Syarat Keuntungan dan Kode Etik Pembagian Hasil Keuntungan

b. Tidak ada standarisasi dalam mengambil keuntungan yang mengikat para pedagang dalam melakukan berbagai transaksi jual beli mereka hal itu dibiarkan sesuai kondisi dunia usaha secara umum, namun dengan tetap memperhatikan kode etik yang disyariatkan dalam islam, seperti sikap santun, qana’ah, toleransi dan memudahkan. c. Terdapat banyak dalil-dalil dalam ajaran syariat yang mewajibkan segala bentuk mu’amalah bebas dari hal-hal yang diharamkan atau bersentuhan dengan hal-hal yang haram, seperti penipuan, kecurangan, manipulasi, memanfaatkan ketidaktahuan orang lain, memanipulasi keuntungan, yang kesemuanya mudarat bagi masyarakat umum maupun kalangan khusus. d. Pemerintah tidak boleh ikut campur menentukan staandar harga kecuali kalau melihat adanya ketidak beresan di pasar dan ketidakberesan harga karena berbagai faktor yang dibuat-buat. Dalam kondisi demikian, pemerintah boleh turut campur dengan berbagai sarana yang memungkinkan untuk mengatasi berbagai faktor dan sebab ketidahberesan, kenaikan harga dan kamuflase berat tersebut. 51

4. Syarat Keuntungan dan Kode Etik Pembagian Hasil Keuntungan

Keuntungan dalam sistem penanaman modal bagi hasil dipersyaratkan harus diketahui secara jelas, harus berupa prosentase yang 51 Abdullah AlMuslih dan Shalah Ash shawi, Fiqih Ekonomi Keuangan Islam, Jakarta: Darrul Haq, 2004, Cet. Ke-1, h.82-83 umum. Kalau salah seorang ditentukan mendapatkan bagian tetap yang tidak diputar, maka perjanjian itu batal. 52 Sehubungan dengan keuntungan dalam usaha investasi bagi hasil ini, pembagiannya harus memenuhi beberapa kode etik berikut: a. Keuntungan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, sementara kerugian hanya ditanggung oleh investor saja kecuali adanya kelalaian dari pihak investor maka pihak investor tersebut harus ikut menanggung kerugian tersebut. b. Keuntungan dalam usaha investasi juga sebagai cadangan modal. Pengelola tidak mendapatkan keuntungan seebelum ia menerima kembali modal secara utuh. c. Pengelola hanya bisa mengambil keuntungan melalui pembagian. d. Hak kepemilikan keuntungan hanya menjadi permanen bagi masing- masing pihak setelah dilakukan perhitungan akhir. e. Boleh dilakukan pembagian keuntungan awal, namun nantinya dihitung pada perhitungan akhir. f. Pengelola boleh mengambil bagian dari uang modal sebagai biaya perjalanannya melakukan bisnis, sesuai dengan kebiasaan yang berlaku dikalangan pedagang. 52 Ibid., h 193 g. Tidak ada pertanggung jawaban bagi pengelola dalam perjanjian ini selain karena keteledoran atau pelanggaran. Tidak perlu diperhatikan adanya berbagai trik kamuflase untuk membatalkan dasar hukum ini. h. Perjanjian usaha investasi ini berakhir dengan meninggalnya salah satu pihak yang melakukan akad atau karena dia gila, atau tercekal karena bangkrut terlilit hutang. Bisa juga karena pembatalan salah satu pihak, hanya saja usaha itu tetap berlangsung hingga modalnya habis diputar bila telah dimulai menurut pendapat yang benar dari para ulama, demi menghindari bahaya akibat pemutusan usaha yang tiba-tiba. 53 53 Abdullah AlMuslih dan Shalah Ash shawi, Fiqih Ekonomi Keuangan Islam, Jakarta: Darrul Haq, 2004, Cet. Ke-1, h.193-194

BAB III GAMBARAN UMUM SUKUK MUDHARABAH

PT ADHI KARYA PERSERO Tbk.

A. Profil, Visi Misi Usaha, Prinsip-prinsip PT. ADHI KARYA Tbk

1. Profil PT Adhi Karya Tbk

Kiprah ADHI dimulai pada tanggal 11 Maret 1960 ketika Menteri Pekerjaan Umum menetapkan Architecten-Ingenicure-id Annnemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries NV Associatie NV, salah satu perusahaan milik Belanda yang dinasionalisasi menjadi PN Adhi Karya. Nasionalisasi dimaksudkan untuk memacu pembangunan infrastruktur di Indonesia. 1 Status ADHI berubah menjadi Perseroan Terbatas pada tanggal 1 Juni 1974 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman. ADHI adalah 100 dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia sampai akhir tahun 2003 ketika Republik Indonesia melalui Menteri BUMN, selaku Kuasa Pemegang Saham, melepas 49 saham akan ditawarkan kepada publik melalui Penawaran Umum Perdana IPO. Keputusan ini diikuti dengan pencatatan saham ADHI di Bursa Efek Jakarta sekarang Bursa Efek Indonesia yang juga dibuat ADHI 1 Riwayat Singkat Perseroan dalam Prospektus Sukuk Mudharabah I PT Adhi Karya Tahun 2007, h. 31 66