Manajemen Risiko dan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 MANAJEMEN RISIKO

2.1.1 Manajemen Risiko dan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3

Menurut Soehatman Ramli 2010, tujuan upaya keselamatan dan kesehatan kerja K3 adalah untuk mencegah kecelakaan yang ditimbulkan karena adanya suatu hazard di lingkungan kerja. Untuk mencapai tujuan ini, maka pengembangan sistem manajemen K3 harus berbasis pengendalian risiko sesuai dengan sifat dan kondisi hazard yang ada. Bahkan dapat dikatakan bahwa K3 tidak diperlukan jika tidak ada sumber hazard yang harus dikelola. Keberadaan hazard dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan atau insiden yang membawa dampak terhadap manusia, peralatan, material, dan lingkungan. Risiko menggambarkan besarnya potensi hazard tersebut untuk dapat menimbulkan insiden atau cedera pada manusia yang ditentukan oleh kemungkinan dan keparahan yang diakibatkannya. Hazard dan risiko harus dikelola dan dihindari melalui manajemen K3 yang baik. Karena itu, manajemen K3 memiliki kaitan yang sangat erat dengan manajemen risiko. Manajemen risiko merupakan elemen sentral dari manajemen K3, karena memberikan arah terhadap penerapan dan pengembangan sistem manajemen K3. Sebelum mengembangkan program K3, terlebih dahulu harus diketahui risiko dan hazard yang terdapat dalam kegiatan organisasi. Selanjutnya dikembangkan program pengendalian risiko yang tepat melalui pendekatan sebagai berikut.  Manusia human approach  Teknis engineering seperti sarana, mesin, peralatan, material, atau lingkungan kerja  Sistem dan prosedur, yang berkitan dengan pengoperasian, cara kerja aman, atau sistem manajemen K3.  Proses, misalnya proses kimia atau fisis. Dari keempat aspek tersebut dikembangkan berbagai elemen implementasi yang lebih rinci sesuai kebutuhan organisasi. Untuk mengendalikan aspek manusia dilakukan upaya pendidikan, pelatihan, kompetensi, peningkatan kesadaran, cara kerja aman, dan perilaku K3. Pengendalian pada aspek sarana dikembangkan sistem rekayasa, inspeksi, kalibrasi, dan kajian K3 agar sarana dapat dioperasikan dengan selamat serta optimal. Pengendalian pada aspek proses dikembangkan identifikasi hazard dalam operasi, pemeliharaan, manajemen perubahan, keamanan operasi, serta sistem tanggap darurat. Dari aspek prosedur dikembangkan sistem dokumentasi, pengelolaan data dan informasi, pengukuran K3, tinjau ulang manajemen, dan lainnya. Semua program tersebut merupakan elemen dasar untuk mengelola risiko dan hazard yang ada dalam organisasi. Dengan demikian terlihat bahwa manajemen risiko K3 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen K3.

2.1.2 Proses Manajemen Risiko