76
Tabel 4.16 Hasil Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
836.414 3
278.805 8.286
.000
a
Residual 3230.096
96 33.647
Total 4066.510
99 a. Predictors: Constant, motivasi kerja, kepuasan kerja, kepemimpinan
b. Dependent Variable: kinerja auditor
Sumber: Data primer yang diolah 2010
Hipotesis 1: Pengaruh kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja terhadap kinerja auditor.
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.16 nilai F diperoleh sebesar 8.286 dengan tingkat signifikansi 0.000. Karena tingkat signifikansi lebih
kecil dari 0.05 maka H
a1
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap kinerja auditor.
c. Hasil Uji t
Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 4.17, jika nilai probability t lebih kecil dari 0.05 maka H
a
diterima dan menolak H
0,
sedangkan jika nilai probability
t lebih besar dari 0.05 maka H diterima dan menolak H
a.
77
Tabel 4.17 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant 26.038
6.720 3.875
.000 kepemimpinan
.357 .093
.361 3.831
.000 kepuasan kerja
.197 .082
.222 2.397
.018 motivasi kerja
.208 .110
.175 2.181
.023 a. Dependent Variable: kinerja auditor
Sumber: Data primer yang diolah 2010
Hipotesis 2: Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja auditor.
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel kepemimpinan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.000. Hal ini berarti menerima H
a2
sehingga dapat dikatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor karena tingkat signifikansi yang dimiliki
variabel kepemimpinan lebih kecil dari 0.05.
Hipotesis 3: Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja auditor.
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel kepemimpinan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.018. Hal ini berarti menerima H
a3
sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor karena tingkat signifikansi yang dimiliki
variabel kepuasan kerja lebih kecil dari 0.05.
Hipotesis 4: Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja auditor.
Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel motivasi kerja mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.023. Hal ini berarti menerima H
a4
sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja auditor karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel motivasi kerja lebih kecil dari 0.05.
Berdasarkan tabel 4.17, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut
Y = 26.038 + 0.375 X
1
+ 0.197X
2
+ 0.208X
3
+ e
Dimana: Y = Kinerja Auditor
X
1
= Kepemimpinan X
2
= Kepuasan Kerja X
3
= Motivasi Kerja e = Error
Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta sebesar 26.038. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel kepemimpinan, kepuasan
kerja, dan motivasi kerja dianggap konstan, maka kinerja auditor akan konstan sebesar 26.038.
Koefisien regresi pada variabel kepemimpinan sebesar 0.357, hal ini berarti jika variabel kepemimpinan bertambah satu satuan maka variabel
kinerja auditor akan bertambah sebesar 0.357. Koefisien regresi pada variabel kepuasan kerja sebesar 0.197, hal ini berarti jika variabel kepuasan
kerja bertambah satu satuan maka variabel kinerja auditor akan bertambah sebesar 0.197. Koefisien regresi pada variabel motivasi kerja sebesar 0.208,
78
79
hal ini berarti jika variabel motivasi kerja bertambah satu satuan maka variabel kinerja auditor akan berkurang sebesar 0.208.
C. Pembahasan
1. Pengaruh kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja terhadap kinerja auditor.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kepemimpinan, kepuasan kerja, da motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.
Kinerja auditor merupakan hasil pelaksanaan suatu pekerjaan yang dicapai oleh seorang auditor dalam melaksanakn tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas,
kualitas, dan ketepatan waktu. Hal ini akan dipengaruhi leh beberapa faktr yang mendukung diantaranya adalah kepemimpinan, kepuasan kerja, dan
motivasi kerja. Hal tersebut diatas berkaitan dengan teori yang dikatakan oleh Trisnaningsih 2003 yang mengemukakan bahwa kinerja auditor
sebagai evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh atasan, rekan kerja, diri sendiri, dan bawahan langsung. Suatu hasil karya yang dicapai
oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan
kesungguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu. Kinerja dapat diukur melalui pengukuran
80
tertentu, dimana kualitas berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan, sedangkan kualitas adalah jumlah hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun
waktu tertentu, dan ketepatan waktu adalah kesesuaian waktu yang telah direncanakan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wibowo 2009, Biatna 2008 dan juga Trisnaningsih S. 2003.
2. Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja auditor. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja auditor. Hal tersebut berarti semakin baik cara memimpin seorang pimpinan dimana auditor bekerja maka akan semakin
mempengaruhi kinerja auditor. Sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja auditor, bahwa seorang
auditor yang dipimpin oleh seorang pimpinan yang memiliki cara memimpin dengan baik dan disukai oleh bawahannya maka dia akan
merasa senang dalam bekerja sehingga kinerjanya akan meningkat. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo
2009. 3. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja auditor.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Kepuasan kerja merupakan suatu
tingkatan perasaan yang positifnegatif tentang aspek dari pekerjaan, situasi kerja, dan hubungan dengan rekan sekerja. Kepuasan kerja