Kebutuhan Informasi Mahasiswa Pendidikan Ners (Coass) Fkep-USU Dalam Memenuhi Tugas Laporan Pasien.

(1)

KEBUTUHAN INFORMASI MAHASISWA PENDIDIKAN NERS (COASS) FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA UNTUK MEMBUAT TUGAS LAPORAN PASIEN Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi

OLEH

ARDHA ORIZA SWENY 060709002

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Sweny, Ardha Oriza, 2010. Kebutuhan Informasi Mahasiswa Pendidikan Ners (Coass) Fkep-USU Dalam Memenuhi Tugas Laporan Pasien. Medan: Program Studi Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan informasi dan sumber-sumber informasi yang dipilih, serta digunakan oleh Mahasiswa Pendidikan Ners (Coass) dalam membuat laporan penyakit pasien.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan USU yang sedang mengambil pendidikan Profesi Ners atau mahasiswa keperawatan yang sedang coass. Populasi penelitian ini sebanyak 84 orang. Sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu mengambil seluruh populasi menjadi sampel. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Mei-06 Juni 2010.

Hasil analisis menunjukkan bahwa kebutuhan informasi dalam memenuhi tugas laporan kasus pasien dapat diperoleh dari perpustakaan karena pada umumnya responden (91,7%) mengatakan bahwa koleksi yang tersedia di perpustakaan sesuai dengan kebutuhannya, dan sebagian lagi diperoleh dari luar perpustakaan seperti internet (79,8%). Sumber informasi yang sering digunakan ialah buku (45,2%) dan laporan penelitian (33,3%).


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta Maha Pemurah atas segala rahmat, kasih dan penyertaan-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesikan penulisan skripsi dengan judul “Kebutuhan Informasi Mahasiswa Pendidikan Ners (Coass) Fkep-USU Dalam Memenuhi Tugas Laporan Pasien”. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini

Penulis mengucapkan terima kasih yang teristimewa dan sebesar-besarnya kepada Ayahanda Jhon H. Ht. Barat dan Ibunda tercinta Maryam Br. Pasaribu, Kakanda Yesrizon Ht. Barat, Wisri Ht. Barat, SE dan adik Monthana Ht. Barat, Zorro Ht. Barat atas segala doa, dukungan dan kasih sayang serta pengorbanan selama ini kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini dapat selesai karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu secara moral maupun material. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof., Syaifuddin, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si, selaku Ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syakirin Pangaribuan, SH, selaku dosen pembimbing I yang telah membantu membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos. selaku dosen pembimbing II yang telah membantu membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(4)

5. Seluruh Staff pengajar Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah banyak memberikan ilmu dibidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi bagi penulis.

6. Kepada staff pegawai Program Studi Perpustakaan dan Informasi (B’Yudi) yang telah membantu dalam megurus surat-surat yang berhubungan dengan penyusunan skripsi.

7. Kepada staff Fakultas Keperawatan USU yang telah banyak memberikan data dan informasi yang dibutuhkan penulis selama penulisan skripsi ini.

8. Buat Keluarga Besar Op.Yes Ht.Barat dan Op. Anton Pasaribu, terima kasih atas segala doa dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis.

9. Buat teman kos 15 L (k’tina, k’kitty, k’lenny, k’ika, siska, novel dan sahabat terdekat penulis Teresia, Susi, Hetli, dan leo terimakasih atas dukungan yang telah diberikan selama penulisan skripsi ini.

10.Rekan-rekan angkatan 2006 Prodi Ilmu Perpustakaan dan Informasi khususnya siska, elis, abang apri, tata, dan tina hite terimakasih atas kerjasama dan dukungan semangat dan doa sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

11.Buat seluruh mahasiswa Program Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan USU, khususnya k’Eva S.Kep, Friska S.Kep, dan Bang Juprianto S.Kep yang telah membantu penulis dalam membagikan kuesioner dan memberikan waktunya mengisi kuisioner penelitian ini.

Medan, 19 Juni 2010 Penulis

Ardha Oriza Sweny 060709002


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kebutuhan Informasi ... 6

2.1.1 Pengertian Kebutuhan Informasi ... 6

2.1.2 Identifikasi Kebutuhan Informasi ... 8

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi Pengguna ... 10

2.3 Karakteristik Kebutuhan Informasi ... 11

2.4 Ketersediaan Koleksi Perpustakaan ... 14

2.5 Jenis Layanan Perpustakaan... 15

2.6 Jenis-jenis Sumber Informasi yang Digunakan ... 16

2.7 Pendidikan Ners ... 19

2.7.1 Profesi Ners ... 19

2.7.2 Laporan Kasus Pasien ... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Lokasi Penelitian ... 24

3.3 Populasi dan Sampel ... 24

3.3.1 Populasi ... 24

3.3.2 Sampel ... 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 25

3.6 Instrumen Penelitian ... 25

3.6.1 Kuesioner... 26

3.6.2 Kisi-kisi Kuesioner ... 26

3.7 Analisis Data ... 27


(6)

4.1 Karakteristik Responden ... 28

4.2 Analisis Deskriptif ... 28

4.2.1 Identifikasi Kebutuhan Informasi dan Ketersediaan Koleksi Perpustakaan ... 28

4.2.1.1 Pemanfaatan informasi ... ... 28

4.2.1.2 Kesesuaian Koleksi dengan Kebutuhan Informasi Mahasiswa... 30

4.2.1.3 Cara Responden Melihat Informasi ... 31

4.2.2 Faktor dan Karakteristik Kebutuhan Informasi serta Layanan Perpustakaan ... 32

4.2.2.1 Faktor yang Mempengaruhi dalam Memperoleh Informasi ... 32

4.2.2.2 Hambatan dalam Pencarian Informasi ... 33

4.2.2.3 Tindakan dalam Mendapatkan Informasi ... 35

4.2.2.4 Penggunaan Layanan Perpustakaan Universitas dan Perpustakaan Fakultas ... 36

4.2.3 Sumber Informasi ... 37

4.2.3.1 Jenis-jenis Sumber Informasi ... 37

4.2.3.2 Waktu yang Diperlukan dalam Memperoleh Informasi .... 39

4.2.3.3 Sarana untuk Memperoleh Informasi ... 40

4.2.3.4 Langkah-langkah Memperoleh Informasi ... 41

4.2.3.5 Media Informasi yang Digunakan ... 42

4.2.4 Kebutuhan Informasi Profesi Keperawatan ... 44

BAB V K ES I M PU L A N D A N SA R A N 5.1 Kesimpulan ... 45

5.2 Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47 LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Manfaat Informasi ... 28

Tabel 2: Cara memanfaatkan informasi ... 29

Tabel 3: Kesesuaian Koleksi di Perpustakaan dengan Kebutuhan Informasi Pengguna ... 30

Tabel 4: Kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan pencarian informasi ... 31

Tabel 5: Cara melihat informasi ... 31

Tabel 6: Faktor yang mempengaruhi dalam memperolehh informasi ... 32

Tabel 7: Hambatan dalam pencarian informasi ... 33

Tabel 8: Cara mengatasi hambatan ... 34

Tabel 9: Tindakan dalam mendapatkan informasi ... 35

Tabel 10: Layanan perpustakaan ... 36

Tabel 11: Jenis sumber informasi yang digunakan ... 37

Tabel 12: Alat untuk memantau perkembangan informasi pasien ... 38

Tabel 13: Waktu memperoleh informasi... 39

Tabel 14: Cara memperoleh sumber informasi ... 40

Tabel 15: Langkah-langkah dalam memperoleh informasi ... 41

Tabel 16: Cara memperoleh sumber informasi selain perpustakaan USU ... 42

Tabel 17: Media informasi yang digunakan ... 43


(8)

DAFTAR GAMBAR


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner... 48 Lampiran 2: Gambaran Umum Fakultas Keperawatan USU ... 53 Lampiran 3: Tabel Tabulasi Jawaban Responden ... 61


(10)

ABSTRAK

Sweny, Ardha Oriza, 2010. Kebutuhan Informasi Mahasiswa Pendidikan Ners (Coass) Fkep-USU Dalam Memenuhi Tugas Laporan Pasien. Medan: Program Studi Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan informasi dan sumber-sumber informasi yang dipilih, serta digunakan oleh Mahasiswa Pendidikan Ners (Coass) dalam membuat laporan penyakit pasien.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan USU yang sedang mengambil pendidikan Profesi Ners atau mahasiswa keperawatan yang sedang coass. Populasi penelitian ini sebanyak 84 orang. Sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu mengambil seluruh populasi menjadi sampel. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Mei-06 Juni 2010.

Hasil analisis menunjukkan bahwa kebutuhan informasi dalam memenuhi tugas laporan kasus pasien dapat diperoleh dari perpustakaan karena pada umumnya responden (91,7%) mengatakan bahwa koleksi yang tersedia di perpustakaan sesuai dengan kebutuhannya, dan sebagian lagi diperoleh dari luar perpustakaan seperti internet (79,8%). Sumber informasi yang sering digunakan ialah buku (45,2%) dan laporan penelitian (33,3%).


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan sejak dahulu telah berkembang. Perkembangan informasi itu dipengaruhi oleh kebutuhan kognitif manusia yang erat kaitannya dengan kebutuhan untuk memperkuat maupun menambah informasi, pengetahuan, dan pemahaman tentang lingkungannya, yang didasarkan pada keinginan untuk memahami lingkungan itu sendiri, seperti pada lingkungan pekerjaan.

Pengguna perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasinya tidak hanya menggunakan jasa perpustakaan saja. Tetapi saat ini pengguna perpustakaan lebih banyak memilih menggunakan layanan internet dalam mencari informasi untuk memenuhan kebutuhan informasinya. Internet menjadi sasaran utama bagi pencari informasi karena dengan menggunakan internet pengguna dapat mengakses informasi secara cepat dan tepat tanpa harus membuang-buang waktu. Sehingga demi mewujudkan keinginan penggunanya perpustakaan harus memiliki layanan internet agar dapat memenuhi kebutuhan para penggunanya. Untuk itu perpustakaan harus mampu mengikuti perkembangan teknologi dengan menyediakan fasilitas internet kepada pengguna perpustakaan.

Informasi yang diterima pemakai akan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Oleh sebab itu jasa layanan informasi perlu memperhatikan kebutuhan penggunanya. Dalam hal ini, bidang jasa informasi dan perpustakaan sebagai sarana layanan informasi juga ikut berpengaruh. Misalnya dalam pengemasan informasi bukan hanya dalam bentuk tercetak saja, tetapi pengemasan informasi dalam bentuk elektronik juga sudah banyak ditemukan salah satunya adalah internet. Dimana melalui internet pengguna dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber dengan berbagai kemudahan yaitu dengan menggunakan internet maka pengguna dapat menjelajahi berbagai informasi yang ada di dunia ini tanpa batas. Salah satu keuntungan internet yang


(12)

sangat diminati dewasa ini adalah tersedianya layanan penelusuran terhadap informasi-informasi ilmiah yang terdapat pada jurnal-jurnal elektronik.

Mahasiswa keperawatan sebagai masyarakat informasi memiliki kebutuhan utama untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan sebagai penunjang berbagai aktivitas keseharian maupun tuntutan-tuntutan yang lain. Kebutuhan akan informasi dirasakan akan terus bertambah bagi seseorang setiap kali ia selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap sesuatu. Rasa ingin tahu timbul ketika seseorang ingin menambah daftar panjang khasanah pengetahuannya. Dari keterangan di atas dapat diperjelas oleh Wersig dalam Harisanty (2007:1) bahwa ”kebutuhan informasi didorong oleh a problematic situation dimana seseorang merasa harus memperoleh masukan dari sumber-sumber di luar dirinya”.

Mahasiswa Pendidikan Ners juga telah merasakan dimana mereka dapat menemukan informasi yang mereka butuhkan dengan cepat dan tepat. Dengan menggunakan internet yang ada di perpustakaan maupun di luar perpustakaan. Hal ini jika sumber informasi yang ada di perpustakaan tidak dapat menyediakan informasi yang mereka inginkan. Dimana jam buka perpustakaan sering bersamaan dengan jam dinas/praktik mahasiswa, sehingga mahasiswa tidak dapat berkunjung ke perpustakaan dan mereka menggunakan internet dalam mencari dan menemukan informasi yang mereka butuhkan.

Mahasiswa Pendidikan Ners FKep-USU diharapkan mampu memberikan pelayanan keperawatan berdasarkan kiat dan ilmu pengetahuan serta teknologi keperawatan, menggunakan pendekatan metodologi keperawatan dan berlandaskan etika keperawatan. Proses pembelajaran menunjukkan adanya kontinuitas antara teori dan praktik yang didapatkan melalui pengalaman belajar di lahan praktik yang mendukung pertumbuhan dan pembinaan kemampuan profesional. Kegiatan di lahan praktik memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mampu menerapkan asuhan keperawatan yang dipelajari pada tahap pendidikan sebelumnya dengan sikap dan keterampilan profesional. Menurut Schweek dalam Buku Panduan Program Pendidikan Profesi Ners Edisi V (2010: 1) mengatakan: “Praktik klinik merupakan the heart of the total curriculum


(13)

adalah bagaimana proses pembelajaran dikelola di lahan praktik. Untuk itu perlu disiapkan panduan pembelajaran klinik bagi mahasiswa dan juga bagi dosen pembimbing klinik dan preseptor sehingga asuhan keperawatan yang menitikberatkan pada kualitas melalui terciptanya suatu lingkungan belajar yang sarat dengan model peran (role model) dapat diwujudkan.

Mahasiswa melaksanakan praktik Program Pendidikan Profesi Ners di rumah sakit umum pemerintah/swasta, klinik bersalin, rumah sakit jiwa, puskesmas, wilayah binaan, panti sosial, serta panti werda melalui pelayanan sampai masalah yang kompleks secara tuntas melalui pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan sesuai dengan batas kewenangan, tanggung jawab, dan kemampuan melandaskan kiat dan ilmu serta etika profesi keperawatan. Dalam Buku Panduan Program Pendidikan Profesi Ners Edisi V (2010:6) mengatakan bahwa bidang keilmuan keperawatan itu dibagi dalam sembilan bagian yaitu:

“Bidang keperawatan; (1) Keperawatan Medikal Bedah; (2) Keperawatan Maternitas; (3) Keperawatan Anak; (4) Keperawatan Jiwa; (5) Keperawatan komunitas; (6) Keperawatan Keluarga; (7) Keperawatan Gerontik; (8) Manajemen Keperawatan; dan (9) Keperawatan Gawat Darurat”

Mahasiswa dituntut untuk dapat menguasai seluruh bidang keperawatan tersebut, sehingga untuk memenuhi tuntutan tersebut mahasiswa harus mencari dan menemukan informasi yang berhubungan dengan bidang-bidang tersebut. Sehingga membutuhkan informasi yang akurat. Setiap mahasiswa yang sedang

coass juga diwajibkan mengikuti visit yang dilakukan oleh dokter di bagian

tempatnya stase, kemudian juga diwajibkan untuk mengikuti kegiatan ilmiah.

Coass juga membuat referat atau makalah tinjauan kepustakaan dan laporan kasus

sebagai syarat untuk dapat mengikuti evaluasi atau ujian dibagian tersebut.

Penelitian ini dilakukan untuk memberi gambaran apakah sumber informasi dan jasa layanan yang ada di perpustakaan FKep-USU dan perpustakaan Universitas Sumatera Utara sudah membantu dalam memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa Pendidikan Profesi Ners (Coass). Sumber


(14)

informasi apa saja yang akan mereka gunakan, dan bagaimana upaya pencarian informasi yang dilakukan.

Latar belakang penulis memilih judul Kebutuhan Informasi

Mahasiswa Pendidikan Ners (Coass) Fkep-USU Dalam Memenuhi Tugas Laporan Pasien adalah karena penulis ingin mengetahui bagaimana mahasiswa

Keperawatan yang sedang coass dalam memenuhi kebutuhan informasinya, cara memperoleh informasi yang mereka butuhkan. Maka untuk mengetahui hal tersebut dilakukan penelitian terhadap Mahasiswa Pendidikan Ners yang sedang

coass sebagai objek penelitian mengenai kebutuhan informasi.

1.2 Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini ialah sebagai berikut:

a. Apa sajakah kebutuhan informasi Mahasiswa Pendidikan Ners (Coass) dalam Memenuhi Tugas Laporan Pasien?

b. Sumber-sumber informasi apa saja yang dipilih dan digunakan Mahasiswa Pendidikan Ners (Coass) dalam Memenuhi Tugas Laporan Pasien?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah.

a. Untuk mengetahui kebutuhan informasi Mahasiswa Pendidikan Ners (Coass) dalam membuat laporan penyakit pasien.

b. Untuk mengetahui sumber-sumber informasi yang dipilih dan digunakan Mahasiswa Pendidikan Ners (Coass) dalam membuat laporan penyakit pasien.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah

a. Untuk pembaca yaitu dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk membahas masalah penelitian yang sama dan menambah pengetahuan pembaca mengenai kebutuhan informasi.


(15)

b. Untuk menambah ilmu pengetahuan penulis mengenai kebutuhan informasi Mahasiswa Pendidikan Ners (Coass) dalam Memenuhi Tugas Laporan Pasien.

c. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan kajian pengguna tentang kebutuhan informasi

Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners yang sedang Coass yang mencakup menentukan informasi yang dibutuhkan, dan mengevaluasi informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien, serta sumber informasi yang digunakan oleh mahasiswa.


(16)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Kebutuhan Informasi

2.1.1 Pengertian Kebutuhan Informasi

Informasi di era globalisasi seperti sekarang ini telah menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Pemanfaatannya telah merambah ke seluruh aspek kehidupan tidak terkecuali dibidang perpustakaan. Krikelas dalam Pasya (2009:6) mendefinisikan “kebutuhan informasi sebagai pengakuan seseorang atas adanya ketidakpastian dalam dirinya”. Dalam kehidupan yang nyata kebutuhan informasi (information needs) sama dengan keinginan informasi (information

wants), namun pada umumnya ada kendala seperti ketiadaan waktu, kemampuan,

biaya, faktor fisik, dan faktor individu lainnya, yang menyebabkan tidak semua kebutuhan informasi menjadi keinginan informasi. Jika seseorang sudah yakin bahwa sesuatu informasi benar-benar diinginkan, maka keinginan informasi akan berubah menjadi permintaan informasi (information demands) (Purnomowati, 2008:1).

Kuhlthau dalam Budiyanto (2000:13) menyatakan bahwa kebutuhan informasi muncul akibat kesenjangan pengetahuan yang ada dalam diri seseorang dengan kebutuhan informasi yang diperlukan. Hal yang sama juga disampaikan oleh Belkin dalam Handajani (2004:14) bahwa kebutuhan informasi timbul ketika seseorang menyadari adanya kesenjangan antara pengetahuan dengan keinginan untuk memecahkan masalah yang terasa ganjil. Dari kedua definisi di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa kebutuhan informasi itu timbul ketika seseorang itu mendapat masalah sehingga membutuhkan informasi yang dapat memberikan solusi dalam menyelesaikan masalah yang terasa ganjil.

Banyaknya informasi yang beredar saat ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Yang dikenal sebagai masyarakat informasi, dimana pada masyarakat ini standar hidup, bentuk pekerjaan dan sistem pendidikan dipengaruhi oleh informasi. Dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka diperlukan informasi. Berdasarkan beberapa pendapat tentang


(17)

kebutuhan informasi, maka kondisi yang menyebabkan munculnya kebutuhan informasi adalah pada saat seseorang menemui suatu masalah yang belum dapat dicari solusinya secara pribadi, sehingga ia memerlukan informasi dari sumber-sumber di luar dirinya.

Kebutuhan informasi menurut Katz dalam Yulianah (2009:14) mengatakan bahwa kebutuhan informasi dapat dilihat dari berbagai bentuk kebutuhannya yaitu:

- Kebutuhan kognitif (cognitive needs), yaitu kebutuhan yang berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang akan lingkungannya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan menguasai lingkungannya. Disamping itu kebutuhan ini dapat memberikan kepuasan atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan seseorang.

- Kebutuhan afektif (affective needs), yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan penguatan estetis, hal yang dapat menyenangkan dan pengalaman-pengalaman emosional. Berbagai media sering dijadikan sebagai alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan seperti media elektronik.

- Kebutuhan integrasi personal (personal integrative needs), yaitu kebutuhan yang sering dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individu. Kebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri.

- Kebutuhan integrasi sosial (social integrative needs), yaitu kebutuhan yang dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan keluarga, teman dan orang lain di dunia. Kebutuhan ini didasari oleh hasrat seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang lain.

- Kebutuhan berkhayal (escapist needs), yaitu kebutuhan individu dikaitkan dengan kebutuhan–kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan (diversion).

Wilson (2006: 663) membagi kebutuhan informasi kedalam tiga bagian yaitu (1) Kebutuhan fisiologis (Physiological needs), seperti kebutuhan makanan,

air, tempat tinggal,dll.

(2) Kebutuhan afektif (Affective needs) (kadang-kadang psikolog mengatakannya sebagai kebutuhan emosional), kebutuhan untuk pencapaian, untuk dominasi,dlll

(3) Kebutuhan kognitif (Cognitive needs), seperti untuk merencanakan, untuk mempelajari suatu keterampilan.


(18)

Berdasarkan kedua pendapat di atas dinyatakan bahwa kebutuhan informasi erat kaitannya dengan aktivitas sehari-hari manusia dilihat dari berbagai segi seperti kebutuhan fisiologi, emosi, kognitif, pekerjaan, disiplin ilmu, jabatan, dan lain-lain. Dimana setiap kegiatan memiliki satu keterikatan. Walaupun Kebutuhan setiap manusia tidak lepas dari berbagai kebutuhan di atas sehingga manusia cenderung mencari informasi yang dibutuhkannya dengan berbagai cara yang berbeda-beda dengan tujuan agar setiap informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat, dan tepat.

Menetapkan kebutuhan informasi bagi pengguna suatu perpustakaan merupakan fenomena yang rumit, karena perpustakaan melayani komunitas yang terdiri atas individu-individu pemakai yang memiliki kebutuhan yang beragam. Bahkan pemakai sendiri mengalami kesulitan mengungkapkan dan mendefinisikan informasi mereka. Oleh karena itu prosedur pengumpulan data yang komprehensif perlu dilakukan untuk mengetahui kebutuhan informasi oleh suatu kelompok pemakai.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi adalah pernyataan seseorang atas adanya ketidakcocokan antara tingkat kepastiannya dengan obyek lingkungan yang sedang dihadapinya. Atau dengan kata lain bahwa kebutuhan informasi ini muncul pada saat seseorang mulai menganggap bahwa keadaan pengetahuan yang ia miliki saat itu kurang dari yang dibutuhkannya untuk menyelesaikan suatu masalah.

2.1.2 Identifikasi Kebutuhan Informasi

Identifikasi kebutuhan informasi merupakan langkah awal dalam menentukan jenis informasi apa yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna akan tergantung pada keberhasilan dalam melakukan identifikasi kebutuhan informasi. Identifikasi kebutuhan informasi yang tidak tepat akan menghasilkan informasi yang tidak berguna.

Menurut Sankarto (2008:10) Identifikasi kebutuhan informasi adalah ”sebuah proses untuk mendapatkan informasi yang sesuai kebutuhan dan


(19)

diinginkan pengguna”. Dalam proses identifikasi kedua belah pihak yaitu pihak pengguna informasi dan pihak penyedia informasi terlibat aktif pada tahap ini. Informasi yang diperoleh dari pengguna menjadi acuan bagi penyedia informasi sebagai bahan pertimbangan menyediakan informasi yang tepat. Tiga faktor yang harus dipenuhi ketika melakukan identifikasi kebutuhan informasi yaitu lengkap, detail, dan benar. Lengkap, artinya semua informasi yang diharapkan pengguna didapatkan oleh pihak yang melakukan identifikasi. Detail, adalah informasi yang terkumpul terinci sampai hal-hal yang kecil. Benar, yaitu semua data yang diperoleh harus benar, bukan benar menurut identifikator tetapi benar dan sesuai dengan apa yang dimaksud pengguna (Sankarto, 2008: 10).

Pengidentifikasian kebutuhan informasi pada dasarnya merupakan suatu proses penyelidikan. Dari sebuah penyelidikan akan dihimpun dan diidentifikasi data utama dan data tambahannya. Dalam proses identifikasi kebutuhan informasi, sumber data utama adalah perilaku berupa kata-kata dan tindakan pengguna. Sedangkan data lainnya berupa tertulis, foto, dan statistik adalah data tambahan.

Prawati dalam Ishak (2006:92) menyatakan bahwa untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan

a). Current approach, yaitu memperhatikan kebutuhan pengguna terhadap informasi mutakhir, b). Everyday approach, yaitu kebutuhan pengguna terhadap informasi sehari-hari, c). Exhaustive approach, yaitu kebutuhan pengguna terhadap informasi secara menyeluruh, dan yang terakhir d).

Cathing-up approach, yaitu kebutuhan pengguna terhadap informasi yang

cepat dan singkat.

Pengguna harus dapat memperhatikan informasi yang bagaimana yang dibutuhkannya misalnya informasi yang mutakhir yang dapat memenuhi kebutuhan informasinya sehari-hari dan dapat diperoleh dengan cepat dan singkat tanpa menggunakan proses yang panjang.

Untuk mendukung pernyataan di atas, Chowdhury dalam Handajani (2004:16) juga mengemukakan pendapatnya mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan identifikasi kebutuhan informasi yaitu:

(a) Kebutuhan informasi adalah konsep yang relatif ; (b) Kebutuhan informasi berubah setiap saat; (c) Kebutuhan informasi berbeda-beda dari satu orang dengan orang lain; (d) Kebutuhan informasi tergantung dari


(20)

lingkungan dimana orang tersebut berada; (e) Mengukur kebutuhan informasi adalah hal yang sulit; dan (f) Kebutuhan informasi sering sekali diperlukan dalam waktu yang cepat.

Berdasarkan pernyataan Chowdhury di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kebutuhan informasi setiap orang berbeda-beda sesuai dengan individu dan lingkungannya.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi Pengguna

Setiap orang memiliki kebutuhan informasi yang berbeda-beda dan perbedaan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu menurut Crawford dalam Handajani (2004:16) kebutuhan informasi seseorang tergantung dari:

kegiatan pekerjaan, disiplin ilmu, tersedianya berbagai fasilitas, jenjang jabatan individu, faktor motivasi terhadap kebutuhan informasi, kebutuhan untuk mengambil keputusan, kebutuhan untuk mencari gagasan baru, kebutuhan untuk memberikan kontribusi profesional, dan kebutuhan untuk melakukan penemuan baru.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Wilson dalam Ishak (2006:93) yaitu bahwa “kebutuhan informasi berkaitan erat dengan masalah yang dihadapi, kesenjangan dan ketidak-berdayaan seseorang dalam mendapatkan sumber informasi”.

Kebutuhan informasi juga dapat dikaitkan dengan lingkungan seseorang (person’s environment), peran sosial yang disandang (social roles), dan personal. Salah satu kebutuhan terbesar manusia adalah memenuhi kebutuhan kognitifnya seperti yang telah diutarakan oleh Wilson (2006:663) sebelumnya. Kebutuhan ini berkaitan erat dengan motif seseorang untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungannya. Lingkungan memiliki andil besar dalam membentuk perilaku yang ditunjukkan oleh seorang individu. Manusia secara adaptif membentuk perilaku mereka berdasarkan lingkungan informasinya (information environments), demikian juga sebaliknya, lingkungan informasi juga dibentuk oleh manusia. Sehingga tidak mengherankan jika alat yang digunakan dalam penemuan informasi masyarakat pun banyak diadaptasi dari fluktuasi informasi yang terjadi dalam lingkungan. Sedangkan


(21)

konteks kebutuhan informasi terkait peran sosial (social roles) memiliki hubungan erat dengan teori peran (role theory).

Konteks kebutuhan informasi yang terakhir menurut Wilson (2006:663) adalah kebutuhan terkait dengan karakteristik personal (individual characteristics). Kebutuhan ini berkaitan erat dengan pemenuhan faktor-faktor kognitif, afektif, serta kebutuhan untuk memperoleh hiburan (escapist needs).

2.3 Karakteristik Kebutuhan Informasi

Menurut Nicholas dalam Ishak (2006:94), ia menyatakan bahwa ada sebelas kerakteristik kebutuhan informasi yang dapat menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Pokok Masalah (Subject)

Aspek ini merupakan suatu karakteristik kebutuhan informasi yang paling jelas terlihat, dimana di dalamnya terdapat tiga aspek yang perlu dipertimbangkan dalam menguraikan pokok masalah yaitu antara lain: 1). Berapa banyak pokok masalah yang terkandung dalam sebuah 2). Seberapa jauh kedalaman pokok masalah tersebut, dan

3). Apakah terdapat masalah dalam menentukan subjek yang lebih rinci. b. Fungsi (Function)

Setiap pemakai memiliki fungsi yang berbeda antara satu pemakai dengan pemakai lainnya dalam menggunakan informasi yang digunakan tergantung dari jenis kegiatan dan hasil dari kegiatan pemakai. Kebutuhan pengguna akan informasi bertujuan untuk memenuhi lima fungsi pokok, antara lain:

1). Fungsi temuan (fact-finding)

2). Fungsi aktualisasi (current awareness) 3). Fungsi penelitian (research)

4). Fungsi penyegaran (briefing; dan 5). Fungsi pendorong (stimulus)


(22)

c. Sifat (Nature)

Sifat informasi menurut ciri esensial yaitu: berubah pada periode tertentu, dan perbedaan kebutuhan informasi antara satu orang dengan orang yang lain.

d. Tingkat Intelektual (Intelectual Level)

Kemampuan seseorang dalam memahami informasi itu cenderung berbeda, sehingga pengguna memiliki tingkat intelektualitas dalam melakukan proses pemahaman tersebut secara efektif dengan persyaratan keluasan pengetahuan minimum atau tingkat kecerdasan tertentu.

e. Titik Pandang (View Point)

Ilmu sosial menuangkan informasi dengan menggunakan titik pandang tertentu berdasarkan kategori pemikiran, orientasi politik, pendekatan positif-negatif, dan orientasi disiplin ilmu.

f. Kuantitas (Quantity)

Setiap pengguna membutuhkan informasi dalam jumlah dan kuantitas yang berbeda-beda dalam memenuhi keperluan pekerjaan dan dalam memecahkan setiap permasalahan. Sehingga pengguna mampu membatasi kebutuhan terhadap informasinya. Dan jumlah informasi yang di butuhkan tergantung pada sifat individu pengguna, dimana pengguna dianggap mampu membatasi kebutuhannya terhadap informasi.

g. Kualitas (Quality)

Kualitas kebutuhan informasi tergantung terhadap kesesuaian pokok masalah dengan informasi yang di butuhkan oleh pengguna. Sehingga pemilihan kebutuhan informasi berdasarkan kualitas secara tepat sangat di perlukan pemahaman yang mendalam terhadap pengguna informasi. h. Batas Waktu Informasi (Date)

Batas waktu informasi berkaitan dengan seberapa lama masa informasi lampau yang di perlukan? dan seberapa baru informasi yang di peroleh?. Dimana informasi pada setiap disiplin ilmu yang ada memiliki umur penyimpanan berkas informasi yang berbeda-beda.


(23)

i. Kecepatan Pengiriman (Speed of Delivery)

Setiap informasi di upayakan agar cepat sampai kepada penggunanya artinya informasi yang ada itu harus selalu up-to-date.

j. Tempat Asal Publikasi (Place)

Tempat asal publikasi ini dapat menjadi masalah bagi para pengguna dikarenakan pokok masalah dalam informasi, posisi sipengguna, dan kelancaran bahasa.

k. Pemrosesan dan Pengemasan (Processing and Packaging)

Pemrosesan berhubungan dengan cara penyajian informasi dari pokok pikiran dan riset yang sama, sedangkan pengemasan behubungan dengan tampilan luar atau bentuk fisik informasi.

Sedangkan menurut Leckie dalam Ishak (2009:94) kebutuhan informasi memiliki enam karakteristik yang dapat menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi, yaitu :

1. Demografis seseorang, seperti tingkat pendidikan atau usia. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin banyak kebutuhan informasinya. 2. Konteks, misalnya kebutuhan khusus, kebutuhan internal atau

eksternal. Kebutuhan khusus misalnya kebutuhan tentang pekerjaan seseorang atau kebutuhan seorang siswa tentang pelajaran dan tugas-tugas sekolah.

3. Frekuensi, misalnya apakah kebutuhan informasi itu berulang atau baru. Pengguna informasi tentunya akan memilih informasi yang terbaru daripada informasi lama dan berulang.

4. Kemungkinan, misalnya apakah kebutuhan informasi tersebut dapat diramalkan atau tidak terduga. Jika kebutuhan informasi seseorang muncul dengan tiba-tiba atau tidak terduga, misalnya terjadi ketika seseorang mencari informasi tentang pelajaran sekolah dan tiba-tiba muncul dalam benaknya untuk mencari informasi lain yang berhubungan dengan pelajaran tersebut, maka orang tersebut akan mencari dan menemukan informasi tersebut.


(24)

5. Kepentingan, misalnya kebutuhan informasi dilihat dari tingkat urgensinya. Apabila informasi yang dibutuhkan sangat penting maka orang yang membutuhkan informasi tersebut akan berusaha mencari dan menemukan informasi tersebut.

6. Kerumitan, misalnya kebutuhan informasi tersebut mudah atau sulit untuk dipecahkan.

Berdasarkan kedua pendapat di atas yang membahas tentang karakteristik kebutuhan informasi dapat diambil kesimpulan bahwa dimana pendapat pertama lebih fokus kepada informasi itu sendiri dilihat dari pokok masalah, fungsi, tingkat intelektual dan lain sebagainya. Sedangkan pendapat kedua lebih difokuskan kepada demografis dan kepentingan dari pengguna informasi tersebut. Meskipun kedua pendapat ini berbeda tapi keduanya masih terdapat saling keterkaitan antara setiap karakteristik kebutubuhan informasi seseorang.

2.4 Ketersediaan Koleksi Perpustakaan

Perpustakaan memiliki koleksi yang dapat memenuhi kebutuhan informasi para penggunanya. Menurut Siregar (1999:2) tujuan perpustakaan perguruan tinggi menyediakan koleksi ialah untuk:

a. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan civitas akademika perguruan tinggi induknya

b. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka bidang-bidang tertentu yang berhubungan dengan tujuan perguruan tinggi yang menyelenggarakan perpustakaan tersebut.

c. Memiliki koleksi, bahan atau dokumen yang lampau dan yang mutakhir dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, kebudayaan, hasil penelitian dan lain-lain yang erat hubungannya dengan program perguruan tinggi penaungnya

d. Memiliki koleksi yang dapat menunjang pendidikan dan penelitian serta pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi induknya e. Memiliki bahan pustaka/informasi yang berhubungan dengan sejarah dan

ciri perguruan tinggi tempatnya bernaung.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas bahwa koleksi sebuah perpustakaan haruslah lengkap dan relevan dengan kebutuhan setiap program studi perguruan


(25)

tinggi. Koleksi yang tersedia juga harus sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi serta dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan penggunanya.

2.5 Jenis Layanan Perpustakaan

Setiap perpustakaan memiliki layanan yang berbeda-beda yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengguna untuk berkunjung dan menggunakan layanan perpustakaan. Dalam Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999:34) dinyatakan bahwa pada umumnya perpustakaan memiliki layanan-layanan sebagai berikut:

• Orientasi Perpustakaan

• Layanan Sirkulasi

• Layanan Rujukan

• Layanan Masalah

• Layanan Pandang dengar

• Jasa Kesiagaan Informasi

• Penelusuran Pustaka, yang terbagi 2 (dua) yaitu: - Layanan Internet

- Layanan CD-ROM

• Layanan Fotokopi

• Kerjasama Pinjam Antar Perpustakaan

• Kerjasama Silang Layan

• Pembuatan Indeks, Abstrak dan Bibliografi

• Layanan Terjemahan

Tandon Buku (Books on Reseved)

• Penyewaan Fasilitas

Sedangkan Atherton dalam ishak (2005:36) menyebutkan bahwa layanan sebuah perpustakaan itu antara lain layanan penelusuran, layanan referensi, penyebaran informasi mutakhir, layanan fotokopi, peminjaman, dan layanan penerjemahan.

Sebagian besar perpustakaan hanya menyediakan layanan penelusuran, layanan referensi, layanan fotokopi dan layanan peminjaman saja. Hal ini dikarenakan keterbatasan dana yang dimiliki olek perpustakaan tertentu.

Layanan perpustakaan dikatakan baik jika perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Layanan perpustakaan yang didasarkan pada


(26)

kebutuhan pengguna, menurut Djatin dalam Ishak (2005:37) memerlukan beberapa unsur pendukung antara lain:

1. Kelengkapan informasi 2. Kemudahan memperoleh 3. Kecepatan layanan 4. Ketepatan layanan

5. Lokasi yang mudah dijangkau

6. Sumber daya manusia yang profesional dibidangnya 7. Biaya jasa yang terjangkau

8. Kerjasama jaringan pusdokinfo 9. Kenyamanan

untuk memudahkan pengguna dalam memperoleh koleksi yang dibutuhkannya perpustakaan menyediakan alat bantu yaitu katalog atau yang sering disebut dengan OPAC yaitu katalog yang berbasis komputer. Dimana dalam katalog tersebut telah tergambar fisik dari koleksi yang dicari mulai dari judul, pengarang, penerbit, tempat terbit, serta lokasi koleksi di rak.

2.6 Jenis-jenis Sumber Informasi yang Digunakan

Berbagai sumber informasi digunakan para peneliti dalam menjalankan strategi pencarian informasi, berupa literatur (primer dan sekunder) dan individu/manusia (rekan peneliti dan pustakawan). Para peneliti selalu menggunakan media cetak untuk memperoleh informasi, sedangkan media lain yang tersedia (koleksi CD-ROM dan koleksi bentuk mikro) relatif sedikit penggunaannya dibanding media cetak. Para peneliti memanfaatkan informasi untuk melaksanakan tugas dan mengikuti perkembangan yang terjadi pada bidang yang ditekuni, dengan cara membaca dan membuat kutipan pada kartu. Hambatan yang dialami para peneliti pada saat melakukan strategi pencarian informasi umumnya berhubungan dengan layanan informasi yang disediakan perpustakaan.

Menurut Suwanto dalam Harisanty (2007:5) ”sumber informasi merupakan sarana penyimpanan informasi. Informasi dapat tersimpan dalam dokumen dan non-dokumen”. Sumber informasi yang berupa dokumen dapat berbentuk buku, majalah, laporan penelitian, jurnal, sedangkan sumber informasi non-dokumen adalah manusia, yakni teman, pustakawan, pakar, atau spesialis


(27)

informasi. Sumber informasi terdiri dari dokumen, manusia, lembaga, benda, ataupun situasi. Sumber informasi yang berupa dokumen meliputi textbook, ensiklopedia, kamus, majalah, jurnal, skripsi, laporan penelitian film, dsb. Manusia juga dapat dijadikan sebagai sumber informasi misalnya aktor, penulis, dosen, peneliti, pemimpin atau informan-informasn lainnya. Hampir semua lembaga baik lembaga pemerintah maupun swasta, yang bergerak dalam berbagai bidang dapat menjadi sumber informasi. Sumber-sumber informasi ini dapat diakses langsung maupun melalui internet. Menurut Gunawan (2008:37) yang perlu diperhatikan dan dilakukan mengenai sumber informasi yaitu menilai:

1. Relevansi

Relevansi adalah penilaian tentang sejauh mana informasi yang dikandung suattu sumber informasi sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melihat judul, daftar isi, abstrak, dan pendahuluan atau tujuan suatu sumber (tercetak mauupun digital, termasuk situs).

2. Kredibilitas

Penilaian kredibilitas digunakan untuk menentukan sejauh mana suatu sumber informasi dapat dipercaya kualitas dan kebenarannya. Kredibilitas suatu sumber dapatt dilihat dari segi penanggung jawabnya (pencipta karya, penulis, penerbit, sponsor, editor), proses pembuatannya dan pemanfaatan sumber tersebut.

3. Kemutakhiran

Kemutakhiran, suatu karya dapat dilihat dari tahun terbit karya tersebut. Khusus untuk tulisan dapat juga dilihat dari tahun publikasi daftar pustaka yang digunakan. Kemutakhiran suatu situs dapat dilihat melalui tangggal dan/ atau tahun dibuat, tanggal dan/atau tahun terakhir direvisi, dan sejauh mana links yang disediakan dan daftar pustaka yang digunakan, up-to-date”.

Ini perlu dilakukan agar pengguna tidak membuang-buang waktu, tenaga dan uang untuk mencari, menghubungi, meminjam, membeli, mengunduh (download), dan mencetak informasi.

Suatu sumber informasi adalah pembawa informasi yang dipercaya dapat memberikan kepuasan dalam memenuhi kebutuhan informasi. Brown dalam Harisanty (2007:5) secara khusus membagi sumber informasi ke dalam tiga tipe yaitu dirinya sendiri, orang lain, dan sumber lain yang bukan manusia. Dikarenakan dalam mengerjakan tugas tertentu seseorang tidak bisa mendapatkan


(28)

informasi dari dirinya sendiri, maka mereka berusaha untuk mencari sumber informasi secara interpersonal yaitu melalui bertanya dengan teman, ahli bidang tertentu, dan orang lain. Sedangkan buku, surat kabar, memo, selebaran adalah contoh dari impersonal sources (sumber informasi yang bukan orang).

Pemilihan sumber informasi juga didasarkan pada pola kebiasaan. Pola kebiasaan diartikan bila dimasa lalu sebuah sumber informasi dapat memenuhi kebutuhan seseorang maka ia akan cenderung menggunakan sumber informasi tersebut untuk waktu-waktu selanjutnya. Qureshi dalam Harisanty (2007:6) menambahkan bahwa semakin paham pengguna terhadap sumber-sumber informasi yang ada, maka akan menyebabkan pengguna tersebut paham terhadap cara menemukan informasi yang dibutuhkan sehingga akan meningkatkan kemampuan pengguna dalam memanfaatkan media informasi yang ada.

Kondisi lingkungan yang penuh informasi akan mendorong mahasiswa untuk berusaha menemukan informasi secara positif (optimal). Sebaliknya kondisi lingkungan di sekitar pengguna yang kurang informasi akan menjadikan pengguna mengambil langkah tertentu guna mendapatkan informasi di tempat lain. Dengan demikian perlu peran dari pustakawan sebagai spesialis informasi yang memiliki keahlian tentang isi sumber-sumber informasi, termasuk kemampuan untuk mengevaluasi secara kritis dan menyaringnya, yakni dengan memantau perkembangan informasi global, memilih, menyaring, dan mampu menyeleksi yang relevan dan up to date bagi kepentingan pengguna (Komalasari dalam Harisanty, 2007:6).

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber informasi bukan hanya dalam bentuk tercetak saja tetapi dalam bentuk elektronik juga dapat dijadikan sebagai sumber informasi bahkan manusianya sendiri dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang dapat membantu pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasinya.


(29)

2.7 Pendidikan Ners 2.7.1 Profesi Ners

Untuk menghasilkan seorang perawat profesional, harus melewati dua tahap pendidikan yaitu tahap pendidikan akademik yang lulusannya mendapat gelar S.Kep dan tahap pendidikan profesi yang lulusannya mendapat gelar Ners (Ns). Kedua tahap pendidikan keperawatan ini harus diikuti, karena keduanya merupakan tahapan pendidikan yang terintegrasi sehingga tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain.

Menurut Reilly dalam Nurhidayah (2009:2) pendidikan keperawatan terbagi dua yaitu disiplin akademik dan disiplin profesional (proses pembelajaran klinik). Disiplin akademik lebih menekankan pada pengetahuan dan teori yang bersifat deskriptif, sedangkan disiplin profesional diarahkan pada tujuan praktis. Disiplin profesi didapatkan dilingkungan klinis atau lahan praktik karena lingkungan klinis merupakan lingkungan multiguna yang dinamik sebagai tempat pencapaian berbagai kompetensi praktik klinis didalam kur ikulum profesional.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai organisasi profesi suara perawat nasional, mempunyai tanggung jawab utama yaitu melindungi masyarakat/publik, profesi keperawatan dan praktisi perawat. Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan sistem pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang – undangan keperawatan (Nursing Act), dimanapun perawat itu bekerja (PPNI, 2000:5). Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan segmen manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan aktual dan potensial. Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan keterampilan yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien/klien. Keunikan hubungan ners dan klien harus dipelihara interaksi dinamikanya dan kontuinitasnya.

Dalam kegiatan keperawatan ada beberapa standar yang harus di perhatikan yaitu standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang dinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien/klien.


(30)

Hubungan antara kualitas dan standar menjadi dua hal yang saling terkait erat, karena malelui standar dapat dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan meningkat dan memburuk.

Penilaian essensial asuhan keperawatan melalui penataan standar sebagai dasar kesepakatan untuk mencapai asuhan keperawatan optimal. Standar keperawatan dalam prakteknya harus dapat diterima, dimana setiap klien berhak mendapatkan asuhan berkualitas, tanpa membedakan usia dan diagnosa. Dengan demikian standar dapat diharapkan memberikan fondasi dasar dalam mengukur kualitas asuhan keperawatan.

Pada dasarnya ada tiga sumber informasi utama, untuk mengembangkan standar yaitu: penelitian, keputusan kelompok ahli/spesialis, observasi cara praktek keperawatan aktual. Dalam organisasi pelayanan keperawatan standar bersumber baik dari sumber eksternal maupun internal. Tujuan utama standar memberikan kejelasan dan pedoman untuk mengidentifikasi ukuran dan penilaian hasil akhir, dengan demikian standar dapat meningkatkan dan memfasilitasi perbaikan dan pencapaian kualitas asuhan keperawatan. Kriteria kua litas asuhan keperawatan mencakup: aman, akurasi, kontuinitas, efektif biaya, manusiawi dan memberikan harapan yang sama tentang apa yang baik bagi perawat dan pasien. Standar menjamin perawat mengambil keputusan yang layak dan wajar dan melaksanakan intervensi – intervensi yang aman dan akuntabel.

Dalam Buku Panduan Program Pendidikan Ners Edisi V (2010:2) untuk menghasilkan perawat yang memenuhi karakteristik esensial profesi maka proses pendidikan keprofesian perawat ”Ners” dirancang dengan mempertimbangkan lima aspek berikut:

(1) Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan. Peserta didik dan pembimbing klinik harus memahami dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang diperlukan dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan. Peserta didik harus menguasai ”body of knowledge” dan berbagai metode dan teknik keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

(2) Kemampuan menyelesaikan masalah secara ilmiah. Pemecahan masalah secara keilmuan dapat ditumbuhkan secara langsung


(31)

berhubungan dengan pasien dan dalam membantu memenuhi kebutuhan pasien melalui tahapan proses keperawatan.

(3) Sikap dan tingkah laku profesional. Sikap dan tingkah laku profesional dituntut dari seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan kehidupan profesi. Penumbuhan dan pembinaan kemampuan berfikir, bersikap dan bertindak profesional merupakan proses panjang dan berkelanjutan yang dapat terlaksana melalui suatu lingkungan yang sarat dengan model peran (role model)

(4) Belajar aktif dan mandiri. Belajar aktif dan mandiri pada pengalaman praktik klinik dapat dicapai dengan antara lain membuat laporan pendahuluan, presentasi kasus dan lain – lain.

(5) Pendidikan berada di masyarakat. Pendidikan atau pengalaman belajar yang dikembangkan di masyarakat (community-based learning) memungkinkan untuk menumbuhkan dan membina sikap dan keterampilan para mahasiswa.

Berdasarkan kelima aspek tersebut diharapkan lulusan program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang profesional sehingga dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai perawat profesional yaitu sebagai profesional care provider (pemberi asuhan keperawata), community leader (pemimpin dikomunitas), educator (pendidik), manager (pengelola) dan researcher (peneliti pemula).

2.7.2 Laporan Kasus Pasien

Pada point ini penulis membahas mengenai laporan perawat mengenai masalah pasien yang akan dikaji selama satu minggu. Dimana pelayanan keperawatan adalah essensial bagi kehidupan dan kesejahteraan klien oleh karena itu profesi keperawatan harus akuntabel terhadap kualitas asuhan yang diberikan. Pengembangan ilmu dan teknologi memungkinkan perawat untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka menerapkan asuhan bagi klien dengan kebutuhan yang kompleks. Untuk menjamin efektifitas asuhan keperawatan pada klien, harus tersedia criteria dalam area praktek yang mengarahkan keperawatan mengambil keputusan dan melakukan intervensi keperawatan secara aman.

Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,


(32)

mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.

Menurut Nursalam (2009:515) Seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien terlebih dahulu harus memperhatikan standar instrumen penilaian kerja perawat yaitu:

1. Standar Pengkajian Keperawatan

Pada standar ini perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan.

Kriteria pengkajian keperawatan, meliput i:

a). Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis, observasi, pemeriksaan fisik serta dari pemeriksaan penunjang.

b). Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis, dan catatan lain.

c). Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi: - Status kesehatan klien masa lalu.

- Status kesehatan klien saat ini.

- Status biologis-psikologis-sosial-spiritual. - Respons terhadap terapi.

- Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal. - Risiko-risiko tinggi masalah

d). Kelengkapan data dasar mengandung unsur LARB (Lengkap, Akurat, Relevan, dan Baru).

2. Standar Diagnosis Keperawatan

Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosis keperawatan.

Kriteria proses:

a). Proses diagnosis terdiri atas analisis, interpretasi data, identifikasi data, identifikasi masalah klien, dan perumusan diagnosis keperawatan. b). Diagnosis keperawatan terdiri atas: masalah (P), penyebab (E), dan

tanda atau gejala (S), atau terdiri atas masalah dan penyebab (PE). c). Bekerjasama dengan klien, dan petugas kesehatan lain untuk

mevalidasi diagnosis keperawatan.

d). Melakukan pengkajian ulang, dan merevisi diagnosis berdasarkan data terbaru.

3. Standar Perencanaan Keperawatan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan klien.

Kriteria proses, meliput i

a). Perencanaan terdiri atas penetapan prioritas masalah, tujuan, dan rencana tindakan keperawatan.

b). Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan.

c). Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.


(33)

d). Mendokumentasi rencana keperawatan. 4. Standar Implementasi

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan

Kriteria proses, meliput i:

a). Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. b). Kolaborasi dengan tim kesehatan lain.

c). Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan klien. d). Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep,

keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan yang digunakan.

e). Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respons klien.

5. Standar Evaluasi Keperawatan

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam pencapaian tujuan, dan merevisi data dasar dan perencanaan.

Kriteria proses

a). Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara konprehensif, tepat waktu, dan terus-menerus.

b). Menggunakan data dasar dan respons klien dalam mengukur perkembangan ke arah pencapaian tujuan.

c). Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan teman sejawat.

d). Bekerjasama dengan klien keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan.

e). Mendokumentasi hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.

Dalam memenuhi standar asuhan keperawatan inilah mahasiswa profesi keperawatan banyak membutuhkan informasi yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan ini akan dipertanggung jawabkan didepan para dosen penguji masing-masing. Sehingga mahasiswa keperawatan harus benar-benar memperhatikan datanya dalam membuat tugas laporan mengenai penyakit pasien.


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Menurut Sugiyono (2002:6) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain”.

Pada penelitian ini penulis hanya memberikan suatu gambaran secara apa adanya data yang didapat dari fakta-fakta yang didapat dilapangan, lalu menghubungkannya dengan pendapat para ahli.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Jalan Prof. T. Maas No.3 Kode pos 20155.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah data yang dibutuhkan dalam mendukung kegiatan penelitian. Menurut Sugiyono (2002:52) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi Penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan yang sedang mengambil pendidikan Profesi Ners atau mahasiswa keperawatan yang sedang

coass. Populasi penelitian ini sebanyak 84 orang yang terdiri dari mahasiswa


(35)

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagaian dari populasi. Menurut Sugiyono (1999:57), bahwa Sampel adalah “sebagian dari jumlah dan kerakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini tidak banyak, maka penulis menetapkan seluruh populasi berhak dijadikan sebagai sampel penelitian atau yang disebut dengan total sampling. Dimana seluruh mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners yang sedang Coass Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dijadikan sebagai responden.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Tekhnik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian dapat dilakukan dengan cara:

1. Kuesioner: yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan kuisioner untuk diisi oleh responden.

2. Studi kepustakaan dan dokumen melalui berbagai bahan pustaka seperti buku, jurnal, majalah, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data penelitian ini adalah

1. Data primer: data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari yaitu: data dari kuesioner. 2. Data sekunder: data yang diperoleh dan bersumber dari buku, jurnal,

majalah dan laporan penelitian dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data yang tergantung dari sifat penelitiannya. Ada beberapa jenis instrumen


(36)

penelitian yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian yaitu

Tes

a. Angket atau Quesioner b. Interview

c. Observasi d. Skala bertingkat

e. Dokumentasi (Arikunto, 2006:150)

Instrumen yang dipilih oleh penulis dalam penelitian ini ialah instrumen kuesioner.

3.6.1 Kuesioner

Kuesioner adalah pertanyaan penelitian yang diberikan kepada responden. Menurut Arikunto (2006:150) kuesioner adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Dan jenis kuesioner yang dibuat adalah kuesioner langsung yaitu dimana pertanyaan langsung diberikan kepada responden. Dalam hal ini kuesioner juga langsung diberikan kepada responden. Penyebaran kuesioner ini dilakukan selama 2 minggu. Dimana perharinya responden yang terjaring sebanyak 6 orang.

3.6.2 Kisi-kisi Kuesioner

Sebelum membuat kuesioner terlebih dahulu membuat kisi-kisi kuesioner.

Tabel 1: Kisi-kisi kuesioner

Variabel Indikator Item pertanyaan Jumlah Kebutuhan

informasi mahasiswa

1. Identifikasi kebutuhan informasi dan Ketersediaan koleksi perpustakaan 2. Faktor dan karakteristik

kebutuhan informasi serta layanan perpustakaan 3. Sumber informasi

1,2,3,4,5

6,7,8,9,10,11

12,13,14,15,16,17

5

6


(37)

4. Kebutuhan informasi profesi keperawatan

18 1

Total 18

3.7 Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari penyebaran kuesioner dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Data yang diperoleh diambil dengan menyusun kedalam tabel kemudian dihitung persentasenya, selanjutnya dianalisis dan diinterpretasikan. Penelitian ini menggunakan rumusan sebagai berikut:

P = F/n

Keterangan P = Persentase

F = Jumlah jawaban yang diperoleh n = jumlah responden (Hadi, 1981:421)

Untuk menafsir besarnya persentase yang dibuat dari tabel tabulasi data, maka penulis menggunakan Metode Supardi (1979:20) yaitu:

1-25% Sebagian kecil 26-49% Hampir setengah 50% Setengah

51-75% Sebagian besar 76-99% Pada umumnya 100% Seluruhnya


(38)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini adalah objek penelitian yang homogen, yaitu mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners yang sedang melaksanakan praktik klinik (coass) (T.A 2009-2010).

4.2 Analisis Deskriptif

4.2.1 Identifikasi Kebutuhan Informasi dan Ketersediaan Koleksi Perpustakaan

Identifikasi kebutuhan informasi pengguna dilakukan agar informasi yang diperoleh pengguna itu lebih valid dan lebih akurat sehingga proses dalam pencariannya juga tidak memakan waktu yang banyak. Ketersediaan koleksi juga dapat mempengaruhi proses pencarian tersebut. Apabila koleksinya tidak lengkap otomatis informasi yang dibutuhkanpun kurang akurat.

4.2.1.1 Pemanfaatan Informasi

Mahasiswa dalam mencari informasi yang dibutuhkannya selalu menggunakan jasa perpustakaan dimana mahasiswa dapat merasakan manfaat akan tersedianya informasi di perpustakaan. Untuk itu penulis dapat menginterpretasikan hasil jawaban yang diberikan oleh responden terhadap kuesioner yang telah disebarkan sebagai berikut:

Tabel 2: Manfaat Informasi Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi (f)

Persentase (%)

1 a.Untuk mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan

b. Untuk membantu pemecahan masalah c. Untuk menambah ilmu

d. Untuk membuat karya tulis

40

25 17 2

47,6

29,8 20,2 2,4


(39)

Tabel 2 menunjukkan bahwa manfaat informasi yang paling banyak dipilih responden adalah untuk mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan, yang dipilih sebanyak 40 responden (47,6%). Manfaat informasi yang juga dianggap penting oleh responden ialah untuk membantu pemecahan masalah dipilih sebanyak 25 responden (29,8%), untuk menambah ilmu pengetahuan dipilih sebanyak 17 responden (20,2%), dan untuk membuat karya tulis dipilih sebanyak 2 responden (2,4%).

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa hampir setengah dari responden manfaatkan informasi untuk dapat mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini dapat membuktikan bahwa responden memanfaatkan informasi untuk melaksanakan tugas praktik lapangan (coass). Dan sebagian kecil dari responden memanfaatkan informasi untuk membuat karya tulis.

Dalam memanfaatkan informasi yang telah diperoleh, ada beberapa cara yang sering digunakan oleh responden yaitu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3: Cara memanfaatkan informasi Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi (f)

Persentase (%)

2 a. Membaca dan Membuat intisari b. Membaca dan mencoret-coret c. Membaca saja

d. Memfotokopy

75 - 2 7

89,3 - 2,4 8,3

Jumlah 84 100

Berdasarkan tabel 3 di atas cara yang paling banyak dilakukan responden dalam hal memanfaatkan informasi yang dibutuhkannya ialah dengan membaca dan membuat inti sari dijawab 75 responden (89,3%). Pada waktu yang lain responden juga memanfaatkan informasi dengan cara membaca saja yaitu dijawab sebanyak 2 responden (2,4%), cara yang lain juga dapat dilakukan dengan memfotokopy 7 responden (8,3%). Dan tidak seorangpun dari responden yang membaca dan mencoret-coret informasi yang dibutuhkannya, karena responden


(40)

sadar bahwa informasi itu diambil bukan untuk dicoret-coret melainkan dibaca dan diambil intisarinya.

4.2.1.2 Kesesuaian Koleksi dengan Kebutuhan Informasi Mahasiswa

Untuk mengetahui seberapa besar kesesuaian koleksi perpustakaan pusat maupun koleksi perpustakaan fakultas dengan kebutuhan informasi mahasiswa Program Pendidikan Ners USU dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4: Kesesuaian Koleksi di Perpustakaan dengan Kebutuhan Informasi Pengguna

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi (f)

Persentase (%)

3 a. Sangat sesuai b. Sesuai

c. Kurang sesuai d. Tidak sesuai

- 77

6 1

- 91,7

7,1 1,2

Jumlah 84 100

Berdasarkan tabel 4 di atas dapat diinterpretasikan bahwa koleksi yang tersedia di perpustakaan universitas maupun perpustakaan fakultas sesuai dengan kebutuhan mahasiswa Program Pendidikan Ners dimana terdapat 77 responden (91,7%) memilih sesuai. Dan 6 responden (7,1%) memilih kurang sesuai, hanya 1 responden (1,2%) yang memilih jawaban tidak sesuai.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa informasi yang ada di perpustakaan sesuai dengan kebutuhan informasi responden.

Mahasiswa keperawatan USU biasanya dalam melakukan pencarian informasi di perpustakaan terlebih dahulu melakukan kegiatan merumuskan informasi yang akan dicari. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:


(41)

Tabel 5: Kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan pencarian informasi Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi (f)

Persentase (%)

4 a. Merumuskannya

b. Bertanya Kepada Teman c. Langsung mencari ke Rak d. Tidak merumuskannya

60 20 4 - 71,4 23,8 4,8 -

Jumlah 84 100

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar (71,4%) responden sebelum melakukan pencarian informasi terlebih dahulu merumuskannya. Sebagian kecil (23,8%) bertanya kepada teman, dan langsung mencari ke rak (4,8%), dan tidak seorangpun dari responden yang menjawab tidak merumuskan informasi yang dibutuhkannya. Dalam hal ini responden mengetahui apa tujuannya dalam mencari informasi yaitu untuk mendapatkan informasi yang relevan dan akurat.

4.2.1.3 Cara Responden Melihat Informasi

Mahasiswa dalam mencari informasi yang dibutuhkannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6: Cara melihat informasi Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi (f)

Persentase (%)

5 a. Judul b. Daftar isi c. Abstrak d. Pendahuluan 35 45 3 1 41,7 53,5 3,6 1,2


(42)

Dalam tabel 6 di atas dapat diinterpretasikan bahwa setengah dari mahasiswa (53,5%) dalam mencari informasi melihat dari daftar isi, hampir setengah (41,7%) melihat informasi dari judul, dan sebagian kecil melihat informasi dari abstrak (3,6%) dan dari pendahuluan (1,2%).

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa hampir setengah mahasiswa Program Pendidikan Ners dalam mencari informasi yang dibutuhkan selalu melihat dari daftar isi koleksi, hal ini disebabkan daftar isi lebih menggambarkan isi dokumen karena langsung terhubung dengan isi dari suatu dokumen. Judul, abstrak dan pendahuluan juga menggambarkan isi dari suatu dokumen akan tetapi lebih jelas terlihat dari daftar isi.

4.2.2 Faktor dan Karakteristik Kebutuhan Informasi serta Layanan Perpustakaan

4.2.2.1 Faktor yang Mempengaruhi dalam Memperoleh Informasi

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi responden dalam memperoleh informasi yang dibutuhkannya, dimana faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 7: Faktor yang mempengaruhi dalam memperolehh informasi Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi (f)

Persentase (%)

6 a. Faktor data Kesehatan pasien b. Tindakan yang akan dilakukan c. Diagnosa pasien

d. Laporan penyakit pasien

35 5 5 39

41,6 6 6 46,4

Jumlah 84 100

Berdasarkan tabel 7 di atas dapat diinterpretasikan bahwa faktor yang paling berpengaruh ialah laporan penyakit pasien 39 responden (46,4%), dan 35


(43)

responden (41,6%) memilih faktor data dan kesehatan pasien. Selanjutnya terdapat 5 responden (6%) memilih faktor tindakan yang akan dilakukan dan 5 responden (6%) memilih diagnosa pasien.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi mahasiswa yang sedang praktik klinik (coass) dalam memperoleh informasi ialah laporan penyakit pasien, karena dalam melaksanakan praktik mahasiswa diharuskan membuat sebuah laporan dan diwajibkan menangani seorang pasien setiap minggunya. Oleh karena itu mahasiswa diharuskan dapat memperoleh informasi sebagai rujukan dalam membuat laporan. Faktor data kesehatan pasien juga dapat mempengaruhi responden.

4.2.2.2 Hambatan dalam Pencarian Informasi

Para mahasiswa sering menjumpai adanya hambatan dalam mendapatkan informasi yang mereka butuhkan dan hambatan-hambatan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 8: Hambatan dalam pencarian informasi Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi (f)

Persentase (%)

7 a. Ketiadaan Waktu b. Kemampuan c. Biaya d. Faktor fisik

29 3 24 28

34,5 3,6 28,6 33,3

Jumlah 84 100

Berdasarkan tabel 8 di atas dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah (34,5%) yang menjadi hambatan responden dalam mencari informasi ialah ketiadaan waktu. Dimana waktu dinas sering bersamaan dengan jam buka perpustakaan sehingga responden sering terkendala pada waktu berkunjung ke perpustakaan. Hambatan lainnya ialah faktor fisik (33,3%) dimana mahasiswa


(44)

merasa lelah setelah dinas di rumah sakit karena ada yang dinas sampai malam. Sebagian kecil (28,6%) responden memilih biaya sebagai faktor yang menjadi penghambat dalam mendapatkan informasi. Dimana koleksi bidang kesehatan khususnya keperawatan pada umumnya lebih mahal dibandingkan dengan koleksi bidang ilmu lain. Dan sebagian kecil yang menjadi hambatan responden ialah mengenai kemampuan responden dalam mencari informasi yang dibutuhkannya sebanyak (3,6%). Dalam hal ini responden tidak terlalu mempermasalahkan mengenai kemampuan dalam mencari informasi yang mereka butuhkan karena penulis menganggap bahwa responden telah mampu untuk mencari, memilih dan mengolah informasi yang dibutuhkannya.

Responden berusaha melakukan upaya-upaya dalam mengatasi hambatan atau kendala tersebut, agar tetap mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Upaya responden tersebut digambarkan dalam tabel berikut:

Tabel 9: Cara mengatasi hambatan Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi (f)

Persentase (%)

8 a. Mencoba lagi pada waktu yang lain b. Mencoba ke sumber lain

c. Memperjelas Pertanyaan

d. Menggunakan informasi seadanya

19 32 33 -

22,6 38,1 39,3

-

Jumlah 84 100

Berdasarkan tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa apabila responden menemui hambatan saat melakukan pencarian informasi, maka 33 responden (39,3%) memilih untuk memperjelas pertanyaan yang akan dicarinya, 32 responden (38,1%) memilih untuk mencoba ke sumber lain, 19 responden (22,6%) memilih untuk mencoba lagi pada waktu yang lain, dan tak seorangpun dari responden yang memilih untuk menggunakan informasi seadanya, apalagi yang berhubungan dengan kesehatan pasien. Hal inilah yang membuat para


(45)

mahasiswa untuk terus mencoba walaupun banyak hambatan yang dijumpai dalam memperoleh suatu informasi.

4.2.2.3 Tindakan dalam Mendapatkan Informasi

Dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkannya biasanya responden melakukan tindakan, dimana tindakan yang dilakukan para responden dapat terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 10: Tindakan dalam mendapatkan informasi Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi (f)

Persentase (%)

9 a. Meminjam b. Membeli

c. Mengunduh (Download) d. Memfotocopy

25 18 28 13

29,8 21,4 33,3 15,5

Jumlah 84 100

Berdasarkan tabel 10 di atas bahwa tindakan yang sering digunakan oleh responden ialah mengunduh (download) 28 responden (33,3%), 25 responden (29,8%) memilih meminjam, selanjutnya 18 responden (21,4%) memilih membeli, dan 13 responden (15,5%) memilih untuk memfotokopy.

Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tindakan yang digunakan responden dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkannya ialah dengan cara mendownload dimana sarana yang sering digunakan oleh responden dalam mencari informasi ialah internet. Tindakan yang lainnya juga sering digunakan oleh responden yaitu meminjam, yang membuat responden untuk meminjam koleksi ialah terbatasnya waktu yang diberikan dalam berkunjung ke perpustakaan sehingga tidak cukup bagi responden untuk membacanya sementara informasi yang ada di dalamnya sangat dibutuhkan oleh responden. Responden juga dapat melakukan tindakan dengan cara membeli dokumen, apabila dokumen yang


(46)

dibutuhkan tidak tersedia di perpustakaan. Cara lain yang paling sedikit dilakukan oleh responden ialah dengan memfotokopi, dimana koleksi yang sering difotokopi oleh responden ialah koleksi referensi dan koleksi terbitan berseri, karena koleksi tersebut tidak dapat dipinjam, hanya bisa dibaca ditempat dan bersifat rujukan.

4.2.2.4 Penggunaan Layanan Perpustakaan Universitas dan Perpustakaan Fakultas

Pada nomor pertanyaan 10 di bawah ini, responden di beri kewenangan untuk memilih lebih dari satu pilihan sehingga hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 11: Layanan perpustakaan Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi (f)

Persentase (%)

10 a. Layanan foto kopi dokumen b. Layanan penelusuran literatur c. Layanan rujukan/referensi d. Layanan peminjaman

36 32 25 65

22,8 20,3 15,8 41,1

Jumlah 158 100

Jumlah frekuensi jawaban pengguna layanan perpustakaan adalah 158, sedangkan jumlah responden 84. Jika jumlah frekuensi dibandingkan dengan jumlah responden (158:84), maka hasilnya adalah 1,88 mendekati 2 ini berarti responden minimal menggunakan 2 layanan setiap berkunjung ke perpustakaan. Berdasarkan frekuensinya dapat dilihat dua layanan pertama yang paling sering digunakan ialah layanan peminjaman 65 responden (41,1%), layanan foto kopy dokumen 36 responden (22,8%) dan layanan penelusuran literatur dijawab 32 responden (20,3%). Selanjutnya layanan rujukan/refensi hanya 25 responden (15,8%) yang menggunakannya.


(47)

Berdasarkan tabel 11 di atas dapat disimpulkan bahwa layanan yang paling sering digunakan oleh responden ialah layanan peminjaman, dimana koleksi yang dibutuhkan oleh responden dapat dibawa pulang dengan batasan waktu peminjaman yang telah ditetapkan, layanan lain yang digunakan oleh responden ialah layanan fotokopi. Dokumen yang diperlukan dapat difotokopi jika hanya sebagian kecil informasi dari dokumen tersebut yang dibutuhkan oleh responden. Selanjutnya layanan yang digunakan responden ialah layanan penelusuran literatur dan layanan rujukan/referensi.

4.2.3 Sumber Informasi

4.2.3.1 Jenis-jenis Sumber Informasi

Untuk melihat sumber informasi yang sering digunakan oleh responden, apat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12: Jenis sumber informasi yang digunakan Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi (f)

Persentase (%)

11 a. Jurnal Ilmiah/ Majalah b. Buku

c. Laporan Penelitian d. Surat kabar

18 38 28 -

21,4 45,2 33,3 -

Jumlah 84 100

Berdasarkan tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa sumber informasi yang sering digunakan oleh responden ialah buku dimana terdapat 38 responden (45,2%) memilih jawaban tersebut, 28 responden (33,3%) memilih laporan penelitian, 18 responden (21,4%) memilih jurnal ilmiah/majalah, dan tak seorangpun dari responden yang memilih surat kabar menjadi sumber informasinya. Hal ini dapat disebabkan oleh tingkat keakuratan informasi dari


(48)

masing-masing sumber informasi. Hal inilah yang menjadi bahan pertimbangan bagi respoden dalam memilih sumber informasi yang digunakannya.

Alat yang sering digunakan oleh responden dalam memantau perkembangan kesehatan pasien yang ditanganinya ialah dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 13: Alat untuk memantau perkembangan informasi pasien Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi (f)

Persentase (%)

12 a. Jurnal c. Buku

b. Hubungan Pribadi (konsultasi) d. Surat Kabar

32 24 27 1

38,1 28,6 32,1 1,2

Jumlah 84 100

Dari tabel 13 di atas dapat dilihat bahwa jurnal ilmiah sebagai salah satu alat untuk memperoleh informasi mempunyai frekuensi penggunaan yang paling besar 32 responden (38,1%) dibandingkan dengan alat lainnya yaitu hubungan pribadi (konsultasi) 27 responden (32,1%), buku 24 responden (28,6 %) dan hanya 1 responden (1,2%) yang memilih surat kabar sebagai alat dalam pemantau perkembangan kesehatan pasiennya.

Dari data di atas responden dapat memantau informasi tentang kesehatan pasien dengan menggunakan jurnal, hal ini disebabkan informasi yang disajikan dalam jurnal lebih up to date. Alat yang lain yang digunakan ialah buku. Selanjutnya dapat juga dilakukan dengan hubungan langsung pada pasien yaitu dengan cara konsultasi mengenai perkembangan kesehatan pasien. Dan yang paling sedikit digunakan ialah surat kabar karena hanya memuat berita saja.


(49)

4.2.3.2 Waktu yang Diperlukan dalam Memperoleh Informasi

Waktu yang akan dipergunakan para responden dalam memperoleh informasi yang dibutuhkannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 14: Waktu memperoleh informasi Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi (f)

Persentase (%)

13 a. Saat itu juga b. Hari itu juga c. 1-2 jam kemudian d. 2-5 hari

10 10 52 12

11,9 11,9 61,9 14,3

Jumlah 84 100

Berdasarkan tabel 14 di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa waktu yang digunakan oleh responden dalam memperoleh informasi dari perpustakaan pusat maupun fakultas ialah 1-2 jam kemudian 52 responden (61,9%), 2-5 hari 12 responden (14,3%), saat itu juga 10 responden (11,9%), dan saat itu juga 10 responden (11,9%) saja yang memilih.

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar waktu yang digunakan responden dalam memperoleh informasi ialah 1-2 jam kemudian. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh subjek atau permasalahan yang akan dicari oleh responden. Meskipun demikian perpustakaan harus memperhatikan layanan informasi yang tersedia, dengan demikian dapat menimbulkan kepercayaan responden terhadap kredibilitas layanan perpustakaan. Bila responden tidak memiliki kepercayaan terhadap layanan perpustakaan, kemungkinan responden tidak lagi menggunakan jasa perpustakaan dimasa datang.


(50)

4.2.3.3 Sarana untuk Memperoleh Informasi

Untuk mengetahui sarana yang digunakan oleh responden dalam memenuhi kebutuhan informasinya untuk membuat laporan kasus pasien dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 15: Cara memperoleh sumber informasi Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi (f)

Persentase (%)

14 a. Telepon b. Faksimili c. E-mail

d. Datang sendiri

11 - 12 61

13,1 - 14,3 72,6

Jumlah 84 100

Berdasarkan tabel 15 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar (72,6%) cara memperoleh informasi yang dilakukan oleh responden idalah dengan cara datang sendiri ke perpustakaan. Sebagian kecil (14,3%) cara memperoleh informasi dilakukan dengan menggunakan alat berupa e-mail, dan telepon sebanyak (13,1%), sehingga tidak ada responden yang memilih faksimili sebagai sarana untuk memperoleh informasi yang dibutuhkannya.

Data pada penelitian ini menunjukkan bahwa responden selalu mendatangi sumber informasi yang dibutuhkan dalam rangka menyelesaikan tugas laporan pasien. Cara ini dilakukan karena responden membutuhkan informasi yang lengkap dan hasil pencarian yang tepat menurut tingkat uraian dan ketelitian. Hal ini yang mendorong responden untuk datang sendiri ke sumber informasi. Cara lain yang jarang bahkan tidak pernah digunakan oleh responden dalam mencari informasi yang dibutuhkannya ialah telepon, e-mail, faksimili. Hal ini menyangkut biaya dan membutuhkan waktu untuk mendapatkan informasi. Ini berarti datang ke perpustakaan merupakan kepuasan tersendiri terhadap pengguna perpustakaan fakultas keperawatan.


(1)

Salbiah, SKp, M.Kep

Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, M.Kep Departemen Keperawatan

Ka. Dep Kep Dasar & M.Bedah : Dudut Tanjung, SKp,M.Kep, Sp.KMB Sekr. Dep Kep Dasar & M.Bedah : Rika Endah Nurhidayah, SKp, MP Ka. Dep Kep Jiwa & Komunitas : Jenni Marlindawani Purba, SKp, MNS Sekr. Dep Kep Jiwa & Komunitas : Iwan Rusdi, SKp, MNS

Ka. Dep Kep Anak & Maternitas : Reni Asmara Ariga, SKp,MARS

Sekr. Dep Kep Anak & Maternitas : Siti Saidah Nasution, SKp, M.Kep, Sp.Mat Kepala Bagian Tata Usaha

Ir. Yedi Suhaedi, M.Si Unit Penunjang

Unit Pendidikan Keperawatan

Ketua : Siti Zahara Nasution, SKp, MNS Anggota : M. Sukri Tanjung, S.Kep, Ns Unit PIPM & LITKEP

Ketua : Rosina Tarigan, S.Kep, M.Kep, Sp.KMB Unit IT, PERPUS & Audio Visual

Ketua : Ismayadi, S.Kep, Ns Anggota : Nurizal Laila Nur Azwar

Irma Maulina Siregar, Amd Julia Rahma, Amd

Unit Laboratorium

Ketua : Cholina Trisa Siregar, SKep, M.Kep, Sp.KMB Anggota : Sofia Fahdzilla, Amd

Julintha Theresia S, S.Kep, Ns Rahmita Sari, S.Kep, Ns Afrinawati, S.Kep, Ns Eryunita Lubis, S.Kep, Ns unit Jurnal Ilmiah


(2)

Tabel Tabulasi Jawaban Responden

Nomor Responden

Soal

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18

R1 b d d b b b b b c a,b,c,d a c a d d c a a

R2 a a b a b a a a a b a c a d b a d a

R3 a a c b a a c b d c b c d a c c a a

R4 a a c b a a a b c d b c a d d a a a

R5 a a b b b a a b c d a a d d d c a a

R6 d a b c c b d b c c,d b a c d d b a a

R7 a a b b b a c b a a,b,c,d b a b a d c d a

R8 b d b a b a b b c a,b,c,d c c a d d c a a

R9 a a b b b a c b a a,b,c,d b a b a d c d a

R10 a a b b b a c b a a,b,c,d b a b a d c d a

R11 c c b b b a c b a a,b,c,d b a b a d c d a

R12 c a c a b a c b a a,b,c,d b a b a d c d a

R13 a a b b b a c b a a,b,c,d b a b a d c d a

R14 a a b b b a c b a b,d b a b a d c d b

R15 b d c b b d a b c a,b,c,d c a c d d c d a

R16 a d b c a a c a a b,c b a c d d c a a

R17 a a b b b b a a c b b a a a d a d a


(3)

Nomor Responden

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18

R19 c c b b b d c c d d a a c d d d a c

R20 a a b a b d a c c c,d c c c d d c a c

R21 c a b a b d a c c b,d a a c d d c a a

R22 c a b a b d a c c b,d c a c d d c a a

R23 a a b a b d c c d c,d c a c d d c a c

R24 c a b a a d a c c a,b,c,d a a c d d c d c

R25 c a b a a d a c c a,b,c,d c a c d d c a c

R26 b a b a b d a c d a,b,c,d c a c d d c a c

R27 b a b a b d a c c a,b,c,d c a c d d c d c

R28 a a b a a d c c c d c a c d d c a c

R29 a a b b a d a c c a,d c a c d d c d c

R30 c a b a a d c c c c,d c a c d d c a c

R31 c a b b a d a c c c,d c a c d d c a c

R32 c a b a b d a c c a,d a a c d d c a c

R33 c a b b a d a c c d a a c d d c a c

R34 a a b a b d a c c d c a a d d c a c

R35 c a b a a d a c c b,d a c c d d c a c

R36 a a b a b d a c b d a a a d d a d a

R37 a a b a b c a c c a,b,d c c c d d c a a

R38 a a b a c a b c a b,c b b a a d c a a

R39 a d b b b d a b d d b c a d d c a a

R40 c d b a b a a c c a,d b b b d d c a a

R41 d d c a a d a a c a,d b b b d d c a a

R42 c a b a b a a b d a,b,c,d a c c d d c b a


(4)

Responden

R44 a a b c b b d b a d b c c d d c a a

R45 a a c c b c a b c b a a b d a a a d

R46 c a b b a c a c a c b a c d d c c a

R47 b a b a b a c c b b b b c d d c a a

R48 b a b a a a c b b b b b c d d c a a

R49 b a b a b d d c b a a b c d d c a a

R51 b a b a a a c c b b b b c d d c a a

R52 b a b a a a c c b b b b c d d c a a

R53 b a b a a a a c b b b b c d d c a a

R54 b a b a a a c c b b b b c d d c a a

R55 b a b a b d d b a a,d b b c d d c a a

R56 b a b a b d c b b a c b c d b d a a

R57 a a b a a d d b b a c b c d b d b a

R58 b a b a b d c b b a c b c d b d a a

R59 b a b a b d d b b a,d b b c d b c a a

R60 b a b a b d d b c a,d b b c d d d a a

R61 a a b b b c d a b a,d c b c a b c b a

R62 a a b a b d d b b a,d c b c d b d a a

R63 b a b a b d d b b a,d c b c d b c a a

R64 b a b a b d d b b a,d c b c d b d a a

R65 b a b a b d d c d a,d a b c d c a a a

R66 b a b a a d d c d a,d b b c d b c a a

R67 b a b a b d d c c a,d a b c d b c a a

R68 b a b a a c c c b b b b c d d c a a


(5)

Nomor Responden

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18

R70 a a b a a a d a a d c c c c b c a a

R71 a a b a a a d a a d c c c c b c a a

R72 a a b a a a d a a d b c c c b c a a

R73 a a b a a a d a a d c c d c b c a a

R74 c a b a b d c b d a,d c c d d b c a a

R75 a a b a b d a b d d c c d d d c a a

R76 c a b a b d a b d a,d c c d d b a a a

R77 a a b a a a d a a d b c d c b c a a

R78 a a b a d a d a a d b c d c b c a a

R79 a a b a a a d a a d b c d c b c a a

R80 a a b a a a d a a d b a d c b c a a

R81 a a b a a a d a a d b c d c b c a a

R82 a a b a a a d a a d b c d c b c a a

R83 a a b a a a d a a c b c d c b c a a


(6)

Tabel Jumlah Butir Jawaban Responden

Jawaban Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18

f % f % f % f % f % f % f % f % f %

a 36 22,8 18 21,4 32 38,1 10 11,9 11 13,1 1 1,2 8 9,5 65 77,3 67 79,8

b 32 20,3 38 45,2 24 28,6 10 11,9 - - 25 29,8 2 2,4 3 3,6 - -

c 25 15,8 28 33,3 27 32,1 52 61,9 12 14,3 2 2,4 67 79,8 1 1,2 16 19,0

d 65 41,1 - - 1 1,2 12 14,3 61 72,6 56 66,6 7 8,3 15 17,9 1 1,2

Keterangan:

f : Frekuensi

% : Persentase

1-25% : Sebagian kecil 26-49% : Hampir setengah 50% : Setengah

51-75% : Sebagian besar 76-99% : Pada umumnya 100% : Seluruhnya

Jawaban Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9

f % f % f % f % f % f % f % f % f %

a 40 47,6 75 89,3 - - 60 71,4 35 41,7 35 41,6 29 34,5 19 22,6 25 29,8

b 25 29,8 - - 77 91,7 20 23,8 45 53,5 5 6 3 3,6 32 38,1 18 21,4

c 17 20,2 2 2,4 6 7,1 4 4,8 3 3,6 5 6 24 28,6 33 39,3 28 33,3