5.3 HASIL PENELITIAN
5.3.1 Informan Penelitian
1. Informan Utama
Informan utama adalah para pengawas yang ada di lokasi kerja wellwork and completion WWC. Pada satu lokasi kerja untuk tiap shift kerja, ada tiga pengawas,
yaitu well site manager WSM, tool pusher, dan driller. Dalam penelitian, informan berasal dari dua orang WSM, seorang tool pusher, dan seorang driller.
Tabel 5.1 Informan Utama No.
Nama Jabatan
1. Bpk. A
WSM 2.
Bpk. B WSM
3. Bpk. C
Tool pusher 4.
Bpk. D Driller
2. Informan Kunci
Informan kunci adalah informan yang tidak terkait dengan pelaksanaan JSA di lokasi kerja WWC, akan tetapi informan adalah orang yang berpengalaman dan ahli
dalam hal tersebut. Informan kunci dalam penelitian ini adalah seorang HES Representative PT.X di Wellwork and Completion Department Minas.
Tabel 5.2 Informan Kunci No.
Nama Jabatan
1. Bpk. WD
HES Representative
3. Informan Pendukung Informan pendukung dalam penelitian ini adalah para pekerja yang termasuk ke
dalam grup kerja yang bekerja pada shift pagi di lokasi wellwork. Jumlah pekerja yang menjadi informan pendukung dalam penelitian ini adalah empat orang, yang terdiri dari
tiga orang floorman dan seorang derrickman.
Tabel 5.3 Informan Pendukung No. Nama
Jabatan 1.
Bpk. AA Floorman
2. Bpk. AB
Floorman 3.
Bpk. AC Floorman
4. Bpk. AD
Derrickman
5.3.2 Hasil Pengamatan Lapangan dan Analisis Dokumen Mengenai Pelaksanaan JSA Di Lokasi Kerja WWC PT.X
Pelaksanaan JSA yang baik mampu mengidentifikasi keberadaan hazard secara keseluruhan dan mampu menetapkan tindakan mitigasi yang sesuai di lokasi kerja.
Untuk mengetahui ketepatan pelaksanaan JSA di lokasi kerja WWC maka dilakukan pengamatan lapangan di lima lokasi. Berikut ini akan digambarkan mengenai
pelaksanaan JSA di lima lokasi kerja WWC, yaitu di lokasi BAC,BAD, BAE, BAF dan BAG.
1. Pelaksanaan JSA di Lokasi BAC
Dua pekerjaan yang dilaksanakan berturut di lokasi BAC adalah swabbing job dan pengangkatan pipa dari dalam sumur minyak. Berdasarkan informasi yang diberikan
pengawas, ia dan kru pekerja rig telah mengadakan tail gate meeting untuk membicarakan pekerjaan yang akan mereka lakukan. Dalam tail gate meeting tersebut
para pekerja diajak menganalisis keselamatan pekerjaan yang akan mereka lakukan. Akan tetapi, saat peneliti meminta formulir JSA kepada clerk, clerk tidak dapat
memberikan formulir JSA untuk pekerjaan pada hari itu. 2.
Pelaksanaan JSA di Lokasi BAD Di lokasi B, para pekerja dan pengawas melaksanakan tail gate meeting sebelum
pekerjaan dilaksanakan. Well site manager selaku pengawas yang berasal dari CPI memimpin meeting singkat tersebut. Ia melibatkan kru pekerja dalam analisis
keselamatan pekerjaan. Driller, derrickman, floorman, dan roustabout menyampaikan pendapat mereka mengenai hazard yang mereka temukan. Dalam meeting yang
memakan waktu sekitar sepuluh menit tersebut, juga dibahas mengenai tindakan mitigasi terhadap hazard yang ditemukan. Para pekerja yang aktif akan menyampaikan pendapat
mereka dengan lebih baik, dan para pekerja yang pasif umumnya lebih banyak diam. Clerk selaku bagian administrasi dalam kru pekerja mencatat semua hasil diskusi dan
menuliskannya ke dalam formulir JSA. Dua contoh formulir JSA di lokasi kerja BAD dapat dilihat pada tabel 5.4.
Berdasarkan hasil analisis terhadap dua formulir JSA, diketahui bahwa pelaksanaan JSA di lokasi BAD tidak tepat. Ketidaktepatan pelaksanaan JSA terletak
pada tahap pembagian langkah kerja pekerjaan, identifikasi hazard, dan penentuan tindakan mitigasi. Hal ini dapat dilihat pada masing-masing kolom formulir JSA.
Tabel 5.4 Formulir JSA di Lokasi BAD
Basic Sequence of Job Stepts
Uraian Pekerjaan
Potential Hazards Aspek Lingkungan
Risiko K3 Dampak Lingkungan
Recommeended Action or Procedure Langkah atau Prosedur yang
Disarankan Cont Rih Reda
Unit Gravity
Tertimpa Jangan berada di line of fire
Motion Benturan
Komunikasi yang baik dan jelas Mechanical
Hand injury Hati-hati bekerja di daerah berputar
Electrical Konsleting
Pastikan grounding kabel terpasang sempurna
Pressure Semburan
Pakai PPE lengkap Temperaure
Overhead Check Cooling System
Chemical Polusi
Cegah tumpahan minyak dan oli Biological
Radiation Sound
Bising Gunakan ear plug di daerah bising
Tabel 5.4 Formulir JSA di Lokasi BAD lanjutan 1
Basic Sequence of Job Stepts
Uraian Pekerjaan
Potential Hazards Aspek Lingkungan
Risiko K3 Dampak Lingkungan
Recommeended Action or Procedure Langkah atau Prosedur yang
Disarankan NU BOPE
Gravity Tertimpa
Jangan berada di bawah barang tergantung
Motion 5T
Komunikasi yang baik dan jelas Mechanical
Hand Injury Hati-hati bekerja di daerah berputar
Electrical Pressure
Temperaure Chemical
Polusi Cegah tumpahan minyak atau oli
Biological Radiation
Sound Bising
Gunakan ear plug di daerah bising.
Pada kolom uraian pekerjaan, baik pekerjaan Run in Hole RIH Reda Unit dan Nipple Up NU BOP tidak terdapat pembagian langkah kerja, padahal pekerjaan-
pekerjaan ini sudah memiliki standar operasional prosedur yang dapat digunakan sebagai dasar membagi langkah pekerjaan. SOP RIH Reda Unit dan NU BOP dapat
dilihat pada lampiran 5.1 dan 5.2. Karena pekerjaan tidak dibagi dalam beberapa
langkah pekerjaan, maka tahap ini tidak sesuai dengan pedoman perusahaan maupun OSHAcademy Course 706 Guideline.
Tahap pelaksanaan JSA selanjutnya yang tidak tepat dapat dilihat pada kolom potential hazard. Kolom ini menunjukkan hasil identifikasi hazard. Dalam kolom
tersebut, dituliskan hazard untuk pekerjaan RIH Reda Unit adalah gravity, motion, mechanical, electrical, pressure, temperature, chemical, dan sound. Berdasarkan standar
operasional prosedur RIH Reda Unit, seluruh hazard untuk pekerjaan ini belum teridentifikasi dengan baik. Salah satu hazard yang belum teridentifikasi keberdaannya
adalah radiation. Sama halnya dengan pekerjaan RIH Reda Unit, identifikasi hazard untuk
pekerjaan NU BOP tidak tepat. Dalam kolom potential hazard dituliskan bahwa hazard yang terdapat dalam pekerjaan tersebut adalah gravity, motion, mechanical, chemical,
dan sound. Berdasarkan standar operasional prosedur NU BOP, seluruh hazard untuk pekerjaan ini belum teridentifikasi dengan baik. Hazard yang belum teridentifikasi itu
adalah radiation dan electrical. Pada tahap penentuan tindakan mitigasi, pengawas dan kru kerja di lokasi kerja
BAD tidak menggunakan hirarki pengendalian hazard. Pada kolom recommended action or procedur, ditemukan juga beberapa tindakan mitigasi yang dianggap kurang tepat.
Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5 Kekurangan Mitigasi JSA di Lokasi BAD
Basic Sequence of Job Stepts
Uraian Pekerjaan
Potential Hazards
Aspek Lingkungan
Risiko K3 Dampak
Lingkungan Recommeended
Action or Procedure
Langkah atau Prosedur yang
Disarankan Basic Sequence of Job Stepts
Uraian Pekerjaan
Cont Rih Reda Unit
Pressure Semburan
Pakai PPE
lengkap -
Sebaiknya untuk mencegah terjadinya
semburan, direkomendasikan pemakaian
alat BOP. -
PPE yang direkomendasikan tidak spesifik.
Chemical Polusi
Cegah tumpahan minyak dan oli
- Sebaiknya dilengkapi dengan
cara pencegahannya. Seperti meletakkan wadah diujung-
ujung pipa yang mengeluarkan minyak.
NU BOPE Chemical
Polusi Cegah tumpahan
minyak dan oli -
Sebaiknya dilengkapi dengan cara pencegahannya. Seperti
meletakkan wadah diujung- ujung pipa yang mengeluarkan
minyak.
Berdasarkan hasil analisis formulir JSA, diketahui bahwa terdapat ketidaktepatan pelaksaan JSA di lokasi BAD. Hal ini terbukti dari formulir JSA yang telah mereka buat.
Ketidaktepatan terdapat pada tahap pembagian langkah pekerjaan, identifikasi hazard, dan penentuan tindakan mitigasi pekerjaan.
3. Pelaksanaan JSA di Lokasi BAE
Pekerjaan yang dilaksanakan di lokasi BAE adalah moving rig dari lokasi lama ke lokasi baru, dan rig up di lokasi baru. Dari hasil pengamatan, JSA dibuat oleh clerk
sebelum tail gate meeting. Analisis keselamatan pekerjaanpun hanya dibuat untuk pekerjaan moving rig. Dalam tail gate meeting, JSA yang sudah dibuat clerk tidak di
share kepada kru pekerja.
Tail gate meeting diikuti oleh pengawas, kru pekerja, supir rig, supir foco, HES Coordinator, dan Senior Tool Pusher. Sebelum tailgate meeting, HES Field dan Senior
Tool Pusher sudah melakukan assessment mengenai keberadaan hazard dan kondisi jalan yang akan mereka lewati. Hasil assessment tersebut disampaikan dalam tailgate
meeting dan dilengkapi dengan tindakan mitigasinya. Diskusi saat meeting ini berjalan dengan baik, supir rig dan supir foco juga ikut menyampaikan saran dan masukan demi
keselamatan mereka di perjalanan. Sesampainya di lokasi baru, para kru pekerja langsung melaksanakan
pekerjaannya. Tanpa pre job meeting dan tanpa analisis keselamatan kerja, para kru pekerja langsung membersihkan ilalang di sekitar sumur minyak, memasang LOTO dan
mematikan pipa aliran minyak, mendirikan rig, memasang ground anchor, dan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan lainnya. Hingga sore hari, belum ada satu JSA pun
yang dibuat oleh pengawas dan kru kerja di lokasi baru ini.
Tabel 5.6 Formulir JSA di Lokasi BAE
Basic Sequence of Job Stepts
Uraian Pekerjaan
Potential Hazards Aspek Lingkungan
Risiko K3 Dampak Lingkungan
Recommeended Action or Procedure
Langkah atau Prosedur yang Disarankan
Moving the Rig Konvoi Rig
Gravity Tertimpa
Pastikan perlatan di rig carier terikat kuat
Motion Tertabrak
Jangan berdiri di dekat armada Mechanical
Rig Rusak Adakan PTI sebelum digerakkan
Electrical Tersambar Petir
Pastikan tidak ada kabel yang terkelupas
Pressure Temperature
Kepanasan Gunakan baju lengan panjang
Chemical Biological
Digigit ular Jangan istirahat di semak-semak
Radiation Sound
Bising Gunakan ear plug di kebisingan
Berdasarkan hasil analisis terhadap formulir JSA di atas, diketahui bahwa pelaksanaan JSA di lokasi BAE tidak tepat. Ketidaktepatan pelaksanaan JSA terletak
pada tahap pembagian langkah kerja pekerjaan, identifikasi hazard, dan penentuan tindakan mitigasi. Hal ini dapat dilihat pada masing-masing kolom formulir JSA.
Pada kolom uraian pekerjaan, pekerjaan moving rig tidak dibagi dalam beberapa langkah pekerjaan, padahal pekerjaan ini sudah memiliki standar operasional prosedur
yang dapat digunakan sebagai dasar membagi langkah pekerjaan. SOP moving rig dapat dilihat pada lampiran 5.3. Tidak terdapatnya pembagian langkah kerja untuk pekerjaan
moving rig, menunjukkan ketidaksesuaian pelaksanaan JSA di lokasi kerja dengan pedoman perusahaan maupun OSHAcedemy Course 706 Guideline.
Tahap selanjutnya yang kurang tepat dalam pelaksanaan JSA di lokasi BAE adalah identifikasi hazard. Dalam kolom potential hazard dituliskan bahwa hazard
yang terdapat dalam pekerjaan moving rig adalah gravity, motion, mechanical, electrical, temperature, biological, dan sound. Berdasarkan standar operasional prosedur
moving rig, seluruh hazard untuk pekerjaan ini belum teridentifikasi dengan baik. Hazard yang belum teridentifikasi adalah radiation, chemical, dan pressure.
Tindakan mitigasi yang direkomendasikan dalam formulir JSA juga menunjukkan ketidaktepatan. Tindakan mitigasi tidak ditentukan berdasarkan hirarki
pengendalian hazard. Ada satu tindakan yang kurang tepat dalam formulir JSA moving rig, yaitu tindakan mitigasi untuk kategori hazard temperatur. Tindakan mitigasi yang
direko mendasikan adalah “gunakan baju lengan panjang”. Rekomendasi ini tidak
spesifik, karena pekerja dapat menggunakan berbagai jenis baju lengan panjang yang
belum tentu dapat menahan panas. Maka dari itu, sebaiknya kalimat baju lengan panjang diganti dengan work cloth yang sudah ditetapkan perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis formulir JSA moving rig ini, diketahui bahwa pelaksanaan JSA di lokasi BAE belum tepat. Ketidaktepatan ini dapat dilihat dari
formulir JSA yang sudah dibuat. Terdapat ketidaktepatan pada setiap tahap pelaksanaan JSA, baik pada pembagian langkah kerja, identifikasi hazard pekerjaan, dan penentuan
tindakan mitigasinya. 4. Pelaksanaan JSA di Lokasi BAF
Pekerjaan yang dilaksanakan di lokasi D adalah perforation dan pencabutan tubing serta packer dari dalam sumur bor. Perforation tidak dilakukan oleh kru pekerja,
namun dilakukan oleh company service. Berdasarkan hasil wawancara dengan WSM dan pekerja, mereka menyatakan bahwa pekerja company service dan kru pekerja rig
telah melaksanakan pre job meeting. Dalam pre job meeting tersebut dibahas JSA yang sudah dibuat oleh pekerja company service.
Ketika peneliti meminta formulir JSA kepada pengawas rig, pengawas tersebut tidak dapat memberikannya. JSA tersebut baru diberikan kepada peneliti, setelah
pengawas rig meminta kepada salah satu pekerja company service. JSA tersebut tidak ditulis tangan dan tidak dilakukan onsite di lapangan. JSA yang mereka berikan adalah
JSA yang sudah ada dan siap untuk dicetak jika dibutuhkan. Selama pekerjaan perforasi dilakukan oleh pekerja company service, kru pekerja
rig menunggu hingga pekerjaan tersebut selesai dilakukan. Setelah perforasi dilakukan,
para kru pekerja WWC segera melaksanakan tugas mereka. Dari hasil pengamatan, tugas mereka selanjutnya adalah mengeluarkan tubing dan melepas packer. Akan tetapi,
analisis keselamatan pekerjaan untuk kedua pekerjaan ini sama sekali tidak dibuat oleh pekerja yang akan melaksanakannya. Ketika hal ini ditanyakan kepada clerk, ia
mengatakan bahwa JSA untuk pekerjaan tersebut memang belum dibuat dan akan dibuat setelah pekerjaan selesai dikerjakan.
E. Pelaksanaan JSA di Lokasi BAG Pekerjaan yang dilakukan oleh kru pekerja rig di lokasi BAG adalah swabbing
job. Pengawas dan kru pekerja mengakui bahwa mereka telah melakukan tail gate meeting sebelum pekerjaan di mulai. Dalam tail gate meeting tersebut dibahas mengenai
hazard pekerjaan dan tindakan mitigasinya. Akan tetapi, saat peneliti meminta formulir JSA kepada clerk dan ia tidak dapat memberikannya. Tidak lama kemudian, clerk
memberikan satu file JSA dalam bentuk soft copy kepada peneliti. JSA yang ia berikan adalah JSA yang sudah ditetapkan perusahaan.
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan di kelima lokasi kerja, ditemukan pelaksanaan JSA yang belum tepat bahkan tidak dilaksanakan sama sekali. Maka dari
itu, peneliti akan mengidentifikasi penyebab permasalahannya menggunakan teknik Management Oversight and Risk Tree MORT. Cabang yang digunakan untuk
menemukan penyebab masalah adalah cabang Task Risk Assessment Not Performed dan Task Spesific Risk Assessment LTA yang terletak pada lapis ketiga cabang utama
Supervision and Staff Performance SD5.
5.3.3 Hasil Penelitian untuk Task Spesific Risk Assessment Not Performed