c. Situasi belajar: Lindgren mengemukakan bahwa situasi belajar
dapat mempengaruhi prestasi sekolah anak. A. Lingkungan rumah
Di sini termasuk bagaimana hubungan yang terjalin antara anak dengan orangtuanya ataupun dengan saudara-saudaranya. Bagaimana sikap,
perhatian, serta minat orangtua terhadap sekolah. Begitu juga bagaimana status sosial ekonomi orangtua.
B. Sikap masyarakat sekitar terhadap sekolah Apabila masyarakat di sekitar anak itu tidak menganggap bahwa sekolah
adalah merupakan suatu hal yang penting, maka hal ini akan mempengaruhi keinginan anak untuk menampilkan prestasi yang baik di
sekolah. Faktor-faktor tersebut di atas saling berkaitan dalam mempengaruhi
prestasi belajar. Oleh karena itu, sering kita jumpai anak-anak yang sebenarnya cerdas tetapi prestasi sekolahnya buruk. Dengan perkataan lain, anak-anak
tersebut tidak menampilkan prestasi sesuai dengan potensi yang dimiliki. Gunarsa, 2006. Karena memiliki konsep diri negatif atau memandang dirinya
tidak mampu. Memang berbagai faktor diperlukan guna mendukung tampilnya prestasi
yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh anak. Salah satu di antaranya adalah konsep diri dan penyesuaian diri siswa. Menurut Desmita 2009, konsep
diri merupakan salah satu variabel yang dapat memberikan efek positif dalam proses pendidikan. Selain itu, penyesuaian diri dapat meningkatkan pretasi belajar
Tallent, 1978. Oleh karena itu, Rendahnya prestasi belajar siswa di kelas banyak disebabkan oleh pandangan dan sikap negatif siswa terhadap diri sendiri serta
penyesuaian diri yang dimiliki siswa. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di atas, dapat
disimpulkan bahwa konsep diri dan penyesuaian diri mempunyai peranan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
2.1.2. Pengukuran prestasi belajar hasil belajar Dalam bukunya Nana Syaodih Sukmadinata 2007, yang berjudul
“landasan psikologi proses belajar” mengatakan bahwa alat untuk mengukur hasil belajar disebut dengan tes belajar atau tes prestasi belajar atau achievement test.
Kemudian Nana 2007, mengemukakan bahwa tes hasil belajar disusun oleh guru-guru untuk setiap mata pelajaran pada setiap semester atau caturwulan
minimal dapat disusun satu tes hasil belajar. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik
yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunkaan instrumen tes dan non tes.
Pelaksanaan pengukuran berlangsung selama proses belajar mengajar sampai pada akhir belajar.
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes ataupun non tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifuddin Anwar mengemukakan
tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali
informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap
performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan.
Dalam kegiatan pendidikan formal, tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Keberhasilan siswa setelah mengikuti kegiatan belajar di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dengan hasil tes mengenai sejumlah materi
pelajaran yang tercantum dalam kurikulum dan akan disampaikan dalam laporan pendidikan berupa raport.
Indikator prestasi belajar sampai saat ini masih menjadi masalah yang paling mendasar dalam sistem pendidikan perlu dievaluasi secara terus menerus
dalam waktu yang teratur. Dalam skripsi ini indikator disimpulkan dalam bentuk raport. Raport diberikan kepada siswa setiap akhir semester. Dalam raport
dijelaskan hasil nilai belajar siswa dari semua mata pelajaran yang telah diterima. Baik nilai harian maupun nilai ulangan-ulangan semesterTHB semua hasil belajar
tersebut tertuang dalam bentuk nilai dan tertulis di buku raport tersebut. Jadi raport harus dimiliki oleh setiap siswa.
Prestasi belajar meliputi segenap ranah kejiwaan yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa yang bersangkutan. Dan prestasi
belajar dapat dinilai dengan cara sebagai berikut:
1. Tes Formatif Dari arti kata form yang merupakan dasar dari istilah formatif. Tes formatif
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini tes
formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran. Tes ini adalah diberikan pada akhir setiap program. Dalam pengalaman sekolah,
tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian Suharsimi Arikunto, 2005.
2. Tes Sumatif Tes sumatif adalah tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian
sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman sekolah, tes sumatif dapat disamakan dengan ulangan umum yang
biasanya dilaksanakan pada tiap akhir caturwulan atau akhir semester Suharsimi Arikunto, 2005.
Menentukan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan pengungkapan hasil belajar. Ada beberpa alternatif norma pengukuran
tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, diantaranya yaitu:
a. Norma skala angka 1-10 b. Norma skala angka 1-100
Jika seorang siswa dapat menyelesaikan lebih separuh tugas atau mendapat lebih dari setengah instrumen evaluasi dengan benar, ia dianggap telah memenuhi
target minimal keberhasilan belajar Suharsimi Arikunto, 2002.
Banyak cara untuk menentukan prestasi belajar, diantaranya yaitu dengan evaluasi dari guru. Setelah siswa melakukan proses belajar secara rutin, maka
untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dilakukan oleh siswa tersebut berhasil atau tidak maka guru melakukan evaluasi dengan berbagai cara di antarnya:
1. Tes lisan 2. Tulisan
3. Pilihan ganda, dan 4. Esai
Prestasi belajar siswa yang digunakan di SMA Negeri 1 Tangsel diperoleh dari data primer berupa laporan hasil ujian semester Nilai Raport siswai SMAN
1 Tangsel pada semester genap tahun pelajaran 20102011 yang mencerminkan hasil belajar, kepribadian, prakarsa atau inisiatif, bertanya dan disiplin.
2.2. Self Concept Konsep Diri