5.3.3 Hasil Penelitian untuk Task Spesific Risk Assessment Not Performed
A. Potensi Kecelakaan Tinggi yang Tidak Teridentifikasi
High Potential Was Not Identified
Pada event ini akan dibahas dalam event ini adalah tidak teridentifikasinya potensi kecelakaan besar pada pekerjaan.
1. Tidak Diwajibkannya Analisis Pekerjaan Task Analysis Not Required
Event ini akan membahas apakah perusahaan mewajibkan pelaksanaan pre-job analysis pada setiap pekerjaan. Berdasarkan hasil analisis dokumen, JSA merupakan
salah satu persyaratan HES yang harus dilaksanakan pada operasi wellwork. Hal ini tertulis dalam buku OEMS Wellwork and Completion Tahun 2010. JSA harus
dipersiapkan dan diulas sebelum pekerjaan dimulai. JSA Hazid Hazard Identification harus digunakan dalam pelaksanaan analisis. SOP dan JSA dibahas bersamaan dalam
bentuk pre job meeting. Pre job meeting harus dilakukan setiap akan melakukan pekerjaan. JSA wajib dilakukan secara tertulis.
Informan kunci juga memberikan informasi yang serupa, bahwa pre job meeting wajib dilakukan sebelum bekerja, untuk memastikan pegawai yang terlibat dalam
pekerjaan membahas SOP dan JSA. Hal ini telah menjadi komitmen setiap pegawai yang berada di bawah Wellwork and Completion Team. Komitmen ini tertuang dalam
Safety Commitment 2011. Bentuk pre-job analysis dalam penelitian ini adalah job safety analysis JSA.
Berdasarkan hasil analisis dokumen dan wawancara dengan informan kunci, diketahui
bahwa perusahaan mengharuskan pelaksanaan dan pengulasan JSA sebelum pekerjaan dimulai.
2. Analisis Pekerjaan Task Analysis LTA
Pada event ini akan dibahas mengenai ketepatan pelaksanaan pre-job analysis jika perusahaan telah mewajibkan pelaksanaan pre-job analysis. Ketepatan pre-job
analysis ditinjau dari pengidentifikasian hazard pada tiap langkah pekerjaan. Berdasarkan hasil analisis formulir JSA ditemukan bahwa pekerjaan tidak dibagi
menjadi beberapa langkah. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.4 dan 5.6. Karena pekerjaan tidak dibagi dalam beberapa langkah, maka dapat diketahui bahwa
pelaksanaan JSA di lokasi kerja rig belum tepat. 3.
Analisis Pekerjaan yang Tidak Dibuat Task Analysis Not Made Jika perusahaan mewajibkan pre-job analysis, maka event ini akan membahas
kegagalan pre-job analysis pada sebuah pekerjaan. Terdapat empat event pada lapis bawah event Task Analysis Not Made yang harus dipertimbangkan sebagai penyebab
kegagalan pre-job analysis, yaitu: e.
Keahlian Authority LTA Event ini mencurigai bahwa kegagalan pre-job analysis disebabkan oleh
ketidakahlian analis menganalisis sebuah pekerjaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama, yaitu Bapak C dan D diketahui bahwa kru pekerjanya sudah
ahli melakukan analisis JSA sebelum pekerjaan dimulai. Bapak D menambahkan bahwa
kemampuan kru pekerja tersebut karena mereka sudah dibekali dengan training- training.
“.. sudah bisalah.. sudah mampu semua bikin JSA..” Bapak C “Oh dah paham-paham kali… sebelum kerja kan ada berbagai training.”
Bapak D Bapak WD sebagai informan kunci memberikan informasi bahwa para pekerja
memang ahli melakukan pekerjaaan di rig, namun mereka belum ahli untuk mengidentifikasi hazard di lokasi kerja. Menurut Bapak WD, rata-rata pekerja yang
mengalami accident adalah pekerja yang sudah memiliki pengalaman tiga sampai empat tahun. Para pekerja yang berpengalaman tersebut dapat dikatakan sudah mahir
melakukan pekerjaan, namun belum mahir untuk menetukan hazard walaupun mereka telah mendapatkan training.
Berdasarkan hasil analisis formulir JSA, dapat dinilai keahlian pekerja melaksanakan JSA. Dari tiga formulir JSA yang dianalisis ditemukan ketidaktepatan
dalam formulir tersebut. Baik pada pembagian langkah kerja, identifikasi hazard, maupun penentuan tindakan mitigasinya. Ketidaktepatan ini menunjukkan bahwa
pekerja belum ahli melakukan analisis keselamatan kerja. f.
Anggaran Budget LTA Event ini mencurigai bahwa kegagalan pre-job analysis disebabkan kurangnya
dana yang dianggarkan untuk pelaksanaan pre-job analysis. Berdasarkan hasil
wawancara dengan informan kunci, anggaran untuk pelaksanaan JSA tidak dianggarkan secara spesifik karena termasuk dalam anggaran program safety. Untuk masing-masing
rig, dianggarkan 400 USD hari yang sudah termasuk kedalam ODR Operation Daily Rate. Bapak WD menyatakan bahwa anggaran ini cukup untuk memenuhi kebutuhan
paper work, salah satunya membuat form JSA yang menjadi tanggung jawab masing- masing business partner.
g. Waktu Time LTA
Event ini mencurigai bahwa kegagalan pre-job analysis disebabkan masalah pada waktu pelaksanaannya. Berdasarkan hasi wawancara dengan Bapak A diketahui bahwa
JSA dibuat saat tail gate meeting dan memakan waktu sekitar 30 menit. Dalam tail gate meeting didiskusikan pekerjaan dan hazard yang ada di pekerjaan selama 12 jam untuk
hari itu. Jika ditemukan adanya hazard baru, maka para pengawas dan pekerja berkumpul lagi untuk mendiskusikannya. Bapak B dan C memberikan informasi yang
sama bahwa mereka melaksanakan JSA saat tail gate meeting yang memakan waktu sekitar 30 menit. Bapak B memberikan tambahan informasi, ia mengatakan bahwa sulit
untuk melaksanakan JSA setiap pekerjaan akan dimulai, karena pekerjaan di rig sangat banyak dan berurutan satu sama lain. Menurutnya, jika harus melaksanakan meeting
setiap pekerjaan dimulai akan menghabiskan banyak waktu. Jika memang ditemukan hazard baru, maka mereka akan berkumpul untuk membahasnya.
Bapak D memberikan informasi yang berbeda dengan informan utama lainnya. Ia mengatakan bahwa para kru pekerja selalu melakukan pre job meeting atau analisis
JSA sebelum pekerjaan dimulai. Pre job meeting dilakukan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Namun, saat pre job meeting mereka tidak langsung menuliskannya
di dalam kertas. Alasannya karena akan memakan banyak waktu untuk menulis di formulir, sementara pekerjaan yang harus mereka selesaikan cukup banyak.
Para informan pendukung, memberikan informasi yang sama bahwa pelaksanaan JSA dilakukan saat tail gate meeting. Tail gate meeting berlangsung sekitar tiga puluh
menit. Bapak AC memberikan informasi tambahan bahwa dalam tail gate meeting dibicarakan JSA untuk semua pekerjaan selama 12 jam, dan mereka baru akan
berkumpul lagi dalam bentuk pre job meeting jika ditemukan adanya hazard baru. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, tail gate meeting yang dilakukan
hanya berkisar sekitar 10 menit. Sedangkan pre job meeting dilakukan saat company service datang membantu pekerjaan di rig dalam waktu kurang dari 10 menit. Hasil
pengamatan lapangan ini berbeda dengan informasi para pekerja. Dalam OEMS Wellwork and Completion 2010, diatur bahwa persiapan dan
ulasan JSA dilaksanakan saat pre job meeting. Informasi para informan mengenai pelaksanaan JSA saat tail gate meeting, menunjukkan perbedaan dengan ketentuan
perusahaan. Hal ini juga terbukti dalam pengamatan lapangan, bahwa pre job meeting jarang dilakukan. Pengawas dan kru kerja lebih sering melaksanakan pekerjaan saat tail
gate meeting.
h. Keputusan Pengawas Supervisor Judgement LTA
Event ini mencurigai bahwa kegagalan pre-job analysis disebabkan oleh ketidatepatan pengawas mengambil keputusan dalam pelaksanaan pre-job analysis.
Ketidaktepatan pengawas dalam penelitian ini, terbukti dari hasil pengamatan lapangan. Diketahui bahwa banyak pekerjaan yang dimulai tanpa pre job meeting dan pembahasan
SOPJSA. Ditemukan juga pekerjaan yang dianalisis JSA oleh clerk, bukan dianalisis oleh pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan. Dari tiga formulir JSA yang dianalisis,
ditemukan ketidaktepatan pada setiap langkah pelaksanaannya, baik pada pembagian langkah kerja, pengidentifikasian hazard, dan penentuan tindakan mitigasinya. Maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawas tidak tegas dalam mengawasi pelaksanaan JSA di lokasi kerja.
Ada satu kondisi yang pernah dihadapi peneliti ketika mengikuti kegiatan di rig yaitu keheranan pekerja dari business partner lain saat WSM memintanya untuk
memberikan formulir JSA. Pekerja tersebut tampak terheran-heran dan mengatakan bahwa WSM tidak biasa meminta formulir JSA kepadanya. Pekerja tersebut lalu pergi
dan kembali lagi membawa SOP pekerjaan, bukan JSA yang diinginkan. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa para pengawas tidak tegas mengawasi pelaksanaan JSA di
lokasi kerja rig. Hal ini akan membuat pekerja beranggapan bahwa JSA tidak terlalu penting.
B. Potensi Kecelakaan Rendah