Laporan Total Aset PT Adhi Karya Periode 31 Desember 2006 sd 31

Laba bersih konsolidasi setelah Pajak Penghasilan ADHI meningkat 16,76 dari tahun 2006 Rp. 95.581 juta menjadi Rp111.601 juta di 2007. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pendapatan usaha sebesar Rp 4.973.867 juta, meningkat 14,9 dari tahun 2006 Rp 4.328.860 juta, dan efisiensi pada beban bunga yang turun 1,49 dari 2006 Rp 146.494 juta menjadi Rp144.311 juta di 2007. Margin Laba Bersih di 2007 adalah 2,24, sedangkan di 2006 sebesar 2,21. Di tahun berikutnya laba bersih konsolidasi setelah pajak penghasilan perseroan meningkat cukup besar 103,15 dari tahun 2008 Rp 81.482 juta menjadi Rp 165.530 juta di 2009, hal ini disebabkan selain karena peningkatan pendapatan usaha juga karena adanya efisiensi efisiensi beban kontrak, beban usaha, penurunan biaya bunga dan peningkatan laba proyek kerjasama. 12

2. Laporan Total Aset PT Adhi Karya Periode 31 Desember 2006 sd 31

Desember 2009 Tabel 4.9 berikut ini memperhatikan Komposisi Asset Perseroan untuk Periode 31 Desember 2006 sd 31 Desember 2009 dalam ribuan rupiah Neraca 31 Desember 2006 2007 2008 2009 12 Analisa dan Pembahasan Manajemen dalam Annual Report PT Adhi Karya Tahun 2009, h. 39 Aset lancer Kas dan setara kas 174.004.576 784.297.752 364.904.002 306.902.360 Investasi sementara 212.063 2.290.171 858.577 280.551 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 141.399.332 184.867.177 374.740.551 352.427.308 Pihak ketiga 482.828.186 592.040.995 741.518.078 980.653.403 Piutang retensi Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 65.905.269 92.390.618 120.390.158 147.031.440 Pihak ketiga 109.948.276 177.458.085 186.350.059 226.911.011 Tagihan bruto pemberi kerja Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 469.234.200 570.620.889 707.217.056 964.937.443 Pihak ketiga 577.817.753 847.379.807 889.026.499 941.895.285 Piutang lain-lain 13.182.465 44.290.264 53.695.604 82.255.357 Persediaan 179.041.121 264.230.912 606.987.785 510.173.578 Uang muka 112.307.728 155.514.017 315.173.029 262.274.229 Pajak dibayar dimuka 134.123.646 168.917.930 197.925.564 344.309.437 Biaya dibayar dimuka 111.432.387 68.358.310 94.189.444 84.314.953 Jumlah Aset lancar 2.571.437.002 3.952.656.927 4.652.976.411 5.204.366.361 Aset tidak lancar Aset pajak tangguhan 12.635.706 18.775.827 50.047.081 2.745.561 Beban ditangguhkan 6.173.768 2.318.280 3.306.440 17.796.498 Investasi 51.260.000 73.460.010 61.947.516 61.545.255 Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2.390.458 2.119.043 16.320.737 9.811.941 Aset tetap 126.436.662 147.232.942 166.809.583 128.128.294 Setoran dana kerjasama operasi 29.482.520 50.120.498 87.129.744 80.870.374 Investasi dalam pelaksanaan 2.195.100 73.835.237 80.901.895 118.306.055 Jaminan 817.394 6.181.057 3.941.680 3.933.327 Aset lain-lain 38.839.325 6.467.528 1.987.451 1.950.664 Jumlah Aset tidak lancar 283.850.933 380.510.422 472.392.130 425.087.973 Jumlah Aset 2.869.948.047 4.333.167.349 5.125.368.541 5.629.454.335 Sumber: Laporan Analisis Keuangan Tahunan PT Adhi Karya Aset Lancar Aset lancar perseroan meningkat 11,85 menjadi Rp5.204.366 juta di tahun 2009 hal ini disebabkan karena kenaikan piutang usaha 19,42 dan piutang prestasi 19,46. a. Kas dan Setara Kas Pos ini terdiri dari kas sebesar Rp50.398 juta, dan Rp733.899 juta setara kas dalam simpanan giro dan berjangka. Komposisi simpanan giro dan berjangka ini adalah 76,43 Rupiah, 12,71 USD, 10,34 Riyal Oman, dan sisanya 0,5 dalam mata uang Riyal Qatar, Yen, dan Rupee India. Pos Setara Kas ini tersebar di 27 bank yang berbeda dengan suku bunga rata-rata 7,25 - 8,25. kas dan setara kas mengalami peningkatan 350 dari Rp174,005 juta pada tahun lalu, hal ini terjadi karena terdapat peningkatan yang besar dalam arus kas dari aktivitas operasi, yakni Rp605.832 juta pada tahun ini dari tahun lalu yang minus Rp155.990 juta. Pos ini terdiri dari kas sebesar Rp26.117 juta dan Rp280.785 juta Setara kas dalam simpanan giro dan berjangka. komposisi simpanan giro dan berjangka ini adalah 87,45 Rupiah; 8,84 USD; 3,70 Real Oman; dan sisanya 0,0043 dalam mata uang Riyal Qatar dan Yen. Pos setara kas ini tersebar di 27 bank yang berbeda dengan suku bunga rata-rata 5- 10. kas dan setara kas mengalami penurunan 15,90 dari Rp364.904 juta pada tahun lalu, hal ini terjadi karena digunakan untuk pembayaran operasional proyek. 13 b. Piutang Usaha Kenaikan piutang usaha 24,46 dari tahun lalu Rp624.228 juta menjadi Rp776.908 juta net di tahun 2007 tentunya berkaitan dengan peningkatan pendapatan usaha perseroan. komposisi piutang usaha di tahun ini terdiri dari 23,80 pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan 76,20 pihak ketiga. Di tahun 2007 ini ADHI mencadangkan Rp27.737 juta sebagai penyisihan piutang ragu-ragu yang diestimasi berdasarkan umur piutang yang terbagi dalam rentang waktu dari 6 bulan hingga lebih dari 24 bulan. Dari Rp27.737 juta ini, 90 -nya berasal dari piutang usaha pihak ketiga. Selanjutnya, untuk penghapusan piutang tak tertagih hanya bisa dilakukan setelah mendapat persetujuan dari dewan komisaris. Pada tahun berikutnya piutang usaha 19,42 dari tahun lalu Rp1.116.259 juta menjadi Rp1.333.081 juta net di tahun ini tentunya berkaitandengan peningkatan pendapatan usaha perseroan. komposisi piutang usaha di tahun ini terdiri dari 26,44 pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan 73,56 pihak ketiga. Di tahun 2009 ini perseroan mencadangkan Rp72.883 juta sebagai penyisihan piutang ragu-ragu. Dari 13 Analisa dan Pembahasan Manajemen dalam Annual Report PT Adhi Karya Tahun 2009, h. 36 Rp72.883 juta ini, 91,77 -nya berasal dari piutang usaha pihak ketiga. Selanjutnya, untuk penghapusan piutang tak tertagih hanya bisa dilakukan setelah mendapat persetujuan dari dewan komisaris. 14 c. Piutang Retensi Dibandingkan dengan tahun 2006, piutang retensi perseroan mengalami kenaikan 53,45 menjadi Rp269.849 juta di tahun 2007. Sebesar Rp92.391 juta 34,24 adalah piutang retensi kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan Rp177.458 juta 65,76 kepada pihak ketiga. Rincian piutang retensi kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa diantaranya adalah Rp38.629 juta 41,81 departemen pekerjaan umum, Rp13.797 juta 14,93 badan rehabilitasi dan rekonstruksi, dan Rp7.262 juta 7,86 universitas islam negeri malang. sedangkan porsi pihak ketiga diantaranya adalah Rp18.694 juta 10,53 UPI – Bandung, Rp17.141 juta 9,66 yayasan taruma negara, dan Rp14.185 juta 7,99 PT Surya Gading Mas. Pada tahun berikutnya piutang retensi perseroan mengalami kenaikan 21,91 menjadi Rp373.942 juta di tahun 2009 dibandingkan pada tahun 2008. sebesar Rp147.031 juta 39,32 adalah piutang retensi kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan Rp226.911 juta 60,68 kepada pihak ketiga. rincian piutang retensi kepada pihak yang 14 Ibid., h. 37 mempunyai hubungan istimewa diantaranya adalah Rp33.065 juta 8,84 PT pln persero, Rp28.935 juta 7.74 departemen pekerjaan umum, dan Rp21.007 juta 5.62 pemerintah daerah provinsi. sedangkan porsi pihak ketiga diantaranya adalah Rp48.996 juta 13,10 tilal development company llc, Rp32.972 juta 8,82 PT cakrawala bumimandala, dan Rp15.583 juta 4,17 PT zelan priamanaya. 15 d. Tagihan Bruto Pada Pemberi Kerja Tagihan bruto pada pemberi kerja meningkat sebesar Rp370.949 juta 35,43 dari tahun 2006 Rp1.047.052 juta menjadi Rp1.418.000 juta di 2007. komposisi di tahun 2007, sebesar Rp570.621 juta 40,24 merupakan tagihan bruto pada pemberi kerja pihak yang mempunyai hubungan istimewa, diantaranya kepada departemen pekerjaan umum Rp134.540 juta 23,58, pemerintah daerah provinsi Rp86.345 juta 15,13, dan universitas islam negeri malang Rp41.373 juta 7,25, sedangkan sebesar Rp847.380 juta 59,76 merupakan tagihan bruto pada pemberi kerja pihak ketiga yang diantaranya adalah kepada al habtoor engineering enterprises llc Rp180.865 juta 21,34,sebesar Rp104.428 juta 12,32 jgc corp – PT kbr indonesia jo, dan Rp105.362 juta 12,43 kepada PT jakarta monorail. 15 Analisa dan Pembahasan Manajemen dalam Annual Report PT Adhi Karya Tahun 2009, h. 37 Tagihan bruto pada pemberi kerja meningkat sebesar Rp310.589juta 19,46 dari tahun 2008 Rp1.596.244 juta menjadi Rp1.906.832 juta di 2009. komposisi di tahun 2009, sebesar Rp964.937 juta 50,60 merupakan tagihan bruto pada pemberi kerja pihak yang mempunyai hubungan istimewa, diantaranya kepada departemen pekerjaan umum Rp328.640 juta 17,23, PT angkasa pura persero Rp164.725 8,64, pemerintah daerah provinsi Rp90.075 4.72, Rp64.717 juta 3,39 PT pln persero dan Rp59.548 juta 3,12 PT jasa marga persero tbk, sedangkan sebesar Rp941.895 juta 49,40 merupakan tagihan bruto pada pemberi kerja pihak ketiga yang diantaranya adalah kepada al habtoor engineering enterprises llc rp221.846 juta 11,63, tilal development company llc Rp147.373 7,73, sebesar Rp105.362 juta 5,53 PT jakarta monorail, sebesar Rp96.571 juta 5,06 PT chevron pacific indonesia dan sebesar Rp 87.876 juta 4,61 kepada PT putra pratama sukses. 16 e. Persediaan Peningkatan persediaan dari tahun lalu sebesar 47,58 atau Rp85.190 juta menjadi Rp264.231 juta di 2007. komponen terbesar dalam peningkatan ini adalah persediaan pada anak perusahaan pt adhi realty, diantaranya adalah persediaan bangunan yang meningkat 266,73 16 Analisa dan Pembahasan Manajemen, h. 37 menjadi Rp43.558 juta di 2007 dari tahun 2006 Rp11.878 juta. peningkatan persediaan bangunan ini disebabkan karena terdapat reklasifikasi akun pada persediaan bangunan berupa ruangan-ruangan pada gedung adhi graha, ruko-ruko di kalimas dan niaga kalimas bekasi timur dengan nilai Rp38.839 juta yang sebelumnya per 31 desember 2006 disajikan sebagai aktiva lain-lain. Komponen peningkatan yang lain adalah persediaan bangunan dalam proses yang meningkat 319,59 salah satunya mth 01 seluas 15.031 m2 senilai Rp8.452 juta, dan persediaan tanah dalam proses Rp19.398 juta, meningkat 69,67 adalah tanah dalam proses di bekasi timur. Penurunan persediaan dari tahun lalu sebesar 15,95 dari Rp606.988 juta menjadi Rp510.174 juta di 2009. Komponen terbesar dalam penurunan ini adalah pemakaian bahan baku proyek konstruksi sebesar Rp125.830 juta dan penurunan persediaan gedung menara mth di jalan mt haryono sebesar Rp34.665 juta, meskipun ada juga kenaikan persediaan atas gedung mandau town square sebesar Rp51.806 juta dan kenaikan persediaan apartemen salemba sebesar Rp26.754 juta yang merupakan reklasifikasi dari biaya dibayar dimuka. 17 Aset Tidak Lancar 17 Analisa dan Pembahasan Manajemen, h. 37 Di tahun 2007, aset tidak lancar adhi meningkat sebesar 27,47, menjadi Rp380.510 juta. hal ini dikarenakan terdapat peningkatan 43,31 pada pos investasi pada perusahaan asosiasi dari 2006 Rp51.260 juta menjadi Rp73.460 juta di 2007. pada pos ini terdapat penambahan penyertaan pada kso adhi realty – eden capital sebesar Rp9.510 juta sehingga nilai penyertaan dalam kso ini menjadi Rp57.030 juta, dan investasi dalam bentuk konversi dari convertible bond terhadap PT jakarta monorail senilai Rp13.878 juta. Peningkatan yang cukup besar pada aktiva tidak lancar juga dikarenakan adanya peningkatan pada pos investasi dalam pelaksanaan yakni sebesar Rp73.835 juta dari tahun 2006 Rp2.195 juta, yang dalam pos ini terdapat gedung dalam pelaksanaan mall trade center di duri, riau yang dibangun oleh anak perusahaan pt duri indah raya dengan persentase penyelesaian 52,58. Di tahun 2009, aset tidak lancar perseroan turun sebesar 10,01, menjadi Rp425.088 juta. hal ini dikarenakan adanya koreksi aset pajak tangguhan sebesar Rp47.773 juta akibat penerapan pph final jasa konstruksi dan adanya penjualan aset tanah, bangunan beserta peralatan pabrik yang ada di cibitung yang masih mempunyai nilai buku Rp15.602 juta dengan harga jual sebesar Rp60.000 juta. 18 18 Analisa dan Pembahasan Manajemen, h. 37

3. Laporan Total Kewajiban dan Ekuitas PT Adhi Karya Persero Periode