informasi apa saja yang akan mereka gunakan, dan bagaimana upaya pencarian informasi yang dilakukan.
Latar belakang penulis memilih judul Kebutuhan Informasi Mahasiswa Pendidikan Ners Coass Fkep-USU Dalam Memenuhi Tugas
Laporan Pasien adalah karena penulis ingin mengetahui bagaimana mahasiswa
Keperawatan yang sedang coass dalam memenuhi kebutuhan informasinya, cara memperoleh informasi yang mereka butuhkan. Maka untuk mengetahui hal
tersebut dilakukan penelitian terhadap Mahasiswa Pendidikan Ners yang sedang coass sebagai objek penelitian mengenai kebutuhan informasi.
1.2 Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini ialah sebagai berikut: a.
Apa sajakah kebutuhan informasi Mahasiswa Pendidikan Ners Coass dalam Memenuhi Tugas Laporan Pasien?
b. Sumber-sumber informasi apa saja yang dipilih dan digunakan Mahasiswa
Pendidikan Ners Coass dalam Memenuhi Tugas Laporan Pasien?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah. a.
Untuk mengetahui kebutuhan informasi Mahasiswa Pendidikan Ners Coass dalam membuat laporan penyakit pasien.
b. Untuk mengetahui sumber-sumber informasi yang dipilih dan digunakan
Mahasiswa Pendidikan Ners Coass dalam membuat laporan penyakit pasien.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah a.
Untuk pembaca yaitu dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk membahas masalah penelitian yang sama dan menambah pengetahuan
pembaca mengenai kebutuhan informasi.
Universitas Sumatera Utara
b. Untuk menambah ilmu pengetahuan penulis mengenai kebutuhan
informasi Mahasiswa Pendidikan Ners Coass dalam Memenuhi Tugas Laporan Pasien.
c. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan kajian pengguna tentang kebutuhan informasi
Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners yang sedang Coass yang mencakup menentukan informasi yang dibutuhkan, dan mengevaluasi informasi yang
dibutuhkan secara efektif dan efisien, serta sumber informasi yang digunakan oleh mahasiswa.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Kebutuhan Informasi 2.1.1 Pengertian Kebutuhan Informasi
Informasi di era globalisasi seperti sekarang ini telah menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Pemanfaatannya telah merambah ke seluruh
aspek kehidupan tidak terkecuali dibidang perpustakaan. Krikelas dalam Pasya 2009:6
mendefinisikan “kebutuhan informasi sebagai pengakuan seseorang atas adanya ketidakpastian dalam dirinya”
. Dalam kehidupan yang nyata kebutuhan informasi information needs sama dengan keinginan informasi information
wants, namun pada umumnya ada kendala seperti ketiadaan waktu, kemampuan, biaya, faktor fisik, dan faktor individu lainnya, yang menyebabkan tidak semua
kebutuhan informasi menjadi keinginan informasi. Jika seseorang sudah yakin bahwa sesuatu informasi benar-benar diinginkan, maka keinginan informasi akan
berubah menjadi permintaan informasi information demands Purnomowati, 2008:1.
Kuhlthau dalam Budiyanto 2000:13 menyatakan bahwa kebutuhan informasi muncul akibat kesenjangan pengetahuan yang ada dalam diri seseorang
dengan kebutuhan informasi yang diperlukan. Hal yang sama juga disampaikan oleh Belkin dalam Handajani 2004:14 bahwa kebutuhan informasi timbul ketika
seseorang menyadari adanya kesenjangan antara pengetahuan dengan keinginan untuk memecahkan masalah yang terasa ganjil. Dari kedua definisi di atas penulis
dapat mengambil kesimpulan bahwa kebutuhan informasi itu timbul ketika seseorang itu mendapat masalah sehingga membutuhkan informasi yang dapat
memberikan solusi dalam menyelesaikan masalah yang terasa ganjil. Banyaknya informasi yang beredar saat ini dapat meningkatkan kualitas
hidup masyarakat. Yang dikenal sebagai masyarakat informasi, dimana pada masyarakat ini standar hidup, bentuk pekerjaan dan sistem pendidikan
dipengaruhi oleh informasi. Dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka diperlukan informasi. Berdasarkan beberapa pendapat tentang
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan informasi, maka kondisi yang menyebabkan munculnya kebutuhan informasi adalah pada saat seseorang menemui suatu masalah yang belum dapat
dicari solusinya secara pribadi, sehingga ia memerlukan informasi dari sumber- sumber di luar dirinya.
Kebutuhan informasi menurut Katz dalam Yulianah 2009:14 mengatakan bahwa kebutuhan informasi dapat dilihat dari berbagai bentuk
kebutuhannya yaitu: -
Kebutuhan kognitif cognitive needs, yaitu kebutuhan yang
berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang akan
lingkungannya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan menguasai lingkungannya. Disamping itu
kebutuhan ini dapat memberikan kepuasan atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan seseorang.
- Kebutuhan afektif
affective needs, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan penguatan estetis, hal yang dapat menyenangkan dan
pengalaman-pengalaman emosional. Berbagai media sering dijadikan sebagai alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan
seperti media elektronik.
- Kebutuhan integrasi personal
personal integrative needs, yaitu kebutuhan yang sering dikaitkan dengan penguatan kredibilitas,
kepercayaan, stabilitas dan status individu. Kebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri.
- Kebutuhan integrasi sosial
social integrative needs, yaitu kebutuhan yang dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan
keluarga, teman dan orang lain di dunia. Kebutuhan ini didasari oleh hasrat seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang
lain.
- Kebutuhan berkhayal
escapist needs, yaitu kebutuhan individu dikaitkan dengan kebutuhan–kebutuhan untuk melarikan diri,
melepaskan ketegangan dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan
diversion. Wilson 2006: 663 membagi kebutuhan informasi kedalam tiga bagian yaitu
1 Kebutuhan fisiologis Physiological needs, seperti kebutuhan makanan,
air, tempat tinggal,dll. 2
Kebutuhan afektif Affective needs kadang-kadang psikolog
mengatakannya sebagai kebutuhan emosional, kebutuhan untuk pencapaian, untuk dominasi,dlll
3 Kebutuhan kognitif Cognitive needs, seperti untuk merencanakan, untuk
mempelajari suatu keterampilan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kedua pendapat di atas dinyatakan bahwa kebutuhan informasi erat kaitannya dengan aktivitas sehari-hari manusia dilihat dari berbagai segi seperti
kebutuhan fisiologi, emosi, kognitif, pekerjaan, disiplin ilmu, jabatan, dan lain- lain. Dimana setiap kegiatan memiliki satu keterikatan. Walaupun Kebutuhan
setiap manusia tidak lepas dari berbagai kebutuhan di atas sehingga manusia cenderung mencari informasi yang dibutuhkannya dengan berbagai cara yang
berbeda-beda dengan tujuan agar setiap informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat, dan tepat.
Menetapkan kebutuhan informasi bagi pengguna suatu perpustakaan merupakan fenomena yang rumit, karena perpustakaan melayani komunitas yang
terdiri atas individu-individu pemakai yang memiliki kebutuhan yang beragam. Bahkan pemakai sendiri mengalami kesulitan
mengungkapkan dan mendefinisikan informasi mereka. Oleh karena itu prosedur pengumpulan data
yang komprehensif perlu dilakukan untuk mengetahui kebutuhan informasi oleh suatu kelompok pemakai.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi adalah pernyataan seseorang atas adanya ketidakcocokan antara tingkat kepastiannya
dengan obyek lingkungan yang sedang dihadapinya. Atau dengan kata lain bahwa kebutuhan informasi ini muncul pada saat seseorang mulai menganggap bahwa
keadaan pengetahuan yang ia miliki saat itu kurang dari yang dibutuhkannya untuk menyelesaikan suatu masalah.
2.1.2 Identifikasi Kebutuhan Informasi
Identifikasi kebutuhan informasi merupakan langkah awal dalam menentukan jenis informasi apa yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna akan tergantung pada keberhasilan dalam melakukan identifikasi kebutuhan informasi. Identifikasi
kebutuhan informasi yang tidak tepat akan menghasilkan informasi yang tidak berguna.
Menurut Sankarto 2008:10 Identifikasi kebutuhan informasi adalah ”sebuah proses untuk mendapatkan informasi yang sesuai kebutuhan dan
Universitas Sumatera Utara
diinginkan pengguna”. Dalam proses identifikasi kedua belah pihak yaitu pihak pengguna informasi dan pihak penyedia informasi terlibat aktif pada tahap ini.
Informasi yang diperoleh dari pengguna menjadi acuan bagi penyedia informasi sebagai bahan pertimbangan menyediakan informasi yang tepat. Tiga faktor yang
harus dipenuhi ketika melakukan identifikasi kebutuhan informasi yaitu lengkap, detail, dan benar. Lengkap, artinya semua informasi yang diharapkan pengguna
didapatkan oleh pihak yang melakukan identifikasi. Detail, adalah informasi yang terkumpul terinci sampai hal-hal yang kecil. Benar, yaitu semua data yang
diperoleh harus benar, bukan benar menurut identifikator tetapi benar dan sesuai dengan apa yang dimaksud pengguna Sankarto, 2008: 10.
Pengidentifikasian kebutuhan informasi pada dasarnya merupakan suatu proses penyelidikan. Dari sebuah penyelidikan akan dihimpun dan diidentifikasi
data utama dan data tambahannya. Dalam proses identifikasi kebutuhan informasi, sumber data utama adalah perilaku berupa kata-kata dan tindakan pengguna.
Sedangkan data lainnya berupa tertulis, foto, dan statistik adalah data tambahan. Prawati dalam Ishak 2006:92 menyatakan bahwa untuk mengidentifikasi
kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan a. Current approach, yaitu memperhatikan kebutuhan pengguna terhadap
informasi mutakhir, b. Everyday approach, yaitu kebutuhan pengguna terhadap informasi sehari-hari, c. Exhaustive approach, yaitu kebutuhan
pengguna terhadap informasi secara menyeluruh, dan yang terakhir d. Cathing-up approach, yaitu kebutuhan pengguna terhadap informasi yang
cepat dan singkat.
Pengguna harus dapat memperhatikan informasi yang bagaimana yang dibutuhkannya misalnya informasi yang mutakhir yang dapat memenuhi
kebutuhan informasinya sehari-hari dan dapat diperoleh dengan cepat dan singkat tanpa menggunakan proses yang panjang.
Untuk mendukung pernyataan di atas, Chowdhury dalam Handajani 2004:16 juga mengemukakan pendapatnya mengenai hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan identifikasi kebutuhan informasi yaitu: a Kebutuhan informasi adalah konsep yang relatif ; b Kebutuhan
informasi berubah setiap saat; c Kebutuhan informasi berbeda-beda dari satu orang dengan orang lain; d Kebutuhan informasi tergantung dari
Universitas Sumatera Utara
lingkungan dimana orang tersebut berada; e Mengukur kebutuhan informasi adalah hal yang sulit; dan f Kebutuhan informasi sering sekali
diperlukan dalam waktu yang cepat.
Berdasarkan pernyataan Chowdhury di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kebutuhan informasi setiap orang berbeda-beda sesuai dengan individu dan
lingkungannya.
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi Pengguna
Setiap orang memiliki kebutuhan informasi yang berbeda-beda dan perbedaan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu menurut Crawford dalam
Handajani 2004:16 kebutuhan informasi seseorang tergantung dari: kegiatan pekerjaan, disiplin ilmu, tersedianya berbagai fasilitas, jenjang
jabatan individu, faktor motivasi terhadap kebutuhan informasi, kebutuhan untuk mengambil keputusan, kebutuhan untuk mencari gagasan baru,
kebutuhan untuk memberikan kontribusi profesional, dan kebutuhan untuk melakukan penemuan baru.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Wilson dalam Ishak 2006:93 yaitu bahwa “kebutuhan informasi berkaitan erat dengan masalah yang dihadapi,
kesenjangan dan ketidak-berdayaan seseorang dalam mendapatkan sumber informasi”.
Kebutuhan informasi juga dapat dikaitkan dengan lingkungan seseorang person’s environment, peran sosial yang disandang social roles, dan personal.
Salah satu kebutuhan terbesar manusia adalah memenuhi kebutuhan kognitifnya seperti yang telah diutarakan oleh Wilson 2006:663 sebelumnya. Kebutuhan ini
berkaitan erat dengan motif seseorang untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungannya. Lingkungan
memiliki andil besar dalam membentuk perilaku yang ditunjukkan oleh seorang individu. Manusia secara adaptif membentuk perilaku mereka berdasarkan
lingkungan informasinya information environments, demikian juga sebaliknya,
lingkungan informasi juga dibentuk oleh manusia. Sehingga tidak mengherankan jika alat yang digunakan dalam penemuan informasi masyarakat pun banyak
diadaptasi dari fluktuasi informasi yang terjadi dalam lingkungan. Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
konteks kebutuhan informasi terkait peran sosial social roles memiliki hubungan
erat dengan teori peran role theory.
Konteks kebutuhan informasi yang terakhir menurut Wilson 2006:663 adalah kebutuhan terkait dengan karakteristik personal
individual characteristics. Kebutuhan ini berkaitan erat dengan pemenuhan faktor-faktor
kognitif, afektif, serta kebutuhan untuk memperoleh hiburan escapist needs.
2.3 Karakteristik Kebutuhan Informasi