
dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut’ah dan Aku ceraikan kamu dengan cara yang baik.” Q.S. Al-Ahzab : 28
8. Riddah
Secara etimologi kata
رِدَّةْ
berasal dari kata kerja
رَدَّ يَرُدُّ رِدَّةًا
yang artinya adalah
صَرَفَهُ
yaitu mengalihkan dan
أَرْجَعَهُ
yaitu mengembalikan. Riddah merupakan masdar dari kata
21
Muhammad Leter, Tuntunan Rumah Tangga Muslim dan Keluarga Berencana, h. 245
22
Jamil Latif, Aneka Hukum Perceraian Di Indonesia, h. 56
إِرْتِدَادً
yang secara harfiah berarti “kembali”, “dikembalikan”, “berpaling”, “dipalingkan”.
23
Sedangkan dari segi istilah adalah keluar dari agama Islam menjadi kafir, baik dengan niat, perkataan maupun perbuatan yang menyebabkan orang yang bersangkutan dikategorikan kufur.
24
Jadi riddah atau murtad ialah keluar dari agama Islam, baik pada agama lain ataupun tidak beragama. Di Indonesia, putusnya
R SU V WXY Z
W Z
karena murtadnya salah seorang dari suami isteri termasuk fasid atau batal demi hukum, dalam pemutusannya dilakukan didepan sidang Pengadilan Agama.
[ \ S ]
karenanya, riddahnya seorang yang dinyatakan bukan didepan sidang Pengadilan Agama dianggap tidak sah.
25
D.
_` a ` b c _` a
` d _ef a
g hij a
Perceraian
Didalam menjalankan kehidupan,
R SU V WXY
Z W Z
bertujuan untuk membentuk keluarga yang sakinah,
m WXW
k W ]
dan rohmah. Namun terkadang dalam perjalanannya sebuah
R SU V WXY Z
W Z
ada yang tidak mencapai tujuan tersebut, maka terjadi putusnya
R SU V WXY
Z W Z
yakni melalui jalan perceraian. Dalam sebuah perceraian harus ada alasan kuat yang melatar belakangi terjadinya perceraian ini.
26
Dalam Hukum Islam perceraian dapat disebabkan oleh beberapa alasan:
27
1.
l Y
k W V
ada lagi keserasian dan keseimbangan dalam suasana rumah tangga, tidak ada lagi rasa kasih sayang yang merupakan tujuan dan hikmah dari
R SU V
WXY Z W Z
n
2. Karena salah satu pihak berpindah agama. 3. Salah satu pihak melakukan perbuatan keji yang dilarang agama.
4. Isteri meminta cerai kepada suami dengan alasan suami tidak berapologi dengan alasan yang
k Y
o WU
Y p
o WU Y
dan menyusahkan isteri.
5. Suami tidak memberi apa yang seharusnya menjadi hak isteri.
23
qr st uvswt x
y z { y s | vx
} ~
Lisan al-Arab, Vol.II
u|} x vz {
vx vz {u
} | x } v
z} vz {
v z}
v v z{ v| x~
~
24
Muhammad Amin Suma, Pidana Islam di Indonesia Peluang Prospek dan Tantangan, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001, h. 63
25
Jamil Latif, Aneka Hukum Perceraian di Indonesia, h. 72
26
Ahmad Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia,
v v x
v
x v
} s
x| v v~
~
qq
~
27
Muhammad Hamidy, Perkawinan dan Permasalahannya, Surabaya: Bina Ilmu, 1980, h. 89
6. Suami melanggar janji yang pernah diucapkan
¡
akad pernikahan ta
¢
lik thalaq Menurut Sayyid Sabiq dalam buku Fiqh Sunnah,
£ £ ¤ £
£
perceraian itu adalah :
28
1. Suami tidak mampu member nafkah
2. Suami berbuat aniaya
3. Suami menjauh
4. Suami dihukum penjara
Sedangkan di dalam Kompilasi Hukum Islam KHI,
£ £
¤ £ £
terjadinya perceraian yaitu :
29
1. Salah satu pihak berbuat
¥¦ §
atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan.
2. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 dua tahun
£ ¨ ¡
¨ ¡ ¤ ¡ ¨ ¡
tanpa
¦¥ ¦ §
pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya.
3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 lima tahun atau hukuman yang lebih berat setelah
© ¨ ¦ §
§
berlangsung. 4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain.
5. Salah satu pihak mendapatkan cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan
ª
¦£ §
§ «
sebagai
¡ ¬¦¦ ¨ ¦ ®
6. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran, dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
7. Suami melanggar ta
¢
lik thalaq 8. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidakrukunan dalam rumah tangga.
E. Akibat
¯° ±° ²
dari Perceraian
Dengan adanya putusan perceraian yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama, bukan berarti masalah perceraian ini selesai, akan tetapi masih ada
¦ £
¤ ¦£
hukum lainnya yang ditimbulkan dari perceraian tersebut, yakni :
28
Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, hal.206
29
Kompilasi Hukum Islam, Departemen Agama RI, 1996, h. 149
1. Salah satu akibat hukum dari
³ ´µ ¶ ·¸¹ º
· º
adalah halalnya persetubuhan antara suami isteri. Karena itu, akibat hukum dari thalaq adalah menghilangkan kehalalan itu, dalam arti keduanya tidak boleh lagi hidup bersama,
tidak boleh saling memandang, apalagi melakukan hubungan layaknya suami isteri. 2. Apabila thalaq yang dijatuhkan itu thalaq ba
»
in, maka tidak diperbolehkan untuk rujuk, tetapi boleh
¶ ·¸ ¹ º
lagi dengan akad nikah yang baru dan mahar yang baru pula. Sedangkan bila thalaqnya dijatuhkan lebih dari dua
thalaq atau thalaq ketiga, maka tidak boleh
¶ ·¸¹ º
lagi kecuali bekas isterinya telah
¶ ·¸¹
º
secara sah dengan suami lain dan telah dicampuri oleh suaminya itu, dan telah bercerai pula, serta habis pula masa iddahnya.
3. Apabila suami atau isteri meninggal dunia dalam jangka
¸· ¶ ¼½
iddah pada thalaq raj
»
i, maka baik suami maupun isteri berhak mendapatkan
¸·µ ¹¾· º
dari harta peninggalan
³ ´¸·µ ¹¾ ¿
tapi apabila suami atau isteri meninggal dunia dalam jangka
¸ · ¶ ¼½
iddah pada thalaq ba
»
in, maka tidak seorangpun daripada keduanya mempunyai hak
¸·µ ¹ ¾
dari yang lain. 4. Melunasi hutang yang
¸· À ¹ Á
dibayarnya, baik dalam bentuk mahar maupun nafaqah, yang menurut sebagian ulama
¸ · À ¹ Á
hukumnya. Bila pada
¸ · ¶
¼½ º Â
·
itu dia tidak dapat membayarnya. Begitu pula dengan mahar yang belum dibayar atau dilunasinya, maka harus dilunasi setelah bercerai.
5. Masalah hadhanah, dalam hal ini
à º Ä
· º Å
Æ ½ º
Ä · º
Å
No.1
Ç · È
½ º
1974 telah mengatur masalah ini yang terdapat dalam pasal 41 :
a Baik ibu atau bapak tetap
Á ´µ ¶
´¸· À ¹ Á
·º
memelihara dan mendidik
·º ·¶
Æ · º
· ¶ º
 ·¿ ¾ ´É·¼·Æ
É·¼·
berdasarkan kepentingan anak. Bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak, maka pengadilan yang member
keputusannya. b Bapak yang bertanggung
À ·¸· Á
atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu, bilamana bapak dalam kenyataan tidak dapat memenuhi
¶ ´¸ · À
¹ Á · º
tersebut, pengadilan dapat menentukan
Á ·È
¸·
ibu ikut memikul biaya tersebut. c Pengadilan dapat
É´¸· À ¹ Á ¶
· º
kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan
Ä · º Ê
·¼·½
menentukan sesuatu
¶ ´¸· À
¹ Á · º
bagi bekas isteri.
30
d 6. Adanya ketentuan masa iddah bagi isteri yang telah dicerai baik itu cerai hidup maupun cerai mati.
31
30
Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Hadhanah
31
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan Undang-undang Perkawinan, Jakarta: Kencana, 2006, h.301
BAB III
Ë Ì ÍÎ ÏÐ ÏÍ
Ñ ÐÒË ÏÓÏ Ë
Ô Í Ë Ï Í
Õ ÖÌ ××ÏØ
A. Pengertian Riddah